Anda di halaman 1dari 18

Makalah

ANTIGEN DAN ANTIBODI


(Tugas Imunologi)

Oleh :

Aprilia Aryani 14334015


Ayunda Saputri 16334744
Ardian Surya Dewantara 14334010
Desi Gustiani 14334012
Prayogo Pangestu 14334013

Dosen : Dr.Dra. Melova Amir, M.Sc

JURUSAN FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Antigen
dan Antibodi ini. Makalah yang telah terselesaikan ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Imunologi.

Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalahkami lainnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Jakarta, 15 Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
1.4. Manfaat Penulisan ................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Imunitas Tubuh ................................................................................... 3
2.2. Sel T dan Sel B.................................................................................... 6
2.3 Antigen ................................................................................................ 8
2.4 Antibodi .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunologi adalah spesialisasi medis yang berkaitan dengan kekebalan dan
semua aspek dari kemampuan tubuh untuk melewan infeksi dan penyakit yang
disebabkan oleh patogen ( organisme penyebab penyakit yang biasanya adalah
mikroorganisme).
Imunitas atau kekebalan adalah sistem pada organisme yang bekerja
melindungi tubuh terhadap pengaruh antigen yang dapat bersifat patogen bagi
tubuh.
Sistem imun merupakan mekanisme pertahanan tubuh sebagai perlindungan dari
bahaya berbagai bahan dalam lingkungan yang dianggap asing bagi tubuh seperti bakteri,
virus, jamur, parasit dan protozoa (Abbas et al., 2015; Baratawidjaja & Rengganis, 2009;
Benjamini et al., 2000). Ketika daya tahan tubuh lemah maka agen infektif akan dengan
mudah menembus pertahanan tubuh dan menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, upaya
meningkatkan sistem imun menjadi penting untuk dilakukan, salah satunya adalah dengan
menggunakan imunomodulator khususnya yang bersifat imunostimulan. Imunomodulator
merupakan bahan atau agen yang dapat berinteraksi dengan sistem imun dan meyebabkan
peningkatan atau penurunan aspek spesifik respon imun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Antigen dan Antibodi?
2. Bagaimana mekanisme dari Antigen dan Antibodi?
3. Apa saja klasifikasinya?
4. Apa perannya dalam suatu penyakit?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori Imunologi yang didapat dari
perkuliahan.

1
2. Mahasiswa mendapat wawasan lebih mengenai Imunologi khususnya tentang
Antigen dan Antibodi.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Mahasiswa dapat memahami ilmu tentang Imunologi khususnya Antigen
dan Antibodi.
2. Mahasiswa dapat memenuhi tugas dalam mata kuliah Imunologi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Imunitas Tubuh

Resistensi dan pemulihan pada infeksi virus bergantung pada interaksi


antara virus dan inangnya. Pertahanan inang bekerja langsung pada virus atau
secara tidak langsung pada replikasi virus untuk merusak atau membunuh sel yang
terinfeksi. Fungsi pertahanan nonspesifik inang pada awal infeksi untuk
menghancurkan virus adalah mencegah atau mengendalikan infeksi, kemudian
adanya fungsi pertahanan spesifik dari inang termasuk pada infeksi virus bervariasi
bergantung pada virulensi virus, dosis infeksi, dan jalur masuknya infeksi (Mayer
2003). Sistem imun pada unggas bekerja secara umum seperti sistem imun pada
mamalia. Stimulasi antigenik menginduksi respons imun yang dilakukan sistem
seluler secara bersama-sama diperankan oleh makrofag, limfosit B, dan limfosit T.
Makrofag memproses antigen dan menyerahkannya kepada limfosit. Limfosit B,
yang berperan sebagai mediator imunitas humoral, yang mengalami transformasi
menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi. Limfosit T mengambil peran pada
imunitas seluler dan mengalami diferensiasi fungsi yang berbeda sebagai
subpopulasi (Sharma 1991).

Antigen eksogen masuk ke dalam tubuh melalui endosistosis atau


fagositosis. Antigen-presenting cell (APC) yaitu makrofag, sel denrit, dan limfosit
B merombak antigen eksogen menjadi fragmen peptida melalui jalan endositosis.
Limfosit T mengeluarkan subsetnya, yaitu CD4, untuk mengenal antigen bekerja
sama dengan Mayor Hystocompatablity Complex (MHC) kelas II dan dikatakan
sebagai MHC kelas II restriksi. Antigen endogen dihasilkan oleh tubuh inang.
Sebagai contoh adalah protein yang disintesis virus dan protein yang disintesis oleh
sel kanker. Antigen endogen dirombak menjadi fraksi peptida yang selanjutnya
berikatan dengan MHC kelas I pada retikulum endoplasma. Limfosit T
mengeluarkan subsetnya, yaitu CD8, mengenali antigen endogen untuk berikatan

