Anda di halaman 1dari 20

Crenata88

sekedar untuk menyalurkan keinginan menulis , mengarang cerita, dan saling berbagi informasi .
Selamat membaca . Enjoy it,

 bang Radit
 UNNES
 anime

Selasa, 22 Desember 2015


CONTOH PROPOSAL SKRIPSI PENDIDIKAN BIOLOGI

( Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Division (STAD)
Dalam Proses Peningkatan Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Purwodadi)

CONTOH :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION (STAD)
DALAM PROSES PENINGKATAN PEMBELAJARAN BIOLOGI
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PURWODADI

PROPOSAL SKRIPSI
Guna Memenuhi Tugas Akhir Bahasa Indonesia

OLEH:
ANGGUN SARASWATI
NIM : 4401414003

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Mengajar merupakan suatu kegiatan dimana memerlukan pengetahuan dan keterampilan
profesional. Sebab apa yang harus dikerjakan guru didalam kelas maupun di luar kelas
melibatkan berbagai keputusan edukatif yang perlu di lakukan secara cermat. Pengambilan
keputusan dalam pembelajaran pada saat melakukan proses belajar mengajar seperti memilih dan
mengorganisasikan bahan ajar yang tepat berkomunikasi dengan anak baik secara individu
maupun secara klasikal, melakukan pendekatan pembelajaran yang efektif, mengelola waktu dan
sebagainya tidak bisa di lakukan secara amatiran tetapi diperlukan secara ilmiah.
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta penuh
tanggung jawab dan dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak sehingga timbul interaksi
dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung
terus menerus.
Biologi adalah ilmu yang memperlajari tentang segala hal yang berhubungan dengan
makhluk hidup dan kehidupan. Biologi merupakan satu ilmu dasar yang ikut menentukan
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan belajar biologi
siswa akan memiliki kemampuan berpikir logis, sistematis dan kreatif dalam memecahkan
masalah. Ilmu biologi sangat berpengaruh dan berguna bagi manusia .
Batasan dalam pengertian biologi bukan hanya sekedar penghafalan informasi saja,
namun juga diserta dengan pemahaman konsep dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-
hari. Kebanyakan siswa di sekolah masih hanya menerima informasi dan mengingat-ingatnya
saja. Padahal jika hanya mengingat-ingat saja, materi tersebut tidak akan bertahan lama dan akan
cepat lupa. Biologi memerlukan ketrampilan berpikir logis. Sesuatu yang logis dan masuk akal
cepat diterima dan diserap otak sehinga bisa bertahan lama.
Dalam belajar biologi memerlukan pemahaman yang kuat serta kejelian dalam mengingat
setiap istilah-istilah asing yang pertama kali didengar. Selain itu, untuk memperlajari materi
lebih jauh, haruslah memahami konsep. Suatu konsep dapat dimengerti dengan mudah apabila
siswa tersebut merasa antusias dan memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap materi yang
disajikan. Karena ketika seseorang belajar dan terjadi guncangan emosi pada diri mereka, apa
yang mereka pelajari pada saat itu akan lebih mudah terserap ke dalam otak dan biasanya akan
menjadi memori jangka panjang.
Antusiasme siswa kelas XI SMAN 1 Purwodadi dalam pembelajaran memang berbeda-
beda, ada yang sangat antusias dengan pelajaran yang diberikan, tetapi ada juga yang tidak
semangat ketika belajar biologi. Daya tangkap, tingkat pemahaman,dan kecakapan siswa dalam
memahami materi juga beragam. Ada siswa yang langsung bisa menangkap penejelasan dari
guru , ada juga siswa yang belajar dengan temannya baru dia akan memahami materi yang
diberikan. Keaktifan siswa di dalam kelas juga masih minim, banyak siswa yang hanya diam
ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya maupun berpendapat. Banyaknya faktor-faktor
dari dalam maupun dari luar menjadi kunci utama seorang guru dapat menerangkan dengan baik
atau tidak kepada siswanya .
Untuk mengatasi beberapa hal yang telah dibahas, diperlukan sebuah metode
pembelajaran khusus untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.
Metode yang akan menjadi objek penelitian adalah penerapan metode Student Team Achievment
Division (STAD) . STAD merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran
kooperatif sederhana dan baik untuk guru yang baru memulai menggunakan pendekatan
kooperatif di dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang
efektif. Alasan menggunakan metode STAD dikarenakan adanya reward dalam metode ini dapat
meningkatkan partisipasi siswa. Pada proses pembelajaran dengan metode STAD, masing-
masing kelompok termotivasi untuk berkompetisi secara aktif dalam kegiatan diskusi sehingga
dapat memperoleh reward dari guru . Pada pelaksanaan metode STAD dituntut adanya hubungan
kerja sama yang baik serta keterampilan siswa dengan kelompoknya sehingga siswa dapat
meningkatkan hasil belajarnya. Penulis meyakini strategi yang dapat digunakan untuk
mengembangkan aktivitas siswa dan hasil belajar adalah yang menerapkan model
pembelajaran cooperative learning tipe STAD.
Pendekatan cooperatif tipe STAD menitik beratkan siswa pada aktivitas dan
kreativitas untuk mengembangkan kemampuan fisik dan mental bahkan pendekatan ini memberi
kesempatan bagi para siswa untuk menjadi penemu serta dapat membantu siswa memahami
konsep-konsep biologi yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir kritis, dan
dapat mengembangkan proses sosial anak dengan teman-teman di dalam kelasnya. Sehingga
diharapkan Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki dampak positif terhadap siswa yang
hasil belajarnya rendah.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik mengadakan penelitian di SMA Negeri
Purwodadi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievment Division (STAD) Dalam Proses Peningkatan Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI
SMA Negeri 1 Purwodadi”

