Anda di halaman 1dari 15

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, kepada-Nya kita berbakti, dan
kepada-Nya pula kita memohon ampun atas khilap dan alpa kita. Shalawat dan
salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, kepada para sahabat,
kepada para tabi’in dan atas semua perjuangan mereka.
Atas karunia dan nikmat yang melimpah ruah dari Allah SWT, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan laporan ini untuk diajukan sebagai syarat untuk mengikuti
ujian mata kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) pada Program S 1
PGSD Universitas Terbuka UPBJJ Semarang Pokjar Brebes.
Dengan penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Bapak Munadi, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah PKM.
2. Bapak Drs. Humaidi selaku Pengelola Pokjar Brebes.
3. ……………………………….. selaku Kepala SD Negeri …………………
4. Bapak Wagino, S.Pd selaku Kepala SD Negeri 1 Sukabanjar.
Laporan PKM ini telah diupayakan disusun dengan seoptimal mungkin, meskipun
tidak menutup kemungkinan terdapat kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan pada waktu
yang akan datang.
Akhir kata penyusun berdoa semoga Laporan PKM ini dapat bermanfaat sebagai
bahan masukan bagi para pembaca pada umumnya dan penyusun sendiri pada
khususnya.
Brebes, …………………….
Penyusun,
…………………………

ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ……………………………………………………………………..
Kata Pengantar……………………………………………………………………..
Daftar Isi ………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………….
A. Latar Belakang Pembuatan Laporan…………………………………………
B. Tujuan Mengikuti PKM…………………………………………………………
C. Manfaat Mengikuti Mata Kuliah PKM…………………………………….
BAB II TINJAUAN / LANDASAN TEORI…………………………………….
A. Tinjauan Teori
1) Pengertian
Belajar…………………………………………………………………
2) Tujuan Belajar
…………………………………………………………………….
3) Prinsip-prinsip Belajar…………………………………………………………..
B. Landasan Teori PKM
1) UU N0.20 Tahun2003…………………………………………………………
2) UU No.14 tentang Guru dan Dosen …………………………………….
3) PP No.19 Tahun 2005…………………………………………………………
C. Pelaksanaan Ujian PKM
a) Ujian PKM Eksak ………………………………………………………………
b) Ujian PKM Non Eksak ……………………………………………………….
BAB III PELAKSANAAN
PKM…………………………………………………………
A. Waktu
………………………………………………………………………………….
B. Tempat
………………………………………………………………………………..
C. Tahapan Kegiatan
…………………………………………………………………
D. Materi
Kegiatan……………………………………………………………………
E. Proses
Bimbingan………………………………………………………………….
F. Faktor Pendudkung dan Penghambat PKM …………………………….
BAB IV
REFLEKSI………………………………………………………………………..
A. Penyelenggara PKM
……………………………………………………………..
B. SD Tempat Pelaksanaan PKM………………………………………………..
C. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran…………………………………..
D. Sarana dan Prasarana
…………………………………………………………….
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
…………………………………………………………………..

iii
B. SARAN
………………………………………………………………………………
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN
1. LAPORAN REFLEKSI ………………………………………………
2. KELENGKAPAN BERKAS …………………………………………
a. Program Pembelajaran ……………………………………………….
b. Surat Kesediaan menjadi Teman Sejawat …………………….
c. Surat Rekomendasi Kepala Sekolah ……………………………
d. Rekomendasi Ujian Praktik PKM ………………………………
3. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ………..
a. 8 RP Latihan Dinilai Teman Sejawat …………………………..
b. 2 RP Latihan Dinilai Supervisor …………………………………
c. 2 RP Ujian PKM ………………………………………………………
4. APKG …………………………………………………………………………
a. APKG I ………………………………………………………………….
- 8 RP Latihan Dinilai Teman Sejawat ……………………
- 2 RP Latihan Dinilai Supervisor ………………………….
- 2 RP Ujian PKM ……………………………………………….
b. APKG II …………………………………………………………………
- 8 RP Latihan Dinilai Teman Sejawat ……………………
- 2 RP Latihan Dinilai Supervisor ………………………….
- 2 RP Ujian PKM ……………………………………………….

