Anda di halaman 1dari 146

MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

MODUL
PELATIHAN BAGI PELATIH
PENGEMBANGAN
BADAN USAHA MILIK DESA

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA


KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
2018

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


i
Modul Pelatihan
Bagi Pelatih
Pengembangan
Badan Usaha Milik Desa
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

MODUL PELATIHAN BAGI PELATIH


PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

PENGARAH : Eko Putro Sandjojo (Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,


dan Transmigrasi Republik Indonesia)

PENANGGUNG JAWAB: Taufik Madjid (Direktur Jenderal Pembangunan dan


Pemberdayaan Masyarakat Desa)

TIM PENULIS : Anom Surya Putra, Dimas Triambara.

COVER & LAYOUT : Zulfi Brilian Dinata

Cetakan Pertama, September 2018

Diterbitkan oleh:
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,
DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
Jl. TMP. Kalibata No. 17 Pasar Minggu Jakarta Selatan 12740
Telp. (021) 79172244, Fax. (021) 7972242
Web: www.kemendesa.go.id

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


v
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


vi
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Daftar Istilah dan Singkatan

1. DESA adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. KEWENANGAN DESA adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan
di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
3. BADAN USAHA MILIK DESA, selanjutnya disingkat BUM DESA, adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa.
4. PEMERINTAHAN DESA adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
5. PEMERINTAH DESA adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
6. BADAN PERMUSYAWARATAN DESA atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil
dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
7. LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat Desa sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah Desa
dalam memberdayakan masyarakat Desa.
8. MUSYAWARAH DESA atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
9. MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA atau yang disebut dengan
nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah
Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk
menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang
didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa,
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


vii
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

10. PERATURAN DESA adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh


Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa
dalam Musyawarah Desa.
11. PEMBANGUNAN DESA adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
12. ASET DESA adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli
atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan
hak lainnya yang syah.
13. APB DESA (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa) adalah rencana keuangan
tahunan Pemerintahan Desa.
14. DANA DESA adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan
dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


viii
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmatnya bahwa Modul
Pelatihan Untuk Pelatih Pengembangan Badan Usaha Milik Desa dalam rangka mendukung
pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa telah hadir dihadapan
pembaca. Modul pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga pelatih profesional di
tingkat nasional dalam rangka mendukung kebijakan pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat Desa yang dilakukan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi. Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) dalam modul
pelatihan mempunyai target bahwa BUM Desa konsisten mengkonsolidasi usaha warga
Desa berdasar asas kekeluargaan dan gotong royong.
Dalam pelaksanaan kebijakan pengembangan BUM Desa banyak dijumpai masalah
dan sekaligus potensi. Masalah yang dihadapi oleh BUM Desa antara lain beraspek
manajemen, standar akuntansi keuangan, dan legitimasi hukum. Modul pelatihan
pengembangan BUM Desa memuat tindakan-tindakan komunikatif antara pemerintah
Desa dan warga Desa agar mampu mandiri melakukan tindakan-korektif atas usaha-usaha
yang selama ini telah dilakukan oleh BUM Desa. Kinerja keuangan BUM Desa penting untuk
dikaji ulang dan dirumuskan berkaitan dengan kedudukan BUM Desa sebagai entitas tanpa
akuntabilitas publik dalam cara pandang akuntansi keuangan, sehingga BUM Desa mampu
menyusun laporan posisi keuangan dan laporan kinerja mengenai manfaat usaha yang
dilakukannya pada skala Desa. Legitimasi hukum merupakan salah satu tindakan
komunikatif di Desa bahwa peraturan di Desa yang dibahas dan disepakati dalam
Musyawarah Desa akan memadukan kemampuan BUM Desa untuk mengelola sumber daya
bersama (common pool resources), aset Desa, maupun hak dan kewajiban BUM Desa secara
kolektif. Inilah kiranya BUM Desa layak disebut sebagai badan usaha yang berada di Desa
sebagai kesatuan masyarakat hukum adat dan tidak hanya sebagai badan usaha pada
wilayah administrasi Desa.
Kehadiran modul pelatihan ini bermanfaat bagi pembentukan tenaga pelatih yang
diselenggarakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dengan demikian
pemerintah pusat dan pemerintah daerah selalu konsisten melaksanakan kewenangannya
untuk mendampingi BUM Desa secara manajemen, keuangan, dan legitimasi hukum.
Wallahul muwafieq ila aqwamith-tharieq.
Jakarta, September 2018

DIREKTUR
PENGEMBANGAN USAHA
EKONOMI DESA

NUGROHO SETIJO NAGORO

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


ix
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


x
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Daftar Isi

Daftar Istilah
Kata Sambutan Direktur Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Daftar Isi

Pokok Bahasan 1: Dinamika Kelompok dan Pengorganisaian


Peserta 1
1.1. Perkenalan 3
1.2. Ungkapan Harapan Peserta 5
1.3. Tujuan dan Alur Pelatihan 7
1.4. Aturan main pelatihan 11

