Anda di halaman 1dari 49

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1.1 Pengertian Sistem

Aktivitas di dalam suatu perusahaan merupakan wujud dari suatu sistem,

pelaksanaan rutinitas menjadi subsistem yang saling bekerjasama dan saling

berkaitan antara satu dengan yang lain dalam sebuah sistem. Menurut Susanto

(2008:22) pengertian sistem adalah sebagai berikut :

“Kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik fisik

yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis

untuk mencapai satu tujuan tertentu.”

Menurut Krismiaji (2010:1) pengertian sistem adalah sebagai berikut :

“Rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian


tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen, atau sesuatu yang
dapat diihat, didengar atau dirasakan; proses, kegiatan untuk
mengkoodinasikan komponen yang terlibat dalam sebuah sistem; tujuan,
sasaran akhir yang ingin dicapai dari kegiatan koordinasi komponen
tersebut.”

Menurut Gelinas et al (2012:11) pengertian sistem adalah sebagai berikut:

“A system is a set of interdependent elements that together accomplish

specific objectives.”

Artinya sistem adalah seperangkat elemen yang saling bergantung

bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian-pengertian

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan komponen-komponen

11
12

yang saling terhubung dan berinteraksi yang bertujuan mencapai suatu tujuan

tertentu.

2.1.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Susanto (2008:38) pengertian informasi adalah sebagai berikut :

“Hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat. Jadi, informasi
merupakan hasil daripengelolaan data, akan tetapi tidak semua hasil dari
pengelolaan tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengelolaan data yang
tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang
bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut.”

Menurut Krismiaji (2010:15) pengertian informasi adalah sebagai berikut :

“Data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat”.

Menurut Gelinas et al (2012:17) pengertian informasi adalah sebagai

berikut :

“Information is data presented in a form that is useful in a decision-

making activity.

Artinya informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna

dalam kegiatan pengambilan keputusan. Berdasarkan pengertian-pengertian

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan informasi

merupakan data-data yang memiliki arti dan berguna, kemudian diubah maupun

diproses sesuai kebutuhan untuk memberikan arti dalam kegiatan pengambilan

keputusan.

2.1.1.3 Pengertian Akuntansi

Menurut Susanto (2008:60) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut :

“Sistem informasi yang menghasilkan informasi atau laporan untuk


berbagai kepentingan baik individu atau kelompok tentang aktivitas
operasi/peristiwa ekonomi atau keuangan suatu organisasi”.
13

Menurut Soemarso (2009:3) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut :

“Proses mengidentifikasikan, mengukur, melaporkan informasi ekonomi,

untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas

bagi mereka yang menggunakan informasi tesebut.”

Menurut Suradi (2009:2) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut :

“Suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan

mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi

kepada para pihak yang berkepentingan.”

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan dan

pengikhitisarian dalam kegiatan operasional perusahaan yang bertujuan untuk

menyajikan informasi ekonomi untuk dilaporkan kepada pihak yang berhak untuk

menerimanya.

2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Krismiaji (2010:16) pengertian sistem informasi adalah sebagai

berikut:

“Cara-cara yang diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukan,


mengolah dan menyimpan data, dan cara-cara yang diorganisasikan untuk
menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan infomasi untuk
mencapai tujuan.“
14

Menurut Satzinger et al (2012:6) pengertian sistem informasi adalah

sebagai berikut:

“An information system is a collection of interrelated componentsthat

collect, process, store, and provide as output the information needed to

complete a business task”.

Artinya sistem informasi adalah kumpulan komponen yang saling terkait

yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output

informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis. Menurut Gelinas et

al (2012:655) pengertian sistem informasi adalah sebagai berikut:

“Information system is a man-made system that generally consists of an


intergrated set of computer based components and manual components
established to collect, store, and manage data and to provide output
information to users.”

Artinya sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara

umum terdiri dari seperangkat terintegrasi komponen berbasis komputer dan

komponen pengguna dibentuk untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola

data dan memberikan informasi output ke pengguna.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa sistem informasi merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya

satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan

tertentu. Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau

himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling

berinteraksi atau tergantung satu sama lain dan terpadu kombinasi dari pengguna,

piranti keras, piranti lunak, komunikasi jaringan, dan sumber-sumber data yang

mengumpulkan, memproses dan mendistribusiskan informasi.


15

2.1.1.5 Pengertian Sistem Infromasi Akuntansi

Menurut Susanto (2008:72) pengertian sistem informasi akuntansi adalah

sebagai berikut :

“Kumpulan atau integrasi dari sub-sub sitem atau komponen baik fisik
maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja saru sama lain
secara harmonis untuk mengolah data tranaksi yang berkaitan dengan
masalah keuangan menjadi informasi keuangan.”

Menurut Jones dan Rama (2008:6) pengertian sistem informasi akuntansi

adalah sebagai berikut :

“Subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi

akuntasi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari proses

rutin atas transaksi akuntansi.”

Menurut Romney dan Steinbart (2012:30) pengertian sistem informasi

akuntansi adalah sebagai berikut :

“A system that collects, record, stores, and processes data to produce

information for decision makers.”

Artinya sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang

mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan

informasi bagi para pengambil keputusan. Berdasarkan pengertian-pengertian

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan

subsistem dari sistem informasi yang mengumpulkan, memproses, dan

menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan transaksi akuntansi

perusahaan.
16

2.1.1.6 Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan utama dibangun sistem infromasi akuntansi adalah untuk mengolah

data akuntansi yang berasal dari berbagai sumber menjadi sumber akuntansi yang

diperlukan oleh berbagai macam pemakai untuk mengurangi risiko saat

mengambil keputsan (Susanto, 2008:8). Menurut Susanto (2008:8) fungsi sistem

infromasi akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari

Suatu perusahaan agar tetap eksis perusahaan tersebut harus terus

beroperasi dengan melakukan jumlah aktivitas bisis yang peristiwannya

disebut dengan transaksi seperti melakukan pembelian, penyimpanan,

proses produksi dan penjualan. Ada dua macam transaksi yaitu transaksi

akuntansi dan non akuntansi. Transaksi akuntansi adalah kejadian atau

transaksi yang dilakukan oleh perusahaan yang berakibat adanya

pertukaran antara sesuatu yang memiliki nilai ekonomi bagi perusahaan

tersebut, seperti peristiwa terjadinya penjualan dan pembelian barang oleh

perusahaan. transaksi non akuntansi adalah kejadian atau transaksi yang

dilakukan oleh perusahaan tapi peristiwa tersebut tidak menimbulkan

dampak pertukaran nilai ekonomi bagi perusahaan tapi peristiwa tersebut

tidak menimbulkan dampak pertukaran nilai ekonomi bagi perusahaan

yang melakukannya. Seperti memasukan data order pembelian ke

komputer dan menyiapkan barang untuk dikirim.


