Anda di halaman 1dari 8

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

(PLTU)

AHMAD KHUSAERI (03.2016.1.07235)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2019

i
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)

A. Latar Belakang Berdirinya PLTU

Padamnya listrik di suatu daerah merupakan pertanda bahwa pasokan listrik dalam
sistem interkoneksi sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan
industri yang terus meningkat yang diakibatkan gangguan dan penurunan produksi listrik dari
beberapa pembangkit listrik besar sepanjang 2007 sampai sekarang yang masih terkonsentrasi
di wilayah Jawa-Bali yang menyerap sekitar 77% kebutuhan listrik. Ditambah dengan harga
BBM yang melonjak, maka upaya lebih menggiatkan penggunaan energi alternatif non-BBM
di Indonesia di sektor pembangkitan listrik tidak dapat ditawar-tawar lagi, agar masyarakat
tidak terancam ketahanan ekonomi dan keamanannya, Indonesia harus meningkatkan
pemanfaatan sumber daya energi primer yang cadangannya lebih besar seperti gas dan batu
bara. Pemanfaatan energi alternatif untuk pembangkit listrik layak secara teknis dan
ekonomis. Pemanfaatannya bisa dimulai dari skala kecil mulai dari listrik pedesaan,
khususnya di luar Jawa. Hal ini dapat dilakukan oleh pihak swasta dan PLN dengan pola
kemitraan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan dana. Peran minyak
dunia memang akan digantikan oleh energi baru dan terbarukan sedangkan peran gas dan
batu bara relatif stabil.

B. Pengertian PLTU

PLTU adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Pembangkit ini memiliki
alat pembakaran yang dinamakan dengan Boiler sehingga dihasilkan uap panas kering
(steam) yang akan digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin. Sudu-sudu turbin yang
berputar akan memutar poros turbin yang terhubung langsung dengan poros generator,
sehingga akan menghasilkan energi listrik. Seperti yang kita ketahui bahwa generator
berfungsi untuk mengubah energi mekanik (poros turbin yang berputar) menjadi energi listrik
yang nantinya akan disalurkan ke gardu induk melalui transformator. PLTU pada umumnya
menggunakan bahan bakar minyak dan batubara. PLTU yang menggunakan minyak sebagai
bahan bakarnya memiliki gas buang yang relatif bersih dibandingkan dengan PLTU yang
menggunakan batubara. PLTU batubara lebih cocok dipakai pada wilayah yang memiliki
kandungan batubara yang banyak seperti daerah sumatera.

2
C. Sejarah PLTU

Pada tahun 1831, setelah sebelas tahun melakukan percobaan, Michael Faraday dapat
membuktikan prinsip pembangkitan listrik dengan induksi magnet. Dengan peragaan
dijelaskan, bahwa bila kumparan atau penghantar memotong medan magnet yang berubah-
ubah akan terinduksi suatu tegangan listrik padanya. Kini rancangan semua mesin listrik
adalah didasarkan pada bukti nyata tersebut. Kemudahan membangkitkan listrik secara
induksi memunculkan perkembangan pembuatan dynamo dan pada tahun 1882 tersedia pasok
listrik untuk publik di London. Pasokan ini diperoleh dari generator DC yang digerakkan
dengan mesin bolak balik (reciprocating) yang di catu dengan uap dari boiler pembakaran
manual. Permintaan tenaga listrik tumbuh berkembang dan pembangkit kecil muncul di
seluruh negeri. Hal ini memberikan keinginan untuk bergabung agar menjadi ekonomis.

Pada tahun 1878 generator pertama dibuat oleh Gramme, tetapi tidak menghasilkan
listrik sampai tahun 1888 ketika Nikola Tesla memperkenalkan sistem banyak fasa (poly
phase) medan berputar. Pada tahun 1882 Sir Charles Parson mengembangkan Turbin
generator AC pertama dan pada 1901 dibuat generator 3 fasa 1500 kW untuk pusat
pembangkit Neptune di Tyne Inggris. Inilah mesin awal dengan kumparan yang berputar
didalam medan magnet, tetapi ternyata bahwa semakin besar output yang diinginkan akan
lebih mudah mengalirkan arus listrik pada medan magnet berputar didalam kumparan yang
diam atau stator. Rancangan mesin secara bertahap berkembang sehingga pada 1922,
generator 20 MW yang berputar pada 3000 rpm beroperasi. Sementara itu karena tuntutan
permintaan kebutuhan rancangan unit pembangkit juga berkembang dan kapasitasnya pun
meningkat sehingga dibentuk organisasi untuk mengoperasikan sistem transmisi interkoneksi
yang disebut pusat penyaluran dan pengatur beban.

D. Prinsip Kerja PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus
tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya
secara singkat adalah sebagai berikut :

1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.

3
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan
untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan.

Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin
agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan
lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-
ulang. Putaran turbin digunakan untuk memutar generator yang dikopel langsung dengan
turbin sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.
Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air dalam siklus
akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh kebocoran kebocoran
baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk mengganti air yang hilang, maka
perlu adanya penambahan air kedalam siklus. Kriteria air penambah (make up water) ini
harus sama dengan air yang ada dalam siklus.

