Anda di halaman 1dari 16

KEGIATAN BELAJAR 2

METABOLISME

URAIAN MATERI
Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali olah substrat awal dan
diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi didalam sel.Metabolisme dapat dibedakan menjadi
katabolisme dan anabolisme. Kedua macam metabolisme tersebut terjadi secara terus-
menerus dan satu sama lain saling bergantung. Perubahan-perubahan yang terjadi proses
katabolisme dan anabolisme dibantu dan dipercepat oleh suatu zat yang disebut Enzim.

A. Enzim
Enzim merupakan protein yang bertindak sebagai katalis di dalam tubuh makhluk hidup,
karena itu enzim disebut juga biokatalisator. Sebagai katalisator enzim dapat
meningkatkan kecepatan reaksi kimia tetapi tidak berubah dalam reaksi kimia tersebut.
Molekul yang bereaksi di dalam suatu reaksi yang dikatalis oleh enzim disebut substrat,
dan molekul yang dihasilkan disebut produk .

Gambar : Reaksi enzim

Sumber : Campbel, Biology 7th


edition
Enzim dibuat di dalam sel-sel yang hidup. Sebagian besar enzim bekerja di dalam sel,
disebut enzim intraseluler. Contoh enzim intraseluler adalah katalase. Beberapa enzim dibuat
di dalam sel, kemudian dikeluarkan dari dalam sel untuk melakukan fungsinya disebut enzim
ekstraseluler. Contoh enzim ekstraseluler adalah amilase.

KomponenEnzim

Penyusun utama suatu enzim adalah molekul protein yang disebut Apoenzim. Agar berfungsi
sebagaimana mestinya, enzim memerlukan komponen lain yang disebut kofaktor. Kofaktor
adalah komponen nonprotein berupa ion atau molekul. Berdasarkan ikatannya, kofaktor dapat
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu gugus prostetik, ko-enzim, dan ion-ion anorganik.

 Gugus prostetik merupakan tipe kofaktor yang biasanya terikat kuat pada enzim,
berperan memberi kekuatan tambahan terhadap kerja enzim. Contohnya adalah heme,
yaitu molekul berbentuk cincin pipih yang mengandung besi. Heme merupakan gugus
prostetik sejumlah enzim, antara lain katalase, peroksidase, dan sitokrom oksidase.
 Ko-enzim merupakan kofaktor yang terdiri atas molekul organik nonprotein yang
terikat renggang dengan enzim. Ko-enzim berfungsi untuk memindahkan gugus
kimia, atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim yang lain. Contohnya, tiamin
pirofosfat, NAD, NADP+, dan asam tetrahidrofolat.
 Ion-ion anorganik merupakan kofaktor yang terikat dengan enzim atau substrat
kompleks sehingga fungsi enzim lebih efektif. Contohnya, amilase dalam ludah akan
bekerja lebih baik dengan adanya ion klorida dan kalsium. Beberapa kofaktor tidak
berubah di akhir reaksi, tetapi kadang-kadang berubah dan terlibat dalam reaksi yang
lain. Enzim yang terikat dengan kofaktornya disebut haloenzim.

Cara Kerja Enzim

Enzim mengkatalis reaksi


dengan cara meningkatkan laju reaksi.
Enzim meningkatkan laju reaksi dengan
cara menurunkan energi aktivasi (energi
yang diperlukan untuk reaksi) dari EA1
menjadi EA2. (Lihat Gambar di
samping). Penurunan energi aktivasi
dilakukan dengan membentuk kompleks
dengan substrat. Setelah produk
dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan.
Enzim bebas untuk membentuk
kompleks baru dengan substrat yang
lain. Enzim memiliki sisi aktif, yaitu Gambar 3. Energy aktivasi enzim

bagian enzim yang berfungsi sebagai Sumber : Campbel, Biology 7th edition
katalis. Pada sisi ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat elektrofilik
sehingga dapat mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik sehingga
diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat
menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat bereaksi, enzim dan substrat harus saling
komplementer.
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak
kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi.
 Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)
Di dalam enzim terdapat sisi aktif yang tersusun dari sejumlah kecil asam amino, bentuk
sisi aktif sangat spesifik, sehingga hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat
menjadi substrat bagi enzim. Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk
kompleks, seperti kunci yang masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat
bereaksi denganenergi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan
melepaskan produk serta membebaskan enzim.

Gambar :Lock and key theory

 Induced fit theory


Menurut teori ini, sisi aktif enzim merupakan bentuk yang fleksibel. Ketika substrat
memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi melingkupi substrat membentuk
kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk
yang lepas. Sehingga, substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.