17

2. Mendukung proses pengambilan keputusan

Tujuan yang sama pentingnya dalam sistem informasi adalah untuk

memberi informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.

Keputusan harus dibuar dalam kaitannya dengan perencanaan dan

pengendalian aktivitas perusahaan. Informasi yang tidak dapat diperoleh

dari sistem informasi akuntansi tapi diperlukan dalam proses pengambilan

keputusan biasanya berupa informasi kuantitatif yang tidak bersifat uanng

dan data kualitatif. Informasi ini dapat diperoleh bila perusahaan

menerapkan sistem informasi manajemen, karena sistem informasi

manajemen merupakan sistem informasi perusahaan keseluruhan

sedengkan sistem infromasi akuntansi merupakan bagian terbesar dari

sistem informasi manajemen dan infiormasi akuntansi yang dihasilkan

bersifat detail.

3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya

kepada pihak eksternal

Setiap perusahaan harus memenuhi tanggung jawab huku. salah satu

tanggung jawab penting keharusan memberi informasi kepada pemakai

yang berada diluar perusahaan atau stakeholder yang meliputi pemasok,

pelanggan, pemegang saham, kreditor, investor besar, serikat kerja,

analisis keuangan, assosiasi industri, atau bahkan publik secara umum.


18

Menurut Hall (2010:14) tujuan sistem informasi akuntansi adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mendukung fungsi pekerjaan dari manajemen

Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah mengenai tanggung jawab dari

pihak manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan. Sistem

informasi akuntansi menyediakan informasi mengenai pemakaian sumber

daya kepada pengguna eksternal dengan menggunakan laporan keuangan

dan laporan lainnya.

2. Untuk mendukung pengambilan keputusan bagi manajemen

Sistem informasi akuntansi memberikan informasi yang penting untuk

digunakan manajer dalam membuat keputusan bagi perusahaannya.

3. Untuk mendukung kegiatan sehari-hari perusahaan

Sistem informasi akuntansi menyediakan informasi kepada pegawai untuk

membantu menyelesaikan pekerjaan mereka dengan efektif dan efisien.

Menurut Hall (2010:14) selain memiliki tujuan, sistem informasi akuntansi

akan melaksanakan fungsi utamanya, yaitu sebagai berikut :

1. Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi

perusahaan

2. Memproses data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen

3. Memanajemen data-data yang ada ke dalam kelompok-kelompok yang

sudah ditetapkan oleh perusahaan

4. Mengendalikan pengendalian data yang cukup sehingga asset dari suatu

organisasi atau perusahaan terjaga


19

5. Penghasil informasi yang menyediakan informasi yang cukup bagi pihak

manajemen untuk melakukan perencanaan, mengeksekusi perencanaan

dan mengendalikan aktivitas

2.1.1.7 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari beberapa bagian yang

saling berintegrasi yang membentuk sebuah sistem. Menurut Susanto (2008:207)

komponen sistem informasi akuntansi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Perangkat Keras (Hardware)

Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan

hasil pengolahan data dalam bentuk informasi.

2. Perangkat Lunak (Software)

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk

menjalankan aplikasi tertentu pada komputer, sedangkan program

merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun

secara sistematis. Software dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

perangkat lunak sistem (system software) dan perangkat lunak aplikasi

(aplication software).

3. Manusia (Brainware)

Brainware atau sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian terpenting

dari komponen sistem informasi dalam dunia bisnis yang dikenal sebagai

sistem informasi akuntansi. Komponen SDM ini merupakan bagian yang

tak terpisahkan dengan komponen lainnya didalam suatu sistem informasi


20

sebagai hasil dari perencanaan, analisis, perancangan, dan strategi

implementasi yang didasarkan kepada komunikasi diantara sumber daya

manusia yang terlibat dalam suatu organisasi.

4. Prosedur (Procedure)

Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan

secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Sedangkan aktivitas pada

dasarnya melakukan suatu kegiatan berdasarkan informasi yang masuk

dan persepsi yang dimiliki tentang informasi.

5. Basis Data (Database)

Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan didalam media

penyimpanan di suatu perusahaan (arti luas) atau di dalam komputer (arti

sempit).

6. Teknologi Jaringan Komunikasi (Communication Network Technology)

Telekomunikasi atau komunikasi data dapat didefinisikan sebagai

penggunaan media elektronik atau cahaya untuk memindahkan data atau

informasi dari suatu lokasi ke satu atau beberapa lokasi lain yang berbeda.

Komunikasi yang terjadi diantara beberapa pihak yang berkomunikasi

harus difasilitasi dengan infrastruktur berupa jaringan telekomunikasi yang

konfigurasinya bisa berbentuk bintang (star), cincin (ring), dan hirarki

(BUS). Jadi dengan menguasai jaringan telekomunikasi telah menolong

persoalan yang disebabkan oleh masalah geografi dan waktu sehingga

memungkinkan organisasi untuk mempercepat produksi dan pengambilan

keputusan.
21

Menurut Romney dan Steinbart (2012:30) komponen-komponen dari

sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

1. The people who use the systems

Orang-orang yang menggunakan sistem atau pengguna sistem.

2. The procedures and instructions used to collect, process, and store

data

Prosedur dan intruksi yang digunakan untuk mengumpulkan,

memproses, dan menyimpan data.

3. The data about the organization and its business activities

Data tentang organisasi dan aktivitas bisnisnya.

4. The software used to process the data

Software (perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses data.

5. The information technology infrastructure, including computers,

peripheral devices, and network communications devices used in the

AIS

Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, perangkat

tambahan, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam

sistem informasi akuntansi.

