Disusun oleh :
Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
JAKARTA
2018
I. JUDUL
Vial Injeksi Dopamin HCl
II. PENDAHULUAN
a. Definisi
Produk steril adalah sediaan terapentis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas
dari mikroorganisme hidup.Pada prinsip ini termasuk sediaan parenteral mata dan
irigasi.Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat
terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa
kebagian dalam tubuh. Karena sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari
tubuh yang paling efisien, yakni membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus
bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksis, dan harus mempunyai
tingkat kemurnian tinggi atau luar biasa. Semua komponen dan proses yang terlibat
dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua
jenis kontaminasi, apakah fisik, kimia atau mikrobiologis. (Lachman III, hal. 1292)
Sediaan injeksi adalah sediaan steril, berupa larutan, suspensi, emulsi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. Injeksi dibuat dengan melarutkan, mengemulsikan atau
mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut dan disiapkan dalam wadah
takaran tunggal atau ganda (Farmakope Indonesia edisi IV hal. 9).
Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya
digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5-100 ml. Vial
dapat berupa takaran tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi serbuk bahan
obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau lebih besar.Bila
diperdagangkan, botol ini ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau
ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi. (R. Voight, hal. 464)
Injeksi Dopamin HCl adalah larutan steril Dopamin Hidroklorida dalam air
untuk injeksi. Mengandung dopamine hidroklorida, C8H11NO2 tidak kurang dari
95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Dapat
mengandung antioksidan yang sesuai. (Farmakope Indonesia edisi V hal. 352).
Agonis adrenergic, dopamine selain merangsang reseptor β1 di miokard, juga
meransang reseptor dopamin pada ginjal dan pembuluh mesenterium, serta reseptor α.
Obat ini terutama digunakan untuk mengatasi syok kardiogenik yang disertai
hipotensi, tetapi juga bermanfaat untuk terapi jangka pendek gagal jantung kronik
refrakter yang berat. (farmakologi dan terapi halaman 287)
b. Persyaratan
Hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan injeksi dalam wadah vial (takaran
ganda) :
1. Perlu pengawet karena digunakan berulang kali sehingga kemungkinan
adanya kontak dengan lingkungan luar yang ada mikroorganismenya
2. Tidak perlu isotonis, kecuali untuk subkutan dan intravena harus dihitung
isotonis (0,2%-0,6%) (Farmakope Indonesia edisi IV, hal. 13)
3. Perlu dapar sesuai pH stabilitasnya
4. Zat pengawet (Farmakope Indonesia edisi IV,hal. 17) kecuali dinyatakan
lain, adalah zat pengawet yang cocok yang dapat ditambahkan ke dalam
injeksi yang diisikan dalam wadah ganda/ injeksi yang dibuat secara
aseptik, dan untuk zat yang mempunyai bakterisida tidak perlu
ditambahkan pengawet.
Volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih dari volume yang ditetapkan.
Kelebihan volume yang dianjurkan tertera dalam daftar dibawah ini :
(Farmakope Indonesia edisi III, hal. 19)
c. Tentang sediaan
Injeksi adalah sediaan steril untuk kegunaan parenteral digolongkan menjadi 5
jenis yang berbeda yaitu: (1) obat atau larutan emulsi yang digunakan untuk injeksi,
(2) sediaan padat kering atau caitan pekat tidak mengandung dapar, pengencer, atau
bahan tambahan laindan larutan yang diperoleh setelah penambahan pelarut yang
sesuai memenuhi persyaratan injeksi, dana dapat dibedakan dari nama bentuknya,
(3)sediaan seperti tertera pada (2) tetapi mengandung satu atau lebih dapar, pengencer,
atau bahan tambahan lain, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya, (4) sediaan
berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara
intravena atau kedalam saluran spinal, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya, (5)
sediaan padat kering dengan bahan bahan pembawa yang sesuai dengan membentuk
larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan
bahan pembawa yang sesuai, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya(Farmakope
Indonesia edisi IV hal. 9)
Kelarutan :
Mudah larut
dalam air, dalam
etanol dan
dalam larutan
alkali
hidroksida, tidak
larut dalam eter
dan dalam
kloroform
(Farmakope
Indonesia edisi
V hal. 351)
pH : 2.5-5.5
(untuk sediaan
injeksi) (Drug
Information hal.