Gambar :Induced fit theory

Sifat-sifat Enzim
Sebagai biokatalisator, enzim memiliki beberapa sifat antara lain:
 Enzim berfungsi sebagai katalis
 Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah produk akhir
yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju
suatu reaksi.
 Enzim bekerja secara spesifik/khusus
Enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu saja.
 Enzim adalah protein.
Bagian terbesar dari enzim adalah protein, karena itu enzim memiliki sifat seperti
protein, antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim
akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut
organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi
sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
 Diperlukan dalam jumlah sedikit
Sebagai katalisator, enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit. Sejumlah kecil
enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi secara hebat.
 Enzim bekerja secara bolak-balik.
Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik, artinya enzim tidak
menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi sehingga tercapai
keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa
lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.
Reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut.
E+S ES E+P
(E = enzim, S = substrat, dan P = produk)

 Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.


Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif),
dan inhibitor (penghambat) serta konsentrasi substrat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim

Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

 Suhu
Tiap kenaikan suhu 10º C, kecepatan reaksi enzim
menjadi dua kali lipat. Hal ini berlaku dalam batas
suhu yang wajar. Kenaikan suhu berhubungan
dengan meningkatnya energy kinetik pada molekul
substrat dan enzim. Pada suhu yang lebih tinggi,
kecepatan molekul substrat meningkat. Sehingga,
pada saat bertubrukan dengan enzim, energi molekul
substrat berkurang. Hal ini memudahkan molekul
substrat terikat pada sisi aktif enzim. Peningkatan
suhu yang ekstrim dapat menyebabkan atom-atom
penyusun enzim bergetar sehingga ikatan hidrogen Gambar: Grafik pengaruh suhu terhadap kerja
terputus dan enzim terdenaturasi. Denaturasi adalah enzim
rusaknya bentuk tiga dimensi enzim dan Sumber : Campbel, Biology 7th edition
menyebabkan enzim terlepas dari substratnya. Hal
ini, menyebabkan aktivitas enzim menurun, denaturasi bersifat irreversible (tidak
dapat balik). Setiap enzim mempunyai suhu optimum, sebagian besar enzim manusia
mempunyai suhu optimum 37ºC. Bakteri yang toleran terhadap suhu tinggi memiliki
enzim yang bekerja pada suhu optimum 75 ºC.
 pH (derajat keasaman).
Enzim sangat peka terhadap perubahan
derajat keasaman dan kebasaan (pH)

Gambar7. Grafik pengaruh pH terhadap kerja enzim

Sumber : Campbel, Biology 7th edition


lingkungannya. Enzim dapat nonaktif bila berada dalam asam kuat atau basa kuat.
Pada umumnya, enzim intrasel bekerja efektif pada kisaran pH 7,0. Jika pH dinaikkan
atau diturunkan di luar pH optimumnya, maka aktivitas enzim akan menurun dengan
cepat. Tetapi, ada enzim yang memiliki pH optimum sangat asam, seperti pepsin, dan
agak basa, seperti amilase. Pepsin memiliki pH optimum sekitar 2 (sangat asam).
Sedangkan, amylase memiliki pH optimum sekitar 7,5 (agak basa).
 Inhibitor
Kerja enzim dapat terhalang oleh zat lain. Zat yang dapat menghambat kerja enzim
disebut inhibitor. Zat penghambat atau inhibitor dapat menghambat kerja enzim untuk
sementara atau secara tetap. Inhibitor enzim dibagi menjadi dua, yaitu inhibitor
kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.
1) Inhibitor kompetitif
Inhibitor kompetitif adalah molekul penghambat yang bersaing dengan substrat
untuk mendapatkan sisi aktif enzim. Contohnya, sianida bersaing dengan oksigen
untuk mendapatkan hemoglobin dalam rantai respirasi terakhir. Penghambatan
inhibitor kompetitif bersifat sementara dan dapat diatasi dengan cara menambah
konsentrasi substrat.
2) Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor nonkompetitif adalah molekul penghambat enzim yang bekerja dengan
cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim. Sehingga, bentuk enzim berubah
dan sisi aktif enzim tidak dapat berfungsi. Hal ini menyebabkan substrat tidak
dapat masuk ke sisi aktif enzim. Penghambatan inhibitor nonkompetitif bersifat
tetap dan tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat. Selain inhibitor,
terdapat juga aktivator yang mempengaruhi kerja enzim. Aktivator merupakan
molekul yang mempermudah enzim berikatan dengan substratnya. Contohnya, ion
klorida yang berperan dalam aktivitas amylase dalam ludah.
Gambar:Inhibitor kompetitif dan nonkompetitif

