Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDIDIKAN SD
MODUL 5
DISUSUN OLEH:
NAMA : TONI LUKIAWAN SOPYAN
NIM : 835631499
PROGRAM : S1.PGSD/ MASUKAN SARJANA
KELAS : A
SEMESTER : III ( TIGA )
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ- UT BANDUNG
( POKJAR KABUPATEN TASIKMALAYA )
TAHUN 2019
MODUL 5
KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1
Bentuk – Bentuk Kegiatan Belajar Yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar
A. BELAJAR MENEMUKAN
Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk – bentuk kegiatan belajar yang biasa
dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari – hari. Bentuk – bentuk kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar
menemukan, menyimak, meniru, menghafal, merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon,
mengorganisasikan, mengambil keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati.
Kegiatan pengembangan masing – masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat dilakukan
dengan berbagai cara, sesuai dengan karakteristik siswa dan kreatifitas guru, sehingga dengan
demikian diharapkan kemampuan belajar siswa SD dapat berkembang secara maksimal.
B. BELAJAR MENYIMAK
Pada kegiatan belajar menyimak, biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
melalui permainan katan dan pertanyaan. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan belajar
meniru, guru dapan menggunakan kegiatan bermain peran mengenai pekerjaan / profesi yang ada
di sekitar siswa.
Contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk belajar menyimak siswa
adalah sebagai berikut:
1. Bermain dengan kata, dengan cara mengajak siswa bermain dengan bahasa, seperti
bercerita, membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena dapat
membantu siswa mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal – hal lainnya dengan cara
mendengar kemudian menyebutkannya. Cara lain adalah dengan melakukan permainan
“kuda bisik”. Melalui permainan ini, siswa dituntut untuk menyimak apa yang
disampaikan oleh temannya untuk kemudian diteruskan kepada teman yang lain.
2. Bermain dengan pertanyaan, misalnya, guru memancing keingintahuan dengan berbagai
pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan , hingga didapatkan hasil
yang paling akhir atau kesimpulan.
3. Bermain dengan gambar, misalnya membuar gambar, merancang, dan melihat gambar,
slide, video, atau film.
4. Bermain dengan musik, misalnya menggali informasi, melalui syair atau kata – kata yang
terdapat pada lagu tersebut.
C. BELAJAR MENIRU
Anak – anak merupakan pribadi yang sangat suka meniru ( modelling ) dari lingkungan
sekitarnya. Guru dan orang tua merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak. Anak akan
banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi, hingga meniru dalam bentuk
perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru itu menetap sebagai suatu kebiasaan dan
kegemaran. Oleh karena itu, sebagai guru hendaknya selalu memberi contoh yang baik karena
budaya meniru siswa tersebut. Siswa akan berperilaku sesuai dengan apa yang biasa dilihatnya.
Contohnya siswa bermain peran sabagai polisi lalu lintas, dokter, guru, ibu rumah tangga sesuai
dengan apa yang biasanya mereka lihat sehari – hari.
D. BELAJAR MENGHAFAL
Pada pengembangan kemampuan mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal pengetahuan dan
berpikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada tingkatan ingatan dan
pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan metode menghafal ini disebabkan oleh
budaya yang terjadi di sekolah yang pada umumnya didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu
guru ke siswa dan kurang merangsang rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi. Siswa
menjadi penerima yang pasif. Walaupun kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) telah
dicanangkan sebagai dasar strategi proses belajar mengajar, namun dalam praktik di lapangan
yang terjadi masih dalam pola siswa Datang, Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (D3CH) dan siswa
tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Lambat laun siswa menjadi cenderung suka mencari
gampangnya saja dalam belajar. Hal ini akan terpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar,
sehingga siswa kehilangan sense oflearning atau kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu, guru
sebagai pendidik harus membenahi metode belajar siswa. Disamping memberi bekal keterampilan
belajar, guru harus berusaha membiasakan siswa menggunakan metode berfikir logis dan
sistematis pada siswa dalam belajarnya.
E. BELAJAR MERANGKAI
F. BELAJAR MENGAMALKAN
Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan
Agama, karena pada mata pelajaran tersebut anak diajarkan tentang nilai – nilai moral dan
perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat. Contohnya
pada saat mempelajari tentang sikap saling hormat – menghormati antara penganut agama yang
satu dengan yang lain, siswa diajak untuk menanamkan nilai yang terkandung dari pelajaran
tersebut dalam kehidupannya sehari – hari dengan cara menghormati teman yang sedang berpuasa,
memberi selamat hari raya kepada teman yang sedang merayakan hari besar agamanya, dan lain
–lain.
