Anda di halaman 1dari 22

Tugas M1 KB3: Merancang dan Menilai Pembelajaran Abad ke-21

Nama : Lavanter Johansen Simamora


No Peserta PPG : 201511403957
NUPTK : 3733755656200002
Mata Pelajaran : Fisika
Kompetensi Keahlian : Teknik Geomatika dan Geospasial
Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Balige
Alamat : Jalan Tarutung No. 1 Soposurung Balige Toba Samosir Sumatera
Utara

1. Dengan melihat kondisi sekolah Ibu/Bapak susunlah rancangan pembelajaran, dengan


memperhatikan keterampilan belajar abad 21?
Penyelesaian :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Balige


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Besaran dan Satuan
Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran @45 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Pengetahuan(KI – 3)
Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah

2. Keterampilan(KI – 4)
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI Pengetahuan
3.1 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, angka penting dan notasi ilmiah
pada bidang teknologi dan rekayasa

2. KD pada KI Keterampilan
4.1 Melakukan pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang
tepat serta mengikuti aturan angka penting

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Indikator KD pada KI Pengetahuan
1) Menerapkan pengukuran besaran sesuai dengan karakteristik permasalahan yang akan
diselesaikan
2) Menerapkan aturan angka penting sesuai dengan karakteristik permasalahan yang akan
diselesaikan
3) Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan notasi ilmiah
4) Mendemonstrasikan alat ukur panjang, massa dan waktu

2. Indikator KD pada KI Keterampilan


1) Melakukan pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang
tepat serta mengikuti aturan angka penting
2) Mendemonstrasikan alat ukur panjang, massa dan waktu

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Mengamati pembuatan daftar (tabel) nama besaran, alat ukur, cara mengukur
 Membuat daftar (tabel) nama besaran, nama alat ukur, dan cara mengukur, dan satuan
yang digunakan secara individu, termasuk yang berlaku di daerah setempat
 Menyebutkan beberapa alat ukur panjang, alat ukur massa dan alat ukur waktu
 Menggunakan alat ukur panajang, alat ukur massa, dan alat ukur waktu
 Menemukan cara membaca skala, dan menuliskan hasil pengukuran
 Mendiskusikan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan angka penting),
cara menggunakan alat ukur, cara membaca skala, cara menuliskan hasil pengukuran
 Menyimpulkan aspek ketelitian, menerapkan aspek ketepatan, dan melaksanakan aspek
keselamatan kerja, serta memaksimalkan aspek alat yang digunakan dalam mengukur
 Mengukur masa jenis kelereng (pengukuran dilakukan satu kali) dan batu kerikil
(dilakukan berulang dengan ukuran beda dan jenis yang sama) secara berkelompok
 Melaksanakan pengukuran dengan menggunakan neraca, jangka sorong atau mikrometer,
dan pengukuran dengan menggunakan gelas ukur
E. Materi Pembelajaran
Besaran Pokok dan Turunan
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan nilai besaran yang diukur dengan alat ukur yang
ditetapkan sebagai satuan. Contoh: mengukur panjang meja dengan sebatang pensil (panjang
meja sebagai besaran, pensil sebagai alat ukur, dan panjang pensil sebagai satuannya).

A. BESARAN
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai.
Jika ditinjau dari arah dan nilainya, besaran dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1. Besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memiliki nilai tanpa memiliki arah. Contoh: massa,
panjang, waktu, energi, usaha, suhu, kelajuan dan jarak.
2. Besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah. Contoh: gaya, berat, kuat arus,
kecepatan, percepatan dan perpindahan.
Sedangkan, berdasarkan jenis satuannya, besaran dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu dan tidak tersusun
atas besaran lain. Besaran pokok terdiri atas tujuh besaran. Tujuh besaran pokok dan satuannya
berdasarkan sistem satuan internasional (SI) sebagaimana yang tertera pada tabel berikut:

Tabel Besaran Pokok dan Satuannya

Besaran Pokok Satuan SI


Massa kilogram (kg)
Panjang meter (m)
Waktu sekon (s)
Kuat Arus ampere (A)
Suhu kelvin (K)
Intensitas Cahaya candela (Cd)
Jumlah Zat mole (mol)

Sistem satuan internasional (SI) artinya sistem satuan yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia, yang berlaku secara internasional.
b. Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan kombinasi dari satuan-satuan besaran pokok. Contoh besaran
turunan adalah luas suatu daerah persegi panjang. Luas sama dengan panjang dikali lebar,
dimana panjang dan lebar keduanya merupakan satuan panjang. Perhatikan tabel besaran
turunan, satuan dan dimensi di bawah ini.
Tabel Besaran Turunan dan Satuannya