3
dengan MHC kelas I, dan ini dikatakan sebagai MHC kelas I restriksi (Kuby 1999,
Tizard 2000). Limfosit adalah sel yang ada di dalam tubuh hewan yang mampu
mengenal dan menghancurkan bebagai determinan antigenik yang memiliki dua
sifat pada respons imun khusus, yaitu spesifitas dan memori. Limfosit memiliki
beberapa subset yang memiliki perbedaan fungsi dan jenis protein yang diproduksi,
namun morfologinya sulit dibedakan (Abbas et al. 2000). Limfosit berperan dalam
respons imun spesifik karena setiap individu limfosit dewasa memiliki sisi ikatan
khusus sebagai varian dari prototipe reseptor antigen. Reseptor antigen pada
limfosit B adalah bagian membran yang berikatan dengan antibodi yang
disekresikan setelah limfosit B yang mengalami diferensiasi menjadi sel fungsional,
yaitu sel plasma yang disebut juga sebagai membran imunoglobulin. Reseptor
antigen pada limfosit T bekerja mendeteksi bagian protein asing atau patogen asing
yang masuk sel inang (Janeway et al. 2001). Mekanisme kerja sistem imun
disajikan pada Gambar 2 (Cann 1977).

4
Sel limfosit B berasal dari sumsum tulang belakang dan mengalami
pendewasaan pada jaringan ekivalen bursa. Jumlah sel limfosit B dalam keadaan
normal berkisar antara 10 dan 15%. Setiap limfosit B memiliki 105 B cell receptor
(BCR), dan setiap BCR memiliki dua tempat pengikatan yang identik. Antigen
yang umum bagi sel B adalah protein yang memiliki struktur tiga dimensi. BCR
dan antibodi mengikat antigen dalam bentuk aslinya. Hal ini 9 membedakan antara
sel B dan sel T, yang mengikat antigen yang sudah terproses dalam sel (Kresno
2004). Jajaran ketiga sel limfoid adalah natural killer cells (sel NK) yang tidak
memiliki reseptor antigen spesifik dan merupakan bagian dari sistem imun
nonspesifik. Sel ini beredar dalam darah sebagai limfosit besar yang khusus
memiliki granula spesifik yang memiliki kemampuan mengenal dan membunuh sel

5
abnormal, seperti sel tumor dan sel yang terinfeksi oleh virus. Sel NK berperan
penting dalam imunitas nonspesifik pada patogen intraseluler (Janeway et al. 2001).

Antibodi diproduksi oleh sistem imun spesifik primer pada pemulihan pada
infeksi virus dan pertahanan pada serangan infeksi virus. Sel T lebih berperan pada
pemulihan infeksi virus. Sitotoksik sel T (CTLs) atau CD8 berperan pada respons
imun terhadap antigen virus pada sel yang diinfeksi dengan cara membunuh sel
yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran infeksi virus. Sel T helper (CD4)
adalah subset sel T yang berperan membantu sel B untuk memproduksi antibodi.
Limfokin disekresikan oleh sel T untuk mempengaruhi dan mengaktivasi makrofag
dan sel NK sehingga meningkat secara nyata pada penyerangan virus (Mayer 2003).
Patogen yang mampu dijangkau oleh antibodi adalah hanya antigen yang berada
pada peredaran darah dan di luar sel, padahal beberapa bakteri patogen, parasit, dan
virus perkembangan replikasinya berada di dalam sel sehingga tidak dapat dideteksi
oleh antibodi. Penghancuran patogen ini membutuhkan peran limfosit T sebagai
imunitas yang diperantarai oleh sel. Limfosit T mengenal sel yang terinfeksi virus,
virus yang menginfeksi sel bereplikasi di dalam sel dengan memanfaatkan sistem
biosintesis sel inang. Derivat antigen dari replikasi virus dikenal oleh limfosit T
sitotoksik. Sel tersebut mampu mengontrol sel yang terinfeksi sebelum replikasi
virus dilangsungkan secara lengkap. Sel T sitotoksik merupakan ekspresi dari
molekul CD8 pada permukaannya (Janeway et al. 2001).

2.2 SEL T dan SEL B


A. Sel T

Sel T adalah sel di dalam salah satu grup sel darah putih yang diketahui
sebagai limfosit dan memainkan peran utama pada kekebalan selular. Sel T mampu
membedakan jenis patogen dengan kemampuan berevolusi sepanjang waktu demi
peningkatan kekebalan setiap kali tubuh terpapar patogen. Hal ini dimungkinkan
karena sejumlah sel T teraktivasi menjadi sel T memori dengan kemampuan untuk
berkembangbiak dengan cepat untuk melawan infeksi yang mungkin terulang

6
kembali. Kemampuan sel T untuk mengingat infeksi tertentu dan sistematika
perlawanannya, dieksploitasi sepanjang proses vaksinasi, yang dipelajari pada
sistem kekebalan tiruan.