G. BELAJAR MENGANALISIS
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar
menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka –teki atau tebak –
tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi yang
tersedia dan mencari jawabannya.
Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari suatu tetentu.
Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi siswa SD adalah dengan
memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Misalnya
bagaimana respon/tanggapan yang diberikan siswa apabila temannya sedang ditimpa musibah
banjir, gempa bumi, atau tanah longsor.
I. BELAJAR MENGORGANISASIKAN
Belajar mengorganisasikan disini sesuai dengan teori belajar humanistik yang dikemukakan
Carl Rogers. Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai
bagian yang bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti
belajar tentang proses.
K. BERLATIH
Untuk membiasakan anak berlatih melakukan kegiatan sehari –hari, guru dapat mengadakan
kegiatan bermain peran, misalnya melakukan transaksi jual beli, seperti yang diterapkan di sekolah
alam Ar-Ridho dalam pembelajaran matematika. Contoh lainnya adalah seorang guru melakukan
praktik mengajar mata pelajaran IPS di SDN Kalisalak II Kebasen dan SD Gombong V, Kebumen.
Salah satub kegiatannya adalah siswa diajak ke warung deket sekolah, dengan menanyakan
berbagai jenis barang, harga beli dan harga jual.
L. BELAJAR MENGHAYATI
Kegiatan belajar menghayati biasanya dilakukan pada saat mengajarkan mata pelajaran
kesenian. Pada mata pelajaran ini, siswa diajarkan bagaimana menghayati suatu peran (drama) dan
menghayati sebuah lagu, sehingga dengan melakukan penghayatan tersebut, siswa dapat
memahami karakter atau sifat dari tokoh yang diperankan atau makna yang terkandung dari sebuah
lagu.
M. BELAJAR MENGAMATI
Untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati, contoh kegiatan yang dapat
dilakukan adalah mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memilki
keanekaragaman hayati tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral, penghasilan, dan bibit budi
daya serta berfungsi menyerap karbon dari udara. Kegiatan ini diterapkan dengan metode
Edutainment (edukasi dan entertainment) seperti yang dilakukan oleh Gelanggang Samudra
Ancol.
Kegiatan Belajar 2
Kata motif merupakan kata dasar motivasi yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Pengertian motivasi mengandung 3 hal penting,
yaitu: hal yang mengawali kegiatan perubahan energi seseorang dan nampak sebagai kegiatan
fisik, motivasi ditandai dengan adanya rasa, dan pemahaman terhadap motivasi sebagai respon
dari adanya aksi berupa tujuan yang didasarkan atas kebutuhan.
Pengertian motivasi sebagai perubahan energi yang ditandai dengan munculnya rasa tapi
diawali dahulu dengan adanya tanggapan terhadap tujuan oleh Mc. Donald mengandung 3 aspek
penting, yaitu:
1. Motivasi adalah hal yang mengawali kegiatan perubahan energi pada seseorang, sehingga
yang terlihat adalah yang menyangkut kegiatan fisik.
2. Kemunculan motivasi ditandai dengan adanya rasa.
3. Motivasi sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Sedangkan tujuan sendiri
menyangkut soal kebutuhan.
Teori tentang motivasi lahir dan dan berkembang dengan tingkatan – tingkatannya. Dalam hal
ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu terkait dengan masalah kebutuhan (Teori
Abraham Maslow), yaitu:
3. Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu kelompok masyarakat.
4. Kebutuhan akan penghargaan seperti dihargai karena kemampuan, kebutuhan untuk diakui
kenaikan status atau pangkat pada diri seseorang.
5. Kebutuhan untuk mewujudkamn diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha
mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan pembentukan pribadi. (Purwanto,
1990)
Begitu pula dengan kegiatan belajar, sangat membutuhkan motivasi agar kegiatan belajar
pada diri siwa dapat bermanfaat dan berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa
fungsi motivasi yaitu sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan
2. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya
3. Motivasi dapat menjadi alat untuk menyeleksi perbuatan
4. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk usaha mencapai prestasi.