6. The internal controls and security measures that safeguard AIS data

Terjemahan dari kalimat tersebut adalah pengendalian internal dan

tindakan pengamanan yang melindungi data sistem informasi

akuntansi.
22

Menurut Chusing yang diterjemahkan oleh Kosasih (2007:24)

menyebutkan bahwa unsur-unsur sistem informasi akuntansi adalah sebagai

berikut :

1. Sumber daya manusia

Sistem informasi akuntansi membutuhkan sumber daya untuk dapat

berfungsi. Sumber daya dapat diklasifikasikan sebagai alat, data, bahan

pendukung, sumber daya manusia dan dana. Sistem informasi akuntansi

pada umumnya diberi nama menurut sumber daya manusia yang

digunakan. Suatu sistem informasi akuntansi-akuntansi manual. Jika suatu

sistem informasi akuntansi melibatkan penggunaan komputer dan

perlengkapan-perlengkapannya dinamai sistem informasi akuntansi

dengan komputer (computer based accounting information sistem).

Manusia merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan

dalam pengambilan keputusan dan mengendalikan jalannya sistem

informasi.

2. Peralatan

Peralatan merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan

dalam mempercepat pengolahan data, meningkatkan ketelitian kalkulasi

atau perhitungan dan kerapihan bentuk informasi

3. Formulir

Formulir merupakan unsur pokok yang digunakan untuk mencatat semua

trasnsaksi yang tejadi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen.

Karena dengan formulir peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam


23

(didokumentasikan) diatas secarik kertas.

(1) Pengenalan (Introduction)

Pengenalan disajikan pada bagian atas formulir dan harus memuat

judul formulir dan nomor formulir.

(2) Instruksi (Instruction)

Instruksi terdiri dari dua jenis, yaitu bagaimana mengisi formulir dan

apa yang harus dikerjakan terhadap formulir setelah selesai pengisian.

(3) Isi Utama (Main body)

Informasi yang berhubung secara logis harus digolongkan bersama-

sama pada formulir dengan memakai kolom dan tanda batas persegi

(box) yang digunakan sebanyak mungkin untuk menyediakan ruang

(spasi) bagi data yang dicatat.

(4) Kesimpulan (Conclusion)

Kesimpulan disajikan pada bagian bawah formulir. Bagian ini harus

memberikan ruang (spasi) yang cukup untuk menyangkut diposisi

akhir dan atau persetujuan akhir transaksi yang dicatat pada formulir

termasuk tanda tangan persetujuan dan tanggalnya.

4. Catatan

Catatan terdiri dari :

a) Jurnal

Merupakan catatan akuntansi yang pertama digunakan untuk mecatat,

mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dan data yang lainnya.


24

b) Buku besar

Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data

keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.

5. Prosedur

Prosedur merupakan urutan atau langkah-langkah untuk menjalankan

suatu pekerjaan, tugas atau kegiatan. Biasanya melibatkan beberapa orang

dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin

penanganan secara seragam atas transaksi perusahaan yang terjadi

berulang.

6. Laporan

Hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah laporan keuangan dan

laporan manajemen. Suatu laporan dihasilkan untuk kepentingan para

pengguna (user) yang berlainan, semuanya tergantung dari laporan apa

yang dibutuhkan para pengguna tersebut. Maka diharapkan laporan

tersebut dapat memberikan gambaran yang memadai bagi pihak yang

memerlukan dan bagi pihak yang menggunakan terutama di dalam

pengambilan sebuah keputusan.

2.1.1.8 Manfaat dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones dan Rama (2008:7) bahwa ada lima macam penggunaan

sistem informasi akuntansi yaitu sebagai berikut :

1. Membuat laporan eksternal

Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan

laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi pada para


25

investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan yang lain.

Laporan-laporan ini mencakup laporan keuangan, Surat Pemberitahuan

(SPT) pajak, dan laporan yang diperlukan oleh badan-badan pemerintah

yang mengatur perusahaan dalam industri perbankan dan utilitas.

2. Mendukung aktivitas rutin

Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk

mengetahui aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan.

3. Mendukung pengambilan keputusan

Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang

tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. Contohnya antara lain

mengetahui produk-produk yang penjualannya bagus dan pelanggan mana

yang paling banyak melakukan pembelian. Informasi ini sangat penting

untuk merencanakan produk baru, memutuskan produk-produk apa yang

harus ada di persediaan, dan memasarkan produk kepada para pelanggan.

4. Perencanaan dan pengendalian

Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan

pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan

oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan angka

anggaran dengan jumlah actual.

5. Menerapkkan pengendalian internal

Pengendalian internal (internal control) mencakup kebijakan-kebijakan,

prosedur-prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi


26

aset-aset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara

keakuratan data keuangan.

Menurut Hall (2010:14), sebuah sistem informasi akuntansi yang

dirancang dengan baik dapat memberikan kegunaan yiatu sebagai berikut :

1. Untuk mendukung fungsi pengelolaan manajemen (to support the

stewardship function of management)

2. Mendukung operasional perusahaan sehari-hari (to support the finn's day-

to-day operations)

3. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support management

decision making)

Teknologi informasi mempunyai dampak paling dominan terhadap

lingkungan bisnis. Adapun manfaat dari sistem informasi akuntansi menurut Hall

(2010:15) adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu

2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produksi, baik barang

maupun jasa yang dihasilkan

3. Meningkatkan keefektifitasan dan keefisiensian dalam bekerja

dibandingkan mengolah data secara manual

4. Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan

5. Meningkatkan sharing pengetahuan

6. Untuk menerapkan sistem pengendalian internal, memperbaiki kinerja dan

tingkat keandalan (reliability)


27

7. Untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban

(akuntanbilitas)

2.1.1.9 Karateristik Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Susanto (2008:374) peran mendasar sistem informasi akuntansi

dalam organisasi adalah menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas.

Informasi yang berkualitas tentu akan berdampak pada pengambilan keputusan

yang tepat yang akan langsung memengaruhi kelangsungan hidup suatu

organisasi. Sedangkan menurut Laudon dan Laudon (2012:548) sistem informasi

yang berkualitas merupakan sistem informasi yang memadukan efisiensi teknis

dengan kepekaan terhadap kebutuhan manusia dan organisasi, menyebabkan

tingginya kepuasan kerja dan produktivitas (an information system that blends

technical efficiency with sensitivity to organizational and human needs, leading to

higher job satisfaction and productivity).

Menurut Hall (2010:12) menyebutkan bahwa karakteristik kualitas

informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Relevan

Informasi yang relevan merupakan informasi yang perlu diketahui untuk

memberikan pemahaman yang baru. Laporan yang hanya bersifat

sementara dan selanjutnya tidak relevan harus dihentikan pembuatannya.

