Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem endokrin merupakan sistem kelenjar yang memproduksi substans
untuk digunanakan di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi
yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.
Hormon merupakan senyawa kimia khusus diproduksi oleh kelenjar
endokrin tertentu, terdapat hormon setempat dan hormon umum. Contoh dari
hormon setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung
syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding
duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas untuk menimbulkan
sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut
kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas
sehingga timbul sekresi enzim.
Kata hormone berasal dari bahasa yunani yang aritnya membuat gerakan
atau membangkitkan. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri
dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan
steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam
jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon
terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara
hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi
sel. Jadi untuk dapat berfungsi, hormone harus berikatan dengan lokus tertentu
pada sel target yang dikenal bernama reseptor yang berdefinisi suatu lokus
dimana hormone terikat untuk dapat bekerja. Selain itu harus dapat
membedakan dan menangkap hormone, reseptor harus mampu meneruskan
informasi yang didapat dari hasil interaksi reseptor dan hormone sehingga
dapat memicu respons jaringan.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana Anatomi Sistem Endokrin?
2. Bagaimana Fisisologi Sistem Endokrin?
3. Ganggun apa saja yang ada apa sistem endokrin pada lansia?
4. Dimana anatomi,fisiologi ,kimia,fisika,dan biokimia pada Kretinisme ?
5. Dimana anatomi,fisiologi ,kimia,fisika,dan biokimia pada Gondok?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Anatomi Sistem Endokrin
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentangFisisologi Sistem Endokrin
3. Mahasiswa dapat mengerti tentang fungsi Sistem Endokrin
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit Kretinisme
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit Gondok

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Endokrin


Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang
mengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam
jaringan. Kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya
disebut hormone. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu
macam hormone (hormone tunggal), hormone ganda, misalnya kelenjar
hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Kata hormone berasal dari bahasa yunani yang aritnya membuat gerakan
atau membangkitkan. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri
dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan
steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam
jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon
terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara
hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi
sel. Jadi untuk dapat berfungsi, hormone harus berikatan dengan lokus tertentu
pada sel target yang dikenal bernama reseptor yang berdefinisi suatu lokus
dimana hormone terikat untuk dapat bekerja. Selain itu harus dapat
membedakan dan menangkap hormone, reseptor harus mampu meneruskan
informasi yang didapat dari hasil interaksi reseptor dan hormone sehingga
dapat memicu respons jaringan.
Dalam tubuh manusia ada 2 sistem pengaturan yaitu endokrin sistem,
dimana tanpa saluran mensekresikan zat kimia langsung ke dalam tubuh.
Sistem saraf, mentransit sinual elekrik ke target jaringan, bekerja cepat, pendek
, lasting response.
Dalam hal pengaturan sekresi, sebagian besar dikendalikan oleh
mekanisme umpan balik negative. Prinsip dari umpan balik negative adalah
bila respon target organ berlebihan maka sekresi hormone akan diperlambat.
Sedangkan bila respon target organ lemah maka kelenjar endokrin hampir

3
4

selalu akan mensekresikan hormone lebih banyak lagi hingga responnya


sesuai.
Dalam sistem endokrin, terdapat organ-organ yang berperan aktif, antara lain:
a. Kelenjar hipofise
Suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak yang
memegan peranan penting dalam sekresi hormone dari semua organ-organ
endokrin. Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin, sebab hormone-
hormon yang dihasilkannya dapat memengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya.
Disebut juga sebagai master gland karena dapat menghasilkan hormone dan
hormone yang dihasilkan dapat merangsang kelenjar lain untuk
menghasilkan hormone lain. Pada kelenjar hipofise dibedakan menjadi 2
bagian.
Lobus anterior dan medulla (adenophipofisa) menghasilkan hormone:
1) Hormone somatropik atau Growth Hormone, hormone ini bekerja pada
tulang, otot, rawan, kulit dan bekerjanya sangat terbatas. Bekerja sebagai
pengendali pertumbuhan tubuh. Bila GH bekerja normal, tubuh akan
bertumbuh secara normal
2) Hormone adrenokortikotropik (ACTH), digolongkan menjadi 3
kelompok besar.
1) glukokortikoid, sebagai penghasil gula.
2) mineralokortikoid, mengatur keseimbangan cairan antara ion na dan
ion K.
3) gonado-kortikoid, menghasilkan estrogen dan progesterone untuk
wanita dan menghasilkan testosterone untuk pria.
3) Hormone gonadotropik atau folikel stimulating hormone (FSH) &
Luteinizing hormone = Interstitial cell stimulating hormone (ICSH),
hormone untuk merangsang perkembangan folikel graaf dalam ovarium
dan pembentukan spermatozoa dalam testis. Pada wanita, FSH
digunakan dalam pematangan telur dalam folikel ovarium mulai dari
folikel awal ke primer kemudaian sekunder, tersier menjadi de graaf
(matang), sedangkan LH digunakan untuk penebalan dinding rahim dan

