Propodal Llfah
Propodal Llfah
sekedar untuk menyalurkan keinginan menulis , mengarang cerita, dan saling berbagi informasi .
Selamat membaca . Enjoy it,
bang Radit
UNNES
anime
( Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Division (STAD)
Dalam Proses Peningkatan Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Purwodadi)
CONTOH :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION (STAD)
DALAM PROSES PENINGKATAN PEMBELAJARAN BIOLOGI
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PURWODADI
PROPOSAL SKRIPSI
Guna Memenuhi Tugas Akhir Bahasa Indonesia
OLEH:
ANGGUN SARASWATI
NIM : 4401414003
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.7.4 Jaringan
sekumpulan sel pada organisme multiseluler yang sama yang bekerja sama dan terhubung dan
bekerja sama dengan kumpulan sel lain yang berbeda ataupun sama untuk membentuk organ
2.1 Pembelajaran
Menurut Miarso (dalam Djamarah, 2010: 324-325) pembelajaran adalah usaha mengelola
lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk dirinya secara positif dalam kondisi
tertentu.
Sedangkan menurut Hamdani (2010:23) pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah
laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus.
b. Subyek belajar
Subyek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama karena berperan sebagai
subyek sekaligus obyek. Sebagai subyek karena peserta didik adalah individu yang melakukan
proses belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat
mencapai perubahan perilaku pada diri subyek belajar. Untuk itu peserta didik diharapkan aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi aktif subyek belajar dalam proses pembelajaran antara
lain dipengaruhi faktor kemampuan yang telah dimiliki hubungannya dengan materi yang akan
dipelajari, Oleh karena itu untuk kepentingan perencanaan pembelajaran yang efektif diperlukan
pengetahuan pendidik tentang diagnosis kesulitan beljar dan analisis tugas .
c. Materi pelajaran
Materi pelajaran juga merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran, karena materi
pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran yang
komprehensif, terorganisasi secara sistematis dan dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh
juga terhadap intensitas proses pembelajaran. Materi pembelajaran dalam sistem pembelajaran
berada dalam silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) , dan buku sumber. Maka
pendidik hendaknya dapat memilih dan mengorganisasikan materi pembelajran agar proses
pembelajaran dapat berlangsung intensif.
d. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini
efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam menerapkan strategi pembelajaran
pendidik perlu memilih model-model pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang sesuai,
dan teknik-teknik mengajar yang menunjang pelaksanaan metode mengajar. Untuk menentukan
strategi pembelajaran yang tepat pendidik mempertimbangkan akan tujuan, karakteristik peserta
didik, materi pelajaran dan sebagainya agar strategi pembelajaran tersebut berfungsi maksimal.
e. Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat atau wahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajan
untuk membantu penyampaian pesan dalam proses pembelajaran. Sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran berfungsi meningkatkan peranan strategi pembelajaran . Sebab media
pembelajaran menjadi salah satu komponen pendukung strategi pembelajaran di samping
komponen waktu dan metode mengajar. Menurut Suparman (dalam Anni, 2012 : 161) media
digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain karena
- Media dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi dapat
terlihat jelas
- Dapat menyajikan benda yang jauh dari subyek belajar
- Menyajikan peristiwa yang komplek, rumit, dan berlangsung cepat menjadi sistematik dan
sederhana, sehingga mudah diikuti.
f. Penunjang
Komponen penunjang yang dimaksud dalam system pembelajaran adalah fasilitas belajar, buku
sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacanya. Komponen penunjang berfungsi
memperlancar, melengkapi, dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran. Sehingga
sebagai salah satu komponen pembelajaran pendidik perlu memperhatikan, memilih, dan
memanfaatkannya.
2.2 Pembelajaran Kooperatif
“ Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada
pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berada ke dalam kelompok-
kelompok kecil.”(Saptono,2003:58). Kepada siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus
agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman-
teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman , berdiskusi dengan teratur, siswa yang
pandai membantu siswa yang kurang,dsb
Menurut Johnson dalam B. Santoso (dalam Rofiq, 2010) Cooperative Learning adalah kegiatan
belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai
pada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun kelompok.
Menurut Nurhadi (dalam Rofiq, 2010) mengartikan Cooperative Learning sebagai pembelajaran
yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interkasi yang silih asuh untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permasalahan.