1.2 Identifikasi Masalah


a. Pada kegiatan pembelajaran,semangat dan minat siswa untuk mengikuti
pelajaran rendah . Sehingga berdampak kepada keaktifan siswa di dalam yang
minim, sehingga partisipasi siswa untuk mendengarkan maupun mencatat
materi yang diberikan menjadi rendah.
b. Kurangnya variasi metode yang digunakan dapat mempengaruhi minat siswa
untuk mengikuti proses belajar. Kebanyakan guru hanya menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan informasi
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
“Apakah terdapat peningkatan terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Purwodadi dalam materi fungsi dan struktur jaringan tumbuhan dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) “

1.4 Batasan Masalah


1. Subjek penelitian adalah siswa SMAN I PURWODADI kelas XI tahun
ajaran 2015/2016
2. Sebagai pembanding adalah pembelajaran dengan metode ceramah yang
biasa diterapkan oleh guru
3. Hasil belajar yang diukur meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotor yang diukur dengan Cooperative learning Method tipe STAD
4. Konsep atau materi pembelajaran yang dipelajari yaitu fungsi dan struktur
jaringan tumbuhan

1.5 Tujuan Penelitian


Penelitian ini betujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model
pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam peningkatan proses belajar biologi serta peningkatan
keaktifan, antusias siswa.

1.6 Manfaat Penelitian


1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian dapat menambah kasanah keilmuan, khususnya berkaitan dengan
efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan pembelajaran biologi
kelas XI di SMA Negeri 1 Purwodadi.

1.6.2 Manfaat Praktis


a. Bagi siswa : diharapkan metode Srudent Teaching Achievment Division (STAD) dapat
memotivasi siswa dalam belajar sehari-hari . Serta dapat meningkatkan keaktifan siswa selama
pembelajaran .
b. Bagi guru : sebagai masukan bagi guru untuk dapat memilih metode pembelajaran yang tepat
sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah : bagi sekolah yang bersangkutan terutama dalam mata pelajaan biologi
diharapkan mampu meningkatkan keefektifan proses belajar mengajar.