4
5

mempertahankan impantasi janin. Pada pria, FSH digunakan untuk


pematangan sprematogonium menjadi spermatozoa melalui
spermatogenesis. LH digunakan untuk menghasilkan sel leydig yang
memproduksi hormone testosterone.
4) Prolaktine (PRH) = Lactogenic Hormone (LTH), digunakan untuk
persiapan air susu ibu. Pada saat seorang wanita dinyatakan hamil, maka
hormone ini akan bekerja dalam menghasilkan air susu. Sedangkan pada
gadis, tidak akan mengeluarkan asi karena ada hormone estrogen yang
menghambat. Jika estrogen berlebih pada wanita, maka ada
kemungkinan payudara akan mengeluarkan secret seperti ASI.
5) Hipofisa medulla menghasilkan MSH (Melanocyte Stimulaitng
Hormone) yang akan menghasilkan pigmen melanin untuk warna kulit.
Makin banyak melanin makin hitam pigmen kulit, makin sedikit melanin,
makin putih pigmen kulit. Jika seseorang berjemur pada saat ultra violet
matahari tidak baik, pigmen kulit akan pecah sehingga menimbulkan
bercak pecah berwarna coklat seperti noda pada kulit.
Hipofisa posterior (neurohipofisa) menghasilkan hormone :
1) Oxtosin, dibentuk terutama di dalam nucleus paraventrikular,
merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan.
Hormone ini juga membantu mengeluarkan air susu sewaktu menyusui.
Pada saat laktasi, oksitosin menyebabkan timbulnya pengiriman air susu
dari alveoli ke duktus payudara sehingga dapat diisap oleh bayi.
2) Relaxin, membantu proses persalinan karena membukanya simphisis
pubis (tulang kemaluan) sehingga bayi mudah dilahirkan.
3) ADH (Anti Diuretik hormone), dikenal dengan nama pitressin,
vasopressin. ADH dibentuk terutama di dalam nucleus supraoptik.
Digunakan untuk mencegah agar urin yang keluar tidak terlalu banyak.
In put dan out put sama. Bila hormone ADH ini tidak ada, maka tubulus
dan duktus koligentes hampir tidak permeable terhadap air, sehingga
mencegah reabsorpsi air dalam jumlah yang signifikan dan karena itu

5
6

mempermudah keluarnya air yang sangat banyak ke dalam urine, yang


juga menyebabkan urine menjadi sangant encer.
Fungsi kelenjar hipofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat
melalui hipotalamus. Pengaturan dilakukan oleh sejumlah hormone yang
dihasilkan oleh hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat.
Pengaturan sekresi hipotalamus diatur oleh hormone dan sinyal saraf
yang berasal dari hipotalamus, kecepatan sekresi horon berbeda-beda.
Berbagai hormone yang ada dalam darah dapat menghambat dan
mempercepat rangsangna dari hipotalamus. Hormone di hipotalamus
menghasilkan bermacam-macam hormone yang masuk dalam darah
dialirkan pembuluh darah di dalam tubuh untuk mencapai orngan yang
dituju. Sel-sel di di dalam hipotalamus akan dipengaruhi oleh kerja
hormone yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin lain.
b. Kelenjar tiroid
Terletak tepat di bawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior
trakea, merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar. Normalnya
memiliki berat 15 sampai 20 gram pada orang dewasa. Tiroid
menyekresikan 2 hormon yakni tiroksin (t4) dan triidotiroksin (t3).
Kelenjar tiroid juga menyekresikan kalsitonin, hormone yang penting
bagi metabolism kalsium. Kelenjar tiroid terdiri dari banyak folikel yang
tertutup yang dipenuhi dengan bahan sekretorik yang disebut koloid dan
dibatasi oleh sel-sel epitel kuboid yang mengeluarkan hormonnya ke
bagian folikel itu (fisiologi Guton).
Fungsi kelenjar tiroid adalah : \
(1) bekerja sebagai perangsang proses okdsidasi.
(2) mengatur penggunaan oksidasi.
(3) mengatur pengeluaran karbon dioksida.
(4) metabolic dalam hati pengaturan susunan kimia.
(5) memengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Adapun hormone-hormon yang dihasilkan:

6
7

1) Tiroksin, untuk metabolism tubuh baik metabolisme KH, protein,


lemak.
2) Triidotiroksin, merupakan bahan baku tiroksin dengan syarat
harus ada ion iodium.
3) Kalsitonin, merupakan bahan baku pembentukan parahormon
yang juga disekresikan oleh kelenjar paratiroid, berfungsi untuk
mengatur kadar kalsium dalam darah.
c. Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini terletak di setiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di
dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang tersusun berpasangan
yang menghasilkan hormone paratiroksin. Kelenjar paratiroksin
berjumlah 4 buah. Masing-masing melekat pada bagian belakang
kelenjar tiroid. Berwarna coklat kekuningan, bulat lonjong. Dua
paratiroid superior lebih stabil dari pada yagn posterior dekat kutub
inferior. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormone yang berfungsi
mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Gangguan yang
mungkin muncul adalah hipo/hiperparatiroidisme.
Hormone paratiroid adalah konsentrasi ion-ion kalsium yang
terdapat dalam cairan ekstraseluluer. Prosduksi HPT akan meningkat
apabila kadar kalsium dalam plasma menurun. Hambatan kerja paratiroid
mengakibatkan penurunan kadar magnesium dalam darah, konsentarasi
magnesium sangat diperlukan bagi fungsi kelenjar paratiroid agar
menghasilkan hormone yang diperlukan tubuh.
d. Kelenjar timus
Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, kelenjar
timus hanya dijumpai pada anak dibawah 18 tahun. Kelenjar timus
terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya
kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat
kecil dan beratnya kira-kira 10 gram. Ukurannya bertambah pada masa
remaja dari 30-40gram kemudian berkerut lagi hingga mencapai usia tua,
ukurannya akan semakin kecil. Menghasilkan timosin yang berfungsi