 Konsentrasi enzim
Konsentrasi enzim juga mempengaruhi kecepatan
reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim semakin
cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata
lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan
kecepatan reaksi. Sisi aktif suatu enzim dapat
digunakan berulang kali oleh banyak substrat.
Substrat yang berikatan dengan sisi aktif enzim akan
membentuk produk. Pelepasan produk meyebabkan
sisi aktif enzim bebas berikatan dengan substrat
lainnya. Oleh karenanya hanya dibutuhkan sejumlah
kecil enzim untuk mengkatalis sejumlah besar

Gambar :Grafik pengaruh konsentrasi enzim terhadap substrat.


kecepatan reaksi

 Konsentrasi substrat
Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan
reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan
konsentrasi substrat. Namun pada saat tertentu
penambahan substrat tidak dapat meningkatkan
kecepatan reaksi enzim lebih lanjut. Kondisi ini
disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh
atauVmax. Banyaknya molekul substrat yang diubah
menjadi produk oleh enzim sangat bervariasi.
Jumlah pergantian substrat adalah banyaknya
molekul substrat yang dapat diubah menjadi produk
Gambar 10. Grafik pengaruh konsentrasi substrat
terhadap kecepatan reaksi
oleh satu molekul enzim selama 1 menit.

Jenis-jenis enzim dan peranannya

Penamaan enzim pada umumnya disesuaikan oleh nama substrat yang dipecah atau
dikatalisis oleh enzim dan biasanya diberi akhiran -ase. Beberapa jenis enzim dan peranannya
dapat dilihat pada tabel berikut.

No Golongan enzim Jenis enzim Peranan enzim

1 Karbohidrase a. Selulosa a. Menguraikan selulosa (polisakarida)


menjadi selabiosa (disakarida)
b. Amilase b. Menguraikan amilum (polisakarida)
menjadi maltosa (disakarida)
c. Menguraikan pektin menjadi asam
c. Pektinase pektin
d. Maltose d. Menguraikan maltosa menjadi glukosa
e. Sukrose e. Mengubah sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa
f. laktose f. Mengubah laktosa menjadi glukosa
dan galaktosa

2 Protease a. Pepsin a. Memecah protein menjadi pepton


b. Tripsin b. Menguraikan pepton menjadi asam
c. Enterokinase amino
d. Peptidase c. Menguraikan pepton menjadi asam
e. Renin amino
f. gelatinase d. Menguraikan peptida menjadi asam
amino
e. Menguraikan kasein dan susu
f. Menguraikan gelatin
3 Esterase a. Lipase c. Menguraikan lemak menjadi gliserol
b. Fostatase dan asam lemak
d. Menguraikan suatu ester hingga
terlepas asam fosfornya

Tabel : Jenis-jenis enzim dan peranannya.

B. Katabolisme
Katabolisme adalah rangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya adalah molekul besar
dan produk akhirnya adalah molekul kecil. Dengan kata lain, katabolisme adalah rangkaian
reaksi yang bertujuan untuk pembongkaran atau penguraian suatu molekul. Katabolisme
menghasilkan energi, sehingga disebut jjuga reaksi eksoterm.Katabolisme memiliki 2 fungsi
yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain dan menyediakan energy kimia
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan baik tingkat seluler maupun
tingkat individu. Proses katabolisme yang akan di bahas adalah katabolisme karbohidrat di
dalam sel hidup yaitu respirasi sel. Respirasi sel menyangkut proses enzimatis di dalam sel,
di mana molekul karbohidrat, asam lemak, dan asam amino diuraikan menjadi karbon
dioksida dan air dengan konversi energy biologis yang sangat bermanfaat. Berdasarkan
kebutuhan akan oksigen respirasi sel dibagi menjadi dua, yaitu respirasi aerob dan
anaerob.Respirasi aerob terjadi dalam 3 tahap, yaitu glikolisis, siklus Krebs, dan transport
elektron.

1. Glikolisis
Glikolisis diperoleh daribahasa yunani glyk “manis”, dan lysis “pemecahan”.Glikolisis
merupakan proses pemecahan glukosa menjadi senyawa triosa (C3) yaitu piruvat. Siklus asam
sitrat atau siklus Krebs merupaknan proses oksidasi senyawa trikarboksilat menjadi senyawa
sumber elektron atau sumber energi yang kemudian difosforilasi oksidatif menjadi energi.
Senyawa pada glikolisis dan siklus asam sitrat menyediakan prekursor biosintesis asam
amino.
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki 6 atom
C) menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH, dan ATP. NADH
(Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat elektron (H),
sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat) merupakan
senyawa berenergi tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfatnya menghasilkan energi.
Pada proses glikolisis, setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam
piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP. Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain:
1. Glikolisis dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob
2. Glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP dan ADP pada glikolisis
adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul yang lain.
3. Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma(sitosol)
Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi dan 5
tahapan pelepasan energi. Berikut ini reaksi glikolisis secara lengkap: Dari skema tahapan
glikolisis menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan pada tahap penggunaan energi adalah
2 ATP. Sementara itu, energi yang dihasilkan pada tahap pelepasan energi adalah 4 ATP dan
2 NADH. Dengan demikian, selisih energi atau hasil akhir glikolisis adalah 2 ATP + 2
NADH.

