Abstract
Uncomplete assessing of materials abstract in learning of chemistry will lead to students on
experiencing misconceptions as a result of the wrong internalization. This study aimed to analyze
the positive effect and significance of the direct instruction learning based on animation to wards
students’ conceptions of chemical bonding in the Grade X at SMAN 1 Dondo Tolitoli. This study
applied a quasi-experimental method with one group pretest-posttest design. Samples were 29
students determined by purposive sampling. The independent variable in this studywas the direct
instruction learning, while the dependent variable was the students' conceptions. The data
acquisition instrument was in the form of a diagnostic test consisted of 20 multiple-choice
questions and reasons using Certainty of Response Index (CRI). Data was analyzed using t-test two
sample pairs. Hypothesis test results obtained –taccount (-16.37) <-ttable (-2.05) at significance level
of 5%. This study concluded that there is a significant effect positively of direct instruction learning
based onanimation to improvestudents’ conceptions in the Grade X at SMAN 1 Dondo Tolitoli,
with the effect size d = 2.8 or with a relatively large level of effectiveness.
Key Words: direct instruction learning, animation, concept, chemical bonds, certainty of reasponse
index.
Salah satu hal yang sangat penting Pengetahuan Alam (IPA) yang terkesan sulit.
dalam pendidikan adalah proses Salah satu faktor penyebab pembelajaran
pembelajaran. Pembelajaran adalah kegiatan kimia terkesan sulit adalah bahwa beberapa
yang dirancang oleh guru untuk membantu konsep dalam kimia bersifat abstrak serta
siswa mempelajari suatu kemampuan dan dikarenakan kimia memiliki perbendaharaan
nilai yang baru dalam suatu proses yang kata yang khusus, dimana mempelajari kimia
sistematis, melalui tahap rancangan, seperti mempelajari bahasa yang baru
pelaksanaan dan evaluasi (Sagala, 2011). Hal (Chang, 2005). Faktor penyebab lain adalah
ini dipertegas dengan Peraturan Kementerian bahwa kimia memiliki 3 level yaitu level
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No makroskopis, level submikroskopis dan level
41 tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa simbolis/representatif (Johnstones, 1993).
dalam standar proses bagi satuan pendidikan Salah satu tujuan yang harus dicapai
dasar maupun menengah harus mencakup dalam pembelajaran kimia adalah siswa
standar proses yang meliputi perencanaan mampu menguasai konsep-konsep kimia
proses pembelajaran, pelaksanaan proses yang telah dipelajarinya, kemudian siswa
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran diharapkan mampu mengaitkan konsep-
dan pengawasan proses pembelajaran untuk konsep yang telah dipelajarinya dengan
terlaksananya proses pembelajaran yang materi yang sedang dipelajarinya. Oleh
efektif dan efisien. karena itu, penekanan penguasaan konsep
Pembelajaran kimia merupakan salah dalam pelajaran kimia menjadi sangat
satu cabang disiplin ilmu dari Ilmu penting.
43
44 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 5 Nomor 1, Januari 2017 hlm 43-52 ISSN 2302-2027
miskonsepsi siswa pada materi pokok ulangan harian siswa SMA Negeri 1 Dondo
larutan penyangga (Yunitasari dkk., 2013). masih di bawah KKM (70) yaitu rata-rata
Selain itu, penelitian lain menemukan bahwa 45.
terdapat pengaruh yang signifikan model
pembelajaran langsung (direct instruction) METODE
melalui media animasi macromedia flash Jenis panelitian ini adalah penelitian
terhadap pemahaman konsep fisika siswa di kuantitatif menggunakan metode kuasi
SMA (Sakti dkk., 2012). eksperimen dengan desain penelitian
Salah satu alternatif yang dapat digunakan yaitu One Group Pretest Posttest
mendukung proses pembelajaran adalah Design (Sugiyono, 2015).