Besaran Turunan Satuan SI


Gaya (F) kg.m.s-2
Massa Jenis (p) kg.m-3
Usaha (W) kg.m2.s-2
Tekanan (P) kg.m-1.s-2
Percepatan m.s-2
Luas (A) m2
Kecepatan (v) m.s-1
Volume (V) m3

B. SATUAN
Satuan adalah ukuran dari suatu besaran yang digunakan untuk mengukur. Jenis-jenis satuan
yaitu:
a. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara
internasional tau disebut dengan satuan internasional (SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
Tabel Satuan Baku
Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS
Massa kilogram (kg) gram (g)
Panjang meter (m) centimeter (cm)
Waktu sekon (s) sekon (s)
Kuat Arus ampere (A) statampere (statA)
Suhu kelvin (K) kelvin (K)
Intensitas Cahaya candela (Cd) candela (Cd)
Jumlah Zat kilomole (mol) mol

b. Satuan Tidak Baku


Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya
digunakan pada suatu wilayah tertentu.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.

C. ALAT UKUR
Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.Berbagai macam
alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur
tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat
ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya, yaitu:
a. Alat Ukur Panjang
1. Mistar (Penggaris)
Mistar adalah ala ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada
pembacaan skala, kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang
di baca.

2. Jangka Sorong
Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang kurang dari
1mm. Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau
0,1 mm.Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda,
diameter bola, ebal uang logam, dan diameter bagian dalam tabung.
Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan, yaitu:
a) Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong.
b) Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang dapa
bergeser/digerakan.

3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat ketelitian terkecil yaiu
0,01 mm atau 0,001 cm.
Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada rahang geser,
sedangkan skala utama terdapat pada rahang tetap.Mikrometer sekrup digunakan untuk
mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat tipis.
b. Alat Ukur Massa
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca.
Berdasarkan cara kerjanya dan keelitiannya neraca dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Neraca digital, yaitu neraca yang bekerja dengan sistem elektronik. Tingkat
ketelitiannya hingga 0,001g.

2. Neraca O’Hauss, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian hingga 0.01 g.

3. Neraca sama lengan, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian mencapai 1 mg atau 0,001
g.
c. Alat Ukur Waktu
Satuan internasional untuk waktu adalah detik atau sekon. Satu sekon standar adalah
waktu yang dibuuhkan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770
kali.
Alat yang digunakan untuk mengukur waktu, antara lain jam matahari, jam dinding,
arloji (dengan ketelitian 1 sekon), dan stopwatch (ketelitian 0,1 sekon).

F. Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik
- Model Pembelajaran : Discovery Learning
- Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran

G. Media Pembelajaran
1. Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 LCD Proyektor
2. Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus

H. Sumber Belajar
 Buku Fisika Siswa Kelas X, Kemendikbud, Tahun 2016
 Buku refensi yang relevan,
 Lingkungan setempat
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang
materi :
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
» nilai satuan standar untuk besaran-besaran pokok,
» penggunaan awalan-awalan satuan yang dibakukan dalam fisika
» kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi dari beberapa
besaran
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
pemberian perhatian pada topik materi Ketelitian (akurasi) dan ketepatan
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
rangsangan) (presisi) dengan cara :
→ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
● Lembar kerja materi Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
● Pemberian contoh-contoh materi Ketelitian (akurasi) dan
ketepatan (presisi) untuk dapat dikembangkan peserta didik,
dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan
membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang
lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Ketelitian
(akurasi) dan ketepatan (presisi)
→ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
→ Mendengar
Pemberian materi Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
oleh guru.
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang
materi pelajaran mengenai materi :
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
» nilai satuan standar untuk besaran-besaran pokok,
» penggunaan awalan-awalan satuan yang dibakukan dalam
fisika
» kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi
dari beberapa besaran
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan,
ketelitian, mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
(pertanyaan/ mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
identifikasi dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
masalah) belajar, contohnya :
→ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
» nilai satuan standar untuk besaran-besaran pokok,
» penggunaan awalan-awalan satuan yang dibakukan dalam
fisika
» kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi
dari beberapa besaran
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
(pengumpulan menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data) → Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Ketelitian (akurasi) dan
ketepatan (presisi) yang sedang dipelajari dalam bentuk
gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan
membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi) yang sedang
dipelajari.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat
dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan
diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Ketelitian
(akurasi) dan ketepatan (presisi) yang sedang dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Ketelitian
(akurasi) dan ketepatan (presisi) yang telah disusun dalam
daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh
dalam buku paket mengenai materi Ketelitian (akurasi) dan
ketepatan (presisi)
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Ketelitian (akurasi)
dan ketepatan (presisi) yang telah diperoleh pada buku catatan
dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
→ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri Ketelitian
(akurasi) dan ketepatan (presisi) sesuai dengan pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
» nilai satuan standar untuk besaran-besaran pokok,
» penggunaan awalan-awalan satuan yang dibakukan dalam
fisika
» kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi
dari beberapa besaran
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL
processing THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
Data) pengamatan dengan cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
» nilai satuan standar untuk besaran-besaran pokok,
» penggunaan awalan-awalan satuan yang dibakukan dalam
fisika
» kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi
dari beberapa besaran
→ Mengolah informasi dari materi Ketelitian (akurasi) dan
ketepatan (presisi) yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan :
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber
yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan tentang materi :
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
» nilai satuan standar untuk besaran-besaran pokok,
» penggunaan awalan-awalan satuan yang dibakukan dalam
fisika
» kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi
dari beberapa besaran
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta
didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik kesimpulan) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
→ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Ketelitian (akurasi)
dan ketepatan (presisi) berupa kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang materi :
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
» nilai satuan standar untuk besaran-besaran pokok,
» penggunaan awalan-awalan satuan yang dibakukan dalam
fisika
» kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi
dari beberapa besaran
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
tentanag materi Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi) dan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Ketelitian (akurasi) dan
ketepatan (presisi) yang dilakukan dan peserta didik lain diberi
kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
» nilai satuan standar untuk besaran-besaran pokok,
» penggunaan awalan-awalan satuan yang dibakukan dalam
fisika
» kegunaan analisis dimensi dan memberikan contoh dimensi
dari beberapa besaran
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Ketelitian (akurasi) dan
ketepatan (presisi) yang terdapat pada buku pegangan peserta
didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan materi Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi) yang
akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Ketelitian
(akurasi) dan ketepatan (presisi) yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap:
nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi
masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)


Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Ketelitian
(akurasi) dan ketepatan (presisi) yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Ketelitian (akurasi) dan
ketepatan (presisi) yang baru diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang
harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi
pelajaran Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk
kerja dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian
tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Ketelitian (akurasi) dan
ketepatan (presisi) kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang
baik.
J. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik
sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum.
Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian
sikap
Aspek Perilaku yang Dinilai Jumla Skor Kode
No Nama Siswa
BS JJ TJ DS h Skor Sikap Nilai
1 Binsar Siahaan 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4
= 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik,
maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya
sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi
yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan,
dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya
disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut
1 serta mengusulkan 50
ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan 50
250 62,50 C
kesempatan untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam
3 membuat kesimpulan hasil 50
diskusi kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100
= 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya
sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud
dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format
penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya:

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Mau menerima pendapat
1 100
teman.
Memberikan solusi terhadap
2 100
permasalahan.
450 90,00 SB
Memaksakan pendapat sendiri
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif,
sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100
= 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

- Penilaian Jurnal(Lihat lampiran)

b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda(Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
N Skala Jumla Skor Kode
Aspek yang Dinilai
o 25 50 75 100 h Skor Sikap Nilai
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur

- Penugasan(Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan
untuk mendapatkan penilaian.

c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian
ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
Kesesuaian penggunaan tata
3
bahasa
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek(Lihat Lampiran)


- Penilaian Produk(Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR,
dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
2. Instrumen Penilaian (terlampir)
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka
guru bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara!
2) Jelaskan tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik
Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian!
3) Jelaskan tentang Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan!

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

Nama Indikator Bentuk Nilai


Nilai
No Peserta yang Belum Tindakan Setelah Keterangan
Ulangan
Didik Dikuasai Remedial Remedial
1
2
3
4
5
6
dst

b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai
Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.

Balige, 01 Agustus 2018


Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Balige Guru Mata Pelajaran

Drs. Tigor Siahaan, M.Si Lavanter Johansen Simamora, M.Pd.