Tahapan glikolisis
Glikolisis secara harfiah berarti pemecahan glukosa atau dekomposisi. Melalui proses
ini, satu molekul glukosa sepenuhnya dipecah untuk menghasilkan dua molekul asam piruvat,
dua molekul ATP dan dua NADH (Reduced nikotinamida adenin dinukleotida) radikal yang
membawa elektron yang dihasilkan. Butuh waktu bertahun-tahun penelitian melelahkan
dalam biokimia yang mengungkapkan tahap-tahap glikolisis yang membuat respirasi selular
mungkin. Berikut adalah berbagai tahap yang disajikan dalam urutan awal terjadinya dengan
glukosa sebagai bahan baku utama. Seluruh proses melibatkan sepuluh tahap dengan
membentuk produk pada setiap tahap dan setiap tahap diatur oleh enzim yang berbeda.
Produksi berbagai senyawa di setiap tahap menawarkan entry point yang berbeda ke dalam
proses. Itu berarti, proses ini dapat langsung mulai dari tahap peralihan jika senyawa yang
reaktan pada tahap yang langsung tersedia.

Tahap1: Fosforilasi Glukosa


Tahap pertama adalah fosforilasi glukosa (penambahan gugus fosfat). Reaksi ini
dimungkinkan oleh heksokinase enzim, yang memisahkan satu kelompok fosfat dari ATP
(Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa, mengubahnya menjadi glukosa
6-fosfat. Dalam proses satu ATP molekul, yang merupakan mata uang energi tubuh,
digunakan dan akan ditransformasikan ke ADP (Adenosin difosfat), karena pemisahan satu
kelompok fosfat. Reaksi keseluruhan dapat diringkas sebagai berikut:
Glukosa (C6H12O6) + ATP heksokinase → Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + ADP

Tahap 2: Produksi Fruktosa-6 Fosfat


Tahap kedua adalah produksi fruktosa 6-fosfat. Hal ini dimungkinkan oleh aksi dari
enzim phosphoglucoisomerase. Kerjanya pada produk dari tahap sebelumnya, glukosa 6-
fosfat dan berubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang merupakan isomer nya (Isomer adalah
molekul yang berbeda dengan rumus molekul yang sama tetapi susunan berbeda dari atom).
Reaksi seluruh diringkas sebagai berikut:
Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + Phosphoglucoisomerase (Enzim) → Fruktosa 6-Fosfat
(C6H11O6P1)

Tahap 3: Produksi Fruktosa 1, 6-difosfat


Pada tahap berikutnya, Fruktosa isomer 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1, 6-difosfat
dengan penambahan kelompok fosfat. Konversi ini dimungkinkan oleh fosfofruktokinase
enzim yang memanfaatkan satu molekul ATP lebih dalam proses. Reaksi ini diringkas
sebagai berikut:
Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + fosfofruktokinase (Enzim) + ATP → Fruktosa 1, 6-
difosfat (C6H10O6P2)

Tahap 4: Pemecahan Fruktosa 1, 6-difosfat


Pada tahap keempat, adolase enzim membawa pemisahan Fruktosa 1, 6-difosfat
menjadi dua molekul gula yang berbeda yang keduanya isomer satu sama lain. Kedua gula
yang terbentuk adalah gliseraldehida fosfat dan fosfat dihidroksiaseton. Reaksi berjalan
sebagai berikut:
Fruktosa 1, 6-difosfat (C6H10O6P2) + Aldolase (Enzim) → gliseraldehida fosfat
(C3H5O3P1) + Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1)

Tahap 5: interkonversi Dua Glukosa


Fosfat dihidroksiaseton adalah molekul hidup pendek. Secepat itu dibuat, itu akan
diubah menjadi fosfat gliseraldehida oleh enzim yang disebut fosfat triose. Jadi dalam
totalitas, tahap keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul gliseraldehida
fosfat.
Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) + Triose Fosfat → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)