Berkaitan dengan jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang yang membagi motivasi
menjadi beberapa macam. Namun, disini kita hanya akan mengkaji motivasi intrinsik dan
ekstrinsik saja.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau berfungsi yang tidak
memerlukan rangsangan dari luar diri seseorang, karena biasanya dalam diri seseorang tersebut
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contohnya adalah seseorang siswa yang
melakukan kegiatan belajar karena ingin menambah ilmu, nilai, atau keterampilan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didalam aktifitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.
Sebagai contohnya adalah seseorang akan belajar hingga keesokan harinya akan dapat
mengerjakan soal dengan baik dan mendapat nilai 100, dengan harapan akan mendapatkan hadiah
dari orangtuanya.
Anda sebagai guru perlu secara berhati –hati memilih motivasi yang tepat bagi kegiatan belajar
siswa, karena dapat saja pemberian motivasi yang tidak tepat dapat mempengaruhi perkembangan
belajar ke arah negatif. Dibawah ini akan diuraikan beberapa bentuk dan cara yang dapat
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
1. Memberi nilai
2. Hadiah
3. Saingan/Kompetensi
4. Ego involvement
5. Memberi ulangan
6. Mengetahui hasil
7. Pujian
8. Hukuman
10. Minat
Gaya belajar siswa perlu dipahami agar Anda dapat menentukan variasi cara dalam
memotivasi belajar siswa dikelas. Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar
sendiri – sendiri:
1. Siswa yang berorientasi pada visual
Pada umunya siswa yang bergaya belajar visual, memiliki beberapa kekhasan seperti mereka
memiliki kebutuhan yang kuat untuk melihat sesuatu secara visual agar mereka dapat memahami
informasi yang mereka lihat tersebut. Selain itu, ciri khas berikutnya adalah mereka biasanya
memiliki kepekaan terhadap warna, dan memiliki pemahaman terhadap suatu hal yang artistik.
Para siswa yang kuat dalam hal pendengarannya, akan dapat memahami dan mengingat suatu
informasi dengan baik apabila guru menyampaikan sesuatu secara lisan atau berceramah. Masalah
yang sering dialami siswa tipe ini adalah sulit menyerap informasi dalam bentuk tulisan dan
otomatis memiliki kesulitan dalam menulis atau membaca. Pendekatan yang dapat dilakukan guru
untuk siwa seperti ini adalah dengan menggunakan tape perekam sebai alat bantu atau melibatkan
siswa dalam kelompok diskusi. Pendekatan selanjutnya adalah dengan melakukan review secara
verbal dengan sesama teman atau dengan guru.
Karakter siswa yang mempunyai gaya belajar seperti ini adalah mereka selalu menempatkan
tangan sebagai alat penerima informasi utama agar mereka selalu dapat mengingat informasi
tersebut. Siswa tipe ini juga tidak termasuk siswa yang suka diam lama atau duduk terlalu lama
untuk mendengarkan penjelasan.
Cara lain yang dapat Anda pelajari dan tiru agar memotivasi belajar siswa dapat meningkat
adalah melalui bebrapa cara yang dikemukakan berikut ini. Dalam tulisannya, Agus Sampurno
menceritakan 7 kebiasaan guru yang efektif untuk memotivasi siswanya agar lebih bersemangat
dalam belajar:
1. Konsistensi
2. Perlakukan siswa sebagai individual
3. Jadikan lingkungan fisik kelas anfa sedapat mungkin bernuansa belajar
4. Lakukan penilaian terhadap siswa sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat
5. Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja
6. Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal
7. Membuka diri terhadap kebutuhan siswa
RESUME PERSPEKTIF
PENDIDIKAN SD
MODUL 6
DISUSUN OLEH:
NAMA : TONI LUKIAWAN SOPYAN
NIM : 835631499
PROGRAM : S1.PGSD/ MASUKAN SARJANA
KELAS : A
SEMESTER : III ( TIGA )
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ- UT BANDUNG
( POKJAR KABUPATEN TASIKMALAYA )
TAHUN 2019
MODUL 6
Layanan Pendidikan Bagi Siswa Sekolah Dasar
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN BIMBINGAN
Menurut Agus Taufik (2007), istilah bimbingan pada umumnya dipahami sebagai upaya
memberikan arahan, panduan, nasihat dan biasanya mengandung nilai-nilai yang bersifat
menuntun ke arah yang baik.