NIP. 19670526 199412 1 001 NIP. 19770401 200502 1 003

2. Kemukakanlah bagaimana penilaian pembelajaran di abad 21 ini?


Penyelesaian :
a. Keterampilan yang dibutuhkan anak abad ke-21
 Literasi Digital, yaitu ketertarikan, sikap dan kemampuan individu menggunakan teknologi digital
dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis dan mengevaluasi
informasi, membangun pengetahuan baru, membuat dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat
berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat
 Kemampuan untuk menjadi pemain aktif dalam aktivitas belajar, bukan hanya sekadar penerima
informasi pasif
 Belajar yang melibatkan lebih banyak bekerja bersama dengan siswa lain sebagai anggota tim
daripada bekerja sendiri
b. Penilaian Belajar
 Masa lalu : Pengujian apakah siswa dapat mereproduksi informasi dan pengetahuan secara akurat.
 Jaman Now (dipengaruhi oleh tool TIK baru) :
 guru menggunakan pengetahuan dan sumber daya mereka untuk merancang kegiatan
pembelajaran bersama dan proyek untuk dan dengan siswa, misalnya dengan model e-learning
 guru membuat pendekatan yang lebih berpusat pada peserta didik dengan memberi siswa lebih
banyak tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri:
 siswa memilih proyek mereka sendiri
 siswa memutuskan apa tujuan mereka
 Mengomunikasikan dan membuat kesepakatan bagaimana penilaian akan dilakukan
 siswa bekerja sama dalam kelompok kecil, dan memutuskan di antara mereka peran masing-
masing anggota
c. Kelas Jaman Now
 Proyek individu atau kelompok sering berfokus untuk mencari jawaban atas pertanyaan tertentu,
guru membantu mengidentifikasi masalahdan pertanyaan yang sesuai
 Masalah untuk penyelidikan muncul dari latar belakang dan pengalaman siswa sehingga akan lebih
nyata dan memotivasi
 Data yang dikumpulkan siswa dalam menemukan jawaban atas masalah yang dipilih tidak dibatasi
oleh topik atau disiplin tertentu namun lintas batas subjek.
 Siswa bekerja dalam kelompok kecil, saling belajar satu sama lain dalam merencanakan cara
terbaik memecahkan masalah, dan belajar bekerja dalam tim oleh karena itu dalam penilaian
pembelajaran di kelas jaman sekarang, Siswa menunjukkan apa yang telah dipelajari dengan
menyajikan beberapa produk atau kinerja. Siswa lain memberikan umpan balik.
d. Pendekatan yang berpusat pada pelajar
Pembelajaran berpusat pada siswa menempatkan peserta didik di posisi sentral. Hal ini sangat berbeda
dengan banyak pengajaran tradisional di mana guru adalah otoritas yang tahu segalanya. Dalam
pembelajaran berpusat pada siswa, siswa diberi suara. Kebutuhan, kemampuan, minat dan gaya belajar
mereka membantu menentukan aktivitas kelas. Peran guru sama sekali tidak berkurang. Sebaliknya, guru
menggunakan pengetahuan dan sumber daya mereka untuk merancang kegiatan pembelajaran bersama
dan proyek dengan murid. Akibatnya, guru membuat pendekatan mereka lebih berpusat pada peserta
didik dengan memberi siswa lebih banyak tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri, misalnya
dengan memungkinkan siswa memilih proyek mereka sendiri. Juga bisa berarti membiarkan siswa
memutuskan apa tujuan mereka dan memberi mereka sebuah tanggapan tentang bagaimana penilaian ini
dilakukan. Dalam kegiatan kelas yang berpusat pada pelajar, siswa sering bekerja sama dalam kelompok
kecil, dan mereka memutuskan di antara mereka peran masing-masing anggota masing-masing.
Proyek individu atau kelompok sering berfokus untuk mencari jawaban atas pertanyaan tertentu, dengan
guru membantu mengidentifikasi masalah dan pertanyaan yang sesuai. Masalah untuk penyelidikan
muncul dari latar belakang dan pengalaman siswa, yang membuat lebih nyata dan memotivasi.
Data yang dikumpulkan siswa dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah mereka pilih tidak
dibatasi oleh topik atau disiplin tertentu namun biasanya lintas batas subjek. Karena siswa biasanya
bekerja dalam kelompok kecil, mereka belajar dari satu sama lain dalam merencanakan cara terbaik untuk
memecahkan masalah, dan mereka belajar bekerja dalam tim.
Hal yang sangat berbeda dari pembelajaran yang berpusat pada guru adalah bagaimana pembelajaran
dinilai. Biasanya, hasil akhir dari kelompok atau proyek individual di kelas yang berpusat pada peserta
didik adalah siswa menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dengan menyajikan beberapa produk atau
kinerja. Siswa lain di kelas biasanya menjadi penonton. Dengan kata lain, siswa memilih bagaimana
menunjukkan apa yang telah mereka pelajari, dan siswa lainnya bereaksi dan memberikan umpan balik.
e. Pembelajaran berbasis proyek