Tahap 6: Pembentukan NADH & 1,3-Diphoshoglyceric


Tahap keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan NADH
dari NAD + (nicotinamide adenin dinukleotida) dengan menggunakan enzim dehydrogenase
fosfat triose dan kedua adalah penciptaan 1,3-diphoshoglyceric asam dari dua molekul
gliseraldehida fosfat yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Reaksi keduanya adalah
sebagai berikut:
Fosfat dehidrogenase Triose (Enzim) + 2 NAD + + 2 H-→ 2NADH (Reduced nicotinamide
adenine dinucleotide) + 2 H +
Triose fosfat dehidrogenase gliseraldehida fosfat + 2 (C3H5O3P1) + 2P (dari sitoplasma) →
2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2)

Tahap 7: Produksi ATP & 3-fosfogliserat Asam


Tahap ketujuh melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama dengan dua molekul 3-
fosfogliserat asam dari reaksi phosphoglycerokinase pada dua molekul produk 1,3-
diphoshoglyceric asam, dihasilkan dari tahap sebelumnya.
2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2) + 2ADP phosphoglycerokinase
→ 2 molekul 3-fosfogliserat acid (C3H5O4P1) + 2ATP

Tahap 8: Relokasi Atom Fosfor


Tahap delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan relokasi
dari atom fosfor dalam 3-fosfogliserat asam dari karbon ketiga dalam rantai untuk karbon
kedua dan menciptakan 2 - asam fosfogliserat. Reaksi seluruh diringkas sebagai berikut:
2 molekul 3-fosfogliserat acid (C3H5O4P1) + phosphoglyceromutase (enzim) → 2 molekul
asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1)

Tahap 9: Penghapusan Air


The enolase enzim datang ke dalam bermain dan menghilangkan sebuah molekul air
dari 2-fosfogliserat acid untuk membentuk asam yang lain yang disebut asam
phosphoenolpyruvic (PEP). Reaksi ini mengubah kedua molekul 2-fosfogliserat asam yang
terbentuk pada tahap sebelumnya.
2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) + enolase (enzim) -> 2 molekul asam
phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + H2O 2

Tahap 10: Pembentukan piruvat Asam & ATP


Tahap ini melibatkan penciptaan dua molekul ATP bersama dengan dua molekul asam
piruvat dari aksi kinase piruvat enzim pada dua molekul asam phosphoenolpyruvic dihasilkan
pada tahap sebelumnya. Hal ini dimungkinkan oleh transfer dari atom fosfor dari asam
phosphoenolpyruvic (PEP) untuk ADP.
2 molekul asam phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + + 2ADP kinase piruvat (Enzim)
→ 2ATP + 2 molekul asam piruvat.

2. Siklus Krebs
Sikluskrebsadalahsalahsatureaksi yang terjadidarirangkaianreaksi metabolismesel di
dalammitokondria yang membawakatabolismeresiduasetyl, membebaskanekuivalenhidrogen,
yang denganoksidasimenyebabkanpelepasandanpenangkapan ATP
sebagaipemenuhkebutuhanenergijaringan. Siklusinidinamakansikluskrebskarenayang
menemukanadalah Mr. Krebs atau Sir Hans Adolf Krebs (1900-1981) padatahun 1937,
seorangahlibiokimiaterkenal yang menemukanmetabolismekarbohidrat. Nama lain
darisikluskrebsyaitusiklusasamsitratkarenasenyawapertama yang
terbentukadalahasamsitratjugasiklusasamtrikarboksilat (-COOH) karenahampir di awal-
awalsikluskrebs, senyawanyatersusundariasamtrikarboksilat.
Trikarboksilatitumerupakangugusasam (-COOH).
Siklus krebs adalah serangkaian reaksi yang digunakan oleh organisme aerobik untuk
menghasilkan energi dari oksidasi molekul asetil-CoA hasil tiga metabolisme karbohidrat
utama, Glikolisis, Jalur Pentosa Fosfat dan Jalur Entner-Doudoroff.
Siklus krebs merupakan salah satu proses yang menggunakan asam nitrat dari sebuah
reaksi metabolisme pada asetil ko-A yang digabungkan dengan asam oksaloasetat setelah
terjadi suatu proses berupa glikolisis. Pada kinerjanya penjelasan dan proses siklus krebs ini
merupakan salah satu reaksi dari proses pernafasan yang lebih panjang. Bertepatan di
Mitokondria dengan menggunakan asetat aktif untuk dijadikan Asetil ko-A dalam proses
oksidasi glukosa. Dari siklus ini metabolisme yang dihasilkan dari proses glikolisis akan
menjadi sumber utama bagi tubuh sebagai energi. Yangmana proses glikolisis ini merupakan
proses konversi antara karbohidrat dengan lemak untuk dijadikan adenon trifosfat atau ATP.

