Anda di halaman 1dari 5

Metabolisme Karbohidrat

A. Pengertian Karbohidrat dan Metabolisme


Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang terdiri atas karbon,
hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat berfungsi utama sebagai bahan bakar, cadangan
makanan, dan materi pembangun (Campbell dkk., 2002). Bentuk molekul karbohidrat
paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida,
misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang
tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula
bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Terdapat pula
disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa
monosakarida) (Lehninger, 1997).

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam mahluk hidup,
mulai dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, mahluk yang sususnan tubuhnya kompleks.
Didalam proses ini mahluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahnkan kelangsungan hidupnya (Wirahadikusumah, 1985).
Metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam proses yaitu anabolisme
(penyusunan) dan katabolisme (penguraian) (Baret dkk., 1986).

1. Anabolisme
Anabolisme merupakan proses pembentukan makromolekul (lebih kompleks) dari
molekul yang lebih sederhana (Shuler & Kargi, 2002). Contoh anabolisme karbohidrat
yaitu Fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pengubahan zat anorganik (H2O dan CO2)
oleh karbohidrat menjadi zat organik (Karbohidrat) dengan bantuan sinar matahari
sebagai sumber energi utamanya. Fotosintesis disebut juga anabolisme karbohidrat.

Reaksi kimia untuk Fotosintesis : 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2

Fotosintesis berlangsung melalui dua tahap :

1). Reaksi Terang (Fotolisis Air)


Reaksi terang terjadi di Tilakoid dan berlangsung apabila ada cahaya.
Reaksi Kimia : 2 H2O + 2 NADP+ 2 NADPH + 2 H+ + O2
2). Reaksi Gelap (Fiksasi CO2)
Reaksi gelap disebut dengan siklus celvin. Energi Untuk proses ini berasal
dari energi kimiawi yaitu dari ATP yang dibentuk pada reaksi terang.
Reaksi kimia :
12 NADPH + 18 ATP + 6 CO2 C6H12O6 + 12 NADP+ + 18 ADP + 18 Pi + 6 H2O

Akhir Reaksi Gelap adalah 1 PGAL , kemudia 2 molekul PGAL bergabung


membentuk 1 molekul glukosa (C6H12O6) dan moleku-molekul glukosa akan
bergabung membentuk amilum (C6H10O5)n.
(Nurhayati dkk, 2015)

2. Katabolisme
Menurut Lehninger (2005), katabolisme merupakan fase metabolisme yang
bersifat menguraikan, yang menyebabkan molekul organik nutrien seperti karbohidrat,
lipid, dan protein yang datang dari lingkungan atau dari cadangan makanan sel itu sendiri
terurai di dalam reaksi-reaksi bertahap menjadi produk akhir yang lebih kecil dan
sederhana, seperti asam laktat, CO2, dan ammonia.
B. Jalur Metabolisme Karbohidrat
1. Glikolisis
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki 6
atom C) menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH, dan ATP.
NADH (Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim yang
mengikat elektron (H), sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi. ATP
(adenosin trifosfat) merupakan senyawa berenergi tinggi. Setiap pelepasan gugus
fosfatnya menghasilkan energi. proses glikolisis, pada setiap 1 molekul glukosa
diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP (Rochmah, 2009).
Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara
aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan
ATP dan ADP pada glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul
yang satu ke molekul yang lain. Sel eukariotik pada glikolisis terjadi di sitoplasma
(sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan
energi dan 5 tahapan pelepasan energi. pada tahap penggunaan energi adalah 2 ATP.
Sementara itu, energi yang dihasilkan pada tahap pelepasan energi adalah 4 ATP dan
2 NADH. Dengan demikian, selisih energi atau hasil akhir glikolisis adalah 2 ATP +
2 NADH. (Rochmah, 2009).
2. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses pembentukan atau biosintesis glikogen yang terjadi
terutama di dalam hati dan otot. Kelebihan kadar glukosa di dalam darah akan
memicu disekresikannya hormon insulin untuk memicu terjadinya glikogenesis.
Glikogen ini dapat dipecah lagi menjadi glukosa saat kadar glukosa darah menurun
seperti dalam keadaan lapar atau puasa.