Bimbingan sering dipadankan dengan “konseling” yang diadopsi dari bahasa Inggris yaitu
Counseling yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “penyuluhan”. Pada akhir
tahun sembilan puluhan , istilah penyuluhan dianggap tidak cocok lagi karena konotasinya lebih
bersifat pemberian informasi, sedangkan konotasi konseling lebih bersifat hubungan antar dua
pribadi, yaitu antara konselor dengan yang diberi bantuan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah sebagai suatu
proses membantu individu siswa untuk dapat memahami diri,mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depannya, sehingga diharapkan dapat mencapai perkembangan yang optimal
sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis.
Tujuan bimbingan dan konseling adalah memberi kemudahan belajar pada siswa SD agar
mereka dapat belajar dengan percaya diri, menyadari kekurangan dan kelebihannya serta mampu
berinteraksi secara baik dengan lingkungannya.
1. Fungsi Pengungkapan
2. Fungsi Penyaluran
3. Fungsi Penyesuaian
4. Fungsi Pencegahan
5. Fungsi Perkembangan
6. Fungsi Perbaikan
Dalam Proses bimbingan guru memiliki peran penting, karena guru mempunyai hubungan
yang sangat dekat dengan siswa, sehingga siswa lebih terbuka terhadap guru. Bimbingan di SD
dilaksanakan oleh guru kelas bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan belajar 2
Berbagai Layanan Pendidikan Untuk anak sekolah dasar
Menurut Clark (dalam Astuti) adalah anak yang menunjukkan kemampuan/penampilan yang
tinggi dalam bidang-bidang seperti, intelektual, kreatif, seni, kapasitas, kepemimpinan atau bidang
akademik khusus dan bidang yang memerlukan pelayanan atau aktivitas yang tidak biasa
disediakan oleh sekolah, agar tiap kemampuan anak berkembang penuh.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan anak berbakat disekolah
Dasar.
a. Mengidentifikasi anak berbakat
b. Layanan Anak Berbakat
c. Strategi pembelajaran dan model layanan
d. Layanan perkembangan kreatifitas
e. Stimulasi imajinasi dan proses inkubasi
f. Desaign pembelajaran
g. Evaluasi
Kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang terancam dalam susunan program
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah
Mampu mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh disekolah dengan keadaan kebutuhan
lingkungan
DISUSUN OLEH:
NAMA : TONI LUKIAWAN SOPYAN
NIM : 835631499
KELAS : A
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ- UT BANDUNG
( POKJAR KABUPATEN TASIKMALAYA )
TAHUN 2019
MODUL 7
Kegiatan Belajar 1
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Profesional
4. Kompetensi Sosial
Pengelompokan kompetensi dalam permen No. 16/2007 yang mengambil PP No. 19/2005
tampaknya lebih mengacu pada teori bukan pada tugas-tugas nyata seorag guru di lapangan.
Standar kompetensi guru SD/MI terdapat dalan dua dokumen yaitu bukuStandar Kompetensi guru
kelas SD/MI lulusan S1 PGSD Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendiidkan Nasional No.
16/2007.
Dari dua dokumen tersebut dapat diidentifikasi standar kompetensi guru kelas SD/MI lulusan
S1 PGSD, yang terdiri dari 30 kompetensi. Ke 30 kompetensi itu yang merupakan integrasi dari
kompetensi yang terdapat dalam kedua dokumen tersebut.
Semua komopetensi guru SD tercermin secara integrative dalam kinerja guru, baik ketika
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mauoun ketika menilai proses dan hasil belajar
siswa. Kompetensi lulusan s1 PGSD mempunyai kelebihan dibandingkan kompetensi lulusan D
II PGSD. Kelebihan tersebut antara lain terletak pada kemampuan memoerbaiki pembelajaran
melalui PTK, kemampuan berperan serta dalam kegiatan pendidikan ditingkat lokal, regional,
nasional, dan global, kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi baik untuk
kepentingan pembelajaran maupun untutk mengembangkan wawasan.