1.7 Penegasan istilah


1.7.1 STAD
Srudent Teaching Achievment Division . Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada
belajar kelompok siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal dan JURNAL
FALASIFA. Vol. 1 No. 1 Maret 2010 8 teks. Dalam satu kelompok siswa terdiri dari 4-5 orang
yang heterogen. Anggota team menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang
lain untuk menuntaskan materi dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami
bahan pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi. Secara individu setiap minggu siswa diberi
kuis. Kuis diskor dan tiap individual diberi skor perkembangan. (Muslimin Ibrohimin: 2000, 20)

1.7.2 Cooperative Learning


Cooperative Learning adalah metode pembelajaran yang didasarkan atas kerja kelompok yang
dilakukan untuk mencapai tujuan khusus. Selain itu juga untuk memecahkan soal dalam
memahami suatu konsep yang didasari rasa tanggung jawab dan berpandangan bahwa semua
siswa memiliki tujuan sama. Aktivitas belajar siswa yang komunikatif dan interaktif, terjadi
dalam kelompok-kelompok kecil.( Rofiq,2010)
1.7.3 Pembelajaran
Pembelajaran adalah terjemahan dari kata instruction yang berarti self instruction (dari internal)
dan external instruction (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain dating
dari guru yang disebut teaching atau pengajaran. Menurut Anni (2012:159-161) ada enam
komponen dalam pembelajaran di mana satu dengan yang lain saling terintegrasi, yaitu tujuan,
subjek pembelajaran, materi pembelajaran,strategi pembelajaran, media pembelajaran dan
penunjang.

1.7.4 Jaringan
sekumpulan sel pada organisme multiseluler yang sama yang bekerja sama dan terhubung dan
bekerja sama dengan kumpulan sel lain yang berbeda ataupun sama untuk membentuk organ

1.7.5 Jaringan tumbuhan


Sekumpulan sel yang memiliki kesamaan dari segi bentuk dan fungsi
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pembelajaran
Menurut Miarso (dalam Djamarah, 2010: 324-325) pembelajaran adalah usaha mengelola
lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk dirinya secara positif dalam kondisi
tertentu.
Sedangkan menurut Hamdani (2010:23) pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah
laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus.

“Pembelajaran merupakan peristiwa eksternal peserta didik yang dirancanakan untukmendukung


proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik
memproses inforamsin nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan” Gagne (
dalam Anni dkk , 2012: 157 ) .
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian
peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses belajar melalui usaha
guru dalam membentuk tingkah laku positif siswa dalam kondisi tertentu agar mencapai tujuan
dan kompetensi yang dikuasai dalam berinterksi dengan lingkungan.
Perolehan tujuan belajar sebenarnya juga dapat dilakukan secara alamiah dimana peserta
didik membaca buku-buku , majalah, surat kabar, jurnal, dan mungkin bisa dari mengamati
fenomena yang terjadi di sekitarnya. Namun dalam proses belajar perlu dirancang dengan baik
dan dipersiapkan yang sering disebut pembelajaran, maka perolehan tujuan belajar itu akan dapat
dicapai secara efektif dan efisien jika aktivitas belajar itu dirancan secara baik. Setiap komponen
pembelajaran hendaknya saling berhubungan dan berkaitan dengan proses internal belajar
peserta didik agar terjadi peristiwa belajar. Untuk mencapai tujuan belajar, pendidik hendaknya
benar-benar menguasai cara-cara merancang belajar agar peserta didik mampu belajar optimal.

2.1.1 Komponen pembelajaran


Komponen Pembelajaran untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran ada bagian-bagian
yang melaksanakan masing-masing fungsi yang disebut komponen. Menurut Anni ( 2012 : 159-
161 )ada enam komponen dalam pembelajaran di mana satu dengan yang lain saling terintegrasi.
enam komponen tersebut akan dijabarkan dalam penjelasan dibawah ini.
a. Tujuan
Tujuan pada dasarnya merupakan suatu harapan dan merupakan aspek pertama dan terpenting
dalam memulai sebuah aktivitas pembelajaran karena tujuan merupakan sebuah landasan di
mana suatu pembelajaran akan ditempuh dan dijalani. Tujuan di sini dapat pula diartikan sebagai
kurikulum. Kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan dengan kedudukan yang sangat
strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Jadi, tujuan pembelajaran harus berdasarkan
standart kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator yang telah ditentukan dalam
kurikulum, dan tujuan pembelajaran ini tertuang dalam RPP. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam
penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat

b. Subyek belajar
Subyek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama karena berperan sebagai
subyek sekaligus obyek. Sebagai subyek karena peserta didik adalah individu yang melakukan
proses belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat
mencapai perubahan perilaku pada diri subyek belajar. Untuk itu peserta didik diharapkan aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi aktif subyek belajar dalam proses pembelajaran antara
lain dipengaruhi faktor kemampuan yang telah dimiliki hubungannya dengan materi yang akan
dipelajari, Oleh karena itu untuk kepentingan perencanaan pembelajaran yang efektif diperlukan
pengetahuan pendidik tentang diagnosis kesulitan beljar dan analisis tugas .
c. Materi pelajaran
Materi pelajaran juga merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran, karena materi
pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran yang
komprehensif, terorganisasi secara sistematis dan dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh
juga terhadap intensitas proses pembelajaran. Materi pembelajaran dalam sistem pembelajaran
berada dalam silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) , dan buku sumber. Maka
pendidik hendaknya dapat memilih dan mengorganisasikan materi pembelajran agar proses
pembelajaran dapat berlangsung intensif.

d. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini
efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam menerapkan strategi pembelajaran
pendidik perlu memilih model-model pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang sesuai,
dan teknik-teknik mengajar yang menunjang pelaksanaan metode mengajar. Untuk menentukan
strategi pembelajaran yang tepat pendidik mempertimbangkan akan tujuan, karakteristik peserta
didik, materi pelajaran dan sebagainya agar strategi pembelajaran tersebut berfungsi maksimal.

e. Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat atau wahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajan
untuk membantu penyampaian pesan dalam proses pembelajaran. Sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran berfungsi meningkatkan peranan strategi pembelajaran . Sebab media
pembelajaran menjadi salah satu komponen pendukung strategi pembelajaran di samping
komponen waktu dan metode mengajar. Menurut Suparman (dalam Anni, 2012 : 161) media
digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain karena
- Media dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi dapat
terlihat jelas
- Dapat menyajikan benda yang jauh dari subyek belajar
- Menyajikan peristiwa yang komplek, rumit, dan berlangsung cepat menjadi sistematik dan
sederhana, sehingga mudah diikuti.
f. Penunjang
Komponen penunjang yang dimaksud dalam system pembelajaran adalah fasilitas belajar, buku
sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacanya. Komponen penunjang berfungsi
memperlancar, melengkapi, dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran. Sehingga
sebagai salah satu komponen pembelajaran pendidik perlu memperhatikan, memilih, dan
memanfaatkannya.
2.2 Pembelajaran Kooperatif
“ Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada
pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berada ke dalam kelompok-
kelompok kecil.”(Saptono,2003:58). Kepada siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus
agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman-
teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman , berdiskusi dengan teratur, siswa yang
pandai membantu siswa yang kurang,dsb
Menurut Johnson dalam B. Santoso (dalam Rofiq, 2010) Cooperative Learning adalah kegiatan
belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai
pada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun kelompok.
Menurut Nurhadi (dalam Rofiq, 2010) mengartikan Cooperative Learning sebagai pembelajaran
yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interkasi yang silih asuh untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permasalahan.
Davidson dan Kroll ( dalam Rofiq, 2010 ) sebagaimana yang dikutip oleh Hamdun, Cooperative
Learning diartikan dengan kegiatan yang berlangsung dalam lingkungan belajar sehingga siswa
dalam kelompok kecil saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif untuk menyelesaikan
tugas akademik.
Metode Cooperative Learning diterapkan melalui kelompok kecil pada semua mata
pelajaran dan tingkat umur disesuaikan dengan kondisi dan situasi pembelajaran. Keanggotaan
kelompok terdiri dari siswa yang berbeda (heterogen) baik dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin dan etnis, latar belakang sosial dan ekonomi. Dalam hal kemampuan akademis,
kelompok pembelajaran Cooperative Learning biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan
tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu yang lainnya dari kelompok kemampuan
akademis kurang. Cooperative Learning bertujuan untuk mengkomunikasikan siswa belajar,
menghindari sikap persaingan dan rasa individualitas siswa, khususnya bagi siswa yang
berprestasi rendah dan tinggi.
2.2.1 Prinsip pembelajaran kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif menurut Saptono (2003 : 56) menyatakan bahwa prinsip
penbelajaran kooperatif ada 4 jika ingi menerapkan, yaotu :
a.Terjadinya saling ketergantungan secara postof (positive Interdependence) yaitu siswa
berkelompok, saling bekerja sama dan saling menyadari bahwa mereka saling membutuhkan.
b.Terbentuknya tanggunga jawab personal (Individual Accountabillity)yaitu setiap anggota
kelompok merasa bertanggung jawab untuk belajar dan mengemukakan pendapat sebagai
sumbang saras kelompok.
c. terjadinya keseimbangan dan keputusan bersama dalam kelompok (equal participation) yaitu
dalam kelompoktidak hanya seorang atauorang tertentu saja yang berperan, melainkan ada
keseumbangan antar personal dalma kelompok.
d. Interaksi menyeluruh ( Simulateneous interaction) yaitu setiap anggota kelompok memiliki
tugas masing-masing secara proposional dan secara simultan mengerjakan tugas atau menjawab
peretanyaan.

2.3 Metode STAD (Student Team Achievement Divisions)


Metode STAD adalah metode yang dikembangkan oleh Slavin, merupakan metode yang
didasarkan pada teori belajar kognitif. Pendidik hanya berperan sebagai fasilitator dan bukan
sebagai pemberi informasi, maka guru hanya menciptakan suatu lingkungan yang konduksif bagi
peseta didik STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana, dan merupakan metode kooperatif yang paling baik untuk permulaan bagi para guru
yang baru menerapkan model pembelajaran kooperatif. Pelaksanaan metode ini dapat
meningkatkan partisipasi karena siswa belajar melalui kelompok diskusi, pada kegiatan diskusi
menuntut siswa untuk berpartisipasi dan terlibat secara aktif dalam tim untuk mendapatkan skor
yang tinggi bagi masing-masing kelompok. Tim. Skor yang didapatkan menentukan reward yang
diberikan guru kepada tim yang mampu memberikan nilai perkembangan tinggi dari anggota
timnya reward yang diberikan dalam bentuk kartu dan terbagi menjadi 3 jenis, antara lain super
team, great team dan good team.
“ STAD kependekan dari Student Team Achievement Divisions. Metode ini dikembangkan oleh
Robert Slavin dkk. dari Universitas John Hopkins. Dalam metode STAD guru membagi siswa
suatu kelas menjadi beberapa kelompok kecil atau tim belajar dengan jumlah anggota setiap
kelompok 4 atau 5 orang siswa secara heterogen. Setiap anggota tim menggunakan lembar kerja
akademik dan saling membantu untuk menguasai materi ajar melalui tanya jawab atau diskusi
antar sesama anggota tim. Secara individual atau kelompok setiap satu atau dua minggu
dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap materi yang telah
mereka pelajari. Setelah itu seluru siswa dalam kelas tersebut diberikan materi tes tentang
materi ajar yang telah mereka pelajari. Pada saat menjalani tes mereka tidak diperbolehkan saling
membantu” (Trianto, 2007)

Menurut (Saptono, 2003) secara garis besar model pembelajaran STAD terdiri dari 4 Langkah ,
yaitu :
a. Pembentukan kelompok heterogen
Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru. Guru lebih tahu siswa mana yang pandai dan yang
lemah. Secara heterogen (memperhatikan gender, pandai-lemah, leader-anggota) guru membuat
kelompok-kelompok kecil, 3-5 siswa untuk setiap kelompok.
b. Penjelasan materi dan kegiatan kelompok
Guru menberikan informasi kepada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan siswa
serta relevansi kegiatan dengan materi pembelajaran. Pada saat penjelasan siswa sudah duduk
dalam kelompoknya. Selanjutnya, siswa melakukan diskusi sesuai dengan arahan guru
berdasarkan LKS atau bentuk tugas yang lain.Jika terdapat kesulitan dalam hal interpretasi
petunjuk, siswa dapat meminta bantuan guru.
c. Pelaksanaan kuis atau evaluasi
Setelah diskusi, guru memberikan tes/kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individu.
d. Pemberian penghargaan
Kelompok yang rata-rata nilai tiap anggotanya paling bagus pantas diberkan penghargaan. Hasil
tes ini dapat digunakan sebagai dasar pembentukan kelompok baru untuk topik selanjutnya .
2.4 Hakekat Biologi dan Pembelajarannya
Biologi diperlukan suatu kajian kritis. Tentu saja, hal ini akan membawa konsekuensi
pada bagaimana cara pandang orang dalam menanggapi dan menghayati masalah. Beberapa hasil
penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan oleh guru, khususnya
yang berhubungan dengan IPA, sangat dipengaruhi oleh presepsi guru tentang IPA (termasuk
biologi) itu senmdiri, terlepas dari materi apa yang akan diajarkan. Hal semacam inilah yang
sering terjadi di lapangan . adapun hal-hal yang dapat mengarahkan kita pada apa hakikat
biologi, sehingga kita akan lebih arif ketika mengembangkan pembelajaran biologi.

a. Biologi sebagai kumpulan pengetahuan


Biologi adalah baggian dari IPA, biologi merupajan terminolologi yang berasal dari dua kata
yaitu bios yang berarti hidup, dan logos yang berarti ilmu/pengetahuan. Dari pengertian tersebut
biologi mencakup ilmu-ilmu atau pengetahuan yang berhubungan dengan kehisupan di alam
semesta ini. Pengetahuan ini termasuk yang telah ditemukan sejak jaman dahulu, hingga
penemuan pengetahuan yang paling baru. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori,
maupun generalisasi yang menjelaskan tentang kehidupan.

b. Biologi sebagai suatu proses investigasi


Pemahaman bahwa biologi dapat juga dikatakan sebagai suatu proses investigasi
(penelusuran/penyelidikan) banyak diartikan dengan hal-hal yang selalu berhubungan dengan
laboratorium beserta perangkatnya. Para ilmuan melibatkan metode ilmiah dalam
mengembangkan biologi. Proses pengamatan gejala alam, merumuskan hipotesa , melakukan
pengujian serta membuat generalisasi merupakan serangkaian yang seharusnya diperhatikan
oleh guru pada saat melakukan aktivitas pembelajaran biologi.

c. Biologi sebagai kumpulan nilai


Pandangan ini lebih menitik beraktakan bahwa dalam biologi melekat nilai-nilai ilmiah seperti
rasa ingin tahu, jujur, teliti, keterbukaan akan berbagai fenomena yang baru sekalipun. Dengan
demikian dalam mengembangkan pembelajarn biologi hendaknya guru juga mempertimbangkan
nilai-nilai kemanusiaan yang dapat dikembangkan.
d. Biologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari
Orang menyadari bahwa apa yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan
sehari-hari\ tidak terlepas dari penemuan- penemuan yang memanfaatkan pendektan
ilmiah.Kontribusi biologi di dalamnya banyak memberikan manfaat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan sehari-sehari seperti dalam bidang kesehatan, perbaikan gizi, kebersihan , hingga
sumber makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

