Spesifikasi Teknis Krueng Mane PDF
Spesifikasi Teknis Krueng Mane PDF
SPESIFIKASI UMUM
BAB I
DATA PROYEK
Pasal 1 : Nama pekerjaan dari proyek ditentukan oleh Owner seperti berikut ini
:
Pembangunan Lapangan Bola Kaki Krueng Mane (Lanjutan)
Pasal 2 : Tempat dan lokasi pekerjaan ditentukan oleh Owner seperti berikut ini
:
Kabupaten Aceh Utara
BAB II
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
9. Konsultan Supervisi berhak mengajukan kepada Owner untuk
pengantian tenaga ahli Kontraktor Pelaksana yang berada dilokasi
pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan
dan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
penuh atas segala kelalaian dan kesalahan-kesalahan yang dibuat
oleh Sub Kontraktor, sehingga kesalahan dan kelalaian tersebut
merupakan kesalahan dan kelalaian Kontraktor Pelaksana sendiri.
6. Sub Kontraktor adalah pihak-pihak yang mempunyai Kontrak Kerja
langsung dengan Kontraktor Pelaksana, yaitu dalam menyediakan
dan mengerjakan bagian-bagian pekerjaan khusus sesuai dengan
keahliannya.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
satu set Spesifikasi Teknis dan satu set Bill of Quantity dilokasi
pekerjaan pada setiap kantor lapangan.
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
pelaksanaan pekerjaan dilapangan sebelum serah terima tahap
pertama dilakukan.
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
4. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan rencana waktu
penyelesaian pekerjaan mingguan pada tahap pelaksanaan
pekerjaan kepada Konsultan Supervisi.
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
10. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan
pekerjaan yang disebabkan oleh hal-hal selain seperti yang
disebutkan dalam point 6, point 7 dan point 8 tidak boleh
diperhitungkan untuk penambahan waktu pelaksanaan kecuali
ditentukan lain dalam Kontrak Kerja dengan persetujuan Konsultan
Supervisi dan Owner.
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
6. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan
(request pekerjaan) untuk pekerjaan yang akan dikerjakan.
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
Pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus memberikan
jaminan agar supaya Owner dan para wakilnya mempunyai
wewenang untuk memasuki bengkel kerja dan tempat-tempat lain
kepunyaan Sub Pelaksana pekerjaan.
1. Jika tidak ditentukan lain dalam Kontrak Kerja maka Hasil Pekerjaan
Kontraktor Pelaksana di bayar berdasarkan metode Progress
Payment. Artinya Tagihan Kontraktor Pelaksana dibayar
berdasarkan Progress Realisasi Pekerjaan yang telah diselesaikan
dilapangan.
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
3. Konsultan Manajemen Konstruksi dapat menunda atau
membatalkan Progress Payment Kontraktor Pelaksana jika
berdasarkan pengamatan sendiri atau laporan/rekomendasi
Konsultan Supervisi tentang adanya pekerjaan-pekerjaan yang
tidak sesuai Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity.
Jika tidak ditentukan lain dalam Kontrak Kerja maka Pekerjaan yang
dinyatakan telah selesai 100% harus memenuhi beberapa persyaratan
berikut ini :
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
d. Menyerahkan Laporan Bulanan terakhir pekerjaan konstruksi;
e. Menyerahkan Dokumentasi Pekerjaan Konstruksi dalam kondisi
0%, 50% dan 100%.
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
5. Semua kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan yang ada dalam
Daftar Pekerjaan Cacat menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana memperbaikinya dengan biaya sendiri.
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
a. Instalasi Listrik;
b. Instalasi Air Bersih dan Air Kotor;
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
Pasal 22 : Penyelesaian Dan Serah Terima Pekerjaan
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
selesainya pekerjaan dan perbaikan yang berarti Serah Terima
Kedua ( FHO ) kedua dari pihak Kontraktor Pelaksana kepada
Owner.
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
2. Tugas dan kegiatan Konsultan Supervisi adalah seperti yang
disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana
Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002
Tentang Penyedia Jasa Pengawas Konstruksi atau menurut
perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam
Kontrak Kerja konsultan Supervisi.
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan
dan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
6. Perintah untuk menyingkirkan material/bahan bangunan yang
tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan bill
of Quantity kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
10. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan
Supervisi, jika terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi
Teknis dan Bill of Quantity maka urutan acuan yang harus
dipegang ditentukan seperti berikut :
1. Kontrak Kerja;
2. Bill of Quantity;
3. Gambar Bestek serta Gambar Revisi; dan
4. Spesifikasi Teknis.
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
1. Spesifikasi Teknis ini adalah ketentuan yang mengikat bagi
Kontraktor Pelaksana dan merupakan bagian dari Kontrak Kerja
yang harus dipatuhi dan dilaksanakan.
BAB III
PEKERJAAN MOBILISASI & DEMOBILISASI
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
Pasal 1 : Uraian Mobilisasi
Pasal 3 : Demobilisasi
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
serta pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti
semula sebelum pekerjaan dimulai.
BAB IV
PEKERJAAN PERSIAPAN
3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan
kualitas terbaik sehingga sanggup bertahan minimal sampai
selesainya pengerjaan proyek. Latar papan nama dapat berupa
papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal
minimal 12 mm. Penggunaan bahan dan material lain harus
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri harus membuat kantor
konsultan Supervisi (Direksi Keet) untuk keperluan operasional
supervisi.
11. Atap Direksi Keet dari bahan seng BJLS 0,20 mm.
12. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah
disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.
13. Direksi Keet harus dilengkapi minimal dengan :
a. Meja Kerja : 3 Buah
28
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
b. Kursi Kerja : 6 buah
c. Papan Tulis : 1 Buah
d. Rak Arsip : 1 Buah
e. Meja Rapat : 1 Buah
f. Kursi Rapat : 6 Buah
g. Air Minum
14. Posisi dan letak Direksi Keet ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Direksi Keet tidak
boleh berada terlalu dekat dengan posisi bangunan yang sedang
dikerjakan.
29
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm
minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.
10. Atap Kantor Lapangan dari bahan seng BJLS 0,20 mm.
11. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah
disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.
30
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
3. Kamar Mandi dan WC mempunyai ukuran minimal 12 m2.
8. Atap Kamar Mandi dan WC dari bahan seng BJLS 0,20 mm.
31
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
10. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah
disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.
32
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
10. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah
disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.
11. Posisi dan letak Barak Pekerja ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi.
34
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
7. Bengkel Kerja tidak boleh ditempatkan dalam lokasi pekerjaan
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
7. Atap Mushalla dan Tempat Whuduk dari bahan seng BJLS 0,20 mm.
10. Posisi dan letak Mushalla dan Tempat Whuduk ditentukan bersama
antara Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak
35
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
Kantor Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan
posisi bangunan yang sedang dikerjakan.
36
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
BAB V
PEKERJAAN AWAL
37
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
38
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
Manajemen Konstruksi dan diketahui Konsultan Supervisi serta
Owner.
39
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
3. Pekerjaan Setting Out tidak boleh dilakukan secara manual tetapi
harus menggunakan alat ukur seperti Theodolit dan Waterpas.
5. Hasil pekerjaan Seetting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out
bangunan yang ada dalam Gambar Bestek kecuali dengan alasan-
alasan kondisi lahan existing yang berubah dan alasan-alasan
teknis yang disetujui oleh Konsultan Perencana atau Konsultan
Supervisi.
40
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
3. Pagar Pelindung lokasi pekerjaan harus segera dibuat setelah hasil
pekerjaan Setting Out disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan
Perencana dan Owner.
41
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
2. Kontraktor Pelaksana juga harus mengembalikan bagian-bagian
dari tempat kerja yang tidak diperuntukan dalam Dokumen
Kontrak kr kondisi semula.
BAB VI
ISU–ISU LINGKUNGAN
Pasal 1 : Sanitasi
42
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
43
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
BAB VII
PEKERJAAN QUALITY KONTROL
44
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
- Pemeriksaan Kualitas Aggregat Halus & Kasar
- Pemeriksaan Kualitas Batu Pecah / Split
- Pemeriksaan Kuat Tarik Baja Tulangan Semua Diameter
- Pemeriksaan Kualitas Air
- Pemeriksaan Standar Lainnya Sesuai Peraturan Beton
Indonesia (PBI) atau Peraturan Beton Lain Yang Berlaku Di
Indonesia
45
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
2.5 Pemeriksaan Dan Pengujian Kuat Tarik Material Kayu Kelas I
Dan Kayu Kelas II
2.6 Pemeriksaan Dan Pengujian Material Serta Hasil Pekerjaan
Electrikal
46
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
tanggungan dan dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana
walaupun tidak disebutkan dalam Bill of Quantity.
2. Biaya Penginapan, Transportasi dan Kosumsi Konsultan Supervisi,
Konsultan Perencana dan Owner yang turut hadir dalam Pekerjaan
Quality Kontrol menjadi tanggungan dan dibebankan kepada
Kontraktor Pelaksana.
BAB VIII
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 1 : Semua hal yang tidak ditentukan dalam Spesifikasi Teknis akan
ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana bersama Konsultan
Manajemen Konstruksi dalam masa pelaksanaan konstruksi dengan
persetujuan Owner dan menjadi suatu ketentuan yang mengikat serta
harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Hal-hal yang
ditentukan kemudian tersebut harus tetap didasarkan pada Kontrak
Kerja.
Pasal 2 : Jika ada item-item pekerjaan dimana tidak ada penjelasan dalam
Gambar Bestek, Bill of Quantity dan Spesifikasi Teknis maka
penjelasan teknis terhadap item pekerjaan tersebut adalah
berdasarkan keputusan Konsultan Manajemen Konstruksi dengan
persetujuan Konsultan Perencana dan Owner.
Pasal 3 : Item – Item pekerjaan pada bangunan yang berbeda tetapi item
pekerjaannya sama dan konstruksinya sama dan tidak lagi dijelaskan
khusus dalam Spesifikasi Teknis tersendiri maka Spesifikasi Teknis
yang berlaku pada item pekerjaan tersebut adalah Spesifikasi Teknis
pada bangunan yang sama dengannya dimana penjelasan secara
khususnya diberikan oleh Konsultan Supervisi.
47
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
semua Bangunan Lain yang disebutkan dalam Bill of Quantity, Gambar
Bestek dan Kontrak Kerja Proyek ini.
Pasal 6 : Jika tidak ditentukan lain dalam Kontrak Kerja Penggantian Material
dan Komponen Bangunan dari yang telah disyaratkan dalam Bill of
Quantity, Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis harus melalui
Perhitungkan Pengurangan Biaya Pelaksanaan ( Kontrak Addendum ).
Pasal 7 : Maksud dan tujuan setiap aturan dalam Spesifikasi Teknis adalah
menurut penjelasan Konsultan Supervisi, Konsultan Manajemen
Konstruksi dengan persetujuan Konsultan Perencana dan Owner.
Pasal 8 : Aturan Tambahan ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
Spesifikasi Teknis secara keseluruhan, berlaku dan mengikat untuk
semua Spesifikasi Teknis yang ada dalam Proyek ini.
SPESIFIKASI TEKNIK
BAB I
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
48
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
49
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
1. Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan bawah lantai
bangunan, pasir alas pondasi dan alas pekerjaan lantai kerja beton
Pondasi Tapak.
4. Pasir urug harus berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut.
1. Pekerjaan Galian harus dimulai dari elevasi paling atas atau elevasi
akhir dari timbunan tanah yang telah disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
50
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
5. Kesalahan pengalian sehingga kedalaman galian melebihi dari
kedalaman yang diperlukan, maka kelebihi kedalaman tersebut
harus diurug kembali dengan biaya sendiri dari Kontraktor
Pelaksana.
51
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
2. Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi
atau material lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi.
3. Jika untuk urugan pondasi dipakai tanah lain dan bukan tanah hasil
galian pondasi maka tanah tersebut harus melalui proses
pemeriksaan di Laboratorium Tanah sebelum dipakai sebagai
material urugan pondasi dan hal ini harus diketahui serta disetujui
oleh Konsultan Supervisi. Semua biaya yang dikeluarkan untuk
pengadaan material tanah dan proses pemeriksaan di
Laboratorium Tanah dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.
BAB II
PEKERJAAN PONDASI
52
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah apsir yang dipakai untuk keperluan
Pasangan Batu Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik,
dan Plasteran Dinding.
6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan
bukan Pasir yang berasal dari laut.
53
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
10. Pasangan Pondasi dilakukan lapis demi lapis, Antara batu dengan
batu harus diberi spesi (antara batu dengan batu tidak boleh
bersentuhan langsung tanpa spesi), dan rongga-rongga diisi
dengan batu yang sesuai dengan besarnya serta spesi secukupnya.
11. Permukaan bagian atas Pondasi Batu Kali/Batu Gunung harus rata
(Water Pass), diberi spesi dan dikasarkan (digaris-garis silang). Pada
tempat-tempat yang akan dipasang kolom praktis harus diberi
stick besi beton.
8. Lantai kerja dibuat dari beton dengan mutu K-125 atau sesuai
Gambar Bestek.
54
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
7. Tidak boleh ada perbedaan elevasi lantai kerja mutu K-125 untuk
dudukan tapak pondasi yang melebihi 1 cm.
BAB III
PEKERJAAN BETON
55
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
7. Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang
dapat merusak beton.
56
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
7. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak
beton.
57
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
10. Batu pecah hanya dan harus dipakai pada campuran beton
struktural atau beton dengan mutu K-250 sampai mutu K-300.
58
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
Pasal 5 : Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak
berasa.
3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang
didatangkan dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat
persetujuan Konsultan Supervisi sebelum digunakan.
59
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
4. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive
yang dapat dibuktikan secara teknis sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
60
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
10. Baja tulangan harus mempunyai tanda standard SII dengan ukuran
sesuai dengan dokumen lelang.
15. Semua baja tulangan yang didesain sebagai tulangan praktis dan
tidak termasuk pada gambar rencana tetapi diperlukan/dibutuhkan
untuk memlengkapi pekerjaan harus diadakan pelaksanaannya.
16. Pemasangan dan pengikatan dari baja yang tertanam dalam beton
dilakukan pada keadaan normal, tidak diselesaikan pada saat
pengecoran berlangsung. Pada tulangan harus ditempatkan pada
posisinya seakurat mungkin sesuai dengan Gambar Rencana dan
diikat kuat agar tidak bergeser saat pengecoran.
61
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
18. Semua baja pada pekerjaan ini permukaannya harus bersih dari
larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat memberi
akibat pengurangan lekatan antara beton dan baja.
20. Jarak antara dua buah sambungan spilce harus dibuat sejauh
mungkin, dengan jarak minimum sejauh 40 kali diameter baja
tulangan yang disambungkan.
62
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
25. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat
dengan catatan
a. Harus ada persetujuan dari Direksi.
b. Jumah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
(dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).
c. Penggantian tersebut tidak boeh mengakibatkan keruwetan
pembesian ditempat tersebut atau di daerah overlapping yang
dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar
63
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
Balok > ØD 16
: 50 mm
Kolom > ØD 16
: 50 mm
64
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
5. Material Pasir dan Batu Pecah yang dipakai untuk Job Mix Disain
haruslah material yang akan dipakai nantinya pada pelaksanaan
dilapangan dan material tersebut tersedia dalam jumlah yang
cukup dilokasi pekerjaan sampai volume pekerjaan beton selesai
dikerjakan.
6. Pengantian material dengan material selain material dalam Laporan
Job Mix Disain pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton tidak
dibenarkan.
65
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
10. Semua aturan yang disyaratkan dalam Job Mix Disain dan telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi harus diikuti dan dilaksanakan
oleh Kontraktor Pelaksana.
2. Job Mix Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain
terutama dari segi komposisi material beton.
66
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
5. Tulangan balok dan kolom yang telah selesai dirakit jika tidak
langsung dipasang harus diletakan ditempat yang terlindungi dari
hujan dan tidak boleh besentuhan langsung dengan tanah.
6. Untuk tulangan plat lantai dan plat dack dirakit langsung diatas
bekisting yang telebih dahulu telah selesai dikerjakan.
7. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik
oleh sengkang dengan alat ikat kawat beton.
8. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang
lain dengan alat ikat kawat beton.
67
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
9. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan lebih dari
3 hari dalam bekisting.
68
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
7. Sambungan-sambungan pada kondisi pembeban tarik dan lentur
pada komponen balok, plat lantai dan plat dack ujung-ujung
sambungan harus dibuat kait (hook) kecuali ditentukan lain dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.
a. Support
b. Beton Dacking
69
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
tulangan balok dan kolom harus diberi penyangga dari beton
atau Beton Tahu sehingga mempunyai jarak yang tetap dengan
bekisting.
5. Untuk Komponen plat lantai dan plat dack ukuran beton tahu
adalah 2 x 4 x 5 cm dan dipasang minimal 5 buah setiap 1 m2
plat lantai, plat dack dan plat pondasi.
70
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
5. Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
8. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan
campuran beton tidak bocor atau berubah bentuknya.
11. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28
hari terhitung sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi karena alasan penggunaan zat additive yang
dapat mempercepat proses pengerasan beton atau alasan-alasan
teknis yang dapat dipertanggung jawabkan .
71
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
72
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
pengadukan manual kecuali untuk beton-beton dengan mutu
dibawah K-125 atau nonstruktural.
10. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan tidak
boleh dibiarkan lebih dari 10 menit berada dalam wadah kereta
sorong atau bak tampungan beton. Penggunaan zat additive
seperti Super Plasticizer juga tidak membolehkan beton segar
terlalu lama dalam wadah tampungan kecuali disetujui oleh
Konsultan Supervisi.
12. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5
meter.
13. Penuangan beton dalam balok, plat lantai, plat atap, dan kolom
tidak boleh menciptakam sangkar kerikil atau penumpukan kerikil
pada posisi tententu pada saat bekisting dibuka.
73
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
khusu untuk sambungan (joint) seperti Produk SIKA dengan
persetujuan Konsultan Supervisi.
74
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
2. Walaupun ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi bekisting beton
tetap tidak boleh dibuka dan dibebani sebelum berumur minimal
21 hari.
a. Slump Test
1. Pemeriksaan kekentalan beton (kosistensi) harus dilakukan setiap
beton dituangkan dari Concrete Mixer atau minimal setiap 3 m3
pekerjaan beton pada setiap mutu beton.
75
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
b. Benda Uji Beton
1. Kontraktor Pelaksana harus mengambil benda uji beton dalam
bentuk kubus dan slinder standar. Ukuran kubus adalah 20x 20x20
cm dan ukuran silinder tinggi 30 cm dan diameter 15 cm.
2. Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap
mutu beton yang berbeda atau minimal satu benda uji setiap 3 m3
beton dalam satu kali pengecoran.
4. Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air
sampai berumur 28 hari.
5. Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda
uji ,dan tanggal pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang
dan luntur.
76
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
4. Pemeriksaan kuat tekan beton dilakukan di Laboratorium Beton
dengan minimal 20 benda uji kubus atau silinder untuk setiap mutu
beton.
7. Mutu Beton hasil pemeriksaan kuat tekan benda uji kubus yang
kurang dari 95% dari Mutu Beton Rencana dianggap gagal dan
beton yang telah selesai dikerjakan dilapangan harus dibongkar
kecuali diputuskan lain oleh Konsultan Perencana dengan
disertakan Rekomendasi Ahli beton.
10. Pemeriksaan kuat tekan beton selain dengan uji tekan pada
laboratorium beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
77
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
1. Jika pemeriksaan Kuat Tekan Beton dengan cara Uji Tekan Kubus
Beton hasilnya meragukan dan tidak disetujui oleh Konsultan
Perencana, Konsultan Supervisi atau Owner, maka cara
pemeriksaan mutu beton dengan uji langsung pada konstruksi
beton harus dilakukan.