Respon yang dilakukan oleh sel T adalah interaksi yang terjadi antara reseptor
sel T (bahasa Inggris: T cell receptor, TCR) dan peptida MHC pada permukaan sel
sehingga menimbulkan antarmuka antara sel T dan sel target yang diikat lebih lanjut
oleh molekul co-receptor dan co-binding. Ikatan polivalen yang terjadi
memungkinkan pengiriman sinyal antar kedua sel.[2] Sebuah fragmen peptida kecil
yang melambangkan seluruh isi selular, dikirimkan oleh sel target ke antarmuka
sebagai MHC untuk dipindai oleh TCR yang mencari sinyal asing dengan lintasan
pengenalan antigen. Aktivasi sel T memberikan respon kekebalan yang berlainan
seperti produksi antibodi, aktivasi sel fagosit atau penghancuran sel target dalam
seketika. Dengan demikian respon kekebalan tiruan terhadap berbagai macam
penyakit diterapkan.

Sel T memiliki prekursor berupa sel punca hematopoietik yang bermigrasi


dari sumsum tulang menuju kelenjar timus, tempat sel punca tersebut mengalami
rekombinasi VDJ pada rantai-beta pencerapnya, guna membentuk protein TCR
yang disebut pre-TCR, pencerap spesial pada permukaan sel yang disebut pencerap
sel T (bahasa Inggris: T cell receptor, TCR). "T" pada kata sel T adalah singkatan
dari kata timus yang merupakan organ penting tempat sel T tumbuh dan menjadi
matang. Beberapa jenis sel T telah ditemukan dan diketahui mempunyai fungsi
yang berbeda-beda.

7
B. Sel B

Sel B adalah limfosit yang memainkan peran penting pada respon imun
humoral yang berbalik pada imunitas selular yang diperintah oleh sel T. Fungsi
utama sel B adalah untuk membuat antibodi melawan antigen. Sel B adalah
komponen sistem kekebalan tiruan.

Pencerap antigen pada sel B, biasa disebut pencerap sel B, merupakan


imunoglobulin. Pada saat sel B teraktivasi oleh antigen, sel B terdiferensiasi
menjadi sel plasma yang memproduksi molekul antibodi dari antigen yang terikat
pada pencerapnya.

2.3 ANTIGEN

Antigen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan protein yang
berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa berupa
olisakarida atau polipeptida, yang tergolong makromolekul dengan BM > 10.000
yang dapat merangsang respon imun dan dapat bereaksi dengan antibodi.

Antigen merupakan bahan asing yang dikenal dan merupakan target yang
akan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan

8
seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak
bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan
sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi.

Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul
lainnya, termasuk molekul kecil (hapten) dipasangkan ke protein-pembawa. Sistem
kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi
bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan
flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan
pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. Dalam faktanya kekuatan
antibody seseorang tersebut dalam melawan antigen yang terdapat dalam tubuh
seseorang.

9
2.3.1 Jenis – jenis Antigen

Ada beberapa jenis antigen, yaitu jenis antigen berdasarkan determinannya,


jenis antigen berdasarkan spesifiktasnya, jenis antigen berdasarkan ketergantungan
pada sel T, dan jenis antigen menurut berdasarkan kandungan bahan kimianya.

2.3.2 Jenis antigen berdasarkan determinannya, yaitu:


 Unideterminan univalen merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya satu,
 Unideterminan multivalen merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya lebih
dari satu,
 Multideterminan univalen merupakan jenis epitop lebih dari satu dan
jumlanya satu,
 Multideterminan multivalen merupakan jenis epitop lebih dari satu dan
jumlanya lebih dari satu.

2.3.3 Jenis antigen berdasarkan spesifiktasnya, yaitu:


 Heteroantigen yaitu antigen yang dimiliki oleh banyak spesies,
 Xenoantigen yaitu antigen yang dimiliki oleh spesies tertentu,
 Alloantigen yaitu antigen yang dimiliki oleh satu spesies,
 Antigen organ spesifik yaitu antigen yang dimiliki oleh organ tertentu,
 Autoantigen yaitu antigen yang berasal dari tubuhnya sendiri.

2.3.4 Jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T, yaitu:


 T dependen adalah antigen yang perlu pengenalan terhadap sell T dan sel B
untuk merangsang antibodi,
 T independen adalah antigen yang dapat merangsang sel B tanpa perlu
mengenal sel T terlebih dahulu.