7
8

untuk kekebalan tubuh manusia, mengaktifkan pertumbuhan badan,


mengurangi aktivitas kelamin.
Sumber hormone timus mempersiapkan proliferasi dan maturasi
sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam
jaringan lain sehingga pertumbuhan meningkat masa bayi sampai remaja.
Setelah dewasa pertumbuhan akan berkurang sehingga mengurangi
aktivitas kelamin.
Gangguan yang mungin muncul adalah hipreplasi, merupakan
kelainan autoimun yang memengaruhi neromuskular sehingga mudah
terserang penyakit dan daya imun kurang. Timona tumor, dimana
neoplasma sel epitel ada yang jinak dan ada yang ganas.
e. Kelenjar adrenal
Kelenjar suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari
ginjal kiri dan kanan. Beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal
ini terbagi atas 2 bagian yaitu korteks yang menghasilkan kortisol.
Medulla yang adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin).
Zat-zat disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan
simpatis. Sekresi bertambahan dalam keadaan emosi seperti marah dan
takut serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Noradrenalin
menaikkan tekanan darah berkontraksi adrenalin membantu metabolisme
karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormone terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal
adalah hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron. Semuanya bertalian
erat dengan metabolisme, pertumubhan fungsi ginjal dan kondisi otot.
Fungsi kelenjar suprarenalin adalah
(1) vasokonstriksi pembuluh darah perifer
(2) relaksasi bronkus
(3) kontraksi selaput lender dan arteriole pada kulit sehingga berguna
untuk mengurangi perdarahan pada operasi kecil.
Glukokortikoid, fungsinya meningkatnya kegiatan metabolisme
berbagai zat dalam tubuh, meningkatkan glikogenesis dan glukogenesis

8
9

dalam sel hati, meningkatkan metabolisme protein terutama di otot dan


tulang, menurunkan ambang rangsangnan susunan saraf pusat,
menggitakan sekresi asam lambung, menghambat pelepasan histamin
dalam reaksi alergi.
Katekolamin erangsangan sistem saraf simpatis melepaskan
noradrenalin dan adrenalin dari kelenjar adrenal. Pada keadaan tertentu
dapat merangsang pelepasan katekolamin dari medulla adrenal dengan
gejala marah, dingin, takut, asifiksia. Efek katekolamin berupa
penggiatan reseptor beta, meningkatkan sintesis siklik AMP yang
menimbulkan pengaruh inhibisi kecuali otot jantung.
f. Kelenjar pienalis
Kelenjar pienalis / epifise ini terdapat di dalam otak (ventrikel)
terbentuk kecil merah seperti sebuah cemara. Kelenjar ini menghasilkan
sekresi interna dalam membantu pancreas dan kelenjar kelamin.
Mekanisme insulin adalah meningkatkan transport glukosa dalam
sel/jaringan tubuh, meningkatkan transport asam amino ke dalam sel,
meningkatkan sintesis protein di otak dan hati, mengingkatkan
pengambilan kalsium dari cairan sekresi.
g. Kelenjar pankreatika
Kelenjar ini terdapat di belakang lambung di depan vertebrata
lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alfa dan beta. Sel alfa menghasilkan
hormone glucagon sedankan sel-sel beta menghasilkan hormone insulin.
Hormone yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan
sebuah protein yang dapat turut dicerna oleh enzim-enzim pencernaan
protein.
Pulau-pulau langerhans berbentuk oval, tersebar di seluruh
pancreas dan terbanyak pada bagian kedua pancreas. Sel dalam pulau ini
dapat dibedakan atas dasar granulasi dan perwarnaannya. Separuh dari
sel ini menyekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida. Dari
pancreas diturunkan ke bagian eksokrin pancreas. Fungsinya sebagai unit
sekresi dalam pengeluaran homeostatic nutrisi, menghambat sekresi

9
10

insulin, glikogen dan polipeptida pancreas, serta menhambat sekresi


glikogen. Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan
sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk
mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.
Glukosa yang diabsorbsi dalam darah menyebabkan sekresi insulin
lebih cepat, meningkatkan penyimpanan dalam hati dan metabolisme
glukosa dalam otot dan meningkatkan transport glukosa. Efek insulin
pada metabolisme lemak adalah memengaruhi lemak jangka panjang.
Penyimpanan lemak di dalam sel adipose menghambat kerja lipase,
meningkatkan transport ke dalam sel lemak. Efek insulin pada
metabolisme protein adalah mentranspor aktif asam amino ke dalam sel,
membentuk protein baru, meningkatkan translasi messenger RNA dan
meningkatkan kecepatan transkripsi DNA.
g. Kelenjar kelamin
Kelenjar testis terdapat pada pria, terletak pada skrotum dan
menghasilkan hormone testosterone. Fungsi hormone testosterone
menentukan sifat kejantanan misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dll,
menghasilkan sel mani (spermatozoid), serta mengontrol pekerjaan seks
sekunder pada laki-laki. Kelenjar ovary terdapat pada wanita, terletak
pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini
menghasilkan hormone progesterone dan estrogen. Hormone ini dapat
memengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan,
misalnya pinggul yang besar, bahu sempit, dll.
Fungsi endokrin testis :
- LH/ICTH adenohipofisis merangsang sekresi testosterone oleh sel
leydig, pelepasan LH diatur oleh Gn RH hoipotalamus.
- Testosterone melalui mekanisme umpan balik negative
mengendalikan pelepasan LH.
Pengaturan spermatogenesis:
- FSH merangsang spermatogenesis. LH merangsang sekresi
testosterone dam memepertahankan spermatogenesis. FSH dan