2. Tepat Waktu

Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan

kegunaannya. Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan

yang didukungnya.
28

3. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Kesalahan-

kesalahan material ada ketika jumlah informasi yang tidak akurat

menyebabkan pemakainya melakukan keputusan yang buruk atau gagal

melakukan keputusan yang diperlukan.

4. Lengkap

Tidak ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan

atau pelaksanaan tugas yang hilang. Informasi yang tidak lengkap bisa

menimbulkan kesulitan, karena informasi yang tidak disertakan itu akan

menjadi unsur ketidakpastian yang benar.

5. Ringkasan

Informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai.

Informasi yang ringkas dan mengikhtisarkan data yang relevan

menunjukkan bidang-bidang penyimpangan terhadap tingkat normal,

standar, atau yang direncanakan merupakan bentuk informasi yang banyak

diperlukan oleh para pemakai informasi akuntansi.

Menurut Schermerhorn (2011:159) kriteria dari informasi yang berkualitas

adalah sebagai berikut :

1. Timely—the information is available when needed; it meets deadlines for

decision making and action. Tepat waktu, Informasi tersedia saat

dibutuhkan, memenuhi tengat waktu untuk bertindak dan mengambil

keputusan.
29

2. High quality—the information is accurate, and it is reliable; it can be used

with confidence. Kualitas yang tinggi, Informasi harus akurat, dan dapat

diandalkan, dapat digunakan dengan keyakinan.

3. Complete—the information is complete and sufficient for the task at hand;

it is as current and up to date as possible. Lengkap, Informasi yang

lengkap dan memadai dapat digunakan untuk penugasan yang sesuai

dengan masa kini dan up to date.

4. Relevant—the information is appropriate for the task at hand; it is free

from extraneous or irrelevant materials. Relevan, Informasi sesuai untuk

penugasan, bebas dari masalah yang tidak berhubungan atau tidak relevan

5. Understandable—the information is clear and easily understood by the

user; it is free from unnecessary detail. Dapat dimengerti, Informasi jelas

dan mudah dipahami oleh user, informasi juga bebas dari hal-hal yang

tidak diperlukan.

Menurut oleh Susanto (2008:13), secara umum informasi akuntansi

memiliki empat dimensi kualitas informasi, yaitu :

1. Akurat

Dapat diartikan bahwa informasi akuntansi tersebut benar-benar

mencerminkan situasi dan kondisi yang ada

2. Relevan

Dapat diartikan bahwa informasi akuntansi yang dihasilkan benar-benar

sesuai dengan kebutuhan


30

3. Tepat waktu

Dapat diartikan bahwa informasi akuntansi tersedia pada saat informasi

tersebut diperlukan

4. Lengkap

Dapat diartikan bahwa informasi akuntansi yang dihasilkan tersebut telah

selengkap yang diinginkan dan dibutuhkan.

2.1.2 Bank

2.1.2.1 Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mendefinisikan

pengertian Bank adalah sebagai berikut:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun daan dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup banyak.”
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK Nomor 31 Tahun 2009

mengenai akuntansi perbankan mendefinisikan pengertian Bank adalah sebagai

berikut :

“Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan


(financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana
(surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit),
serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.”
Menurut Kasmir (2008:2) mendefinisikan pengertian Bank adalah sebagai

berikut :

“Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana


dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali
ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.”
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai
31

fungsi sebagai mediator atau perantara bagi peredaran lalu lintas uang, yaitu

dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana, dalam

bentuk simpanan, dan kemudian mengelola dana tersebut dengan cara

meminjamkan kepada masyarakat yang memerlukan dana.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Bank

Menurut Kasmir (2008:35) adapun jenis-jenis perbankan dewasa ini dapat

ditinjau dari berbagai segi yaitu sebagai berikut :

1. Dilihat dari Segi Fungsinya

Jenis bank menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu

sebagai berikut :

a. Bank Umum

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya yaitu sebagai berikut :

a. Bank Milik Pemerintah

b. Bank Milik Swasta Nasional

c. Bank Milik Koperasi

d. Bank Milik Asing

e. Bank Milik Campuran

3. Dilihat dari Segi Status

Status bank yang dimaksud yaitu sebagai berikut :

a. Bank Devisa

b. Bank Non Devisa


32

4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga.

Jenis bank menurut prinsip operasinya yaitu sebagai berikut :

a. Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional

b. Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah

2.1.2.3 Fungsi Bank

Fungsi utama bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyrakat.

Dana yang dihimpun oleh bank merupakan simpanan yang dipercayakan oleh

masyarakat kepada bank. Dana tersebut kemudian disalurkan kembali oleh bank

kepada masyrakat dalam bentuk pemberian kredit ataupun penyediaan dana

kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Dalam hal ini bank berfungsi

sebagai intermediasi atau penghubung antara pihak defisit dengan surplus dana.

Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:68) menyebutkan bahwa tiga fungsi

utama bank dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai berikut :

1. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyrakat dalam bentuk

simpanan.

2. Bank sebagai lembaga menyalurkan dana ke masyrakat dalam bentuk

krerdit.

3. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan

peredaran uang.

Dari pernyataan-pernyataan di atas, fungsi bank dapat digambarkan

sebagai berikut :
33

Sumber Dana Penggunaan Dana

Giro Primary Reserve

Deposito Secondary Reserve


Bank sebagai
Lembaga
Tabungan Kredit
Financial
Intermediary
Modal Penanaman Lain

Pinjaman Aktiva tetap

Gambar 2.1
Fungsi Utama Bank Sebagai Financial Intermediary
Sumber : Kuncoro dan Suhardjono (2002:69)
2.1.3 Kredit

2.1.3.1 Pengertrian Kredit

Pengertian kredit dalam arti ekonomi adalah sesuatu penunda pembayaran.

Artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang

akan datang. Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu Crederee yang berarti

kepercayaan (trust atau faith). Menurut Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 10 tahun 1998 tentang Pokok-Pokok Perbankan pasal 1 ayat 11 bahwa:

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan


dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
34

Menurut Rivai (2006:4) pengertian kredit adalah sebagai berikut :

“Kredit adalah penyerahan barang dan jasa atau uang dari satu pihak
(kreditur/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain
(nasabah atau pengutang/ borrower) dengan janji membayar dari penerima
kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua
belah pihak.”