2.3.5 Jenis antigen menurut berdasarkan kandungan bahan kimianya, yaitu:


 Karbohidrat adalah antigen yang imunogenik
 Lipid adalah antigen yang tidak imunogenik namun hapten

10
 Asam nukleat adalah antigen yang tidak imunogenik
 Protein adalah antigen yang imunogenik

2.4 ANTIBODI

Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar
tubuh vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus.
Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi
memiliki dua rantai berat besar dan dua [rantai ringan]. Antibodi diproduksi oleh
tipe sel darah yang disebut sel B. Terdapat beberapa tipe yang berbeda dari rantai
berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan kedalam
isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat mereka masuki. Lima
isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia, yang
memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun yang
tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui.

Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen


spesifik yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama;
digolongkan menurut cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin,
opsonin, atau presipitin. Antibodi disintesis oleh limfosit B yang telah diaktifkan

11
dengan pengikatan antigen pada reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya
disingkat penulisaanya menjadi Ab.

Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang disebut


sebagai immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya mempunyai
dua tempat pengikatan antigen yang identik dan spesifik untuk epitop (determinan
antigenik) yang menyebabkan produksi antibody tersebut. Masing-masing molekul
antibody terriri atas empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain)
yang identik dan dan dua rantai ringan (light chain) yang identik, yang
dihubungkan oleh jembatan disulfida untuk membentuk suatu molekul berbentuk
Y. Pada kedua ujung molekul berbentuk Y itu terdapat daerah variabel (V) rantai
berat dan ringan. Disebut demikian karena urutan asam amino pada bagian ini
sangat bervariasi dari satu antibodi ke antibodi yang lain. Daerah V rantai berat dan
daerah V rantai ringan secara bersama-sama membentuk suatu kontur unik tempat
pengikatan antigen milik antibodi. Interaksi antara tempat pengikatan antigen
dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim dan substratnya: ikatan nonkovalen
berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia pada masing-masing molekul.

2.4.1 Macam Antibodi

a. Imunoglobulin G

Merupakan antibodi yang paling berlimpah dalam sirkulasi. Terbanyak


dalam serum (75%). Antibodi ini dengan mudah melewati dinding pembuluh darah
dan memasuki cairan jaringan. IgG juga menembus plasenta dan memberikan
kekebalan pasif bagi ibu ke janin. Ig G melindungi tubuh dari bakteri, virus, dan
toksin yang beredar dalam darah dan limfa, dan memicu kerja sistem komplemen.
Mempunyai sifat opsonin berhubungan erat dengan fagosit, monosit dan makrofag.
Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler berinteraksi
dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.

12
b. Imunoglobulin A

IgA dihasilkan paling banyak dalam bentuk dua monomer Y (suatu dimer)
oleh sel-sel yang terdapat berlimpah pada membran mukosa. Jumlah dalam serum
sedikit. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna, kemih, air mata, keringat,
ludah dan air susu. Fungsi utama IgA adalah untuk mencegah pertautan virus dan
bakteri ke permukaan epitelium. Fungsinya menetralkan toksin dan virus,
mencegah kontak antara toksin/ virus dengan sel sasaran dan mengumpalkan/
mengganggu gerak kuman yang memudahkan fagositosis.

c. Imunoglobulin M

Immunoglobin M ialah antibodi yang disintesis pertama kali dalam stimulus


antigen. Konsentasinya dalam darah menurun secara cepat. Hal ini diagnostik
bermanfaat karena kehadiran IgM umumnya mengindikasikan adanya infeksi baru
oleh patogen yang menyebabkan pembentukannya. Sintesis imunoglobin M
dilakukan oleh fetus waktu intrauterin. Oleh karena tidak dapat melawan plasenta,
maka IgM pada bayi yang baru lahir menunjukkan tanda-tanda infeksi intrauterin.
Fungsinya mencegah gerakan mikroorganisme antigen, memudahkan fagositosis
dan Aglutinosis kuat terhadap antigen.

d. Imunoglobulin E

Antibodi IgE berukuran sedikit besar dibandingakan dengan molekul IgG


dan hanya mewakili sebagian kecil dari total antibodi dalam darah. Ig E

13
disekresikan oleh sel plasma di kulit, mukosa, serta tonsil. Jika bagian ujung IgE
terpicu oleh antigen, akan menyebabkan sel melepaskan histamin yang
menyebabkan peradangan dan reaksi alergi. Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil
dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing, skistosomiasis,
trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing.

e. Imunoglobulin D

Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Antibodi IgD tidak mengaktifkan sistem


komplemen dan tidak menembus plasenta. IgD terutama ditemukan pada
permukaan sel B, yang kemungkinan berfungsi sebagai suatu reseptor antigen yang
diperlukan untuk memulai diferensiasi sel-sel B menjadi sel plasma dan sel B
memori. Tidak dapat mengikat komplemen. Mempunyai aktifitas antibodi
terhadap makanan dan autoantigen.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/54998/5/BAB%20II%20TINJAUA
N%20PUSTAKA.pdf

file:///C:/Users/Ifan%20Abimanyu/Downloads/S1-2015-316071-introduction.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai