Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG EKOWISATA

KABUPATEN MALANG
Arfida Boedirachminarni
Muhammad Sri Wahyudi Suliswanto
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
E-mail: al.ayudie@gmail.com
Abstract
This study aims to identify the factors that affect the satisfaction of ecotourism
visitors Malang regency. The analytical tool used is to identify the factors that
influence ecotourism performance using multiple regression analysis. The results
of the analysis can be obtained the following conclusions: First, the influence of
entertainment and supporting facilities are not significant indicate that the two
variables are not the main determinant of visitor satisfaction as a representation of
ecotourism performance. However, services and natural conditions are
significantly more influential on ecotourism performance in Malang Regency.
Secondly, the success of ecotourism is determined by management management as
the result of analysis shows that service is the dominant variable in influencing
visitor's satisfaction, so it needs synergy from all parties including government
policy.
Keywords: Tourism Potential, Ecotourism Development, and Malang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pengunjung ekowisata Kabupaten Malang. Alat analisis yang digunakan
adalah untuk identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ekowisata
menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut: pertama, Pengaruh hiburan dan sarana pendukung yang tidak
signifikan menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut bukanlah menjadi penentu
utama kepuasan pengunjung sebagai representasi dari kinerja ekowisata. Akan
tetapi, pelayanan dan kondisi alam yang lebih berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja ekowisata di Kabupaten Malang. Kedua, Keberhasilan ekowisata
sangat ditentukan dari manajemen pengelolaan sebagaimana hasil analisis yang
menunjukkan pelayanan merupakan variabel yang dominan dalam mempengaruhi
kepuasan pengunjung, sehingga hal ini membutuhkan sinergi dari semua pihak
termasuk juga kebijakan pemerintah.
Kata Kunci: Potensi Wisata, Pengembangan Ekowisata, dan Malang

PENDAHULUAN
Pemberlakuan otonomi pembangunan ekonomi yang kuat dan
daerah pada tahun 2001 menuntut berkelanjutan. Salah satu upaya
setiap pemerintah daerah untuk pemanfaatan sumber daya lokal yang
mengoptimalkan setiap sumberdaya optimal adalah dengan
yang dimiliki untuk mencapai mengembangkan pariwisata dengan
Analisis Kepuasan Pengunjung Ekowisata …..(Arfida, Suliswanto)

konsep Ekowisata. Dalam konteks ini keparawisataannya khususnya


wisata yang dilakukkan memiliki dalam sektor ekowisata adalah
bagian yang tidak terpisahkan dengan Kabupaten Malang, sehingga
upaya-upaya konservasi, Malang mendapat julukan sebagai
pemberdayaan ekonomi lokal dan Paris van East Java dikarenakan
mendorong respek yang lebih tinggi kondisi alamnya yang indah,
terhadap perbedaan kultur atau iklimnya yang sejuk dan kotanya
budaya. Hal inilah yang mendasari yang bersih, bagaikan kota "Paris"-
perbedaan antara konsep ekowisata nya Jawa Timur. Namun demikian,
dengan model wisata konvensional dengan berbagai potensi ekowisata
yang telah ada sebelumnya. yang besar tersebut, pengembangan
Secara sederhana, konsep ekowisata masih terkendala
ekowisata menghubungkan antara berbagai hal diantaranya adalah
perjalanan wisata alam yang memiliki sarana dan prasarana infrastruktur
visi dan misi konservasi dan yang belum memadai, partisipasi
kecintaan lingkungan. Hal ini dapat masayarakat lokal masih minim,
terjadi karena keuntungan finansial kurangnya promosi, dan dukungan
yang didapat dari biaya perjalanan pemerintah yang belum bersinergi
wisata digunakan juga untuk secara optimal.
kebutuhan konservasi alam serta Hal ini terlihat dari hasil
perbaikan kesejahteraan penduduk penelitian Nuraini dan Suliswanto
lokal. Di sisi lain, konsep Ekowisata (2014) bahwa daerah seperti
juga diarahkan untuk Kecamatan Sumbermanjing Wetan,
mempertahankan kebudayaan lokal Bantur, Gedangan, Tumpang, Jabung,
serta tidak melanggar hak asasi Poncokusumo, dan Wajak tergolong
manusia (HAM) dan pergerakan pada pola pertumbuhan wilayah
demografi. “Relatif Tertinggal”. daerah yang
Salah satu daerah yang termasuk dalam kategori ini adalah
memiliki keunggulan alam yang daerah yang secara ekonomis sangat
potensial dengan didukung oleh tertinggal, baik dari segi pertumbuhan
berbagai prasyarat untuk ekonomi maupun pendapatan per
mengembangkan kapita. Dengan kata lain, daerah