E. Skema Proses Kerja PLTU

1. Air dari laut dipompa kemudian dialirkan melalui pipa dan masuk ke proses desalinasi.
Dalam proses ini air laut yang mengandung garam-garam maka akan dipisahkan
garamnya, sehingga air yang sudah didesalinasi tidak mengandung garam-garam.
2. Setelah air tidak mengandung garam maka air akan dipompa menuju tanki make up water
tank. Setelah dari Make Up water tank kemudian air dipompa menuju Demin Water
Tank.
3. Dari demin water tank maka air akan dipompa kemudian melewati kondensor,di dalam
kondensor air yang berasal dari water demin tank kemudian akan bercampur dengan air
yang berasal dari uap air sisa turbin.

4
4. Setelah air keluar dari kondensor kemudian air dipompa menuju LP Heater. LP Heater
adalah Low Pressure Heater,fungsinya untuk memanaskan air supaya suhunya layak
untuk dip roses di Daerator. Agar proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air
harus memenuhi suhu yang disyaratkan. Oleh karena itulah selama perjalanan menuju
Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh peralatan yang disebut LP
(Low Pressure Heater). Daerator biasanya terletak di lantai atas PLTU,tapi bukan lantai
yang paling atas.
5. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor, air
langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump / BFP (Pompa air pengisi) menuju Boiler
atau tempat “memasak” air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti panci, tetapi panci
berukuran raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu
syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah konstruksi PLTU
membuat dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar. Karena dengan
meluncurnya air dari ketinggian membuat air menjadi bertekanan tinggi.
6. Sebelum masuk boiler air mengalami beberapa proses pemanasan di HP (High Pressure)
Heater. Setelah itu barulah air masuk boiler untuk dilakukan pemanasan lebih lanjut.
7. Setelah air masuk ke dalam Boiler maka air akan dipanaskan sampai terbentuk uap.
Untuk menguapkan air tersebut maka dibutuhkan Boiler,boiler tersebut untuk
menghasilkan api menggunakan bahan bakar,bahan bakar tersebut bisa berupa batu bara /
minyak & gas. Untuk membantu proses pemanasan digunakan juga FDF ( Force Draft
Fan),FDF akan menghisap udara luar, udara tersebut kemudian dipanaskan dan udara
tersebut akan disemprotkan di sekitar boiler,sehigga pemanasan akan lebih optimum. Dari
pemanasan tersebut akan terdapat sisa-sisa pembakaran yang berua gas,gas sisa tersebut
akan dibuang melalui cerobong asap.
8. Setelah terbentuk uap,maka uap tersebut masih berupa uap jenuh,uap tersebut tidak akan
kuat untuk menghasilkan turbin. Sebelumnya uap tersebut akan disimpan di dalam steam
drum yang berfungsi sebagai penampungan uap air sebelum menuju super heater.Supaya
uap tersebut bisa menggerakan turbin sehinngga uap akan dialirakan menuju Super
Heater. Dalam Super heater uap tersebut akan dihilangkan kadar airnya,sehingga uap
tersebut benar-benar kering. Di dalam boiler juga terdapat economizer,economizer
berfungsi untuk menyerap gas hasil pemanasan super heater yang akan digunakan untuk
memanaskan air pengisi sebelum masuk ke main drum.

5
9. Setelah itu uap dari Super heater akan mengalir menuju HP Turbin dan kemudian
menggerakan turbin tersebut,setelah itu sisa uap akan kembali menuju reheater dalam
boiler untuk kembali dipanaskan supaya uapnya kuat untuk menggerakkan LP Turbin.
10. Setelah uap dari reheater maka uap akan menuju LP Heater dan menggeerakan turbin
tersebut,karena poros-poros HP Turbin & LP Turbin terhubung ke Generator maka jika
kedua turbin ikut berputar maka generator juga ikut berputar. Putaran generator inilah
yang akan menghasilkan perbedaan potensial listrik yang kemudian menghasilkan listrik.
Kemudian listrik akan ditampung dan kemudian akan disalurkan.
11. Dari LP Turbin masih terdapat sedikit sisa uap,dari sisa tersebut maka uap air akan
dikondensasi oleh kondensor,sehingga akan menjadi cair kembali dan akan digunakan
kembali dan ada yang dibuang kembali ke laut.
F. Kelebihan dan Kekurangan PLTU

Dibanding jenis pembangkit lainnya PLTU memiliki beberapa keunggulan.


Keunggulan tersebut antara lain :

1. Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair,
gas).
2. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
3. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
4. Kontinyuitas operasinya tinggi
5. Usia pakai (life time) relatif lama

Namun PLTU mempunyai beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan dalam


memilih jenis pembangkit termal. Kelemahan itu adalah :

1. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar


2. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar
3. Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu
4. Investasi awalnya mahal
G. Dampak Pembangunan PLTU

Pembangunan PLTU memiliki dampak tersendiri baik bagi lingkungan maupun bai
lingkungan di lokasi PLTU tersebut dibangun. Dampak yang timbul akibat pembangunan
PLTU ini ada yang bersifat positif, namun ada juga yang bersifat negatif.