623)
Stabilitas :
Sensitif terhadap
cahaya, dalam
bentuk larutan
dopamin
hidroklorida
mudah terurai
dan berubah
warna. Dopamin
hidroklorida
stabil sedikitnya
24 jam dalam
bentuk larutan
injeksi. (Drug
Information 88
hal. 623)
OTT :
Dopamine
inkompatib el
dengan larutan
alkali seperti
sod. Bikarbonat
5% dan dengan
obat alkali
seperti
furosemide dan
thiopental
sodium.
(Martindale 36
hal 1273)
b. Zat tambahan
Kelarutan:
Sangat mudah
larut dalam air
dan etanol.
(FI V Hal. 219)
pH: 5-8
(Handbook of
Pharmaceutical
Excipients 6th
hal 56)
OTT:
Dengan
aluminium,
surfaktan
anionik, sitrat,
iodium, nitrat,
permanganat,
floresin, H2O2,
hipromelase,
kaolin, surfaktan
nonionik,
salisilat, garam
perak, tartrat,
protein dan
alkali.
(Handbook of
Pharmaceutical
Excipients 6th
hal 56)
Stabilitas:
Benzalkonium
menjadi tidak
aktif oleh
senyawa anionik
seperti sabun.
(DI 88 Hal.
2011)
c. Teknologi Farmasi
Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya
digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5-100 ml.
Vial dapat berupa takaran tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi
serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau
lebih besar. Bila diperdagangan, botol ini ditutup dengan sejenis logam yang
dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan
injeksi. (R. Voight hal 464).
Hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan injeksi dalam wadah vial (takaran
ganda) :
1. Perlu pengawet karena digunakan berulang kali sehingga kemungkinan
adanya kontak dengan lingkungan luar yang ada mikroorganismenya
2. Perlu dapar sesuai pH stabilitasnya
3. Zat pengawet (FI IV hal 17) keculai dinyatakan lain, adalah zat pengawet
yang cocok yang dapat ditambahkan ke dalam injeksi yang diisikan dalam
wadah ganda/injeksi yang dibuat secara aseptik, dan untuk zat yang mepunyai
bakterisida tidak perlu ditambahkan pengawet.
d. Farmakologi
Dopamin merupakan neurotransmiter (pembawa pesan) di otak yang berfungsi
untuk mengantarkan pesan, khususnya yang mengatur gerakan-gerakan halus dan
terkoordinasi, Dopamin sebagai obat, bekerja pada sistem saraf simpatik,
menghasilkan efek seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Namun,
karena dopamin tidak dapat menyeberangi penghalang darah-otak, dopamin
diberikan sebagai obat tidak secara langsung mempengaruhi sistem saraf pusat.
Farmakodinamik
Prekursor NE ini mempunyai kerja langsung pada reseptor dopaminergik dan
adrenergik, dan juga melepaskan NE endogen. Pada kadar rendah, dopamin
bekerja pada reseptor dopaminergik D1 pembuluh darah, terutama di ginjal,
mesentrium, dan pembuluh darah koroner. Simulasi reseptor D1 menyebabkan
vasodilatasi melalui aktivasi adenilsiklase. Infus dopamin dosis rendah akan
meningkatkan aliran darah ginjal, laju filtrasi glomerulus dan eksresi Na+. Pada
dosis yang sedikit lebih tinggi, dpamin meningkatkan kontraktilitas miokard
melalui aktivasi adrenoseptor β1. Dopamin juga melepaskan NE endogen yang
menambah efeknya pada jantung. Pada dosis rendah sampai sedang, resistensi
perifer total tidak berubah. Hal ini mungkin karena dopamin mengurangi
resistensi arterial di ginjal dan mesenterium dengan hanya sedikit peningkatan di
tempat tempat lain. Dengan demikian dopamin meningkatkan tekanan sistolik dan
tekanan nadi tanpa mengubah diastolik (atau sedikit meningkat). Dopamin !p
Caffeine Yoseobginjal, misalnya syok kardiogenik dan gagal jantung yang berat.
