Discharge Planning
Discharge Planning
PENDAHULUAN
1
4. Apa saja prinsip discharge planning?
5. Apa saja komponen discharge planning?
6. Apa saja jenis pemulangan pasien?
7. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam discharge planning?
8. Apa saja tahap-tahap discharge planning?
9. Bagaimana tindakan yang harus dilakukan waktu discharge planning?
10. Bagaimana alur discharge planning?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian discharge planning
2. Untuk mengetahui tujuan discharge planning
3. Untuk mengetahui manfaat discharge planning
4. Untuk mengetahui prinsip discharge planning
5. Untuk mengetahui komponen discharge planning
6. Untuk mengetahui jenis pemulangan pasien
7. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam discharge
planning
8. Untuk mengetahui tahap-tahap discharge planning
9. Untuk mengetahui tindakan keperawatan pada waktu discharge
planning
10. Untuk mengetahui alur discharge planning
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2. Tujuan Discharge Planning
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga
menjamin perawatan yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh
dengan stress.
Menurut Naylor (1990), tujuan discharge planning adalah
meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan
dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge
Planning dapat mengurangi hari rawatan pasien, mencegah kekambuhan,
meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan
beban perawatan pada keluarga dapat dilakukan melalui Discharge
Planning. Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang
penting dalam proses pengobatan pasien dan dalam team discharge planner
rumah sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses
keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui proses
discharge planning.
Menurut Mamon et al (1992), pemberian discharge planning dapat
meningkatkan kemajuan pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas
hidup optimum sebelum dipulangkan. Beberapa penelitian bahkan
menyatakan bahwa discharge planning memberikan efek yang penting
dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Leimnetzer et al,1993:
Hester, 1996).
Seorang Discharge Planners bertugas membuat rencana,
mengkoordinasikan dan memonitor dan memberikan tindakan dan proses
kelanjutan perawatan (Powell, 1996).
Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih
dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola
dan memiliki komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam
masyarakat. (Harper, 1998).
4
2.3. Manfaat Discharge Planning
1. Bagi Pasien :
a. Dapat memenuhi kebutuhan pasien
b. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan
sebagai bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya
c. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
d. Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh
support sebelum timbulnya masalah
e. Dapat memilih prosedur perawatannya
f. Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang
dapat dihubunginya
g. Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah
sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu
kecuali untuk beberapa diagnose
h. Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan
dan biaya pengobatan
2. Bagi Perawat :
a. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
b. Menerima informasi kunci setiap waktu
c. Memahami perannya dalam system
d. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
e. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda
dan cara yang berbeda
f. Bekerja dalam suatu sistem dengan efektif
g. Sebagai bahan pendokumentasian dalam keperawatan
5
3. Pengenalan secara dini mungkin (penjelasan tentang apa yang kita
informasi)
4. Perencanaan secara hati-hati
5. Melibatkan klien dan keluarga dalam memberikan perawatan
6
2.5. Komponen Discharge Planning
1. Jadwal kontrol dan menjelaskan pentingnya melakukan kontrol.
2. Perawatan di rumah
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health
education) mengenai diet, mobilisasi, waktu control dan tempat
kontrol. Pemberian pembelajaran disesuaikan dengan tingkat
pemahaman pasien dan keluarga mengenai perawatan selama pasien di
rumah nanti.
3. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya
Pada pasien yang akan pulang dijelaskan obat-obatan yang masih
diminum, dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat minum obat.
4. Obat-obatan yang dihentikan
Meskipun ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh pasien, obat-
obatan tersebut tetap dibawakan ke pasien.
5. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil pemeriksaan selama
MRS dibawakan ke pasien waktu pulang
6. Surat-surat seperti : surat keterangan sakit, surat kontrol dan lain-lain.
7
pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerja sama
dengan perawat puskesmas terdekat.
8
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga.
Keluarga sebagai unit perawatan memberi dampak terhadap anggota
keluarga yang membutuhkan perawatan. Keluarga penting untuk
menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial.
3. Perencanaaan : Hasil yang diharapkan
Menurut Luverne & Barbara (1988), perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat
berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah
pulang.
b. Environment (Lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya
aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
c. Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut
setelah klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota
keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus
dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk
memberikan keterampilan perawatan.
d. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang
mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
9
f. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia
sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral.
Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada
catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi
tertulis diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus
memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan
dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di rumah.
Penyerahan homecare dibuat sebelum klien pulang. Informasi
tentang klien dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti
informasi tentang jenis pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan
terapi cairan IV di rumah), status fisik dan mental klien, faktor sosial
yang penting (misalnya kurangnya pemberi perawatan, atau tidak ada
pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien.
Transportasi harus tersedia pada saat ini.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam
membuat kerja proses discharge planning. Perencanaan dan
penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan
pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus dan
membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan
seminggu setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui
telepon, kuisioner atau kunjungan rumah (homevisit). Keberhasilan
program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel :
a. Derajat penyakit
b. Hasil yang diharapkan dari perawatan
c. Durasi perawatan yang dibutuhkan
d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
10
e. Komplikasi tambahan
f. Ketersediaan sumber-sumber
11
2.10. Alur Discharge Planning
Keadaan pasien
1. Klinis &
pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat
ketergantungan
klien
Perencanaan pulang
Monitor (sebagai
program service savety)
oleh keluarga & perawat
(Nursalam, 2015)
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Discharge planning adalah komponen sistem perawatan berkelanjutan
sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada
pasien dan keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit
pelayanan kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan
kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui tentang
hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi
penyakitnya.
Tujuan utama discharge planning adalah membantu klien dan keluarga
untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sedangkan, manfaat
discarge planning bagi pasien diantaranya dapat menurunkan jumlah
kekambuhan, penurunan kembali ke rumah sakit, dan kunjungan ke
ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa
serta dapat kembantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan
dan biaya pengobatan. Tahap-tahap discharge planning pada dasarnya
sama dengan tahap-tahap dalam asuhan keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
3.2. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan institusi dapat melaksanakan tahap-tahap discharge
planning dalam memberikan suhan keperawatan pada pasien secara
tepat.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang tata cara
pelaksanaan discharge planning dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien secara tepat.
13
DAFTAR PUSTAKA
14