FungsiutamaSiklus Kreb
1. Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia.
2. Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai
pernapasan untuk produksi ATP
3. Mengkonversi sejumlah energi serta zat intermidiet yang berlebihan untuk digunakan pada
sintesis asam lemak.
4. Menyediakan sebagian bahan keperluan untuk sintesis protein dan asam nukleat.
5. Melakukan pengendalian langsung (produk → bakal produk) atau tidak
langsung (alosterik) terhadap sistem enzim lain melalui komponen-komponen siklus.

Tahapanreaksi Siklus Kreb


Tahap 1 : Sitrat Sintase (hidrolisis)
Asetil KoA + oksaloasetat + H2O → sitrat + KoA-SH
Merupakan reaksi kondensasi aldol yg disertai hidrolisis dan berjalan searah.
Klinis: sitrat sintase sangat spesifik terhadap zat yang dikerjakan. Flouroasetil KoA dapat
menggantikan gugus –asetil KoA. Flourosasetat kadang digunakan sebagai racun tikus. Bila
termakan dapat berakibat fatal

Tahap 2 : Aconitase, memerlukan 2 tahap


Sitrat diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase yg mengandung Fe ++.
Caranya : mula-mula terjadi dehidrasi menjadi cis-akonitat ( yg tetap terikat enzim )
kemudian terjadi rehidrasi menjadi isositrat.

Tahap 3 : Isositrat Dehidrogenase (dekarboksilasi pertama)


Isositrat dioksidasi menjadi oksalosuksinat (terikat enzim) oleh isositrat
dehidrogenase yg memerlukan NAD+. Reaksi ini diikuti dekarboksilasi oleh enzim yg sama
menjadi α-ketoglutarat. Enzim ini memerlukan Mn++ / Mg++.

Ada 2 jenis isozim isositrat dehidrogenase :


1. Satu jenis isozim menggunakan NAD+ (intramitokondria) →isozim ini hanya
ditemukan di dalam mitokondria NADH + H+ yg terbentuk akan diteruskan dalam rantai
respirasi.
2. Dua jenis isozim yg lain menggunakan NADP+ dan ditemukan di luar mitokondria
(ekstramitokondria) dan sitosol.

Tahap 4 : ketoglutarat dehidrogenase kompleks (dekarboksilasi)


Dekarboksilasi oksidatif α-ketoglutarat (caranya seperti pada dekarboksilasi oksidatif
piruvat) menjadi suksinil KoA oleh enzim α-ketoglutarat dehidrogenase kompleks.
Enzim ini memerlukan kofaktor seperti : TPP, Lipoat,NAD +, FAD dan KoA-SH.
Reaksi ini secara fisiologis berjalan searah.
Klinis: Reaksi ini dapat dihambat oleh arsenit mengakibatkan akumulasi atau penumpukan α-
ketoglutarat.

Tahap 5 : suksinat thikonase (fosforilasi tingkat substrat)


Suksinil KoA→Suksinat Reaksi ini memerlukan ADP atau GDP yg dengan Pi akan
membentuk ATP atau GTP. Juga memerlukan Mg ++.
Reaksi ini merupakan satu-satunya dalam TCA cycle yg membentuk senyawa fosfat
berenergi tinggi pada tingkat substrat.
Pada jaringan dimana glukoneogenesis terjadi ( hati & ginjal) terdapat 2 jenis isozim
suksinat thiokonase, satu jenis spesifik GDP, satu jenis untuk ADP. Pada jaringan
nonglukoneogenik hanya ada isozim yg menggunakan ADP.

Tahap 6 : Suksinat dehidrogenase (dehidrogenasi & oksidasi)


Suksinat + FAD→ Fumarat + FADH2
Reaksi ini tdak lewat NAD,
Klinis: dihambat oleh malonat, asam dikarboksilat berkarbon 3. Suksinat dapat tertimbun dan
pernapasan terhambat

Tahap 7 : Fumarase (dehidrasi)


Fumarat + H2O → L-Malat
Tidak memerlukan koenzim.

Tahap 8 : Malat dehidrogenase


L-Malat + NAD+ → Oksaloasetat + NADH + H+
Reaksi ini membentuk kembali oksaloasetat.
Terdapat 6 isozim MDH, 50% isozim MDH adalah tipe IV
Klinis: kerusakan jaringan seringkali mengakibatkan kenaikan MDH tetapi pemeriksaan
MDH tidak lazim dilakukan, karena lebih mudah untuk memeriksa dengan LDH .