Menurut Suyatno (2007:13) pengertian kredit adalah sebagai berikut :

“Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk

melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan

datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.”

2.1.3.2 Tujuan Kredit

Tujuan dari kredit adalah untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka

ragam sesuai dengan harkatnya, selalu meningkat. Sedangkan kemampuan

manusia mempunyai suatu batasan tertentu, memaksakan seseorang untuk

berusaha memperoleh bantuan permodalan untuk pemenuhan hasrat dan

citacitanya guna peningkatan usaha dan peningkatan daya guna sesuatu

barang/jasa. Menurut Kasmir (2012:88) tujuan kredit yaitu sebagai berikut :

1. Kredit Konsumtif

Yaitu kredit yang diberikan oleh bank atau bukan bank untuk memenuhi

kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Oleh karena itu, kredit ini bagi

debitur tidak digunakan sebagai modal kerja untuk membeli barang atau

kebutuhan lainnya.
35

2. Kredit Komersil

Yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah

dibidang perdagangan. Kredit komersil ini meliputi kredit untuk usaha

pertokoan, kredit ekspor dan sebagainya.

3. Kredit Produktif

Yaitu kredit yang diberikan oleh bank atau bukan bank dalam rangka

membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehinggga dapat memperlancar

produksi.

Tujuan pemberian kredit adalah untuk mencari keuntungan, membantu

usaha nasabah dan membantu pemerintah. Adapun tujuan utama pemberian suatu

kredit antara lain :

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.

Hal tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank atau

bukan bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang

dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan

hidup bank atau bukan bank. Jika hidup bank atau bukan bank yang terus

menerus kerugian, maka besar kemungkinan bank atau bukan bank

tersebut akan dibubarkan.

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan

dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana
36

tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan

memperluaskan usahanya.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti

adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor. Keuntungan bagi

pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah :

a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank

atau bukan bank

b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan

usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru

sehingga dapat mengurangi tenaga kerja yang masih menganggur

c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian

besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang

dan jasa yang beredar dimasyarakat

d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang

sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam

negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat

devisa Negara

e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai

untuk keperluan ekspor.


37

Dari tujuan tersebut diatas adanya kepentingan yang seimbang antara lain :

a. Kepentingan pemerintah

b. Kepentingan masyarakat (rakyat)

c. Kepentingan pemilik modal (pengusaha)

2.1.3.3 Fungsi Kredit

Fungsi kredit secara umum ialah pemenuhan jasa untuk melayani

kebutuhan masyarakat (to serve the society) dalam rangka mendorong dan

melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang

kesemuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk menaikan taraf hidup rakyat

banyak. Menurut Firdaus dan Ariyanti (2009:5) fungsi-fungsi kredit yaitu sebagai

berikut :

1. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa-jasa

2. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle

3. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran baru

4. Kredit sebagai alat pengendalian harga

5. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat/ faedah/ kegunaan

potensi-potensi ekonomi yang ada

Menurut Kasmir (2012:88) fasilitas kredit memiliki fungsi yaitu sebagai

berikut :

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

2. Untuk meningkatkan peredaran lalu lintas uang

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

4. Meningkatkan peredaran barang


38

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

2.1.3.4 Jenis-Jenis Kredit

Menurut Kasmir (2012:90) jenis-jenis kredit dapat di bedakan yaitu

sebagai berikut :

1. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit Investasi

b. Kredit Modal Kerja

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit Produktif

b. Kredit Konsumtif

c. Kredit Perdagangan

3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit Jangka Pendek

b. Kredit Jangka Menengah Jangka

c. Kredit Jangka Panjang

4. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit dengan Jaminan

b. Kredit tanpa Jaminan


39

5. Dilihat dari sektor usaha

a. Kredit pertanian

b. Kredit peternakan

c. Kredit Industri

d. Kredit pertambangan

e. Kredit pendidikan

f. Kredit profesi

g. Kredit perumahan

6. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit Modal kerja

b. Kredit investasi

c. Kredit konsumtif

Menurut Tamin (2012:6) menyatakan bahwa jenis-jenis kredit yaitu

sebagai berikut :

1. Menurut Kegunaan Kredit

a. Kredit Konsumtif

b. Kredit Produktif

c. Kredit Perdagangan

d. Kredit Modal Kerja

2. Menurut Jangka Waktu Pemberian Kredit

a. Kredit jangka pendek

b. Kredit jangka menengah

c. Kredit jangka panjang


40

3. Kredit Dilihat Dari Sudut Jaminannya

a. Kredit tanpa jaminan

b. Kredit dengan jaminan

4. Menurut Cara Pembayarannya

a. Pinjaman Angsuran

b. Pinjaman Tetap

c. Demand Loan (Permintaan Pinjaman)

d. Pinjaman Promes

2.1.3.5 Unsur-Unsur Kredit

Menurut Firdaus dan Ariyanti (2009:3) unsur-unsur yang terkandung

dalam pemberian suatu fasilitas kredit yaitus sebagai berikut :

1. Adanya badan atau orang yang memiliki uang, barang atau jasa yang

bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain, orang atau barang

demikian lazim disebut kreditur.

2. Adanya pihak yang membutuhkan/meminjam uang, barang atau jasa.

Pihak ini lazim disebut debitur.

3. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur.

4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur.

5. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang,

barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari

debitur.

6. Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu seperti

diatas, dimana masa yang akan datang merupakan suatu yang belum pasti,
41

maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko, termasuk penurunan

nilai uang karena inflasi.

7. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun

ada kredit yang tidak berbunga).

Menurut Kasmir (2012:87) unsur-unsur kredit yaitu sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan berupa

uang, barang atau jasa yang akan benar-benar diterima kembali dimasa

tertentu dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank

atau bukan bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian

penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern.

Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang

terhadap nasabah pemohon kredit.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur

kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan

ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu

ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka

waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau

jangka panjang.
42

4. Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu

resiko tidak tertagihnya atau kredit macet. Semakin panjang suatu kredit

semakin besar resikonya. Resiko ini menjadi tanggungan bank atau bukan

bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai maupun oleh

resiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau

bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

5. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang

kita kenal dengan nama bunga.

2.1.3.6 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Dalam pemberian kredit diperlukannya prinsip-prinsip agar kredit yang

diberikan tepat sasaran dan pengembalian kredit tersebut tepat pada waktunya.