10
11

testosterone bekerja merangsang sel sertoli membentuk senyawa


yang diperlukan dalam maturasi sperma. Sekresinya diatur oleh
mekanisme umpan balik negative, yaitu meningkatkan sekresi dan
sel serotini.
Fungsi seksual dan reproduksi wanita:
- Persiapan tubula untuk konsepsi dan kehamilan.
Periode kehamilan :
a. LHRH: hormone dari hipotalamus yang dihasilkan di perikarion
neuron hipotalamus terikat oleh reseptor gonadotropin yang
merangsang produksi LH dan hormone perangsang folikel dan
penurunan produksi pelepasan gonodotropin.
b. PSH dan LH: disekresi akibat respons terhadap RH di hipotalamus,
memicu sintesis steroid di ovarium. Selama proses ovulasi dalam
sel granulose terjadi perubahan sintesis steroid dari estrogen
menjadi progesterone dalam proses pemecahan folikel – ovulasi.
c. Estrogen & Progesteron: disekresikan oleh ovarium akibat respon
terhadap hormone estrogen dan progesteron dari kelenjar hipofise.
Korpus luteum membuat steroid estrogen dan progesterone
merangsang pertumbuhan dan diferensiasi pertumbuhan dan
diferensiasi saluran reproduksi wanita.
Endokriniologi kehamilan :
a. Estrogen: kadarnya meningkat, dibentuk oleh sel trofoblast
plasenta. Plasenta tidak mempunya enzim hidroksilase yang
mengubah progesterone menjadi estrogen sehingga diperlukan
dehidroergotain androsteron (DHEA) yang dibentuk oleh janin
menjadi estrogen dan berfungsi untuk mengingkatkan aliran
darah ke plasenta.
b. Progesterone: dihasilkan oleh korpus luteum, pada kehamilan
dihasilkan oleh sel-sel trofoblast plasenta. Fugnsinya menjaga

11
12

miometrium dalam keadaan istirahat, mencegah reaksi

imunologik antigen asing.


c. HCG: konsentrasi mencapai puncak pada minggu ke-10 dan
menurun paling rendah pada minggu ke 19-20 kehamilan.
Fungsinya mengatur produksi endreogen pada janin dan
membentuk korpus luteum menstruasi menjadi korpus luteum
kehamilan.
2.2 Fungsi sistem endokrin
Sistem endokrin mempunyai 5 fungsi umum, yaitu :
a) Membedakan sistem saraf dn sistem reproduksi pada janin yang
sedang berkembang
b) Menstimulasi urutan perkembangan
c) Mengkoordinsi sistem reproduksi
d) Memelihara lingkungan internal optimal
e) Memelihara respon korektif dan adaktif
2.3 Gangguan sistem endokrin pada anak
2.3.1 Kretinesme
1. Definisi
Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak
yang terjadi akibat kurangnya hormon tiroid . Penderita kelainan ini
mengalami kelambatan dalam perkembangan fisik maupun mental.
Kretinisme adalah perawakan pendek pada anak-anak akibat
kurangnya hormon tiroid dalam tubuh.
2. Anatomi & fisiologi pada kretinisme
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang
mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar
dalam jaringan dan menyekresi zat kimia yang disebut hormon.
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu
kelenjar atau organ yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel.
Adapun fungsi kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :

12
13

1. Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang


yang diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
4. Merangsang pertumbuhan jaringan
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi
glukosa pada usus halus
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang,
vitamin, mineral, dan air.
a. Hipotalamus
Hipotalamus terletak tepat dibawah talamus dean dibatasi oleh
sulkus hipotalamus. Hipotalamus berlokasi didasar diensepalon dan
sebagian dinding lateral ventrikel III. Hipotalamus meluas kebawah
sebagai kelenjar hipofiseyng teletak didalam sela tusika os sfenoid.

Fungsi utamanya , antara lain:

 Pusat integrasi susunan saraf otonom


a) Regulasi temperatur

b) Keseimbangan cairan dan elektrolit

c) Integrasi siklus bangun tidur

d) Mengontrol intake makanan

e) Respon tingkah laku terhadap emosi

f) Pengaturan/ pengontrolan endokrin

g) Respon seksual

b. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus Yang teletak disebelah
kanan dan kiri trakea, dan ikat bersanma oleh secarik jaringan tiroid
yang disebut ismus tiroid dan melintasi trakea disebelah depannya.

13
14

Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel


yang dibatasi epitelium silinder, mendapat persediaan darah
berlimpah, dan yang disatukan jaringan ikat. Sel itu mengeluarkan
sekret cairan yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid, yang
mengandung zat senyawa yodium; zat aktif yang utama dari
senyawa yodium ini ialah hormon tiroxin. Sekret ini mengisi vesikel
dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui
saluran limpe.
Fungsi Sekresi tiroid diatur sebuah hormon dari lobus
anterior kelenjar hipopisis yaitu hormon tirotropik. Fungsi kelenjar
tiroid sangat erat bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal
pengaturan susunan kimia dalam jaringan, bekerja sebagai
perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen, dan
dengan sendirinya mengatur pengeluaran karbondioksida.
Hiposekresi (hipotiroidisma). Bila kelenjar tiroid kuramh
mengeluarkan sekret pada waktu bayi maka mengakibatkan suatu
keadaan yang dikenal sebagai kreatinisme, berupa hambatan
pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang dewasa, kekurangan
sekresi mengakibatkan mixsudema; proses metabolik mundur dan
dapat kecenderungan untuk bertambah berat, gerakannya
lamban,cara berpikir dan berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan
kering, serta rambut rontok dan menjdi jarang. Suhunbadan dibawah
normal dan denyut nadi perlahan.
Hipersekresi Pada pembesaran kelenjar dan penambahan
sekresi yang disebut hipertiroidisma, semua simtomnya kabilikan
dari mixsudema. Kecepatan metabolisme naik dan suhu tubuh dapat
lebih tinggi dari normal. Pasien turun beratnya, gelisah dan mudah
marah, kecepatan denyut nadi naik, kardiac output bertambah dan
simtom kardio vaskuler mencangkup vibrilasi atrium dan kegagalan
jantung.