3. Pembentukan ATP dan ADP


ATP adalah singkatan dari adenosin trifosfat. ATP adalah sebuah molekul yang terbuat
dari satu molekul adenosin yang terikat pada tiga ion fosfat anorganik.
ADP merupakan singkatan dari adenosin difosfat. ADP adalah dua molekul fosfat yang
terikat pada satu molekul adenosin. ATP menyimpan energi untuk sel. Ketika ATP
menghidrolisis dan menjadi ADP, energi dilepaskan dan kemudian dikonsumsi oleh beberapa
reaksi metabolisme.
Energi digunakan dalam fosforilasi ADP, membentuk ATP. Enzim yang mengkatalisis
reaksi ATP synthase. ATP yang dihasilkan kemudian dikonsumsi selama tahap fotosintesis
kimia berikutnya untuk mentransfer energi untuk karbon dioksida pada pembentukan
glukosa. Energi cahaya berperan untuk penguraian molekul air selama fotosintesis melalui
proses yang dikenal sebagai fotolisis air. Selama reaksi ini, molekul air yang terkena energi
cahaya dan melepaskan proton (ion hidrogen), elektron dan molekul oksigen (O₂).
Kemudian, atom hidrogen mengikat molekul karbon dioksida untuk membentuk glukosa.
Karena air adalah donor hidrogen untuk fotosintesis, itu adalah benar untuk mengatakan
bahwa fotolisis air adalah dasar dari proses tersebut.
Elektron bebas, ion hidrogen dan molekul oksigen yang dilepaskan selama fotolisis air.
Elektron menggantikan mereka elektron yang hilang oleh molekul klorofil selama
fotofosforilasi. Ion hidrogen yang dimasukkan ke dalam hidrogen akseptor molekul (NADP)
dan kemudian akan digunakan dalam sintesis glukosa selama tahap kimia. Molekul oksigen
dilepaskan ke atmosfer
Pembentukan ATP terjadi melalui 3 jenis proses yaitu
1. Fosforilasi Tingkat substrat, proses ini adalah ketika proses glikolisis : perubahan
Phospoenol piruvat menjadi asam piruvat dan pada siklus krebs contohnya ketika
perubahan suksinil CoA diubah menjadi Suksinat. Dalam kedua contoh ini terjadi
fosforilasi di tingkat substrat, dan terjadi pembentukan ATP dari ADP
2.Fosforilasi oksidatif (khemiosmosis), pembentukan ATP berlangsung ketika proses
transport elektron. Contoh : setiap pasang elektron melalui rantai respirasi dari NADH—
O2 dihasilkan 3 ATP dari 3 ADP dan 3 Pi.
3.Fosforilasi fotosintetik, ATP terbentuk ketika proses fotosintesis di dalam membrane
tilakoid.

4. Pembentukan Asam Laktat


Asam laktat merupakan produk hasil metabolisme karbohidrat tanpa menggunakan
oksigen (metabolisme anaerob). Asam laktat diproduksi di sel otot saat suplai oksigen tidak
mencukupi untuk menunjang produksi energi. Produk asam laktat normal terdapat di dalam
tubuh manusia.
Pada fermentasi, glukosa dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan terbentuk 2
ATP. Tetapi, fermentasi tidak bereaksi secara sempurna memecah glukosa menjadi karbon
dioksida dan air, serta ATP yang dihasilkan pun tidak sebesar ATP yang dihasilkan dari
glikolisis.Dari hasil akhirnya, fermentasi dibedakan menjadi fermentasi asam laktat dan
fermentasi alkohol.
Fermentasi asam laktat merupakan respirasi anaerob, hasil akhir fermentasi ini ialah
asam laktat yang disebut juga asam susu. Sebagian masyarakat menyebut asam laktat sebagai
asam kelelahan, karena erat kaitannya dengan rasa lelah. Hal ini terjadi pada manusia, karena
bergerak melebihi batas sehingga terjadi penimbunan asam laktat yang merupakan hasil akhir
fermentasi pada otot tubuh. Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel otot dan beberapa sel
lainnya, serta beberapa bakteri asam laktat. Pada otot, proses ini dapat menyediakan energi
yang dibutuhkan secara cepat. Akan tetapi, penumpukan asam laktat berlebih dapat
menyebabkan otot lelah. Asam laktat berlebih dibawa darah menuju hati untuk diubah
kembali menjadi asam piruvat. Industri susu menggunakan fermentasi asam laktat oleh
bakteri untuk membuat keju dan yoghurt.Glukosa akan dipecah menjadi 2 molekul asam
piruvat melalui glikolisis, membentuk 2 ATP dan 2 NADH. NADH diubah kembali menjadi
NAD+ saat pembentukan asam laktat dari asam piruvat.Fermentasi asam laktat tidak
menghasilkan CO2, seperti halnya fermentasi alkohol.