2.5 Kerangka Berfikir


Biologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang makhluk hidup dan kehidupan yang ada
di bumi. Materi-materi dalam biologi mengandung konsep-konsep yang sulit dipahami dengan
baik jika penerapannya hanya sebatas teori oleh siswa sekolah menengah atas meskipun mereka
sudah tergolong siswa kelas tinggi.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan
konsep pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Dalam pelaksanaan
pembelajaran biologi pada umumnya guru cenderung mengalami kesulitan karena minimnya
sarana dan prasarana praktikum yang tersedia di sekolah, maupun alat peraga untuk menunjang
pembelajaran, sehingga keaktifan siswa akan menjadi kurang. Dalam pembelajaran, siswa hanya
mendengarkan materi yang dipaparkan oleh guru menggunakan metode ceramah . Akibatnya
siswa tidak dapat memahami materi biologi yang diterima dengan maksimal, siswa menjadi pasif
dan hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk mengolah informasi yang dipaparkan oleh guru.
Interaksi antar siswa kurang terbangun, sehingga siswa menjadi kurang tertarik dan berminat
mempelajari materi biologi.
Berpijak pada permasalahan dalam pembelajaran biologi tersebut , maka perlu adanya
suatu inovasi pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru perlu
menciptakan strategi pembelajaran maupun metode pembelajaran yang mampu mengaktifkan
siswa, membangkitkan minat dan perhatian siswa, serta memudahkan siswa dalam memahami
materi biologi terutama fungsi dan struktur jaringan tumbuhan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi penelitian


Metodologi penelitian merupakan syarat mutlak di dalam suatu penelitian ilmiah.
Berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggung jawaban metodologi
penelitiannya. Penggunaan metodologi penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan serta
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana data dikumpulkan dan dinyatakan
dalam bentuk kata-kata dan dokumentasi yang disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil
wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami
fenomena dari sudut perspektif partisipan.
Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta
memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya.
3.2 Lokasi dan Sasaran penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Purwodadi Kabupaten
Grobogan. Sasaran penelitian atau di sebut objek penelitian adalah Guru, dan Murid kelas XI
IPA 1, XI IPA 5, XI IPA 7 SMA Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan.

3.3 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan alat (instrumen) yang dipergunakan peneliti dan
observer pendamping (secara kolaborasi) untuk mengumpulkan data atau informasi dari hasil
pelaksanaan tindakan.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah manusia. Ciri-ciri umum manusia
sebagai instrumen mencakup responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan,
mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses dan mengiktisarkan dan memanfaatkan
kesempatan mencari respon yang tidak lazim (Meleong : 2008)
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitiananya adalah kualitatif, dimana
penelitian ini mengetahui kualitatif dari suatu penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD di SMA Negeri 1 Purwodadi . Adapun teknik pengambilan data dalam penelitian ini
adalah :
3.4.1 Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya-jawab
secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. Peneliti menggunakan pedoman wawancara
untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran biologi terutama pada
materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di kelas XI IPA 1, XI IPA 5, XI IPA 7 SMA
Negeri 1 Purwodadi. Wawancara tersebut dilakukan dengan teknik tanya jawab secara langsung
terhadap Guru Biologi kelas XI IPA 1, XI IPA 5, XI IPA 7 SMA Negeri 1 Purwodadi.
Wawancara dilakukan kapada guru yang dianggap paling memahami karateristik masing-masing
anak didiknya dan bagaimana proses guru mengajarkan materi yang berkaitan kepada siswanya.
3.4.2. Metode Tindakan Kelas
a. Tindakan
Penelitian ini bersifat kajian tindakan kelas, tindakan berupa pelaksanaan proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD . Dalam penelitian ini siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan masing-masing
siswa mempunyai tugas yang berbeda untuk setiap kelompoknya. Kemudian memberikan materi
pelajaran dan kegiatan kelompok untuk memecahkan kegiatan kelompok, kemudian
pelaksanaaan kuis dan evaluasi secara individu, di mana nantinya skor dari masing-masing
individu akan di total per kelompok. langkah terakhir adalah pemberian hadiah kepada
kelompok dengan skor tertinggi.