Jenis pembelajaran yang dijelaskan yang mencari solusi untuk masalah kehidupan nyata, pengumpulan
informasi, analisis data biasanya disebut pembelajaran berbasis proyek atau PBL(project based learning).
Tidak ada hal yang baru tentang pembelajaran ini karena guru yang baik sering menggabungkan
pekerjaan proyek, individu atau kelompok, ke dalam kegiatan kelas reguler. Apa yang saat ini
memunculkan minat yang meningkat terhadap PBL adalah TIK, terutama peluang penelitian yang
disediakan oleh internet dan beragam alat multimedia untuk penyusunan dan penyajian hasil proyek.
Selain penggunaan teknologi oleh siswa dalam pekerjaan proyek, fitur utama dari penggunaan PBL saat
ini adalah cara penilaian. Dibandingkan penilaian menggunakan tes tradisional, siswa biasanya dinilai
berdasarkan proyek yang mereka sajikan. Sebagai ilustrasi, dua bentuk penilaian PBL:
 formatif
 sumatif.
Untuk membuat deskripsi penilaian berikut ini lebih konkret, kita contohkan siswa diberi tugas untuk
mencari solusi atas masalah signifikan dalam konteks yang mereka kenal, mereka bekerja sendiri atau
berkelompok dalam jangka waktu yang wajar, dan mereka diminta mempresentasikan temuan mereka
dalam bentuk beberapa halaman web.
Penilaian formatif
Tujuan penilaian formatif dalam PBL adalah memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa
selama berlangsungnya proyek sehingga mereka dapat memodifikasi dan memperbaikinya. Umpan balik
tersebut memberi siswa perkiraan nilai pekerjaan mereka seperti yang terlihat oleh orang lain dan hal itu
dapat memotivasi mereka untuk bekerja lebih jauh dalam membentuk kembali proyek mereka sebelum
akhirnya mengirimkannya.
Salah satu kemungkinannya adalah agar siswa mengajak sesama siswa bahkan orang tua dan anggota
masyarakat untuk meninjau draf halaman web mereka. Dengan demikian, siswa memberi tahu audiens
mereka tentang apa tujuan dari proyek mereka dan bahkan menambahkan beberapa pertanyaan tentang
aspek-aspek tertentu dari proyek untuk dipusatkan dalam memberi umpan balik. Tindakan hanya
memberitahu orang lain tentang tujuan proyek dan mengajukan pertanyaan untuk dipusatkan pada
membantu siswa mencatat di mana proyek mereka dapat ditingkatkan. Menerima umpan balik dari orang
lain, adalah cara yang ampuh untuk menunjukkan bahwa apa yang mereka lakukan adalah kegiatan yang
bermanfaat dan, untuk memanfaatkan TIK lebih jauh, siswa dapat mengeluarkan undangan untuk umpan
balik melalui email.

Penilaian sumatif
Penilaian sumatif adalah evaluasi guru terhadap karya siswa saat proyek diserahkan. Tugas guru di sini
sama dengan yang digunakan dalam pengujian tradisional di mana penilaian dibuat, misalnya, tentang
sebuah karya tulis atau tanggapan untuk pertanyaan tes terbuka. Dengan PBL, kita melihat munculnya
alat penilaian yang lebih obyektif dalam apa yang disebut rubrik untuk mengevaluasi proyek.
Secara sederhana, rubrik adalah daftar indikator atau kriteria untuk menilai komponen kunci proyek yang
akan dievaluasi. Setiap indikator biasanya dinilai dari rendah (menunjukkan kinerja buruk) sampai tinggi
(menunjukkan kinerja yang sangat baik). Nilai akhir yang diberikan pada sebuah proyek adalah rata-rata
yang diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada komponen proyek yang berbeda. Contoh terbaik
menggambarkan bagaimana rubrik digunakan dalam penilaian sumatif.
Pada rubrik sampel umum berikut, ada empat indikator yang memiliki skor 1 sampai 4 dimana:
1. menunjukkan tidak lengkap
2. menunjukkan sebagian mahir
3. menunjukkan mahir
4. menunjukkan sangat baik