Pokok Bahasan 2: Review Usaha BUM DESA 13


2.1. Alur Ideal Tata Kelola BUM Desa 15
2.2. Menyusun Model Bisnis BUM Desa 22

Pokok Bahasan 3: Sistem Akuntansi BUM Desa Berbasis Standar


Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(ETAP) 29
3.1. Laporan Posisi Keuangan BUM Desa 31

Pokok Bahasan 4: Manajemen BUM Desa 47


4.1. Menyusun standar operasional BUM Desa 49

Pokok Bahasan 5: Adaptasi Peraturan di Desa mengenai BUM


Desa Berdasar Pengembangan Usaha, Laporan Keuangan, dan
Manajemen BUM Desa 55
5.1. Menyusun Peraturan di Desa tentang BUM Desa 57

Pokok Bahasan 6: Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) 123


6.1. Evaluasi dan RKTL Pelatihan 125

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


xi
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


xii
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pokok Bahasan 1
DINAMIKA KELOMPOK DAN
PENGORGANISASIAN PESERTA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


1
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


2
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

SPB
PERKENALAN
1.1

Tujuan
Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat:
1. Mengatasi hambatan berkomunikasi;
2. Saling mengenal antara peserta, fasilitator, dan panitia.

Waktu
10 menit

Metode
Permainan

Media
Lembar permainan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


3
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Proses Penyajian
1. Jelaskan tujuan, hasil, dan proses yang diharapkan dari subpokok bahasan
“Perkenalan”.
2. Mintalah setiap peserta menuliskan usia masing-masing pada metaplan
dengan angka yang besar agar bisa dilihat dari jarak jauh oleh pelatih dan
peserta lainnya. Minta juga agar semua buku catatan ditutup dan alat tulis
yang lain diletakkan (untuk mencegah peserta mencatat nama-nama
peserta lain yang tengah bicara).
3. Mintalah semua peserta berdiri dengan mengacungkan tulisan angka usia
masing-masing, membentuk lingkaran “U” dengan urutan dari yang tertua
sampai dengan yang termuda searah jarum jam.
4. Lakukanlah perkenalan dimulai dari peserta pertama (tertua) dengan
menyebutkan nama panggilan dirinya dengan keras agar terdengar oleh
semua peserta: “BUDI...!”
5. Perkenalan dilanjutkan oleh peserta kedua dengan terlebih dahulu
menyebutkan nama peserta pertama(BUDI) kemudian disusul dengan
menyebutkan nama panggilan dirinya. Demikian seterusnya, setiap peserta
menyebutkan nama panggilan satu orang peserta sebelumnya sebelum
meneriakkan nama dirinya.
6. Setelah semua peserta mendapatkan giliran perkenalan, maka lakukanlah
uji petik secara acak. Tunjuklah salah satu peserta agar menyebutkan
nama peserta lainnya secara acak, ke samping kiri atau ke samping kanan.
7. Terakhir, secara sukarela mintalah satu atau dua peserta yang dapat
menghafal/menyebutkan semua nama peserta dari yang tertua sampai
yang termuda.

Catatan:
Permainan lain dapat digunakan disesuaikan dengan situasi kelas.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


4
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

SPB
UNGKAPAN HARAPAN PESERTA
1.2

Tujuan
Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat:
1. Menuliskan kebutuhan dan harapan yang akan diwujudkan selama
pelatihan;
2. Menuliskan bentuk kontribusi yang akan diberikan dalam mewujudkan
harapan tersebut.

Waktu
10 menit

Metode
Curah pendapat, menyusun pohon harapan

Media
Metaplan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


5
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Proses Penyajian
1. Sampaikan tujuan sesi ini kepada peserta, dan tegaskan bahwa
keseluruhan proses yang akan dilalui peserta dalam keseluruhan pelatihan
pratugas ini menggunakan metode Pembelajaran Orang Dewasa (POD).
Sebab itu hasil dan keberhasilan proses pelatihan ini turut ditentukan oleh
partisipasi aktif peserta.
2. Bagikanlah kertas metaplan masing-masing 1 (satu) lembar kepada setiap
peserta.
3. Minta peserta agar menuliskan SATU harapan mereka dari pelatihan ini
secara landscape dan dengan huruf kapital.
4. Minta peserta untuk menempelkan kertas harapan mereka pada kertas
plano/papan tulis yang tersedia di depan kelas.
5. Mintalah salah seorang peserta untuk menyusun kertas harapan yang
telah tertempel di depan kedalam bentuk pohon. Pilah antara harapan
yang paling mendasar (sebagai akar), batang harapan, dan daun-daun
harapan.
6. Fasilitator menegaskan harapan peserta secara singkat, dengan
menekankan harapan peserta yang paling mendasar.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


6
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

SPB
TUJUAN DAN ALUR PELATIHAN
1.3

Tujuan
Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tujuan pelatihan;
2. Menjelaskan alur pelatihan.