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar – mengajar adalah interaksi timbal balik antara guru dengan
siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan bahan belajarnya. Dan keberhasilan
kegiatan belajar – mengajar dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas interaksi yang
terjadi pada kegiatan pembelajaran tersebut. Semakin dominan keaktifan guru
dalam belajar akan menimbulkan hilangnya keaktifan siswa. Sehingga pribadi
guru sebaiknya hanya bertindak sebagai perencana, motivator dan fasilitator serta
evaluator untuk mengambil tindak lanjut setelah pembelajaran berlangsung. Siswa
secara psikologis membutuhkan kesempatan untuk mengaktualisasikan harapan
dan masalah yang dihadapi selama mengikuti pembelajaran. Komunikasi efektif
yang dibangun guru dan siswa untuk yakin dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran merupakan muara dari keberhasilan pembelajaran. ( DePorter,
2005:53)
Menurut paradigma behavioristik, belajar merupakan proses pemindahan
pengetahuan dari orang yang sudah dewasa kepada anak-anak. Berdasarkan
konsep ini, peran guru adalah menyediakan dan menuangkan informasi sebanyak-
banyaknya kepada siswa. Guru mempersepsi diri berhasil dalam pekerjaannnya
apabila dia dapat menuangkan pengetahuan sebanyak-banyaknya ke kepala siswa
dan siswa dipersepsi berhasil apabila mereka menguasai pengetahuan yang
dituangkan guru kepada mereka. Konsep ini sudah tidak relevan karena akan
membebani siswa dan kurang memperkaya pembangunan karakter penggiring
sebagai hasil pembelajaran.
Akhir-akhir ini, konsep belajar yang diapakai adalah paradigma konstruktivisme.
Menurut paham konstruktivistik, belajar merupakan hasil konstruksi sendiri (si
belajar) sebagai hasil interaksinya terhadap lingkungan belajar. Pengkonstruksian
pemahaman dalam kegiatan belajar dapat melalui proses asimilasi atau
akomodasi. Secara hakiki, asimilasi dan akomodasi terjadi sebagai usaha pebelajar
untuk menyempurnakan atau merubah pengetahuan yang telah ada di benaknya.
Pengetahuan yang telah dimiliki oleh pebelajar sering pula diistilahkan sebagai
prakonsepsi. Proses asimilasi terjadi apabila terdapat kesesuaian antara
pengalaman baru dengan prakonsepsi yang dimiliki pebelajar. Sedangkan proses
akomodasi adalah suatu proses adaptasi, evolusi, atau perubahan yang terjadi
sebagai akibat pengalaman baru pebelajar yang tidak sesuai dengan
prakonsepsinya.
Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, mediator, dan
pembimbing. Jadi guru hanya dapat membantu proses perubahan pengetahuan di
kepala siswa melalui perannya menyiapkan bahan ajar dan media sehingga siswa
dapat mencapai tingkatan pemahaman yang lebih sempurna dibandingkan dengan
pengetahuan sebelumnya. Dan penggunaan media harus dapat mengakomodasi
keaktifan siswa serta membawa ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran.

Pada dasarnya pendidikan merupakan hak asai setiap manusia Karena pendidikan
akan membantu manusia dalam pengembangan potensi dirinya. Pendidikan
dilakukan melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan telah
diakui masyarakat.

ii
Sejalan dengan itu Undang-undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3
menyebutkan “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta perdaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pelaksana proses pendidikan adalah guru yang telah diakui kualifikasinya. Guru
tersebut juga harus telah mendapatkan rekomendasi untuk mengajar dari lembaga
yang mendidiknya. Untuk itu dalam mendidik seorang calon guru harus
mengembangkan kurikulum yang dapat menghasilkan output yang berkualitas.
Pembinaan ini harus dilaksanakan melalui sebuah Mata Kuliah Pemantapan
Kemampuan Mengajar yang dipraktikkan langsung di Sekolah Dasar. Dalam hal
ini PKM dilaksanakan di SD mitra dengan bimbingan tutor, guru pamong, dan
kepala sekolah.
B. Tujuan
Pada dasarnya Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar merupakan
kompetensi Pedagogik yang tercermin dalam 8 ketrampilan mengajar yang telah
dimiliki oleh calon guru. Namun karena dilaksanakan secara teoritis, kemampuan
tersebut tidak akan dapat dievaluasi dengan baik.
Adapun tujuan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) adalah:
1. Syarat yang harus ditempuh dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1)
PGSD melalui Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar.