Proses glikogenesis di dalam tubuh adalah Fosforilasi glukosa oleh ATP


menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh enzim glukokinase/hexokinase. Berikutnya
glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat, dikatalisis
oleh enzim fosfoglukomutase. Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate
(UDP) menjadi uridil di phosphate glukosa (UDP-glukosa), dikatalisis oleh enzim
glukosa 1-fosfat uridil transferase.UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai
glikogen yang sudah ada, dikatalisis oleh enzim glikogen sintase. Dalam proses ini,
atom C pertama dari UDP-glukosa diikatkan ke atom C keempat yang ada pada rantai
glikogen primer dan membentuk ikatan α- 1-4 glikosidik. Berikutnya enzim
pembentuk cabang (branching enzyme) akan memindahkan kurang lebih 6 residu
glukosa pada salah satu residu glukosa yang ada pada glikogen primer untuk
membentuk titik cabang. Enam residu gukosa tersebut akan diikatkan pada atom C
nomor 6 pada molekul glikogen primer. Penambahan glukosa terus berlangsung pada
kedua cabang hingga semakin panjang dan akan terbentuk banyak cabang-cabang
baru di berbagai lokasi. Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah
mencapai kadar yang normal.

(Sumardjo, 2006)
3. Glikogenelisis
Glikogenolisis merupakan suatu proses pemecahan glikogen menjadi
glukosa yang dipengaruhi oleh hormon glukagon dan hormon katekolamin (Husna,
2008). Glikogenolisis (pemecahan glikogen) terjadi jika kadar glukosa darah turun
(hipoglikemia) (James, dkk., 2002). Glikogenolisis tidak berjalan spontan, tetapi
melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah proses fosforilasi glikogen oleh
pengaruh enzim glikogen fosforilase sehingga dilepaskan glukosa 1-fosfat.
Selanjutnya, glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa-6-fosfat oleh enzim
fosfoglukomutase. Langkah terakhir adalah defosforilasi glukosa-6-fosfat oleh
pengaruh enzim glukosa-6-fosfatase sehingga terbentuk glukosa (Sumardjo, 2008).
4. Glikoneogenesis
Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat,
contohnya asam laktat dan beberapa asam amino. Karena senyawa yang digunakan
bukan karbohidrat, maka sumber karbonnya adalah sejumlah senyawa glukogenik
terutama berasal dari asam amino-L, laktat atau gliserol. Proses ini terjadi jika
makanan yang dimakan tidak cukup mengandung D-glukosa yang dapat
menyebabkan turunnya kadar glukosa darah. Glukoneogenesis yang dilakukan oleh
hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tetap. (Wirahadikusumah, 1985).

Gambar 4.1 Proses Glikoneogenesi


DAFTAR PUSTAKA

Baret, J.M., Peter A., Kumaran, A.K., and Millington, W.F., 1986, Biology. New Jersey: Prentice Hall.

Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G., 2002, Biologi Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta.

Husna, M., 2008. Pengaruh Pemberian Minyak Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) terhadap Kadar Glukosa
Darah pada Tikus Diabetes Akibat Induksi Aloksan. Skripsi. Hal 6-7.

James, dkk. 2002. Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta : Erlangga.

Lehninger, A.L., 1997, Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Nurhayati, Nunung., Unayah, Yati., Prayitno, Basuki. 2015. Biologi. Bandung : Yrama Widya.

Rochmah, Sit Nur, 2009, Biologi, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Jakarta.
Shuler, M.L., Kargi,F., 2002, Bioprocess Engineering. New Jersey : Prentice Hall PTR

Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC.

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit EGC Kedokteran

Wirahadikusumah, Muhamad., 1985, Biokimia : metabolisme energi, karbohidrat, dan lipid, ITB,
Bandung

Anda mungkin juga menyukai