Menurut Kasmir (2012:95) ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang

sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C yaitu sebagai berikut :

1. Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini adalah calon

debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada Bank,

bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-

benar dapat dipercaya.

2. Capacity (capability) adalah untuk melihat kemampuan calon nasabah

dalam membayar kredit dihubungkan dengan kemampuan mengelola

bisnis serta kemampuan mencari laba.


43

3. Capital adalah dimana untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan

yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh Bank.

4. Collateral merupakam jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang

bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit

yang diberikan.

5. Condition yiatu dalam menilai kredit hendaknya dinilai kondisi ekonomi

sekarang dan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-

masing.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P menurut Kasmir

(2012:96) adalah sebagai berikut :

1. Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup

sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu

masalah.

2. Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu

dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3. Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,

termasuk jenis kredit yang di inginkan nasabah. Tujuan pengambilan

kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja

atau investasi, konsumtif atau produktif, dan lain sebagainya.


44

4. Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau

sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang di

biayaitanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga

nasabah.

5. Payment yaitu merupakan ukuran nasabah bagaimana cara nasabah

mengembalikan kredit yang telah di ambil atau dari sumber mana saja

dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitability yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah

dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah

akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan

kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection yaitu bertujuan bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan

mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan berupa

jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

Selanjutnya penilaian kredit dengan metode analisis 3 R menurut

Hasibuan (2008:108) adalah sebagai berikut :

1. Returns adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon

debitur setelah memperoleh kredit. Apabila hasil yang diperoleh cukup

untuk membayar pinjamannya dan sekaligus membantu perkembangan

usaha calon debitur bersangkutan maka kredit diberikan. Akan tetapi, jika

sebaliknya maka kredit jangan diberikan.


45

2. Repayment adalah memperhitungkan kemampuan, jadwal, dan jangka

waktu pembayaran kredit oleh calon debitur, tetapi perusahaannya tetap

berjalan.

3. Risk Bearing Ability adalah memperhitungkan besarnya kemampuan

perusahaan calon debitur untuk menghadapi risiko, apakah perusahaan

calon debiturnya risikonya besar atau kecil. Kemampuan perusahaan

menghadapi repository.unisba.ac.id risiko ditentukan oleh besarnya modal

dan strukturnya, jenis bidang usaha, dan manajemen perusahaan

bersangkutan. Jika risk bearing ability perusahaan besar maka kredit tidak

diberikan, tetapi apabila risk bearing ability perusahaan kecil maka kredit

diberikan.

2.1.3.7 Prosedur Pemberian Kredit

Menurut Firdaus dan Ariyanti (2009:91) pengertian prosedur pemberian

kredit adalah sebagai berikut :

“Tahapan-tahapan yang dirancang oleh pihak Bank dengan maksud


mempermudah calon Debitur untuk melaksanakan kredit, dimana tahapan-
tahapan tersebut harus dilakukan oleh kedua belah pihak baik oleh pihak
Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku.”

Menurut Rahardja (2008:131) tahapan-tahapan dalam prosedur pemberian

kredit adalah sebagai berikut :

1. Mengajukan permintaan kredit,termasuk di dalam wawancara antara

petugas bank dengan calon nasabah.

2. Perbaikan berkas jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat

setelah dilakukan on the spot dilapangan.

3. Pemutusan kredit, ialah menentukan apakah kredit diterima atau di tolak.


46

4. Setelah kredit di setujui maka nasabah menadatangani perjanjian kredit.

Pencarian kredit atau pengembalian melalui rekening.”

Menurut Firdaus dan Ariyanti (2009:23) prosedur pemberian kredit adalah

sebagai berikut :

1. Permohonan Kredit

Permohonan fasilitas kredit mencakup :

a. Permohonan pengajuan kredit

b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan

c. Permohonan perpanjangan atau pembaruan masa laku kredit yang telah

berakhir jangka waktunya

d. Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang

sedang berjalan antara lain penukaran jaminan, perubahan atau

pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya.

Setiap berkas permohonan kredit dari nasabah terdiri dari:

a. Surat-surat permohonan nasabah yang ditanda-tangani secara lengkap

dan sah

b. Daftar isian yang disediakan oleh bank atau bukan bank yang secara

sebenarnya dan lengkap diisi oleh nasabah

c. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit.

Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalam

register khusus yang disediakan.


47

2. Analisis atau Penilaian Kredit

Yang dimaksud dengan penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan

yang meliputi :

a. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur

b. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang

diajukan nasabah, baik data intern bank atau bukan bank maupun data

ekstern. Dalam hal ini termasuk informasi antar bank atau bukan bank

dan pemeriksaan pada daftar-daftar kredit macet

c. Pemeriksaan atau penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai

hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang

diperoleh

d. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah

dilaksanakan.

Analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

1) Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan dari segala aspek, baik

keuangan maupun non-keuangan untuk mengetahui kemungkinan

dapat atau tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit

2) Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian

kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan

pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari

permohonan kredit nasabah. Bank atau bukan bank perlu

mengadakan penelitian yang semestinya atas kewajaran dari data dan

informasi yang diterima dari nasabah sebelum mengadakan analisis-


48

analisis yang ditentukan. Hal ini untuk mencegah terlambatnya

pengambilan keputusan.

3) Penelitian dan Penilaian Barang-barang Jaminan Tambahan, apabila

jaminan-jaminan tambahan yang ditawarkan pada saat pertama kali

akan dijaminkan mendapatkan pemeriksaan yang semestinya dari

pejabat bank atau bukan bank. Dalam penyajian datanya kepada

pejabat yang berhak memutuskan, petugas kredit sudah harus

“mensortir” jenis-jenis barang. Di samping jenis atau nama barang,

jumlah maupun harga transaksi dari masing-masing jaminan,

menurut penilaian petugas kredit sendiri harus jelas-jelas disebutkan

mengenai status kepemilikan atas barang-barang tersebut.

3. Keputusan Kredit

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan keputusan atas permohonan kredit

adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak

mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui atau mengusulkan

permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Setiap

keputusan permohonan kredit harus memperhatikan penilaian syarat-syarat

umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit

dan analisis kredit. Bahan pertimbangan atau informasi-informasi lainnya

yang diperoleh pejabat pengambil keputusan harus secara tertulis.