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017 106


Analisis Kepuasan Pengunjung Ekowisata …..(Arfida, Suliswanto)

dalam kategori ini adalah daerah yang Secara konseptual ekowisata


paling buruk keadaannya dapat didefinisikan sebagai suatu
dibandingkan daerah lain di konsep pengembangan pariwisata
Kabupaten Malang. Padahal daerah- berkelanjutan yang bertujuan untuk
daerah tersebut memiliki potensi alam mendukung upaya-upaya pelestarian
yang menarik tetapi belum mampu lingkungan (alam dan budaya) dan
memberikan kontribusi yang besar meningkatkan partisipasi masyarakat
bagi perekonomian. dalam pengelolaan, sehingga
Hasil penelitian memberikan manfaat ekonomi
Boedirachminarni dan Suliswanto kepada masyarakat setempat.
(2015) menunjukkan bahwa bahwa Sementara ditinjau dari segi
potensi bisnis wisata dapat dipetakan pengelolaanya, ekowisata dapat
menjadi 5 (lima) bagian yaitu Malang didifinisikan sebagai
Barat, Timur, Selatan A, Selatan B, penyelenggaraan kegiatan wisata
dan Utara. Masing-masing wilayah yang bertanggung jawab di tempat-
memiliki karakteristik wisata sendiri. tempat alami dan atau daerah-daerah
Malang Barat dan Timur memiliki yang dibuat berdasarkan kaidah alam
karakteristik wisata wilayah dan secara ekonomi berkelanjutan
pegunungan, Malang selatan yang mendukung upaya-upaya
memiliki karakteristik wisata wilayah pelestarian lingkungan (alam dan
kelautan, dan Malang Utara memiliki budaya) dan meningkatnkan
karakteristik wisata peninggalan kesejahtraan masyarakat setempat.
sejarah. Potensi yang dimiliki Damanik dan Weber (2006)
Kabupaten Malang tersebut masih menyatakan bahwa ekowisata sangat
belum dikelola secara optimal yang memperhatikan prinsip-prinsip yang
dibuktikan masih banyaknya mengedepankan kelesatrian
kelemahan dalam pengelolaan wisata lingkungan dan keterjagaan
di Kabupaten Malang. Berdasarkan lingkungan serta sangat menghormati
uraian diatas, maka diperlukan nilai-nilai budaya setempat. Hal ini
analisis faktor-faktor apa yang mengindikasikan bahwa masyarakat
mempengaruhi kepuasan pengunjung terlibat dan berpartisipasi aktif dalam
ekowisata di Kabupaten Malang. menjaga keberlanjutan dan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017 107


Analisis Kepuasan Pengunjung Ekowisata …..(Arfida, Suliswanto)