b. Faktor yang diselidiki


Faktor input: dilihat dari kehadiran siswa, keberanian siswa untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat kepada guru maupun teman satu kelompoknya.
Faktor proses: dengan melihat bagaimana implementasi pembelajaran berbasis STAD di kelas,
yaitu dengan memberikan materi kepada siswa , memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi
dalam satu kelompok, melaksanakan kuis secara individu untuk menambah skor kelompok,
pemberian hadiah bagi kelompok peraih skor tertinggi. Poin terakhir adalah hal yang paling
mendorong siswa untuk menjadi yang terbaik, dengan di berikan suatu hadiah seorang siswa
akan merasakan hal yang tidak biasa di dalama dirinya dan hal tersebut dapat meningkatkan
keinginan siswa untuk terus belajar dan berbagi dengan temannya.
Faktor output: dengan melihat kemampuan bagaimana siswa dapat berkoordinasi dengan baik
dengan kelompoknya, sehingga dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran.

3.4.3 Metode Dokumentasi


Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal–hal yang dapat dijadikan
sebagai bukti otentik .
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal hal yang variable yang
berupa catatan tertulis dapat di pertanggung jawabkan sebagai alat bukti yang resmi. Dokumen
tersebut dapat berupa hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi merupakan salah satu alat
pengumpul data tertulis yang dapat peneliti melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang di
perlukan peneliti. Data tertulis sangatlah di butuhkan untuk menjadikan peneliti ini menjadi
lengkap dan valid.
Foto merupakan salah satu sumber informasi yang bias dijadikan data dalam penelitian ini. Ada
dua kategori foto dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yangdi hasilkan orang dan foto yang di
hasilkan oleh peneltiti sendiri. Studi dokumentasi pada penelitian ini di peroleh dari catatan
mengenai penerapan pembelajaran koopertif tipe STAD di SMA Negeri 1 Purwodadi.
3.5 Analisis Data

Teknik analisis data menurut Moleong ( 2008: 247) adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data kedala pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Teknik analisis data
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Proses analisis data kualitatif
dimulai dari menelaah data yang terkumpul pada saat pengumpulan data. Kemudian langkah
berikutnya adalah dengan mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat
rangkuman. Tahap selanjutnya adalah mengadakan pemeriksaan keaabsahan data. Kemudian
dilakukan penafsiran data dalam mengelola hasil sementara .

DAFTAR PUSTAKA

- Anni,C.T, dan Rifa’i,A., 2012. Psikologi pendidikan . Semarang : Pusat pengembangan


MKU/MKDK-LP3 UNNES
- Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Aswan, 2010. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta:Rineka
Cipta.
- Hamdani, 2010. Strategi belajar mengajar , Bandung : Pustaka Setia
- Isjoni. 2011. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
ALFABETA
- Moleong, Lexy J,2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Penerbit PT Remaja

- Rofiq, N.M , 2010. PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) DALAM


PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM , (online), Vol.1 ( https: //jurnalfalasifa
.files.wordpress. com/2012/11/m-nafiur-rofiq-pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning-
dalam-pengajaran-pendidikan-agama-islam.pdf), obline at 16 Desember 2016 20:54

- Saptono,sigit ,2003 . Strategi Belajar Mengajar, Semarang : Unnes Press

- Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:


Prestasi Pustaka

Anda mungkin juga menyukai