Davidson dan Kroll ( dalam Rofiq, 2010 ) sebagaimana yang dikutip oleh Hamdun, Cooperative
Learning diartikan dengan kegiatan yang berlangsung dalam lingkungan belajar sehingga siswa
dalam kelompok kecil saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif untuk menyelesaikan
tugas akademik.
Metode Cooperative Learning diterapkan melalui kelompok kecil pada semua mata
pelajaran dan tingkat umur disesuaikan dengan kondisi dan situasi pembelajaran. Keanggotaan
kelompok terdiri dari siswa yang berbeda (heterogen) baik dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin dan etnis, latar belakang sosial dan ekonomi. Dalam hal kemampuan akademis,
kelompok pembelajaran Cooperative Learning biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan
tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu yang lainnya dari kelompok kemampuan
akademis kurang. Cooperative Learning bertujuan untuk mengkomunikasikan siswa belajar,
menghindari sikap persaingan dan rasa individualitas siswa, khususnya bagi siswa yang
berprestasi rendah dan tinggi.
2.2.1 Prinsip pembelajaran kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif menurut Saptono (2003 : 56) menyatakan bahwa prinsip
penbelajaran kooperatif ada 4 jika ingi menerapkan, yaotu :
a.Terjadinya saling ketergantungan secara postof (positive Interdependence) yaitu siswa
berkelompok, saling bekerja sama dan saling menyadari bahwa mereka saling membutuhkan.
b.Terbentuknya tanggunga jawab personal (Individual Accountabillity)yaitu setiap anggota
kelompok merasa bertanggung jawab untuk belajar dan mengemukakan pendapat sebagai
sumbang saras kelompok.
c. terjadinya keseimbangan dan keputusan bersama dalam kelompok (equal participation) yaitu
dalam kelompoktidak hanya seorang atauorang tertentu saja yang berperan, melainkan ada
keseumbangan antar personal dalma kelompok.
d. Interaksi menyeluruh ( Simulateneous interaction) yaitu setiap anggota kelompok memiliki
tugas masing-masing secara proposional dan secara simultan mengerjakan tugas atau menjawab
peretanyaan.
Menurut (Saptono, 2003) secara garis besar model pembelajaran STAD terdiri dari 4 Langkah ,
yaitu :
a. Pembentukan kelompok heterogen
Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru. Guru lebih tahu siswa mana yang pandai dan yang
lemah. Secara heterogen (memperhatikan gender, pandai-lemah, leader-anggota) guru membuat
kelompok-kelompok kecil, 3-5 siswa untuk setiap kelompok.
b. Penjelasan materi dan kegiatan kelompok
Guru menberikan informasi kepada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan siswa
serta relevansi kegiatan dengan materi pembelajaran. Pada saat penjelasan siswa sudah duduk
dalam kelompoknya. Selanjutnya, siswa melakukan diskusi sesuai dengan arahan guru
berdasarkan LKS atau bentuk tugas yang lain.Jika terdapat kesulitan dalam hal interpretasi
petunjuk, siswa dapat meminta bantuan guru.
c. Pelaksanaan kuis atau evaluasi
Setelah diskusi, guru memberikan tes/kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individu.
d. Pemberian penghargaan
Kelompok yang rata-rata nilai tiap anggotanya paling bagus pantas diberkan penghargaan. Hasil
tes ini dapat digunakan sebagai dasar pembentukan kelompok baru untuk topik selanjutnya .
2.4 Hakekat Biologi dan Pembelajarannya
Biologi diperlukan suatu kajian kritis. Tentu saja, hal ini akan membawa konsekuensi
pada bagaimana cara pandang orang dalam menanggapi dan menghayati masalah. Beberapa hasil
penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan oleh guru, khususnya
yang berhubungan dengan IPA, sangat dipengaruhi oleh presepsi guru tentang IPA (termasuk
biologi) itu senmdiri, terlepas dari materi apa yang akan diajarkan. Hal semacam inilah yang
sering terjadi di lapangan . adapun hal-hal yang dapat mengarahkan kita pada apa hakikat
biologi, sehingga kita akan lebih arif ketika mengembangkan pembelajaran biologi.
Teknik analisis data menurut Moleong ( 2008: 247) adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data kedala pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Teknik analisis data
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Proses analisis data kualitatif
dimulai dari menelaah data yang terkumpul pada saat pengumpulan data. Kemudian langkah
berikutnya adalah dengan mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat
rangkuman. Tahap selanjutnya adalah mengadakan pemeriksaan keaabsahan data. Kemudian
dilakukan penafsiran data dalam mengelola hasil sementara .
DAFTAR PUSTAKA