keberlangsungan kehidupan alam. yang digunakan sebagai upaya


Sehingga dapat dikatakan bahwa pemecahan masalah yang diselidiki
ekowisata tidak hanya merupakan dengan menggambarkan/melukiskan
wisata edukasi lingkungan namun keadaan subjek/objek yang akan
juga wisata budaya masyarakat diteliti (seseorang, masyarakat, dan
disekitarnya. lain-lain) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak
METODE PENELITIAN atau sebagaimana adanya.
Metode yang digunakan Kedua, Analisis Regresi.
dalam pengumpulan informasi dan Penelitian ini menggunakan metode
data yang digunakan dalam penelitian analisa regresi linier berganda
ini meliputi: menurut Gujarati (1978:71) yang
1. Untuk memperoleh data sekunder dapat diformulasikan ke dalam suatu
teknik yang digunakan peneliti persamaan berikut:
adalah teknik dokumentasi,    0  1 X 1   2 X 2   3 X 3   4 X 4  ei
dengan cara mengutip atau Dimana:
menyalin dokumen-dokumen yang Y = Kinerja Ekowisata (Penilaian
relevan untuk digunakan sebagai Pengunjung)
data dalam penelitian ini. X1 = Fasilitas Pelayanan
2. Observasi (pengamatan) X2 = Fasilitas Hiburan
Teknik observasi ini digunakan X3 = Sarana Pendukung
peneliti dalam mengadakan X4 = Kondisi Alam
pengamatan terhadap kondisi β0 = Konstanta
alam. Selain itu peneliti ei = Kesalahan peganggu
mengadakan pengamatan dan PEMBAHASAN
survei lapang secara langsung Kinerja ekowisata dalam
terhadap obyek yang diamati, penelitian ini dapat dilihat dari
mendengar serta mencatat hasil kepuasan pengunjung, apabila
temuan lapang. pengunjung semakin puas, maka
Adapun alat analisis yang kinerja ekowisata sangat bagus.
digunakan adalah: pertama, Analisa Berdasarkan hasil survey kepada
deskriptif, yaitu serangkaian prosedur pengunjung ekowisata di Kabupaten

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017 108


Analisis Kepuasan Pengunjung Ekowisata …..(Arfida, Suliswanto)

Malang, dapat diketahui bahwa pemerintah dan pengelola agar


mayoritas pengunjung merasakan tingkat ketidakpuasan dapat menurun.
cukup puas dengan tempat wisata Kedua, Fasilitas hiburan
(ekowisata) di Kabupaten Malang merupakan faktor pendukung yang
yaitu sebesar 55%. Selanjutnya, 30% penting terhadap kepuasan
pengunjung merasakan puas, 9% pengunjung, semakin banyaknya
sangat puas, dan 6% tidak puas. pilihan hiburan di lokasi wisata tentu
Dengan demikian, pemerintah dan akan dapat meningkatkan kepuasan
pengelola perlu meningkatkan pengunjung. Mayoritas pengunjung
pengelolaannya terhadap ekowisata merasakan cukup puas dengan
di Kabupaten Malang agar tingkat fasilitas hiburan tempat wisata
kepuasan pengunjung dapat (ekowisata) di Kabupaten Malang
meningkat. Berikut ini akan dibahas yaitu sebesar 61%. Selanjutnya, 24%
pandangan-pandangan pengunjung pengunjung merasakan tidak puas,
terhadap kondisi-kondisi faktor yang 12% puas, dan 3% sangat puas.
mempengaruhi kinerja ekowisata. Besarnya persentase ketidakpuasan
Pertama, Pelayanan terhadap fasilitas hiburan sebesar
merupakan faktor yang penting 24% harus menjadikan perhatian
terhadap kepuasan pengunjung, khusus bagi pemerintah dan
pelayanan yang baik akan dapat pengelola agar tingkat ketidakpuasan
meningkatkan kepuasan pengunjung. dapat menurun.
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa Ketiga, Aksesbilitas
mayoritas pengunjung merasakan merupakan faktor yang penting
cukup puas dengan pelayanan tempat terhadap kepuasan pengunjung,
wisata (ekowisata) di Kabupaten semakin mudahnya wisatawan
Malang yaitu sebesar 61%. menuju lokasi wisata tentu akan dapat
Selanjutnya, 21% pengunjung meningkatkan kepuasan pengunjung
merasakan puas, 15% tidak puas, dan dan dapat memperbanyak
3% sangat puas. Besarnya persentase pengunjung yang datang. Mayoritas
ketidakpuasan sebesar 15% harus pengunjung merasakan cukup puas
menjadikan perhatian khusus bagi dengan aksesbilitas tempat wisata
(ekowisata) di Kabupaten Malang