Kegiatan Belajar 2
Forum Peningkatan Profesionalitas Guru
A. PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU
Kompetensi pengingkatan profesionalitas secara berkelanjutan dapat dijabarkan menjadi
beberapa kompetensi, salah satu diantaranya adalah mampu memperbaiki pembelajaran melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalitas dalam hal ini, jabaran
kompetensi dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan pengalamn belajar atau kegiatan yang
dapat dilakukan oleh guru beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Melakukan refleksi
2. Berkolaborasi dengan teman sejawat
3. Mengomunikasikan hasil-hasil PTK melalui berbagai media
4. Mengikuti perkembangan dunia pendidikan
5. Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah
6. Berperan serta dalam berbagai kegiatan pendidikan
7. Mengikuti perkembangan ilmu dalam 5 mata pelajaran SD
8. Mengikuti berbagai kegiatan guru
DISUSUN OLEH:
NAMA : TONI LUKIAWAN SOPYAN
NIM : 835631499
PROGRAM : S1.PGSD/ MASUKAN SARJANA
KELAS : A
SEMESTER : III ( TIGA )
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ- UT BANDUNG
( POKJAR KABUPATEN TASIKMALAYA )
TAHUN 2019
MODUL 8
KURIKULUM SEKOLAH DASAR
Kegiatan belajar 1
Hakikat Kurikulum Sekolah Dasar
A. KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN
Pendidikan di sekolah dikenal dengan istilah pendidikan formal karena semua aspek dalam
pendidikan di sekolah ditata secara formal. Menurut Sukmadinata (2005: 2) salah satu
karakteristik pendidikan formal adalah bahwa pendidikan di sekolah memiliki rancangan
pendidikan atau kurikulum tertulis.
Dengan adanya rancangan atau kurikulum secara tertulis pendidikan di sekolah berlangsung
secara terencana, sistematis, dan lebih didasari karakteristik pendidikan formal tersebut
menunjukkan bahwa kurikulum merupakan syarat mutlak bagi terjadinya pendidikan di sekolah
Kurikulum merupakan panduan yang memberikan jawaban atas pertanyaan untuk apa
pendidikan dilakukan apa yang disampaikan dalam proses pendidikan bagaimana pendidikan akan
dilaksanakan serta Bagaimana mengukur hasil dan proses pendidikan
Hal ini sesuai dengan pengertian kurikulum yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 19 yang menyatakan bahwa
kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
A. HAKIKAT KTSP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang bersifat
desentralistik karena dikembangkan oleh satuan pendidikan. Meskipun ktsp bersifat desentralistik,
kurikulum yang dikembangkan satuan pendidikan harus mengacu pada standar kompetensi
lulusan dan standar isi yang telah ditetapkan secara nasional oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
KTSP terdiri atas dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
1. Tujuan Pendidikan SD
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Struktur Dan Muatan Kurikulum SD
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek yang harus tercantum dalam struktur dan muatan
kurikulum mencakup Mata Pelajaran, Muatan Lokal, Pengembangan Diri, Pengaturan Beban
Belajar, Ketuntasan Belajar, Kenaikan Kelas dan Kelulusan, Pendidikan Kecakapan Hidup, serta
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global.
3. kalender pendidikan SD
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
4. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok ada pelajaran atau tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
1. Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyusunan
KTSP
2. Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik pendidik dan
tenaga kependidikan sarana dan prasarana biaya serta program-program
3. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat serta lingkungan sekitar, komite
sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi dunia industri dan dunia kerja,
sumber daya alam serta sosial budaya.
Hasil analisis konteks tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik serta strategi dan implementasi kurikulum. Langkah berikutnya adalah
menyusun silabus silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata
pelajaran atau tema tertentu silabus disusun untuk seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk
mata pelajaran atau tema telah na penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
Menurut BSNP pengembangan silabus hendak memperhatikan berbagai prinsip berikut.
1. Ilmiah
2. Relevan
3. Sistematis
4. Konsisten
5. Memadai
6. Aktual dan kontekstual
7. Flexible
8. Menyeluruh
Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, pelaksanaan
kurikulum di sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut.
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi perkembangan dan kondisi peserta didik.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar.
3. Pelaksanaan kurikulum mungkinkan peserta didik mendapat pelayanan bersifat perbaikan,
pengayaan, dan/atau percepatan.
4. Kurikulum dimaksudkan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip Ing Ngarso Sung
Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan multimedia
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam sosial dan budaya kurikulum
yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran muatan lokal dan
pengembangan diri diselenggarakan dengan keseimbangan keterkaitan dan kesinambungan
yang cocok dan memakai antar kelas dan jenis serta bidang pendidikan.