14
15

Pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit Grave atau


gondok eksoftalmus, tampak mata menonjol ke luar. Efek ini
disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid. Adakalanya tidak
hilang dengan pengobatan.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sbb :
1) Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk
merangsang metabolisme zat, katabolisme protein, dan lemak. Juga
meningkatkan produksi panas merangsang sekresi hormon
pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan
mental pada balita dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dangan
satu nama,yaitu hormon tiroid.
2) Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, denagn
meningkatkan jumlah penumpukan kalsium pada tulang.
c. Kelenjar Paratiroid
Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat 2 kelenjar kecil yaitu
kelenjar paratiroid, didalam leher. Sekresi paratiroid yaitu hormon
paratiroid, mengatur metabolisme zat kapur dan mengendalikan
jumlah zat kapur didalam darah dan tulang.
Fungsi kelenjar paratiroid :
1) Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
2) Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
3) Mempercepat absorbsi kalsium di intestin
4) Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi
reabsorpsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah
5) Menstimulasi dan mentransport kalsium dan fosfat melalui
membran sel
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring disebut parathormon,
yang berfungsi meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan reorpsi
kalsium, dan menurunkan kadar kalsium darah.
Hipoparatiroidisma, yaitu kekurangan kalsium dalam isi darah atau
hipoklasemia, mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala

15
16

khas kejang dan konvulsi, khususnya pada tangan dan kaki yang disebut
karpopedal spasmus; simtom-simtom ini dapat cepat diringankan dengan
pemberiaan kalsium.
Hiperparatiroidisma atau over-aktivitas kelenjar, biasanya ada
sangkutpautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan
distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan
dimasukan kembali kedalam serum darah, dengan akibat terjadinya
penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian keropos, yang
dikenal sebagai osteitis vibrosa sistik, karena terbentuk kista pada tulang.
Kalsiumnya diendapkan didalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal
dan kegaglan ginjal.
3. Kimia , fisika & biokimia pada kretinisme
Kelenjar tiroid yang bekerja dibawah pengaruh kelenjar
hipofisis, tempat diproduksinya hormon tireotropik. Hormone ini
mengatur produksi hormone tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodo-
tironin (T3). Kedua hormone tersebut dibentuk dari monoiodo-
tirosin dan diiodo-tirosin. Untuk itu diperlukan dalam proses
metabolic didalam badan, terutama dalam pemakaian oksigen.
Selain itu juga merangsang sintesis protein dan mempengaruhi
metabolisme karbohidrat, lemak dan vitamin. Hormon ini juga
diperlukan untuk mengolah karoten menjadi vitamin A. Hormone
tiroid esensial juga sangat penting untuk pertumbuhan tetapi ia
sendiri tidak secara langsung bertanggung jawab menimbulkan
efek hormone pertumbuhan.
Sekresi hormon dari kelenjar endokrin asalnya di kendalikan
lewat mekanisme-pelayanan. Dengan kata lain, kadar hormon
dalam plasma itu sendiri ata suatu senyawa yang di produksi oleh
sel sasaran sebagai tanggapan terhadap hormon, mengatur
pelepasan hormon selanjutnya dari kelenjar. Lebih lagi, hormon
yang di lepas dari kelenjar endokrin sering mengatur hormon lain
dari kelenjar kedua, yang selanjutnya mengendalikan produksi

16
17

hormon di dalam dan pelepasannya dari kelenjar pertama. Hal ini


di gambarkan dengan pengaturan kadar hormon tiroid dalam
sirkulasi.

+ TRH hipotalamus
=

+
=
_
=
TSH adenohipofisis
+
=
Tiroid T4, T3

Gambar...Pengaturan sekresi hormon tiroid

Kelenjar tiroid memproduksi dua hormon, tiroksin (3,5,


3’,5’- terteyodotironin, yang biasa di sebut T4) dan 3,5,3’-
triyodotironin (T3). Hormon-hormon ini di lepaskan oleh kelenjar
sebagai tanggapan terhadap TSH, suatu glikoproteib yang di
produksi dalam adenohipofisis dalam plasma mempengaruhi
adenohipofisis untuk menghambat pelepasan TSH, suatu kerja
sesuai dengan mekanisme hambatan- umpan balik. Pengendalian
peringkat lain terdapat dalam sistem TSH-T4, T3 ; pelepasan TSH
di tingkatkan oleh hormon pelepas tirotropin (TRH), suatu tripeptida
yang di sintesis dalam hipotalamus. TRH mencapai adenohipofisis
lewat sistem vena porta yang menghubungkan kelenjar dengan
hipotalamus. Pelepasan TRH di acu oleh rendahnya kadar T4 dan
T3 dalam sirkulasi. Bila kadarnya dalam sirkulasi tinggi , pelepasan
TSH tertekan, dan rangsang untuk meneruskan pelepasan hormon
tiroid di hilangkan. Hal berlansung lewat hambatan terinduksi T4

17
18

terhadap kerja TRH pada adenohipofisis. Sebaliknya, apabila kadar


T4 dan T3 rendah, pelepasan TRH dari hipotalamus di perlancar,
yang selanjutnya menstimulasi pelepasan TSH dan dengan demikian
hormon tiroid terlepas.