2. Untuk memperbaiki kesalahan teoritis melalui temuan praktik langsung.


3. Untuk menambah wawasan calon guru/guru dengan metode dan teknik – teknik
mengajar terkini yang sedang dilaksanakan.
4. Sebagai sarana evaluasi dan sumbang saran dari sekolah mitra terhadap
Lembaga Pendidikan yang mencetak calon guru.
C. Manfaat
Jika tujuan telah tercapai secara otomatis manfaat yang dapat diperoleh dari
pelaksanaan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) yaitu :
1. Dapat memantapkan wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
2. Bagi lembaga, dapat memberikan gambaran tentang hambatan pada proses
pembelajaran yang dihadapi guru sehingga dapat mengambil refleksi tersebut
sebagai bahan penelitian yang harus diselesaikan sebagai bentuk pelaksanaan Tri
Dharma Pendidikan.
3. Bagi siswa, proses pembelajaran yang dilaksanakan guru menjadi semakin
berkualitas, paikem dan optimal keluaran yang dihasilkan.

iii
BAB II
TINJAUAN / LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Belajar
Definisi belajar secara umum adalah proses sadar disengaja untuk
menyampaikan nilai – nilai insani dari orang dewasa kepada anak-anak
dengan tindak diperoleh siswa melalui pendidikan adalah sifat-sifat sosial,
susila, dan emosional yang baik dan mampu mengantarkan individu
tersebut memperoleh keberhasilan hidup yang hakiki.
Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikan), dan tujuan pembelajaran. Salah satu unsure penting dalam
mencapi keberhasilan pendidikan adalah media pembelajaran. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Oleh karena proses pembelajaran merupakan
proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media
pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu
komponen sistem yang harus ada dalam setiap pembelajaran. Tanpa
media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai
proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media
pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Dengan demikian belajar adalah proses dalam pemahaman ilmu
pengetahuan, proses perubahan tingkah laku yang disengaja, akibat dari
hasil pengalaman-pengalaman dan latihan-latihan, yang dibantu oleh guru
melalui desain pembelajaran yang efektif.

2. Tujuan Belajar
Belajar merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan,
karena tujuan pendidikan adalah mengarahkan individu yang asalnya
awam menjadi tahu tentang nilai – nilai dan keterampilan melalui proses
belajar. Maka dari itu sebelum proses belajar berlangsung, tujuan yang
hendak dicapai dalam bentuk hasil belajar harus ditetapkan terlebih dulu.
Tujuan harus dirumuskan secara jelas dan terukur sehingga dapat
dievaluasi keberhasilan pelaksanaannya. Dengan tujuan yang tidak jelas,
materi akan sulit dipahami oleh siswa yang berakibat siswa mengalami
kegagalan dalam belajar. Dan tindak lanjut setelah pembelajaran juga sulit
dilaksanakan.
Menurut Pembukaan UUD 1945 tujuan pendidikan di Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan secara tegas tujuan pendidikan di
Indonesia adalah membentuk warga negara yang berbudi pekerti luhur,
mampu bersaing dalam menghadapi tantangan masa depan serta beriman
dan bertakwa kepada Tuhan YME sehingga nantinya dapat berguna bagi
masyarakat, bangsa dan negara. Dan menurut Permendiknas No. 23 Tahun
2006 tujuan pendidikan jenjang SD/SDLB/MI adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

iv
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut .
Dengan demikian tujuan belajar merupakan pedoman yang meliputi :
1. Untuk memandu guru menciptakan kondisi belajar yang menunjang
mencapai tujuan belajar itu sendiri;
2. Kondisi kelas untuk mencapai tujuan yang bersifat kognitif tentu tidak
sama dengan kondisi kelas yang dibutuhkan untuk tujuan belajar yang
bersifat psikomotor;
3. Membantu guru dalam menyusun alat evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui apakah proses pembelajaran berhasil ataukah mengalami
kegagalan.
3. Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Agib ( 2002: 44) agar memiliki pedoman dan teknik belajar yang
baik, ada beberapa prinsip-prinsip belajar diantaranya, sebagai berikut :
1. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menututnya dalam
belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
2. Belajar memberikan bimbingan, baik dari guru atau buku pelajaran itu
sendiri.
3. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga
diperoleh pengertian-pengertian.
4. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang telah dipelajari
dapat dikuasainya.
5. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara
dinamis antara murid dengan lingkungannya.
6. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai
tujuan.
7. Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke dalam
praktek sehari-hari.
B. Landasan Teori Pelaksanaan PKM
Pemantapan Kemampuan Mengajar ( PKM ) merupakan kulminasi dari
Program Peningkatan Kualifikasi Guru ( PKG ) S-1 PGSD, Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Terbuka ( UT ). Kegiatan
PKM dilakukan di sekolah mitra dengan bimbingan secara intensif oleh
tutor dan guru pamong. Adapun dasar dari kegiatan PKM adalah sebagai
berikut:
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