Dampak positif dari pembangunan PLTU diantaranya adalah sebagai berikut :

6
1. Menambah sumber tenaga listrik baru, sehingga dapat membantu mengatasi masalah
kekurangan sumber energi listrik yang sedang terjadi.
2. Mengurangi angka pengangguran, karena PLTU akan mempekerjakan warga di
sekitar lokasi untuk menjadi karyawan.
3. Membuka lahan pekerjaan baru bagi warga.
4. Lokasi dibangunnya PLTU akan lebih berkembang dari sebelumnya.

Namun tidak hanya dampak positif yang timbul dari pembangunan PLTU, dampak
negatifnya juga timbul seiring pembangunan PLTU, diantaranya adalah :

1. Tahap pra konstruksi : pembukaan lahan, pencemaran akibat pembakaran lahan,


kecemburuan sosial antara pemilik lahan dengan masyarakat sekitar
2. Tahap konstruksi : kerusakan jalan akibat angkutan berat yang membawa alat dan
bahan untuk membangun PLTU, timbulnya permasalahan sosial di sekitar lokasi
pembangunan PLTU, pencemaran udara oleh semen yang digunakan untuk
pembangunan bangunan PLTU.
3. Tahap operasi :
a. Dampak Kerusakan Akibat Pencemaran Lingkungan : Dalam dampak terhadap
lingkungan secara makro dapat dikelompokkan kedalam dampak terhadap
lingkungan Abiotik (A), Biotik (B), dan Cultur (C). ketiga jenis lingkungan
tersebut saling interaksi dan interdependensi satu dengan yang lain. Adanya
interaksi menyebabkan terjadinya dampak secara langsung yang dirasakan,
sedangkan terjadinya dampak secara langsung yang dirasakan, sedangkan adanya
interdependensi menyebabkan dampak secara tidak langsung.
b. Dampak Terhadap Kesehatan : Dampak terhadap kesehatan terjadi akibat
perubahan kualitas lingkungan. Meningkatkan kasus diare, ISPA, penyakit kulit,
penurunan IQ akibat Pb atau logam berat lain, merupakan contoh penyakit yang
terjadi akibat pencemaran lingkungan. Pada umumnya mekanisme terjadi melalui
oral (mulut), pernafasan atau iritasi melalui kulit. Kerugian terhadap kesehatan
merupakan kerugian besar akibat kerusakan lingkungan.
c. Dampak Terhadap Perairan : Perairan pada suatu wilayah terdiri dari materi dan
energi untuk mendukung kehidupan, yang popular dengan daya dukung
lingkungan. Polutan merupakan materi dan energi asing yang memasuki badan air,
sehingga menurunkan daya dukung lingkungan. Kondisi tercemar terjadi bila

7
perubahan tersebut menyebabkan badan air berubah dari peruntukannya. Bahan
organik merupakan bahan yang dominan sebagai polutan.
4. Pasca operasi : lahan yang tidak bisa dipergunakan lagi, kasus penyakit pada
masyarakat yang tinggi, perairan yang telah tercemar, meningkatnya angka
pengangguran karena ketiadaan lahan pekerjaan.
H. Upaya Pengendalian Dampak

Hasil kajian menyimpulkan bahwa untuk mengantisipasi dan meminimalkan potensi


dampak yang diakibatkan oleh pembangunan PLTU khususnya pada aspek lingkungan dan
sosial, maka semua pihak terkait perlu memperhatikan dan memahami serta mematuhi
peraturan dan kebijakan terkait baik berupa Regulasi, Undang-Undang, Hukum, Peraturan
Pemerintah, dan lain sebagainya, serta memiliki komitmen untuk melaksanakannya dengan
baik, benar dan penuh tanggung jawab.

Berdasarkan kesimpulan kajian tersebut, maka rekomendasi yans diajukan adalah:

a) Rencana pengelolaan lingkungan yang bersifat komprehensif mulai pada tahap pra-
konstruksi, dan pasca konstruksi
b) Adanya pedoman yang bersifat aplikatif yang dapat digunakan oleh semua pihak
baik intern maupun ekstern PLN yang dijadikan sebagai acuan dalam setiap rencana
dan pelaksanaan pembangunan pembangkit listrik
c) Memasukkan penanganan dampak lingkungan dalam kinerja baik intern PLN
maupun pihak-pihak lain terkait yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan proyek (kontraktor maupun konsultan terkait)
d) Adanya sosialisasi secara simultan mengenai rencana pra-konstruksi, konstruksi, dan
paska konstruksi PLTU dan potensi dampak yang dimungkinkan timbul kepada
segenap stake holders dan pihak-pihak terkait baik intern maupun ekstern PLN

Adanya tim dan lialison officer yang profesional guna mengkomunikasikan rencana dan
pelaksanaan pembangunan PLTU serta untuk menjembatani antar pihak manakala terjadi
permasalahan baik itu dikarenakan oleh kesenjangan komunikasi atau hal lain sehingga
menyebabkan terjadinya konflik.

Anda mungkin juga menyukai