Pada keadaan lain, pelepasan hormon dari kelenjar endokrin


di atur oleh produk pengaruh hormon dan bukan oleh hormon kedua.
Misalnya, hormon paratiroid bekerja meningkatkan kadar kalsium
plasma. Apabila kadar kalsium plasma rendah, pelepasan hormon
paratiroid di pacu. Sebaliknya, pelepasan hormon paratiroid di
hambat bila kadar kalsium plasma meningkat. (Montgomery, Rex
dkk. 1983 : 1143 – 1144 )
4. Etiologi Kretinisme.
a. Kekurangan yodium
b. Kekurangan hormon tiroid
c. Pemakaian obat-obatan anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)
d. Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek
misalnya sindroma truner
e. Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam
perkembangan penyakitnya.
5. Patofisiologi
Kecepatan pertumbuhan tidak berlangsung secara kontinyu
selama masa pertumbuhan, demikian juga faktor-faktor yang
mendorong pertumbuhan. Pertumbuhan janin, tampaknya sebagian
besar tidak bergantung pada control hormon, ukuran saat lahir
terutama ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor
hormon mulai berperan penting dalam mengatur pertumbuhan
setelah lahir. Faktor genetik dan nutrisi juga sangat mempengaruhi
pertumbuhan pada masa ini.
Kelenjar tiroid yang bekerja dibawah pengaruh kelenjar
hipofisis, tempat diproduksinya hormon tireotropik. Hormone ini

18
19

mengatur produksi hormone tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodo-


tironin (T3). Kedua hormone tersebut dibentuk dari monoiodo-
tirosin dan diiodo-tirosin. Untuk itu diperlukan dalam proses
metabolic didalam badan, terutama dalam pemakaian oksigen.
Selain itu juga merangsang sintesis protein dan mempengaruhi
metabolisme karbohidrat, lemak dan vitamin. Hormon ini juga
diperlukan untuk mengolah karoten menjadi vitamin A. Hormone
tiroid esensial juga sangat penting untuk pertumbuhan tetapi ia
sendiri tidak secara langsung bertanggung jawab menimbulkan
efek hormone pertumbuhan. Hormone ini berperan permisif dalam
mendorong pertumbuhan tulang, efek hormone pertumbuhan akan
maksimum hanya apabila terdapat hormone tiroid dalam jumlah
yang adekuat. Akibatnya, pada anak hipotiroid pertumbuhan akan
terganggu, tetapi hipersekresi hormone tiroid tidak menyebabkan
pertumbuhan berlebihan.
Tiroksin mengandung banyak yodium. Kekurangan yodium
dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran
kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk
membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan
metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan
menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan
kretinisme.
2.3.2 Gondok
1. Defnisi
Gondok Penyakit Gondok (Mumps atau Parotitis) adalah
suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus
(Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis)
di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan
pada leher bagian atas atau pip bagian bawah.
Penyakit gondok tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul
secara endemic atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang

19
20

anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Pada orang dewasa, infeksi


ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas,
prostat, payudara dan organ lainnya.
2. Anatomi & fisiologi gondok
Kelenjar tyroid terletak dibagian bawah leher, antara fascia
koli media dan fascia prevertebralis. Didalamruang yang sama
terletak trakhea, esofagus, pembuluh darah besar, dan syaraf.
Kelenjar tyroid melekat pada trakhea sambil melingkarinya dua
pertiga sampai tiga perempat lingkaran. Keempat kelenjar paratyroid
umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar tyroid (De
Jong & Syamsuhidayat, 1998).
Tyroid terdiri atas dua lobus, yang dihubungkan oleh istmus
dan menutup cincin trakhea 2dan 3. Kapsul fibrosa menggantungkan
kelenjar ini pada fasia pretrakhea sehingga pada setiap gerakan
menelan selalu diikuti dengan terangkatnya kelenjar kearah kranial.
Sifat ini digunakan dalam klinik untuk menentukan apakah suatu
bentukan di leher berhubungan dengan kelenjar tyroid atau tidak
(Djokomoeljanto, 2001).
Vaskularisasi kelenjar tyroid berasal dari a. Tiroidea
Superior (cabang dari a. Karotis Eksterna) dan a. Tyroidea Inferior
(cabang a. Subklavia). Setiap folikel lymfoid diselubungi oleh jala-
jala kapiler, dan jala-jala limfatik, sedangkan sistem venanya berasal
dari pleksus perifolikular (Djokomoeljanto, 2001).
Nodus Lymfatikus tyroid berhubungan secara bebas dengan
pleksus trakhealis yang kemudian ke arah nodus prelaring yang tepat
di atas istmus, dan ke nl. Pretrakhealis dan nl. Paratrakhealis,
sebagian lagi bermuara ke nl. Brakhiosefalika dan ada yang langsung
ke duktus thoraksikus. Hubungan ini penting untuk menduga
penyebaran keganasan (Djokomoeljanto, 2001).
3. Kimia , fisika & biokimia pada gondok
 Kimia