(Farmakologi dan Terapi halaman 726)
Farmakokinetik
Sebagai katekolamin, tidak efektif pada pemberian oral. NE tidak diadsorbsi
dengan baik pada pemberian SK. Isoproterenol diadsorbsi dengan baik pada
pemberian parenteral atau sebagai aerosol, tetapi tidak dapat diandalkan pada
pemberian oral atau sublingual sehingga tidak dianjurkan. Obat ini merupakan
subtrat yang baik untuk COMT tetapi bukan substrat yang baik untuk MAO,
sehingga kerjanya sedikit lebih panjang daripada Epi. Isoproterenol diambil oleh
ujung syaraf adrenergik tetapi tidak sebaik Epi dan NE. (Farmakologi dan Terapi
halaman 726)
Indikasi
Untuk mengobati syok dan tekanan darah rendah karena serangan jantung,
trauma, infeksi, operasi dan penyebab lainnya. (Farmakologi dan Terapi halaman
726)
Efek samping
Sebelum dopamin diberikan pada pasien syok, hipovolemia harus dikoreksi
terlebih dulu. Dosis berlebih menimbulkan efek adrenergik yang berlebihan.
Selama infus dopamin dapat terjadi mual, muntah, takikardia, aritmia, nyeri dada,
nyeri kepala, hipertensi dan peningkatan tekanan diastolik. Ekstavasasi dopamin
dalam jumlah besar selama infus dapat menyebabkan nekrosis iskemik dan kulit
terkelupas. Dopamin harus dihindarkan atau dosisnya sangat dikurangi (menjadi
1/10 atau kurang) pada pasien yang sedang diobati dengan penghambat MAO.
Dosis dopamin juga harus disesuaikan pada pasien yang mendapat
antideprestisiklik. Martindale 36th hal. 1273
III. Formulasi
a. Formula rujukan
(Martindale 36th hal. 1273 )
Dopamine HCL 1,6 / 3,2 mg/mL
Glucose 5%
Sodium Chloride 0,9%
(BNF 61 )
Dopamine HCL 1,6 / 3,2 mg/mL
Glucose 5%
Sodium Chloride 0,9%
Cara sterilisasi
NO Nama Alat Cara sterilisasi Pustaka
1 Vial, Erlenmeyer, corong glass, Dalam oven (Farmakope
beaker gelas suhu 150°C, 1 indonesia
jam ed.III, hal.14)
2 Gelas ukur, kertas saring Dalam (Farmakope
autoklaf suhu Indonesia
121°C, 15 ed.III, hal.18)
menit
3 Batang pengaduk, pinset, Direndam (Farmakope
Spatula, kaca arloji, penjepit besi dalam alcohol Indonesia III
70% selama 30 hal: 18)
menit
4 Direbus dalam (Farmakope
air suling Indonesia III
Karet pipet tetes, karet tutup
mendidih hal. 18)
botol
selama 30
menit
= 5 mL + 0,3 mL
= 5,3 mL
2. Benzalkonium klorida
= 0,01% x 35 mL
= 0,0035gram = 3,5 mg
Pengenceran 1 : 2
Benzalkonium = 10 mg
Aqua P.I = 5mL
Maka Benzalkonium Cl yang dibutuhkan :
3.5/10 x 5 mL = 1.75mL
3. . Aqua Pro Injeksi = 35 mL - (0,0224 + 1.75)
= 33,2276 mL
B. Penimbangan
VI. Evaluasi
In Process Control
1. Uji kejernihan (Lachman III, hal. 1356)
Produk dalam wadah diperiksa di bawah penerangan cahaya yang baik,
terhalang terhadap refleks dari mata, berlatar belakang hitam dan putih dengan
rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar.
Syarat : semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel yang terlihat
dibuang dari ampul, batas 50 partikel 10µm dan lebih besar 5 partikel ≥25
µm/ml
Quality Control
1. Uji Kejernihan (Lachman III, hal. 1355)
Melewatkan injeksi yang diuji pada lampu terang dengan latar belakang gelap
untuk partikel yang baik berwarna akan terlihat gelap yang berwarna pada
latar terang.
Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri
Edisi Ketiga. Jakarta: UI-Press.
Sweetman, C.S. 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36th edition.
London : The Pharmaceutical Press.
BNF staff. 2011. British National Formulary 61. London : Pharmaceutical Press