Proses fermentasi juga dimulai dengan glikolisis yang menghasilkan asam piruvat.
Karena pada proses ini tidak ada oksigen yang merupakan reseptor terakhir, maka asam
piruvat diubah menjadi asam laktat. Kejadian ini berakibat pada elektron yang tidak
meneruskan perjalanannya, tidak lagimenerima elektron dari NADH dan FAD. Karena tidak
terjadi penyaluran elektron, berarti pula NAD+ dan FAD yang diperlukan dalam siklus krebs
juga tidak terbentuk. Akibatnya, reaksi siklus krebs pun terhenti. Asam laktat merupakan zat
kimia yang merugikan karena bersifat racun atau toksis.

C. Anabolisme

Anabolisme adalah peristiwa penyusunan zat dari senyawasederhana menjadi senyawa


lebih kompleks yang berlangsung dalamtubuh makhluk hidup. Penyusunan senyawa kimia
tersebut memerlukan energi, sehingga reaksi anabolisme disebut juga reaksi endoterm.
Anabolisme yang akan dibahas pada hewan/manusia adalah anabolisme (sintesis) lemak
dan sintesis protein.
Sintesis Lemak. Pada hewan tingkat tinggi sintesis lemak terutama terjadi di hati, di
jaringan adiposa. Lemak merupakan senyawa yang terdiri dari gliserol dan asam lemak.
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena ketiga senyawa tersebut
bertemu di dalam daur Krebs.

Sintesis lemak dari karbohidrat :


 Glukosa diurai menjadi asam piruvat , asam piruvat menjadi gliserol.
 Glukosa diurai menjadi gula pospat, gula pospat menjadi asetil KoA, asetil KoA
menjadi asam lemak
 Gliserol + asam lemak Lemak

Sintesis lemak dari protein :


 Protein terurai menjadi asam amino
 Asam amino dapat terurai menjadi asam piruvat, asam piruvat menjadi gliserol
 Asam piruvat menjadi asetil KoA, asetil KoA diubah menjadi asam lemak
 Gliserol + asam lemak Lemak

Sintesis Protein. Protein merupakan polipeptida, tersusun atas asam amino-asam amino.
Sintesis protein berlangsung melalui transkripsi dan translasi. Proses sintesis protein secara
detail dijelaskan di modul 4 kegiatan belajar 2.

D. Penyakit Pada Metabolisme


1. Kelainan Metabolik Karbohidrat
Karbohidrat adalah gula, diantaranya adalah glukosa, sukrosa dan fruktosa. Fungsi
utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Sebagian karbohidrat di dalam
tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian
disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak
untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
2. Kelainan Metabolik Asam Amino
Asam amino merupakan senyawa komponen pembentuk protein. Penyakit keturunan
pada pengolahan asam amino dapat menyebabkan gangguan pada penguraian asam amino
maupun pemindahan asam amino ke dalam sel.
3. Kelainan Metabolik Lemak
a. Kelebihan lemak (Obesitas) : Terjadi kalori didapat lebih dari kalori yg dimetabolisme
(hipometabolisme)
Kalori yg dibutuhkan menurun, sehingga berat badan naik, meskipun diberi makan tidak
berlebihan. Lemak ditimbun pada jaringan subkutis, jaringan retroperitoneum,
peritoneum, omentum, pericardium, pankreas. Obesitas akan memperberat hipertensi,
diabetes, penyakit jantung.
b. Hiperlipemia : Jumlah lipid darah total dan kholesterol meningkat
Terdapat pada :
 Diabetes melitus tidak diobati
 Hipotiroidisme
 Nefrosis lupoid
 Penyakit hati
 Sirhrosis biliaris
 Xantomatosa
4. Kelainan Metabolik Piruvat
Piruvat terbentuk dalam proses pengolahan karbohidrat, lemak dan protein.Piruvat
merupakan sumber energi untuk mitokondria (komponen sel yang menghasilkan energi).
Gangguan pada metabolisme piruvat dapat menyebabkan terganggunya fungsi mitokondria
sehingga timbul sejumlah gejala :
a. Kerusakan otot
b. Keterbelakangan mental
c. Kejang
d. Penimbunan asam laktat yang menyebabkan asidosis (meningkatnya asam dalam
tubuh)
e. Kegagalan fungsi organ (jantung, paru-paru, ginjal atau hati).
Gejala tersebut dapat terjadi kapan saja, mulai dari awal masa bayi sampai masa dewasa
akhir. Olah raga, infeksi atau alkohol dapat memperburuk gejala, sehingga terjadi asidosis
laktat yang berat.

Anda mungkin juga menyukai