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017 109


Analisis Kepuasan Pengunjung Ekowisata …..(Arfida, Suliswanto)

yaitu sebesar 58%. Selanjutnya, 27% terhadap kepuasan pengunjung,


pengunjung merasakan tidak puas, semakin bagusnya kondisi alam di
15% puas. Besarnya persentase lokasi wisata tentu akan dapat
ketidakpuasan terhadap aksesbilitas meningkatkan kepuasan pengunjung
sebesar 27% harus menjadikan dan dapat memperbanyak
perhatian khusus bagi pemerintah dan pengunjung yang datang. Mayoritas
pengelola agar tingkat ketidakpuasan pengunjung merasakan puas dengan
dapat menurun dan dapat kondisi alam tempat wisata
memperbanyak pengunjung. (ekowisata) di Kabupaten Malang
Keempat, Sarana pendukung yaitu sebesar 52%. Selanjutnya, 27%
juga merupakan faktor yang penting pengunjung merasakan sangat puas,
terhadap kepuasan pengunjung, 18% cukup puas, dan 3% tidak puas.
semakin banyaknya sarana Besarnya persentase kepuasan
pendukung di lokasi wisata tentu akan terhadap sarana pendukung sebesar
dapat meningkatkan kepuasan 97% menunjukkan bahwa kondisi
pengunjung dan dapat alam di lokasi wisata sangatlah bagus,
memperbanyak pengunjung yang hal ini menjadi daya tarik utama
datang. Mayoritas pengunjung dalam konsep ekowisata.
merasakan cukup puas dengan sarana Besarnya pengaruh pelayanan
pendukung tempat wisata (ekowisata) (X1), hiburan (X2), sarana pendukung
di Kabupaten Malang yaitu sebesar (X3) dan kondisi alam (X4) terhadap
67%. Selanjutnya, 18% pengunjung kinerja ekowisata (Y) Kabupaten
merasakan tidak puas, 15% puas. Malang dilakukan analisis regresi.
Besarnya persentase ketidakpuasan Adapun model hasil analisis dapat
terhadap sarana pendukung sebesar diinterpretasikan sebagai berikut :
18% harus menjadikan perhatian Y = 0,329 + 0,459 X1 + 0,103 X2 +
khusus bagi pemerintah dan 0,140 X3 + 0,234 X4
pengelola agar tingkat ketidakpuasan Nilai β0 menunjukkan
dapat menurun dan dapat konstanta sebesar 0,329 berarti
memperbanyak pengunjung. kinerja ekowisata (Y) sebesar 0,329%
Kelima, Kondisi Alam juga pada saat pelayanan (X1), hiburan
merupakan faktor yang utama (X2), sarana pendukung (X3), dan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017 110


Analisis Kepuasan Pengunjung Ekowisata …..(Arfida, Suliswanto)

kondisi alam (X4) sama dengan atau sarana pendukung (X3) naik sebesar
dianggap nol (konstan). 1% maka kinerja ekowisata (Y) juga
Nilai β1 merupakan koefisien akan mengalami kenaikan sebesar
regresi variabel pelayanan (X1) 0,140%. Sebaliknya apabila sarana
sebesar 0,459 berarti ada pengaruh pendukung (X3) turun sebesar 1%
positif antara pelayanan terhadap maka kinerja ekowisata (Y) juga akan
kinerja ekowisata sebesar 0,459%. turun sebesar 0,140%.
Apabila pelayanan (X1) naik sebesar Sedangkan nilai β4 merupakan
1% maka kinerja ekowisata (Y) juga koefisien regresi variabel kondisi
akan mengalami kenaikan sebesar alam (X4) sebesar 0,234 berarti ada
0,459%. Sebaliknya apabila pengaruh positif antara kondisi alam
pelayanan (X1) turun sebesar 1% terhadap kinerja ekowisata sebesar
maka kinerja ekowisata (Y) juga akan 0,234%. Apabila kondisi alam (X4)
turun sebesar 0,459%. naik sebesar 1% maka kinerja
Nilai β2 merupakan koefisien ekowisata (Y) juga akan mengalami
regresi variabel hiburan (X2) sebesar kenaikan sebesar 0,234%.
0,103 berarti ada pengaruh positif Sebaliknya apabila kondisi alam
antara hiburan terhadap kinerja turun sebesar 1% maka kinerja
ekowisata sebesar 0,103%. Apabila ekowisata (Y) juga akan turun sebesar
hiburan (X2) naik sebesar 1% maka 0,234%.
kinerja ekowista (Y) juga akan Berdasarkan hasil regresi
mengalami kenaikan sebesar tersebut dapat disimpulkan bahwa
0,103%. Sebaliknya apabila hiburan pelayanan (X1), hiburan (X2), sarana
(X2) turun sebesar 1% maka kinerja pendukung (X3) dan kondisi alam
ekowisata (Y) juga akan turun sebesar (X4) berpengaruh positif terhadap
0,103%. kinerja ekowisata (Y) di Kabupaten
Nilai β3 merupakan koefisien Malang.
regresi variabel sarana pendukung Uji F test / Serempak
(X3) sebesar 0,140 berarti ada Pengujian F atau pengujian
pengaruh positif antara sarana model digunakan untuk mengetahui
pendukung terhadap kinerja apakah hasil dari analisis signifikan
ekowisata sebesar 0,140%. Apabila atau tidak, dengan kata lain model