6. Data Kuat Tekan yang diperoleh dari hasil uji langsung kuat tekan
pada konstruksi beton harus dikalkulasi kembali oleh Kontarktor
Pelaksana untk memperoleh Kuat Tekan karakteristik Beton (mutu
beton).
78
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
1. Instalasi air bersih, instalasi air kotor, dan instalsi listrik sebaiknya
tidak ditanam atau diletakan dalam konstruksi beton kecuali
ditentukan lain dalam Gambar Bestek atau oleh Konsultan
Supervisi.
79
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
2. Jika penyambungan terpasak dilakukan permukaan beton lama
harus dibersihkan dan dikasarkan sebelum disambung dengan
beton baru.
5. Bentuk akhir dari konstruksi beton lama (plat lantai dan balok)
harus dibuat sedemikian rupa sehingga ketika disambung beton
baru akan menumpu pada beton lama.
80
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
7. Konstruksi acuan harus cukup kuat untuk menahan beban mati dan
beban hidup yang bekerja, tekanan beton dalam keadaan basah
dan getaran-getaran, tanpa mengalami distorsi. Perancah harus
direncanakan dan dibuat dari material padat seperti kayu
terentang, baja atau beton cetak yang bermutu baik dan tidak
mudah lapuk yang ditopang dan diberi pengaku dan ikatan
secukupnya agar posisi dan bentuknya tidak mengolami
perubahan baik sebelum maupun setelah pengecoran. Spesiflkasi
kayu acuan harus sesuai dengan Standar Konstruksi Bangunan
Indonesia (SKBI) 1.4.53.1989-UDC: 693.5.
81
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
8. Pemakaian bahan bambu tidak diperbolehkan. Perancah harus
dibuat diatas pondasi yang kuat dan kokoh sehingga terhindar dari
bahaya penggerusan dan penurunan.
13. Adukan beton tersebut sudah harus terpakai dalam waktu 1 jam
setelah pengadukan dengan air dimulai.
82
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
14. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik, jangka waktu tersebut
bisa diperpanjang satu jam. Adukan beton tersebut harus dcorkan
sedekat-dekatnya ke tujuan secara kontinyu sampai mencapai
syarat-syart pelaksanaan yang disetujui Direksi Teknik.
18. Pengacoran harus diakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa
sehingga bisa menghasikan bentuk permukaan, ketinggian yang
dibutuhkan sesuai dengan Gambar Rencana kerja.
83
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
bidang yang kasar. Permukaan beton tersebut kemudian diberi
bahan bonding agent seperti EMAGG atau yang setara dan yang
dapat menjamin kontinuitas adukan Beton lama dengan beton
baru.
22. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus,
tidak tampak bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-
bagian yang membekas pada permukaannya. Ujung-ujung atau
sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
84
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
BAB IV
PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN
3. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik
batu bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur
ketika diangkut dan diturunkan pada lokasi pekerjaan.
85
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus
dan tidak lagi memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak
digunakan.
6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan
bukan Pasir yang berasal dari laut.
86
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
4. Keramik dinding dipasang langsung pada permukaan dinding batu
bata dengan memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal
1,5 cm.
6. Warna dan Motif Keramik dinding dapat diganti dan diubah pada
masa pelaksanaan konstruksi oleh Konsultan Perencana dan
Owner.
10. Untuk pemasangan Keramik pada bak air bersih sudut-sudut harus
ditumpulkan dengan memakai potongan-potongan Keramik yang
dibentuk sedemikian rupa hingga membentuk sudut 30 – 45
derajat.
87
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak,
motif, ukuran dan Brosur Keramik untuk minimal dua merk yang
berbeda kepada Konsultan Supervisi untuk disetujui.
6. Warna dan Motif Plint Keramik dapat diganti dan diubah pada
masa pelaksanaan konstruksi oleh Konsultan Perencana dan
Owner.