20
21

Hormon utama yang disekresi oleh tiroid adalah tiroksin


(T4) dan triidotironin (T3). T3 juga dibentuk di jaringan perifer
melalui deiodinasi T4. kedua hormon adalah asam amino yang
mengandung iodium. Sejumlah kecil reverse triidotironin
(3,3’,5’-triidotironin, RT3), monoiodotirosin, dan senyawa lain
juga ditemukan dalam darah vena tiroid. T3 lebih aktif daripada
T4, sedangkan RT3, tidak aktif. Bentuk T4 yang terdapat secara
alami dan turunannya dengan atom karbon asimetrik adalah
isomer L.
 Triglobulin
T4 dan T3 disintesis dealam koloid melalui iodinasi dan
kondensasi molekul-molekul tirosin yang terikat pada linkage
peptida dalam triglobulin. Glikoprotein ini terbentuk dari dua
subunit dan memiliki berat molekul 660.000. triglobulin
mengandung karbohidrat 10% berat. Molekul ini juga
mengandung 123 residu tirosin, tetapi hanya empat sampai
delapan dari residu ini yang secara normal bergabung menjadi
hormon tiroid. Triglobulin dibentuk oleh sel tiroid dan
dikeluarkan ke dalam koloid oleh eksositosis granula yang juga
mengandung proksidase tiroid. Hormon ini tetap terikat pada
triglobulin sampai disekresikan. Sewaktu disekresi, koloid
diambil oleh sel-sel tiroid, ikatan peptida mengalami hidrolisis,
dan T3 serta T4 bebas dilepaskan ke dalam kapiler. Dengan
demikian, sel-sel tiroid memiliki tiga fungsi :
1. Mengumpulkan dan memindahkan iodium.
2.Membentuk triglobulin dan mengeluarkannya ke dalam
koloid.
3.Mengeluarkan hormon tiroid dari triglobulin dan
menyekresikannya ke dalam sirkulasi.
Triglobulin masuk ke dalam darah serta koloid. Konsentrasi
triglobulin serum normal pada manusia adalah sekitar 6 ng/mL,

21
22

dan kadar ini meningkat pada hipertiroidisme dan beberapa


bentuk kanker tiroid. Namun, fungsi triglobulin dalam darah
kalaupun ada, tidak diketahui.
 Metabolisme Iodium
Iodium ialah bahan dasar yang penting untuk sintesis hormon
tiroid. Iodium yang dimakan diubah menjadi iodida dan
diabsorpsi. Masukan iodium harian minimum yang dapat
mempertahankan fungsi tiroid normal adalah 150 μg, tetapi di
Amerika serikat masukan iodium makanan rata-rata adalah
sekitar 500 μg/h. Kadar I- plasma normal adalah sekitar 0,3
μg/dL, dan I- disebarkan dalam suatu “ruang” sekitar 25 L (35%
berat tubuh). Organ utama yang mengambil I- adalah tiroid,
yang menggunakannya untuk membuat hormon tiroid, dan
ginjal, yang menyekresikannya ke dalam urin. Sekitar 120 μg/h
masuk ke dalam tiroid pada tingkat sintesis dan sekresi hormon
tiroid yang normal. Tiroid menyekresikan 80 μg/h sebagai
iodium dalam T3 dan T4. empat puluh mikrogram I- per hari
berdifusi ke dalam CES ( cairan ekstrasel). T4 dan T3 yang
disekresikan dimetabolis dalam hati dan jaringan lain, yang
akan membebaskan 60 μg I- per hari ke dalam CES. Beberapa
turunan hormon tiroid disekresikan melalui empedu, dan
sebagian iodium di dalamnya diserap ulang (sirkulasi
enterohepatik), tetapi berat bersih kehilangan I- dalam tinja
sekitar 20 μg/h. Jumlah total I- yang masuk ke dalam CES
adalah 500 + 40 + 60, atau 600 μg/h ; 20% dari I- ini masuk ke
dalam kelenjar tiroid, sementara 80% disekresikan melalui urin.
 Pengambilan Iodida
Kelenjar tiroid mengkonsentrasikan iodida dengan
mentransport aktif iodida dari sirkulasi ke dalam koloid.
Mekanisme transpor tersebur sering disebut “iodide trapping
mechanism” atau “pompa iodida”. Pompa ini merupakan

22
23

contoh transpor aktif sekunder; Na+ dan I- ditransport dengan


mekanisme kotransport ke dalam sel tiroid, dan Na+
dipompakan ke interstitium oleh Na+ - K+ ATP ase.
Kontransporter Na+ - I- telah dapat diklon, dan mempunyai 12
domain transmembran dengan terminal amino dan karboksilnya
di dalam sel.
Sel tiroid bermuatan 50 mV relatif negatif terhadap
daerah interstitium dan koloid, yaitu sel memiliki potensial
membran istirahat sebesar -50 mV. Iodida dipompa ke dalam
sel pada dasarnya melawan gradien listrik ini, lalu berdifusi
mengikuti gradien listrik ke dalam tiroid. Ambilan iodium dapat
dipelajari dengan memberikan iodium radioaktif dalam dosis
sangat rendah (tracer doses) yang tidak meningkatkan jumlah
iodida di dalam tubuh. Di dalam kelenjar, iodida dengan cepat
mengalami oksidasi dan terikat pada tirosin. Namun, walaupun
terikat, rasio iodida bebas tiroid terhadap serum plasma (rasio
T/S) secara normal lebih besar daripada 1. bila peningkatan
pada tirosin dihambat oleh obat-obat anti tiroid, misalnya
propiltiourasil, iodida akan menumpuk di dalam kelenjar tiroid
dan rasio T/S sangat meningkat. Perklorat dan sejumlah anion
lain menurunkan transpor iodida melalui hambatan bersaing
(competitive inhibition).
Perlu dicatat bahwa fungsi tiroid dan iodida bersifat unik,
seperti dibahas secara lebih rinci berikut ini, iodida penting
umtuk fungsi tiroid normal, tetapi baik defisiensi maupun
kelebihan iodida menghambat fungsi tiroid.
Kelenjar-kelenjar saliva, mukosa lambung, plasenta,
badan siliaris mata, pleksus koroideus, dan kelenjar mamae
juga mentransport iodida melawan perbedaan konsentrasi,
tetapi ambilan oleh berbagai jaringan tersebut tidak dipengaruhi
oleh TSH. Kelenjar mamae juga mengikat iodium, diiodotirosin

23
24

dibentuk di dalam kelenjar mamae, tetapi T4 dan T3 tidak.