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017 111


Analisis Kepuasan Pengunjung Ekowisata …..(Arfida, Suliswanto)

yang diduga tepat/sesuai atau tidak. signifikan dan berarti H0 ditolak dan
Jika hasilnya signifikan, maka H0 H1 diterima. Sedangkan jika t hitung
ditolak dan H1 diterima. Sedangkan < t tabel atau -t hitung > -t tabel maka
jika hasilnya tidak signifikan, maka hasilnya tidak signifikan dan berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. H0 diterima dan H1.
Berdasarkan Rumus uji F ▪ t test antara pelayanan (X1)
adalah sebagai berikut: dengan kinerja ekowisata (Y)
R 2 / k  1 menunjukkan t hitung = 2,64
F test =
 
1  R 2 / n  k  1
,
Sedangkan t tabel (α = 0,05 ; db
nilai F hitung sebesar 4,744 residual = 28) adalah sebesar
Sedangkan F tabel (α = 0.05 ; db 2,048. Karena t hitung > t tabel
regresi = 4 : db residual = 28) adalah yaitu 2,64 > 2,048 maka pengaruh
sebesar 2,71. Karena F hitung > F pelayanan (X1) adalah signifikan
tabel yaitu 4,744 > 2,71 maka analisis pada tingkat kesalahan α = 5%. Hal
regresi adalah signifikan. Pengaruh ini berarti H0 ditolak dan H1
pelayanan (X1), hiburan (X2), sarana diterima, sehingga dapat
pendukung (X3) dan kondisi alam disimpulkan bahwa kinerja
(X4) terhadap kinerja ekowisata (Y) ekowisata dapat dipengaruhi
adalah besar. Hal ini berarti H1 secara signifikan oleh pelayanan.
diterima sehingga dapat disimpulkan ▪ t test antara hiburan (X2) dengan
bahwa kinerja ekowisata dapat kinerja ekowisata (Y)
dipengaruhi secara signifikan oleh menunjukkan t hitung = 0,606
pelayanan, hiburan, sarana Sedangkan t tabel (α = 0,05 ; db
pendukung dan kondisi alam. residual = 28) adalah sebesar
Uji t test / Parsial 2,048. Karena t hitung < t tabel
Uji t test digunakan untuk yaitu 0,606 < 2,048 maka
mengetahui apakah masing-masing pengaruh hiburan (X2) adalah
variabel bebas secara parsial tidak signifikan pada tingkat
mempunyai pengaruh yang signifikan kesalahan α = 5%. Sehingga dapat
terhadap variabel terikat. Dapat juga disimpulkan bahwa kinerja
dikatakan jika t hitung > t tabel atau - ekowisata tidak dapat dipengaruhi
t hitung < -t tabel maka hasilnya

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017 112


Analisis Kepuasan Pengunjung Ekowisata …..(Arfida, Suliswanto)