v
BAB XI
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 39
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Pasal 42
Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan
tinggi yang terakreditasi.
Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 44
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan tenaga
kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah.
Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban membina dan
mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang
diselenggarakannya.
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membantu pembinaan dan
pengembangan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan formal yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
2. Undang – undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen
Bagian Kelima
Pembinaan dan Pengembangan
Pasal 32
Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan
profesi dan karier.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui jabatan fungsional.
Pembinaan dan pengembangan karier guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.
Pasal 33
Kebijakan strategis pembinaan dan pengembangan profesi dan karier guru pada
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau
masyarakat ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Pasal 34

vi
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi guru pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat wajib membina dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
Pasal 35
Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan
melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan.

3. PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Pasal 22
Penilaian hasil pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
Teknik penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa tes tertulis,
observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok.
Pasal 29
Pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1)
BAB XII
EVALUASI
Pasal 78
Evaluasi pendidikan meliputi:
evaluasi oleh lembaga evaluasi mandiri yang dibentuk masyarakat atau organisasi
profesi untuk menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan;
Permendiknas nomor 16/2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi
Pendidik
Kompetensi Pedagodik
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan dengan
aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang
sosial-budaya.
Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam lima
mata pelajaran SD/MI.
Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

vii
mendidik terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI.
2.3 Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, khususnya di kelas-kelas awal
SD/MI.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
3.2 Menentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI.
3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan lima mata
pelajaran SD/MI
3.4 Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang terkait dengan pengalaman
belajar dan tujuan pembelajaran.
3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang
dipilih dan karakteristik peserta didik usia SD/MI.
3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
BAB III
Pelaksanaan PKM
A. Waktu
Kegiatan Peningkatan Kemampuan Mengajar Universitas Terbuka PGSD S1
tahun 2011 dilaksanakan mulai tanggal 11 April sd. 5 Mei 2011 dengan rincian
sbb:

1. Praktik mengajar pertemuan I, 11 April 2011

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan – kelas IV


Praktikan : Badu

2. Praktik mengajar pertemuan II, 12 April 2011

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – kelas V


Praktikan : Badu

3. Praktik mengajar pertemuan III, 13 April 2011

Mata Pelajaran : Matematika – kelas III


Praktikan : Badu

4. Praktik mengajar pertemuan IV, 14 April 2011

Mata Pelajaran : IPA – kelas II


Praktikan : Badu
5. Praktik mengajar pertemuan V, 15 April 2011
Mata Pelajaran : IPS – kelas I
Praktikan : Badu
6. Praktik mengajar pertemuan VI, 16 April 2011
Mata Pelajaran : Seni Rupa – kelas IV
Praktikan : Badu

viii
7. Praktik mengajar pertemuan VII, 18 April 2011
Mata Pelajaran : Seni Suara – kelas III
Praktikan : Badu
8. Praktik mengajar pertemuan VIII, 19 April 2011
Mata Pelajaran : Keterampilan – kelas V
Praktikan : Badu
9. Praktik mengajar pertemuan IX, 20 April 2011
Mata Pelajaran : IPA (Eksak) – kelas IV
Praktikan : Badu
10. Praktik mengajar pertemuan X, 21 April 2011
Mata Pelajaran : IPS (Non eksak) – kelas V
Praktikan : Badu
11. Ujian praktik PKM pertemuan XI, 2 Mei 2011
Mata Pelajaran : MTK (Eksak) – kelas III
Praktikan : Badu
12. Ujian praktik PKM pertemuan XII, 4 Mei 2011
Mata Pelajaran : Seni Rupa – kelas III
Praktikan : Badu
Pelaksanaan ujian Pemantapan Kemampuan Mengajar pada hari Senin s/d Kamis
tanggal 2 sd. 5 Mei 2011
B. Tempat
Pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar dilaksanakan di sekolah
mitra yaitu di :
Nama Sekolah : SDN …………………………………………
Alamat : ………………………………………………….
Desa : ………………………………………………….
Kecamatan : ……………………………………………………
Kabupaten : ………………………………………………..
Pelaksanaan ujian praktik Pemantapan Kemampuan mengajar dilaksanakan di
sekolah mitra, yaitu :
Nama Sekolah : SDN 1 Sukabanjar
Kecamatan : Brebes
Kabupaten : Lampung Selatan
C. Tahapan Kegiatan