Kemaknaan fisiologis semua mekanisme konsentrasi iodida
ekstra tiroid ini tidak jelas.
 Sintesis Hormon Tiroid
Di dalam kelenjar tiroid, iodida mengalami oksidasi
menjadi iodium dan dalam beberapa detik berikatan ke posisi
tiga molekul tirosin yang melekat ke triglobulin. Enzim yang
berperan dalam oksidasi dan peningkatan iodida adalah tiroid
peroksidase, dengan hidrogen peroksida sebagai penerima
elektron. Monoiodotirosin (MIT) kemudian mengalami iodinasi
di posisi 5 untuk membentuk diiodotirosin (DIT). Dua molekul
DIT kemudian mengalami suatu kondensasi oksidatif
membentuk T4 dengan pengeluaran rantai sisi alanin dari
molekul yang membentuk cincin luar. Terdapat dua teori yang
menerangkan terjadinya reaksi penggabungan (coupling
reaction) ini. Salah satu berpendapat bahwa penggabungan
terjadi dengan dua molekul DIT melekat ke triglobulin
(penggabungan intramolekul). Yang lain berpendapat bahwa
DIT yang membentuk cincin luar mula-mula dilepaskan dari
triglobulin (penggabungan antar molekul). Pada kedua keadaan
tersebut, tiroid peroksidase mungkin berperan dalam
penggabungan serta iodinasi. T3 mungkin dibentuk melalui
kondensasi MIT dengan DIT. Sejumlah kecil RT3 juga
terbentuk, mungkin melalui kondensasi DIT dengan MIT.
Dalam tiroid manusia normal, distribusi rata-rata senyawa
beriodium adalah 23% MIT, 33% DIT, 35% T4, dan 7% T3 dan
komponen lain terdapat hanya dalam jumlah yang sangat
sedikit.
 Sekresi
Kelenjar tiroid manusia mensekresi sekitar 80 ug (103
nmol) T4, 4 ug (7 nmol) T3, dan 2 μg (3,5 nmol) RT3 perhari.

24
25

Namun, MIT dan DIT tidak disekresikan.sel-sel tiroid


mengambil koloid melalui proses endositosis. Cekungan-
cekungan di tepi koloid yang membentuk lakuna reabsorpsi,
tampak pada kelenjar yang aktif. Dalam sel, globulus koloid
menyatu dengan lisosom. Ikatan peptida antara residu
beriodium dan triglobulin terputus oleh protease-protease dalam
lisosom, dan T4, T3, DIT, serta MIT dibebaskan ke dalam
sitoplasma. Tirosin yang beriodium mengalami deiodinasi oleh
enzim mikrosom iodotirosin deiodinase. Enzim ini tidak
menyerang tironin beriodium, dan T4 serta T3 masuk ke dalam
sirkulasi. Iodium yang dibebaskan oleh deiodinasi MIT dan DIT
digunakan kembali oleh kelenjar dan secara normal
menyediakan iodium sebanyak dua kali lipat untuk sintesis
hormon dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh pompa
iodium. Pada penderita yang tidak memiliki iodotirosin
deiodinase secara kongenital, MIT dan DIT dapat dijumpai di
dalam urin dan terdapat gejala defisiensi iodium.
4. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus Mumps yaitu virus berjenis
RNA virus yang merupakan anggota famii Paramyxoviridae dan
genus Paramyxovirus. Terdapat dua permukaan glikoprotein yang
terdiri dari hemagglutinin-neuraminidase dan fusion protein. Virus
Mumps sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet.
5. Patofsiologi
Gangguan pada jalur TRH-TSH hormon tiroid ini
menyebabkan perubahan dalam struktur dan fungsi kelenjar tiroid
gondok. Rangsangan TSH reseptor tiroid oleh TSH, TSH-Resepor
Antibodi atau TSH reseptor agonis, seperti chorionic gonadotropin,
akan menyebabkan struma diffusa. Jika suatu kelompok kecil sel
tiroid, sel inflamasi, atau sel maligna metastase ke kelenjar tiroid,
akan menyebabkan struma nodusa (Mulinda, 2005)

25
26

Defesiensi dalam sintesis atau uptake hormon tiroid akan


menyebabkan peningkatan produksi TSH. Peningkatan TSH
menyebabkan peningkatan jumlah dan hiperplasi sel kelenjar tyroid
untuk menormalisir level hormon tiroid. Jika proses ini terus
menerus, akan terbentuk struma. Penyebab defisiensi hormon tiroid
termasuk inborn error sintesis hormon tiroid, defisiensi iodida dan
goitrogen (Mulinda, 2005)
Struma mungkin bisa diakibatkan oleh sejumlah reseptor
agonis TSH. Yang termasuk stimulator reseptor TSH adalah
reseptor antibodi TSH, kelenjar hipofise yang resisten terhadap
hormon tiroid, adenoma di hipotalamus atau di kelenjar hipofise, dan
tumor yang memproduksi human chorionic gonadotropin (Mulinda,
2005)

26
27

BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol
dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja
untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain
saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis,
membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem
persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol
perkembangan seksual dan reproduksi.

3.2 Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan
kelainan, baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau
kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar
selalu dapat beraktivitas dengan baik.

27

Anda mungkin juga menyukai