pemanfaatan media pembelajaran. Arsyad
Teknik pengambilan sampel dalam
(2011) mengemukakan bahwa penggunaan penelitian ini melalui teknik purposive
media pembelajaran dalam proses sampling, yakni pemilihan sampel dengan
pembelajaran dapat memperjelas penyajian pertimbangan melihat rata-rata nilai terendah
pesan dan informasi sehingga dapat dari hasil ulangan harian siswa pada materi
memperlancar dan meningkatkan proses dan ikatan kimia. Data dikumpulkan melalui
hasil belajar, meningkatkan motivasi dan pretest dan posttes menggunakan tes
efisiensi penyampaian informasi, menambah diagnostic yaitu soal pilihan ganda beralasan
variasi penyajian materi, menimbulkan disertai Certainty of Reasponse Index (CRI)
semangat, mencegah kebosanan siswa untuk sejumlah 20 soal yang telah divalidasi.
belajar, memberikan pengalaman yang lebih Teknik pengolahan data yang dimaksud
kongkrit bagi hal yang mungkin abstrak, dalam penelitian ini adalah metode
meningkatkan keingintahuan siswa, dan
kuantitatif dengan menggunakan rumus
memberikan stimulus serta mendorong statistik: menguji normalitas dengan uji one-
respon siswa. Keunggulan animasi, sample Kolmogorov-Smirnov test dalam
dibandingkan dengan media statis berupa SPSS, menguji hipotesis dengan
gambar adalah kemampuannya untuk menggunakan uji perbedaan dua rerata,
memvisualisasikan konsep-konsep yang setelah data diuji ternyata berdistribusi
abstrak dalam kimia (Chang 2005). normal dan homogen. Untuk menguji
Berdasarkan hasil wawancara dengan hipotesis dengan menggunakan uji-t paired
salah satu guru kimia di SMA Negeri 1 samples test dalam SPSS.
Dondo Kabupaten Tolitoli terkait Kriteria siswa yang mengalami
pembelajaran tentang ikatan kimia diperoleh miskonsepsi diberikan tes pilihan ganda
bahwa guru di sekolah tersebut masih beralasan menggunakan certainty of
menerapakan pembelajaran tradisional dan
response index (CRI). Skala CRI diberikan
belum menggunakan media lain seperti nilai 0-5 untuk menentukan tingkat
animasi. Pernyataan tersebut menunjukkan keyakinan jawaban dari siswa. Adapun
bahwa dalam proses pembelajan guru belum kriteria CRI dapat disajikan pada Tabel 1.
mengkaji materi yang bersifat abstrak secara
maksimal. Jika kajian secara mikroskopis
Tabel 1 Skala Kriteria Penilaian CRI
diabaikan, maka akan menyebabkan siswa Skala Penilaian CRI Kriteria
mengalami miskonsepsi akibat internalisasi 0 Menebak jawaban
yang keliru, karena pengamatan secara 1 Hampir tebakan
makroskopis (dunia nyata) berbeda bahkan 2 Tidak yakin
bertentangan dengan pengamatan secara 3 Yakin
mikroskopis (Chandrasegaran, et al., 2007). 4 Hampir pasti
Selain itu, diperoleh informasi bahwa hasil 5 Pasti
46 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 5 Nomor 1, Januari 2017 hlm 43-52 ISSN 2302-2027
Kriteria:
TP = Tidak Paham
M = Miskonsepsi
PS = Paham Sebagian
P = Paham
Kriteria
TP (%) M (%) PS (%) P (%)
Konsepsi
Sampel 29 29
Nilai Minimum 15 50
Nilai Maksimum 65 95
Nilai Rata-Rata 33.45 75.3
instruction berbasis animasi. Penelitian ini 18.10%, miskonsepsi dari 18.27% menjadi
diperkuat dengan penelitian yang telah 5.86%, paham sebagian dari 13.62% menjadi
dilakukan oleh Sakti dkk., (2013) tentang 10.17%, serta terjadi peningkatan tingkat
pengaruh media animasi fisika dalam model pemahaman dari 14.65% menjadi 65.86%.