1. Orientasi Umum

Pelaksanaan Pertemuan I, tanggal 27 April 2011


Materi tentang :
Karakteristik Pembelajaran
Prosedur Penyelenggaraan PKM
Hal-hal yang harus dilakukan dalam PKM
Tempat pelaksanaan di Pokjar Brebes.
Yang bertugas : Tutor / Pembimbing

2. Kegiatan Pembelajaran Terbimbing

ix
Pelaksanaan Pertemuan II, tanggal 3 April 2011
Materi tentang :
Menyusun RPP 1 – 3
Menyusun lembar refleksi 1 – 3
Menyusun lembar APKG 1 1 – 3
Menyusun lembar APKG 2 1 – 3
Tempat pelaksanaan di Pokjar Brebes.
Yang bertugas : Tutor / Pembimbing

3. Kegiatan Pembelajaran Terbimbing

Pelaksanaan Pertemuan III, tanggal 10 April 2011


Materi tentang :
Praktek Mengajar RPP 1 – 3
Menyusun RPP 4 – 6
Menyusun lembar refleksi 4 – 6
Menyusun lembar APKG 1 4 – 6
Menyusun lembar APKG 2 4 – 6
Tempat pelaksanaan di Pokjar Brebes.
Yang bertugas : Tutor / Pembimbing

4. Kegiatan Pembelajaran Terbimbing

Pelaksanaan Pertemuan IV, tanggal 17 April 2011


Materi tentang :
Praktek Mengajar RPP 4 – 6
Menyusun RPP 7 – 8
Menyusun lembar refleksi 7 – 8
Menyusun lembar APKG 1 7 – 8
Menyusun lembar APKG 2 7 – 8
Tempat pelaksanaan di Pokjar Brebes.
Yang bertugas : Tutor / Pembimbing

5. Kegiatan Pembelajaran Terbimbing

Pelaksanaan Pertemuan V, tanggal 24 April 2011


Materi tentang :
Praktek Mengajar RPP 7 – 8
Menyusun RPP 9 – 10
Menyusun lembar refleksi 9 – 10
Menyusun lembar APKG 1 9 – 10
Menyusun lembar APKG 2 9 – 10
Tempat pelaksanaan di Pokjar Brebes.
Yang bertugas : Tutor / Pembimbing

6. Kegiatan Pembelajaran Terbimbing

x
Pelaksanaan Pertemuan VI, tanggal 1 Mei 2011
Materi tentang :
Praktek Mengajar RPP 9 – 10
Menyusun RPP 11 – 12
Menyusun lembar refleksi 11 – 12
Menyusun lembar APKG 1 11 – 12
Menyusun lembar APKG 2 11 – 12
Tempat pelaksanaan di Pokjar Brebes.
Yang bertugas : Tutor / Pembimbing

7. Ujian

Pelaksanaan : Tanggal 2 – 5 Mei 2011


Tempat Pelaksanaan Ujian : SD N 1 Sukabanjar
Yang melaksanakan : Tim Penguji yang ditunjuk dari Pokjar

8. Penyusunan Laporan Pelaksanaan PKM

Pelaksanaan Pertemuan VII dan VIII, tanggal 8 Mei dan 15 Mei 2011
Tempat pelaksanaan di Pokjar Brebes.
Yang bertugas : Tutor / Pembimbing
D. Materi Kegiatan

1. Pembekalan
2. Micro Teaching
3. Kegiatan pembelajaran terbimbing
4. Penyusunan Rencana
5. Pelaksanaan
6. Kegiatan Pembelajaran
7. Refleksi
8. Penyusunan Laporan Pelaksanaan PKM

E. Proses Bimbingan
Persiapan pelaksanaan mikro teaching dibimbing oleh tutor selama 5 pertemuan.
Pelaksanaan bimbingan di Pokjar Brebes dengan memberikan pengarahan tentang
perbaikan rencana pembelajaran termasuk gaya mengajar setelah praktik mikro
teaching. Sedangkan pelaksanaan bimbingan ujian dilaksanakan pada pertemuan
ke 6. Persiapan pelaksanaan bimbingan di sekolah mitra diberikan oleh kepala
sekolah dan guru sekolah mitra Pelaksanaan bimbingan dilakukan mulai tanggal
25, 26, 27, 28, dan 29 April 2011. Kegiatan bimbingan meliputi permintaan tugas
mengajar, dan konsultasi rencana pembelajaran dan media.
F. Faktor Pendukung dan Penghambat PKM