7. Permukaan Plint Keramik untuk semua lokasi pemasangan adalah
motif ukiran sesuai Gambar Bestek atau sesuai dengan dua motif
yang dipilih oleh Konsultan Supervisi.
88
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
1. Pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc : 2 Ps dikerjakan hanya
pada dinding-dinding Septictank, Bak Tampungan Air bawah
Tanah dan Bak Tampungan Limbah Kimia atau sesuai Gambar
Bestek.
5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling
bersilangan dan tidak satu garis sambungan.
89
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
90
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
91
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
BAB V
PEKERJAAN KOZEN, PINTU,
JENDELA DAN VENTILASI KAYU
Pasal 1 : Referensi
92
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
Pasal 2 : Persyaratan Material
2. Jika tidak ditentukan lain dalam Gambar Bestek dan Bill of Quantity
maka kayu yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi ini ditentukan
kelas kuatnya seperti berikut ini :
3. Khusus untuk kayu kelas kuat I dan kelas kuat II harus melalui
proses uji kekuatan tarik di Laboratorium Kayu.
7. Kayu-kayu yang akan dipakai harus tanpa cacat dan mata kayu.
93
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
8. Semua kayu untuk pekerjaan konstruksi ini harus mempunyai
dimensi dan ukuran yang sesuai dengan Gambar Bestek setelah
diketam.
2. Kayu kozen adalah dari kayu kelas I dari jenis Seumantok, Ulin dan
jenis lain dengan kelas kuat yang sama.
94
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
7. Pada bidang-bidang kozen yang bersatu dengan dinding harus
dibuat alur/sponeng juga dipasang angker dari baja diameter 12
mm, hubungan kozen dengan dinding adalah rata. Penggunaan
angkur dari paku tidak diperkenankan.
1. Kaca adalah dari product ASAHIMA atau product lain yang setara
dengannya baik dari segi kualitas dan harga.
95
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
1. Frame dan Daun Pintu dibuat dari kayu kelas II dari jenis Meuranti,
Kruing dan jenis lain dengan kelas kuat yang sama.
10.Pada Daun Pintu juga harus diberikan satu buah Kunci Pintu 2
Slaag (dua kali putar).
96
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
BAB VI
PEKERJAAN KUNCI DAN PENGANTUNG
97
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
f. Hak Angin Jendela : Stainless Steel
g. Hak Angin Pintu : Stainless Steel
h. Pegangan Pintu : Stainless Steel
i. Pegangan Jendela : Stainless Steel
98
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
BAB VII
PEKERJAAN LANTAI
99
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan
bukan Pasir yang berasal dari laut.
1. Beton cor bawah lantai dibuat dari beton mutu K-175 dengan
ketebalan minimal 7 cm atau sesuai dengan Gambar Bestek.
100
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
3. Ukuran Keramik, Bentuk Permukaan ( Polished / Unpolished )
Keramik harus sesuai dengan Gambar Pola Lantai/Gambar Bestek
dan Bill of Quantity.
101
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
13.Hasil pemasangan Keramik harus benar-benar rata, tidak
bergelombang, dan tidak melengkung ke atas. Elevasi lantai hasil
pemasangan harus diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan
waterpassing.
BAB VIII
PEKERJAAN PINTU PLAT BESI
1. Material utama pintu plat besi adalah besi plat dengan ketebalan 3
mm.
1. Untuk material Rangka pintu plat adalah besi siku dengan ukuran
L.30.30.3.
102
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
BAB IX
PEKERJAAN LANTAI PAVING BLOCK
1. Paving block yang dipakai adalah jenis tapak gajah dengan kwalitas
baik dan tidak retak.
103
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
3. Warna dan Motif paving block dapat diganti dan dirubah pada
masa pelaksanaan konstruksi oleh Konsultan Perencana dan
Owner.
BAB X
PENIMBUNAN AREAL LAPANGAN
104
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
3. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Request Material
timbunan tanah kepada Konsultan Supervisi sebelum material
tersebut didatangkan ke lokasi pekerjaan.
105
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
106