secara signifikan oleh hiburan Pengujian Validitas Model


pada α = 5%. Pengujian validitas model
▪ t test antara sarana pendukung (X3) dapat dilihat dari nilai koefisien
dengan kinerja ekowisata (Y) determinasi, Koefisien determinasi
menunjukkan t hitung = 0,671 digunakan untuk melihat kontribusi
Sedangkan t tabel (α = 0,05 ; db variabel bebas terhadap variabel
residual = 28) adalah sebesar terikat. Koefisien determinasi (R2)
2,048. Karena t hitung < t tabel maupun koefisien determinasi yang
yaitu 0,671 < 2,048 maka disesuaikan menunjukkan variabel
pengaruh sarana pendukung (X3) penjelas dalam menjelaskan variasi
adalah tidak signifikan pada variabel terikat. Jika nilai R2 semakin
tingkat kesalahan α = 5%. mendekati 1 maka dapat dinyatakan
Sehingga dapat disimpulkan model semakin baik dengan asumsi
bahwa kinerja ekowisata tidak tidak terjadi regresi lancung.
dapat dipengaruhi secara Berdasarkan analisa perhitungan
signifikan oleh sarana pendukung diperoleh nilai R2 (R-squared)
pada α = 5%. sebesar 0,4040 Artinya bahwa 40,40
▪ t test antara kondisi alam (X4) % variabel kinerja ekowisata akan
dengan kinerja ekowisata (Y) dijelaskan oleh variabel bebasnya,
menunjukkan t hitung = 1,452 yaitu pelayanan, hiburan, sarana
Sedangkan t tabel (α = 0,20 ; db pendukung dan kondisi alam.
residual = 24) adalah sebesar Sedangkan sisanya sebesar 59,6%
1,313. Karena t hitung > t tabel variabel kinerja ekowisata akan
yaitu 1,452 > 1,313 maka dijelaskan oleh variabel-variabel
pengaruh kondisi alam (X4) yang lain yang tidak dibahas dalam
adalah signifikan pada tingkat penelitian ini.
kesalahan α = 20%. Sehingga Agar mengetahui variabel
dapat disimpulkan bahwa kinerja yang mempunyai pengaruh paling
ekowisata dapat dipengaruhi dominan terhadap kinerja ekowisata
secara signifikan oleh kondisi dapat dilihat dari nilai probabilitas.
alam pada α = 20%. Variabel bebas memiliki nilai
probabilitas yang terendah

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017 113


Analisis Kepuasan Pengunjung Ekowisata …..(Arfida, Suliswanto)

menunjukkan bahwa variabel tersebut banyak wisatawan yang mengunjungi


merupakan variabel yang memiliki objek berbasis alam dan budaya
pengaruh paling dominan terhadap penduduk lokal. (Fandeli, 2002)
variabel terikat.
Berdasarkan hasil analisis, PENUTUP
maka dengan membandingkan nilai Berdasarkan hasil analisis
probabilitas dari masing-masing dapat diperoleh kesimpulan sebagai
variabel dapat diambil kesimpulan berikut: pertama, Pengaruh hiburan
bahwa variabel yang mempunyai dan sarana pendukung yang tidak
pengaruh paling dominan terhadap signifikan menunjukkan bahwa kedua
besarnya kinerja ekowisata adalah variabel tersebut bukanlah menjadi
pelayanan. Sedangkan probabilitas penentu utama kepuasan pengunjung
terendah kedua, ketiga dan keempat sebagai representasi dari kinerja
yaitu kondisi alam, hiburan dan ekowisata. Akan tetapi, pelayanan
sarana pendukung. dan kondisi alam yang lebih
Pengaruh hiburan dan sarana berpengaruh secara signifikan
pendukung yang tidak signifikan terhadap kinerja ekowisata di
menunjukkan bahwa kedua variabel Kabupaten Malang.
tersebut bukanlah menjadi penentu Kedua, Keberhasilan
utama kepuasan pengunjung sebagai ekowisata sangat ditentukan dari
representasi dari kinerja ekowisata. manajemen pengelolaan sebagaimana
Pelayanan dan kondisi alam yang hasil analisis yang menunjukkan
menjadi penentu utama kepuasan pelayanan merupakan variabel yang
pengunjung, hal inilah yang dominan dalam mempengaruhi
berpengaruh secara signifikan kepuasan pengunjung, sehingga hal
terhadap kinerja ekowisata di ini membutuhkan sinergi dari semua
Kabupaten Malang. Hal ini sesuai pihak termasuk juga kebijakan
dengan Pergeseran konsep pemerintah.
kepariwisataan dunia kepada
pariwisata minat khusus atau yang DAFTAR PUSTAKA
dikenal dengan Ekowisata, dimana Chafid Fandeli, 2002. Dasar-dasar
Manajemen Kepariwisataan
saat ini ada kecenderungan semakin
Alam, Yogyakarta: Liberti.