Urutan kegiatan dalam penyaluran kredit adalah sebagai berikut:


49

1) Permohonan kredit

Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit

antara lain :

a. Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan

pinjaman yang telah tersedia

b. Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon dalam

pengisian formulir

c. Proses permohonan diteruskan untuk diproses

2) Evaluasi atau Analisis Kredit

Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai

sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan

menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman

tersebut, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi

pinjaman adalah sebagai berikut :

a. Melakukan interview pada calon peminjam

Tujuan dari interview atau tanya jawab ini adalah:

a) Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit menguasai

kegiatan usahanya

b) Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima.

c) Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari calon

peminjam

d) Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar belakang

kehidupan pendidikan dan pengalaman usaha.


50

b. Melaksanakan survey

Survey dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai pihak

tentang:

a) Kondisi calon peminjam

b) Hubungan dengan pemberi kredit dan kondisinya sampai saat ini

c) Penilaian dari teman, rekan usaha atau tetangga

c. Melakukan peninjauan ke tempat usaha

Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam benar-

benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sejauh mana

perkembangannya.

3) Keputusan Pinjaman

a. Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari pengurus

bank atau bukan bank

b. Manajer simpan-pinjam dalam mengambil keputusan

mempergunakan bahan pertimbangan sebagai berikut:

a) Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari

pengurus

b) Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang

menyangkut calon peminjam

c. Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang

memuat :

a) Jumlah pinjaman yang di setujui

b) Penggunaan pinjaman
51

c) Besarnya bunga pinjaman

d) Tanggal jatuh tempo pinjaman

e) Jaminan pinjaman

d. Setiap keputusan yang diambil harus ditanda-tangani manager

simpan pinjam bank atau bukan bank yang bersangkutan

4) Perjanjian Pinjaman

Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini :

a) Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan

sebelum kredit dicairkan

b) Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah

adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi

c) Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat

perjanjian pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak

d) Surat perjanjian yang asli harus disimpan

e) Penandatanganan perjanjian dilaksanakan

f) Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam

5) Pencairan pinjaman

Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah ketentuan-ketentuan

dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi

rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut.

4. Pelaksanaan dan Administrasi Kredit

Pada tahap ini bank atau bukan bank akan memberikan kapan kredit

tersebut dapat direalisasikan. Calon debitur harus menandatangani


52

akad/persetujuan. Pada saat itulah bank atau bukan bank akan melakukan

administrasi kredit dalam arti luas. Selanjutnya bank atau bukan bank

melalui bagian atau pejabat-pejabat yang menanganinya menata kredit

tersebut melalui penyimpanan/pemberkasan dokumen-dokumen kredit,

surat-surat yang berkenaan dengan agunan.

5. Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur

Tahap terakhir dari suatu proses kredit adalah tahap supervisi/pengawasan

kredit dan pembinaan debitur adalah upaya pengamanan kredit yang telah

diberikan oleh bank atau bukan bank dengan jalan harus mengikuti

jalannya perusahaan serta memberikan saran agar perusahaan berjalan

dengan baik.

2.2 Kerangka Pemikiran

Peranan bank dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa adalah sangat

vital layaknya sebuah jantung dalam tubuh manusia. Keduanya saling

mempengaruhi dalam arti perbankan dapat mengalirkan dana bagi kegiatan

ekonomi sehingga bank yang sehat akan memperkuat kegiatan ekonomi suatu

bangsa. Sebaliknya, kegiatan ekonomi yang tidak sehat akan sangat

mempengaruhi kesehatan dunia perbankan (Jamal dkk, 2008:5).

Perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan

pihak yang membutuhkan dana. Dimana bank memiliki beberapa fungsi, salah

satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

mengandalkan kepercayaan masyarakat. Masyarakat percaya bahwa uangnya


53

tidak akan disalah gunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik dan

bank tidak akan bangkrut (Triandaru dan Budisantoso, 2008:9).

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang

Perbankan menyebutan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak. Pada dasarnya aneka ragam definisi itu dapat

dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu yang menekankan fungsi bank

sebagai penerima simpanan; yang menonjolkan fungsi bank sebagai lembaga yang

memberikan kredit; dan yang terakhir merupakan kombinasi yang diperluas

sampai pada penciptaan tenaga beli baru (Rindjin, 2000:13).

Pada dasarnya tujuan fundamental bisnis perbankan adalah memperoleh

keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada

masyarakat. Bagi pemilik saham menanamkan modalnya pada bank bertujuan

untuk memperoleh penghasilan berupa deviden atau mendapatkan keuntungan

dari peningkatan harga saham yang dimiliki (Kuncoro dan Suharjono, 2002:539).

Salah satu keuntungan bank yaitu bersumber dari kredit. Kredit adalah

penyerahan barang dan jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/atau pemberi

pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/

borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit

pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak (Rivai, 2006:4).

Pada dasarnya semua bisnis tidak terlepas dari resiko kegagalan, demikian

pula dengan dunia perbankan. Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank
54

mengandung resiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau dengan

kata lain kredit bermasalah sehingga akan mempengaruhi kinerja bank. Untuk

meminimalisir kemungkinan terjadinya kredit macet, maka dalam prosem

pemberian kredit, pihak bank harus menjalankan prosedur pemberian kredit sesuai

dengan ketentuan. Prosedur pemberian kredit adalah tahapan-tahapan yang

dirancang oleh pihak Bank dengan maksud mempermudah calon debitur untuk

melaksanakan kredit, dimana tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan oleh

kedua belah pihak baik oleh pihak Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan

yang berlaku (Firdaus dan Ariyanti, 2009:91).