1. Faktor Pendukung

a. Sebelum terjun ke lapangan, peserta program telah mengikuti pembekalan oleh


tutor berkaitan dengan pelaksanaan PKM.
b. Mata kuliah PKM dilaksanakan pada semester IV yang didukung oleh semua

xi
mata kuliah yang menjadi bekal dalam kemampuan mengajar.
c. Adanya buku petunjuk pelaksanaan PKM yang berisi pedoman dan petunjuk
tentang Konsep Dasar PKM, Penyelenggaraan PKM, dan APKG.

2. Faktor Penghambat

a. Peserta program adalah guru kelas, sehingga konsentrasi dalam PKM kadang
kala dibagi dua, satu sisi berfikir bagi siswanya sendiri, disisi lain harus
melaksanakan PKM.
b. Tugas tambahan dari sekolah tempat mengajar.
c. Pelaksanaan ujian PKM berada pada bulan Mei dimana sebagian besar materi
telah selesai diajarkan.
BAB III
REFLEKSI
Setelah pelaksanaan PKM, penulis mengambil refleksi dengan harapan dapat
menjadi rekomendasi. Adapun refleksi dari penyelenggaraan PKM adalah sebagai
berikut:
1. Penyelenggara PKM
Penyelenggaraan PKM sebaiknya tidak mengambil waktu semester genap karena
bertepatan dengan pelaksanaan ujian.
2. SD Tempat pelaksanaan PKM
- Sebaiknya sekolah mitra kerja adalah sekolah yang guru-gurunya telah
berkualifikasi Pegawai Negeri atau lebih senior.
- SD tempat PKM seyogyanya mendapatkan petunjuk PKM dalam bentuk buku
pedoman seperti tahun – tahun sebelumnya agar lebih siap
- Rekan guru tempat PKM cukup akrab dan baik
3. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran
Kekuatan pelajaran tergantung koordinasi mahasiswa dengan guru kolega. Untuk
SD …………………………. guru – guru sangat membantu. Keterbatasan waktu
peserta PKM yang terkendala tugas – tugas yang berkaitan dengan ujian maupun
tugas tambahan dari sekolah menimbulkan masalah bagi penulis.
Oleh karena itu, seyogyanya pelaksanaan ujian dilaksanakan pada semester gasal
agar tidak teganggu pelaksanaan ujian.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang digunakan di sekolah mitra cukup baik. Karena
transportasi, peserta agak kesulitan dalam mencari media yang cukup baik untuk
dipakai pada saat ujian di sekolah mitra.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Kegiatan Pelaksanaan PKM cukup baik, persiapan, pembekalan dan


bimbingan telah sesuai.
2. Buku panduan PKM untuk mahasiswa sudah cukup baik tetapi masih
kurang dalam penyediaan buku pedoman PKM bagi sekolah mitra.
3. Guru kolega dan siswa-siswa tempat pelaksanaan PKM cukup membantu
pelaksanaan PKM, namun pelaksanaan yang bersamaan dengan
penyelenggaraan ujian sedikit menimbulkan masalah.

xii
B. SARAN
Agar manfaat dari pelaksanaan PKM lebih baik, panitia dan peserta PKM
sebaiknya:

1. Menyelenggarakan PKM pada semester ganjil agar tidak bersamaan


dengan waktu pelaksanaan ujian nasional dan ujian sekolah.
2. Penyelenggara sebaiknya menyediakan buku pedoman bagi sekolah mitra
sebagai referensi.
3. Sebaiknya proses bimbingan mencakup tentang PTK.
4. Mungkin pelaksanaan ujian juga di tempat guru mengajar agar
pelaksanaan ujian dapat lebih optimal.

DAFTAR REFERENSI
1. Buku Panduan PKM-PGSD. Universitas Terbuka. Jakarta
2. Kurikulum KTSP/Standar Isi 2006
3. UU No. 19 Tahun 2005
4. UU No. 20 Tahun 2003

xiii

Anda mungkin juga menyukai