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017 114


Analisis Kepuasan Pengunjung Ekowisata …..(Arfida, Suliswanto)

Connel, Joan at al., 1979. Migration Kehidupan dan Kematian


From Rural Areas, The Dalam Kepariwis-taan Toraja
Evidance from Villages (Kajian tentang Kahidupan
Studies, Delhi: Oxford Masyarakat Toraja
University Press. Menghadapi Pariwisata
Budaya di Tanah Toraja,
Boedirachminarni, Arfida dan Salatiga: Tesis UKSW
Suliswanto, M.S.W. 2015.
Strategi Pengembangan Marpaung Happy, 2000.
Bisnis Ekowisata Kabupaten Pengetahuan Kepariwistaan,
Malang. Proceeding ICEBM Bandung: Alfabeta.
2016. Universitas
Tarumanagara. Mchintos, Robert W and Charles R
Goeldner, 1990. Tourism:
Damanik, Janianton dan Helmut F. Principles, Practice,
Weber. 2006. Perencanaan Philosophies, New York:
Ekowisata: Dari Teori ke Jogn Wiley and Sons Inc.
Aplikasi. PUSPAR UGM dan
Penerbit Andi. Yogyakarta. Mira P. Gunawan, 1999. Pariwisata
Indonesia, Berbagai Aspek
David, F.R. 2004. Manajemen dan Gagasan Pembangunan,
Strategis : Konsep. Edisi Bandung: Penerbit Lembaga
ketujuh. PT. Prenhallindo, Penelitian ITB.
Jakarta.
Moeljarto Tjokrowinoto.2002.
Hadinoto, 1997. Perencanaan Pembangunan Dilema dan
Pengembangan Destinasi Tantangan, Yogyakarta:
Pariwisata, Jakarta: PT. Pustaka Pelajar.
Gramedia.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi
Hagues Paul dan Haris, 1985. Penelitian Kualitatif. PT
Sampling dan Statistik Remaja Rosdakarya.
(Penterjemah Yulianto), Bandung.
Jakarta: LPPM dan PT
Pustaka Binaman Pressindo. Soekadijo, R.G, 1996. Memahami
Pariwisata Sebagai Sistemic
Hari Karyono, 1997. Kepariwisataan, Linkage, Jakarta: Penerbit PT
Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka.
Gramedia Widisauna
Indonesia. Spillane James J., 1998. Ekonomi
Pariwisata, Sejarah dan Pros-
Kusmayadi, Sugiarto E, 2000. peknya, Yogyakarta: Penerbit
Metodologi Penelitian Dalam Kanisius.
Bidang Kepariwisataan,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Sugandhy Aca, 1993. “Pembangunan
Utama. Pariwisata Berwawasan
Lingkungan ”, Makalah
Liem Bik Gwat, J. G., 1997. Seminar, Halaman 10-11,
Bertandang Memandang Jakarta.

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017 115


Analisis Kepuasan Pengunjung Ekowisata …..(Arfida, Suliswanto)

Umar Husein. 2008. Evaluasi Kinerja disajikan dalam rangka Dies


Perusahaan. PT. Gramedia Natalis XXXIX, Wisuda
Pustaka Utama Jakarta. Sarjana (SI) dan Pascasarjana
(S2) semester gasal
Menteri Dalam Negeri Republik 2009/2010 STIE
Indonesia. 2009. Peraturan Malangkucecwara Malang.
Menteri Dalam Negeri Nomor
22 Tahun 2009 Tentang Yakin, Addinul. 1997. Ekonomi
Pedoman Pengembangan Sumberdaya dan
Ekowisata di Daerah. Jakarta: Lingkungan. Jakarta:
Departemen Dalam Negeri. Akademika Prestindo.

Prajogo, Uke. 2010. Model Zubaedi. 2007. Wacana


Kewirausahaan Berbasis Pembangunan Alternatif:
Ekowisata Sebagai Upaya Ragam Perpektif
Pengentasan Kemiskinan Pengembangan dan
Bagi Masyarakat Pinggir Pemberdayaan Masyarakat.
Hutan di Wilayah Rawan Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
Illegal Logging. Makalah

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.15, No.01 Juni 2017 116

Anda mungkin juga menyukai