Dengan melewati tahap prosedur pemberian kredit, maka pihak bank dapat

melakukan analsis kredit atas proses pemberian kredit. Informasi yang didapat

oleh analisis kredit kemudian akan diolah dengan sistem yang nantinya dapat

menghasilkan sebuah infromasi mengenai calon debitur yang pada nantinya akan

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pemberian kredit. Salah satu

faktor yang dapat menunjang efektivitas pemberian kredit adalah sistem informasi

akuntansi. Penerapan sistem informasi akuntansi diharapkan dapat membantu

suatu bank untuk memnimalisir adanya risiko kredit macet. Pada dasarnya sistem

informasi akuntansi adalah kumpulan atau integrasi dari sub-sub sitem atau

komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja saru

sama lain secara harmonis untuk mengolah data tranaksi yang berkaitan dengan

masalah keuangan menjadi informasi keuangan (Susanto, 2008:72). Dari

penjelasan di atas, maka dapat digambarkan sebuah paradigma pemikiran dan


55

skema pemikiran sebagai bentuk alur pemikiran dari peneliti yaitu sebagai

berikut:

Bank

Financial Intermediary

Laba
(Profit Orientied)

Pemberian Kredit

Risiko Kredit Kredit Macet

Prosedur Pemberian Kredit

Sistem Informasi Akuntansi

Efektivitas Pemberian Kredit

Gambar 2.2
Paradigma Pemikiran

Sistem Informasi Akuntansi Efektivitas Proses Pemberian


(X) Kredit
(Y)

Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran

2.2.1 Penelitian Terdahulu

Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh para peneliti-peneliti

terdahulu menghasilkan beberapa kesimpulan terdapat pada tabel 2.1 Sebagai

berikut :
56

Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Hasil Penelitian
1. Didik Peranan Sistem Hasil penelitiannya
Rimbawa Informasi Akuntansi menunjukan bahwa sistem
(2001) Dalam Menunjang informasi akuntasi pemberian
Efektivitas kredit telah berperan dalam
Pengendalian Internal menunjang efektivitas
Pemberian Kredit pengendalian internal
pemberian kredit.
2. Annisa Sistem Pengendalian Hasil penelitiannya
Handayani Internal Dalam menunjukan bahwa sistem
(2013) Menunjang Efektivitas pengendalian internal yang
Pemberian Kredit diterapkan dalam proses
Usaha Kecil Dan pemberian kredit telah
Menengah memenuhi sebagian besar dari
unsur-unsur pengendalian
internal. BNI memiliki struktur
pengendalian internal yang
memadai dalam perkreditan
untuk mencegah
penyalahgunaan wewenang.
BNI juga menerapkan
persyaratan tertentu untuk
menjamin keamanan atas
kredit usaha rakyat tersebut.
Hal-hal tersebut membuktikan
bahwa sistem pengendalian
internal pada PT. Bank Negara
Indonesia Tbk Kanwil
Surabaya telah sesuai dengan
teori-teori yang ada sehingga
dapat mendorong tercapainya
pemberian kredit yang efektif.
3. Riska S. Penerapan SPI Dalam Hasil penelitiannya
Papalangi Menunjang Efektivitas menunjukan bahwa sistem
(2013) Pemberian Kredit pengendalian internal yang
UKM diterapkan telah memenuhi
sebagian besar unsur-unsur
pengendalian internal. BRI
memiliki sistem pengendalian
internal dalam perkreditan
untuk mencegah adanya
penyalahgunaan wewenang.
BRI menerapkan persyaratan
57

tertentu untuk menjamin


keamanan atas kredit usaha
tersebut. Hal-hal tersebut
membuktikan bahwa sistem
pengendalian internal pada PT.
Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Manado telah
sesuai dengan teori yang ada
sehingga dapat mendorong
tercapainya pemberian kredit
yang efektif.
4. Syaiful Anwar Peranan Sistem Hasil penelitiannya
(2013) Informasi Akuntansi menunjukan bahwa Sistem
Dalam Pengambilan informasi akuntansi pada
Keputusan Manajemen perusahaan PT. BPR Budisetia
padang dapat menyajikan
informasi yang cukup jelas,
karena sistem informasi
akuntansinya sudah
berpedoman pada standar
akuntansi yang sebenarnya
terjadi, perusahan terlihat
menggunakan buku besar.
Untuk kegiatan operasinya
perusahaan telah menggunakan
formulir dan dokumen.
Formulir dan dokumen tersebut
menunjukkan fungsi-fungsi
yang semestinya, sehingga hal
ini tidak dapat menimbulkan
praktek-praktek yang tidak
sehat. Karena faktur dibuat dua
lembar, lembar pertama untuk
perusahaan dan lembr kedua
untuk pelanggan.
5. Febryanty Evaluasi Penerapan Hasil penelitiannya
(2012) Sistem Informasi menunjukan bahwa Sistem
Akuntansi informasi akuntansi yang
Pada Sistem Pengajuan diterapkan dalam prosedur
dan Persetujuan pengajuan dan
Kredit pemberian persetujuan kredit
telah memadai. Prosedur
pemberian kredit yang
diterapkan PT. BPR Buson
Jansurya yaitu, tahap
permohonan fasilitas kredit,
58

tahap penyidikan dan analisis


kredit, tahap keputusan
atas permohonan kredit, tahap
pencairan kredit, dan tahap
pelunasan kredit. Tahaptahap
tersebut telah berjalan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Efektivitas

Pemberian Kredit

Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan atau integrasi dari sub-sub

sitem atau komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan

bekerja saru sama lain secara harmonis untuk mengolah data tranaksi yang

berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan (Susanto,

2008:72). Kualitas sistem informasi yang dihasilkan mempengaruhi kemampuan

manajemen untuk membuat sesuai keputusan dalam mengelola dan

mengendalikan kegiatan entitas (COSO, 1994).

Infromasi akuntansi keuangan merupakan cara mentransfer infromasi dari

kepada pihak eksternal yang berkepentingan dengan perusahaan, serta untuk

mengurangi adanya asimetri informasi antara pihak eksternal dan internal

(Ittonen, 2010). Sistem informasi yang diterapkan dalam prosedur pengajuan dan

pemberian persetujuan kredit yang memadai akan menghasilkan informasi yang

berguna oleh bagian pemberian kredit, sehingga dapat menjegah terjadinya kredit

macet (Febriyanti, 2010).


59

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi akan dijadikan

sebagai dasar pertimbangan pihak bank dalam proses pemberian kredit untuk

menganalisis calon debitur. Sistemn informasi akuntansi yang berkualitas akan

mampu meningkatkan efektivitas proses pemberian kredit dan meminimalsisir

kemungkinan terjadinya kredit macet. Karena sistem informasi akuntansi yang

akurat memiliki efek dalam pengambilan keputusan risiko bank. Semakin akurat

informasi akuntansi yang dihasilkan akan menurunkan risiko (Corona et al,

2012). Berdasarkan uraian tersebut, maka hioptesis yang terbentuk adalah sebagai

berikut “Sistem informasi akuntansi berperan dalam menunjang efektivitas

pemberian kredit”.

Anda mungkin juga menyukai