f. E-portofolio
Pendekatan baru lainnya untuk penilaian adalah penggunaan e-portofolios. Portofolio telah lama
digunakan oleh seniman sebagai alat untuk menunjukkan contoh karya mereka, apakah ini lukisan,
gambar, atau foto. Demikian pula, beberapa individu mempertahankan portofolio pekerjaan untuk
menyimpan referensi, surat pujian, dan contoh lain dari pekerjaan mereka, yang disusun dengan cara
untuk menunjukkan kompetensi dan kreativitas mereka. Namun, portofolio elektronik, atau portofolio
elektronik seperti yang sekarang dikenal secara universal, memiliki arti yang lebih luas sebagai alat untuk
belajar, umpan balik, penilaian diri dan refleksi diri.
e-portofolio (singkatan dari electronic portfolio) adalah rekaman elektronik atau digital yang disusun oleh
pengguna dan biasanya dipelihara di internet untuk menunjukkan kemampuan, pencapaian dan
pertumbuhan di satu atau lebih area. Catatan elektronik bisa berisi berbagai artefak seperti audio, grafik,
video, multimedia, dan teks.
Guru dan pendidik guru menggunakan e-portofolio dengan siswa mereka sebagai cara menyimpan catatan
belajar Siswa di bawah bimbingan guru mereka memilih contoh pekerjaan mereka untuk disertakan,
umpan balik yang diterima, dan refleksi mereka terhadap apa yang telah mereka capai. Dipertahankan
selama satu semester, e-portofolio memotivasi siswa dengan memberikan bukti pertumbuhan dan
pencapaian diri. Selanjutnya, mereka mengizinkan siswa untuk berbagi pekerjaan mereka dengan sesama
siswa, dan ini juga memotivasi. Memang, mereka dapat membagikan karya mereka dengan khalayak yang
lebih luas lagi di internet jika mereka menginginkannya, jauh dari saat apa yang mereka hasilkan hanya
terlihat oleh guru mereka.
Ketika siswa menyusun e-portofolio, mereka mempraktikkan dan menunjukkan keahlian mereka dalam
menggunakan TIK dalam situasi nyata dan otentik. Mereka menunjukkan sejauh mana mereka dapat
menggunakan TIK untuk berkomunikasi secara efektif. Dan mereka mengintegrasikan TIK secara alami
ke dalam kegiatan belajar di kelas reguler.
Karena e-portofolio memberikan cara mudah untuk menyimpan berbagai artefak yang dikumpulkan dari
waktu ke waktu, dan karena mereka sering memasukkan aspek pembelajaran yang sulit diukur, tindakan
tersebut dipandang sebagai langkah penilaian yang lebih komprehensif daripada pemeriksaan dan nilai tes
lainnya. Karena mereka juga membangun penilaian diri dan refleksi, mereka memberi kesempatan kepada
siswa untuk menetapkan tujuan pembelajaran mereka sendiri dan memikul tanggung jawab atas
pembelajaran mereka. Singkatnya, portofolio elektronik mendorong siswa untuk menjadi motivator
termotivasi dan seumur hidup.
Di sisi lain, e-portofolio bukan tanpa kekurangan tertentu. Salah satunya adalah itu
e-portofolio sangat menyita waktu, baik bagi siswa untuk dikompilasi dan lebih khusus lagi bagi
instruktur untuk menavigasi dan menilai, serta memberi kesempatan untuk tampilan atau presentasi.
Ditambah lagi dengan kekurangan ini, menurut beberapa orang, adalah kesulitan dalam membedakan
kontribusi siswa.
Penilaian e-portofolio biasanya mengikuti pendekatan yang digambarkan pada bagian sebelumnya tentang
pembelajaran berbasis proyek. Artinya, umpan balik dan review dapat diberikan selama proses
penyusunan penilaian formatif e-portofolio. Dan ketika portofolio e-mail disampaikan pada akhir masa
atau kursus, penilaian sumatif menggunakan rubrik penilaian.
Mengapa e-portofolio? Pertama, portofolio e digunakan untuk menilai kerja dan kemajuan peserta. Tapi
di samping itu, e-portofolio adalah sarana penyimpanan dan pengambilan yang baik; mereka
meningkatkan keterampilan teknologi; dan yang terpenting, mereka menambah belajar. Selanjutnya, e-
portofolio mendorong pembagian informasi dan menghasilkan diskusi interaktif secara online.

Anda mungkin juga menyukai