pembelajaran langsung (direct instruction) Hal ini juga telah dibuktikan oleh Andriana
terhadap minat dan pemahaman konsep fisika dkk., (2014) dalam penelitiannya, yang
di SMA Negeri Bengkulu yang menunjukkan menyatakan bahwa model direct instruction
adanya pengaruh yang baik antara berbantu animasi flash memberikan
penggunaan media animasi dalam model perubahan konseptual yang signifikan pada
direct instruction terhadap pemahaman siswa sesudah dilakukan remediasi
konsep dan minat belajar fisika. menggunakan model direct instruction
Perubahan konsepsi siswa dari yang berbantu animasi flash dengan effect size
tidak paham, miskonsepsi dan paham yang tergolong tinggi yaitu ES = 1,58.
sebagian menjadi paham konsep Penelitian lain yang dilakukan oleh
menunjukkan bahwa pembelajaran direct Lasmiyatun dan Saptaningrum (2012)
instruction membantu siswa mendapatkan menyatakan bahwa penerapan Macromedia
pengetahuan yang lebih jauh. Hal ini sesuai Flash dengan model pembelajaran kooperatif
teori yang dinyatakan oleh Arends (Trianto, tipe Think Pair Share dapat meningkatkan
2007) bahwa model direct instruction hasil belajar fisika di SMP N 2 Ampel pada
dirancang khusus untuk menunjang proses pokok bahasan cahaya.
belajar siswa yang berkaiatan dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan yang dikemukakan oleh Utami (2011)
prosedural yang terstruktur dan diajarkan menyatakan bahwa animasi berfungsi sebagai
dengan pola kegiatan yang bertahap, sarana untuk memberikan pemahaman
selangkah demi selangkah. Hasil penelitian kepada murid atas materi yang akan
Sofiyah (2010) menyatakan bahwa diberikan. Munir (2012) menyatakan bahwa
pembelajaran direct instruction pada konsep animasi dalam pembelajaran memberikan
cahaya dapat meningkatkan hasil belajar manfaat yakni dapat menunjukkan objek
fisika siswa. dengan ide, menjelaskan konsep yang sulit,
Berdasarkan perhitungan effect size menjelaskan konsep yang abstrak menjadi
diperoleh nilai d = 2.8 (tergolong besar). kongkrit, dan menunjukkan dengan jelas
Dengan demikian maka model direct suatu langkah prosedural. Animasi dalam
instruction berbasis animasi efektif untuk penelitian ini dapat menggambarkan proses
meningkatkan konsepsi siswa tentang ikatan terbentuknya ikatan kimia, bagaimana
kimia di SMA Negeri 1 Dondo. Hal tersebut terjadinya pelepasan dan pengikatan elektron
sesuai dengan harga effect size, yaitu jika d > dalam proses ikatan ion, bagamana terjadinya
0,8 maka efektivitasnya tergolong besar. proses pemakaian elektron secara bersama-
Ukuran efek adalah besarnya efek yang sama dalam ikatan kovalen, dan
ditimbulkan oleh parameter yang diuji di menunjukkan elektron yang terdekolalisasi
dalam pengujian hipotesis (Cohen, 1992). dalam ikatan logam.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Materi yang disajikan dalam bentuk
model pembelajaran direct instruction slide dengan animasi, gambar, dan variasi
berbasis animasi memberikan pengaruh yang warna yang menarik dapat mengarahkan
signifikan terhadap perubahan konsepsi perhatian siswa sehingga siswa lebih
siswa. Hasil tersebut juga terlihat pada Tabel termotivasi untuk memahami materi-materi
3, yakni terjadi penurunan persentase siswa yang disajikan dan bertahan lama dalam
yang tidak paham dari 53.44% menjadi ingatan siswa. Siswa dapat melihat secara
50 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 5 Nomor 1, Januari 2017 hlm 43-52 ISSN 2302-2027
langsung ilustrasi abstrak dan penyajian besar. Effect size menunjukkan seberapa
materi pun dapat dilakukan secara berulang- besar efektivitas perlakuan yang diberikan
ulang dengan bentuk dan isi yang sama pada setiap siswa, dan hasil tersebut
(Siregar, 2013). Pemakaian media menunjukkan efek yang besar bagi setiap
pembelajaran dalam proses belajar-mengajar siswa.
dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis Kesimpulan
terhadap siswa (Arsyad, 2011). Pembelajaran direct instruction
Persentase postes konsepsi siswa yang berbasis animasi memberikan pengaruh yang
terdapat pada Table 2 terlihat bahwa pada posiitf dan signifikan terhadap konsepsi
konsep struktur Lewis, ikatan ion, ikatan siswa pada materi ikatan kimia kelas X
kovalen polar dan nonpolar serta ikatan SMAN 1 Dondo Kabupaten Tolitoli. Hasil
logam, siswa masuk kategori paham lebih pretest, siswa yang tidak memahami konsep
dari 50%, namun pada konsep ikatan kovalen sebesar 53,44%, miskonsepsi sebesar
dan ikatan kovalen koordinasi peresntase 18,27%, paham sebagian 13.62% dan paham
siswa yang masuk kategori paham berada 14,65% sedangkan pada posttest yang tidak
dibawah 50%, yaitu 44.8% untuk ikatan memahami konsep menurun menjadi
kovalen dan 39.2% untuk ikatan kovalen 18,10%, miskonsepsi 5,86%, paham sebagian
koordinasi. Penyebab masih banyaknya siswa 10,17% dan paham konsep meningkat
yang tidak paham pada konsep tersebut menjadi 65.7%. Perubahan konsepsi yang
karena kekurangan yang terdapat pada signifikan pada siswa sebelum dan sesudah
animasi, terutama pada konsep ikatan dilakukan perlakuan menggunakan model
kovalen koordinasi, selain itu pemahaman direct instruction berbasis animasi, yaitu –
awal siswa dapat mempengaruhi pemahaman thitung (-16.367) < -ttabel (-2.05) dengan taraf
siswa selanjutnya. signifikan 5%. Effect size penggunaan model
Hal tersebut sesuai dengan pendapat direct instruction berbasis animasi tergolong
Utami (2011) bahwa selain kemampuan besar (d = 2.8) yang tergolong besar.
memori otak, pengetahuan awal (prior Sedangkan effect size individu yang diperoleh
knowledge) mengenai konsep yang akan pada setiap siswa yaitu rata-rata d = 4.1 juga
dijelaskan juga mempengaruhi tingkat tergolong besar.
keefektifan animasi. Penyebab lainnya yaitu
kekurangan dari model pembelajaran direct Rekomendasi
instruction, yakni demonstasi sangat 1) Animasi materi ikatan kimia masih dapat
bergantung pada keterampilan pengamatan dikembangkan dan diperluas pada pokok
siswa, namun banyak siswa yang kurang bahasan pelajaran kimia dengan
perhatian dan bukanlah pengamat yang baik memperdalam materi.
sehingga dapat melewatkan hal-hal yang 2) Agar remediasi berjalan lancar, sebaiknya
dimaksudkan oleh guru (Shamdas, 2012). guru mata pelajaran hadir dalam setiap
Bedasarkan semua data yang diperoleh proses remediasi.
terlihat bahwa pembelajaran direct
instruction berbasis animasi memberikan UCAPAN TERIMA KASIH
pengaruh yang positif dan efek yang baik Penulis mengucapkan terima kasih dan
bagi semua siswa. Hal ini terlihat dari hasil penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
perhitungan effect size pada setiap siswa, semua pihak yang telah berjasa membantu
diperoleh rata-rata d = 4.1 yang tergolong
dan menghantarkan penulis dalam
Uswatun Hasanah, dkk. Pembelajaran Direct Instruction Berbasis Animasi Terhadap Konsepsi Siswa……………51