Waktu
15 menit

Metode
Paparan

Media
Bahan tayang alur pelatihan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


7
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Proses Penyajian
1. Sampaikan kepada peserta tentang tujuan sesi ini. Ingatkan kepada
peserta tentang prinsip Pembelajaran Orang Dewasa yang digunakan
dalam proses pelatihan sepanjang beberapa hari ke depan.
2. Berikan penjelasan dengan mengacu pada media tayang tentang Tujuan
Dan Alur Pelatihan dan kaitannya dengan pendampingan Desa (Lembar
Bahan Bacaan 1.3.1)
3. Jelaskan dengan menggunakan media tayang tentang alur pelatihan yang
akan diikuti oleh Peserta.
4. Bila masih tersisa waktu, berikan kesempatan pada peserta untuk
mengkonfirmasi atau bertanya.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


8
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Lembar Bahan Bacaan 1.3.1. Tujuan dan Alur Pelatihan

Pelatihan ini bertujuan melakukan review terhadap usaha yang nyata dilakukan oleh
BUM Desa. Metode review dilaksanakan melalui refleksi atau tindakan-korektif atas
jenis-jenis usaha yang direncanakan atau nyata dilakukan oleh BUM Desa.
Salah satu pendekatan teknis-metodis untuk mencapai review yang bermanfaat
bagi BUM Desa yaitu refleksi atas alur pendirian BUM Desa dan penyusunan kanvas
model bisnis atas usaha yang dilakukan.
Tahap berikutnya yaitu mengadaptasi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) kedalam sistem akuntansi BUM Desa. Tujuannya
yaitu memastikan akun penyertaan modal dari Desa dan warga Desa, aliran bantuan
(tugas pembantuan dari pemerintah; medebewind), kerjasama dengan para pihak,
hasil usaha, dan penggunaan hasil usaha BUM Desa dapat dilakukan sesuai
kenyataan dan amanat UU No. 6/2014 tentang Desa.
Kemampuan akuntansi didukung pula dengan kemampuan manajemen yaitu BUM
Desa menyusun SOP manajemen sederhana baik beraspek usaha yang nyata
dilakukan maupun aspek keuangan yang tertuju pada konsolidasi usaha-usaha
warga Desa.
Sesi terakhir yaitu refleksi atas legitimasi hukum BUM Desa. Beberapa Peraturan di
Desa berkaitan dengan BUM Desa belum sepenuhnya melakukan rekognisi dan
subsidiaritas atas aset bersama (common pool resources), aset Desa, dan tata kelola
BUM Desa sesuai UU No. 6/2014 tentang Desa. Oleh karena sesi akhir pelatihan
menegaskan perlunya perubahan Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa yang
melegitimasi BUM Desa sesuai kenyataan usahanya.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


9
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


10
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

SPB
ATURAN MAIN PELATIHAN
1.4

Tujuan
Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan hal-hal yang dapat mendukung kelancaran proses pelatihan;
2. Menjelaskan hal-hal yang perlu diatur selama proses pelatihan.

Waktu
10 menit

Metode
Curah pendapat

Media
Metaplan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


11
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Proses Penyajian
1. Tegaskan bahwa dalam pelatihan ini ada banyak unsur yang terlibat, mulai
Panitia, fasilitator, supervisor, dan unsur penyelenggara.
2. Bagikan satu lembar kertas metaplan kepada setiap peserta. Mintalah
mereka untuk menuliskan aturan yang akan diberlakukan sepanjang
pelatihan.
3. Minta peserta untuk menempelkan usulan mereka di kertas plano/papan
tulis yang tersedia di depan.
4. Pelatih menyeleksi (bila ada isian yang sama) dan mengklasifikasi setiap
usulan. Setelah itu bacakan usulan yang telah diklasifikasi tersebut.
5. Pelatih menambahkan aturan yang belum tercakup dalam usulan peserta.
6. Sebelum sesi ditutup, lakukan review atas seluruh proses yang telah
dilewati dalam sesi-sesi di Pokok Bahasan ini. Tegaskan tentang:
a) Komunikasi yang baik antar peserta, peserta dengan pelatih dan
dengan panitia;
b) Memegang teguh prinsip pembelajaran orang dewasa dan pentingnya
bagi mewujudkan harapan dalam pelatihan;
c) Tujuan pelatihan;
d) Komitmen bersama untuk menaati aturan main pelatihan.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


12
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pokok Bahasan 2
REVIEW USAHA
BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


13
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


14
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

SPB
ALUR IDEAL TATA KELOLA BUM DESA
2.1

Tujuan
Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan struktur organik BUM Desa berkaitan dengan kedudukan
Musyawarah Desa, Kepala Desa, Penasihat (ex-officio Kepala Desa),
Pengawas, dan Warga Desa.
2. Menyusun alur tata kelola BUM Desa berdasar potensi Desa, aset
Desa, peraturan di Desa dan kenyataan yang dihadapi oleh BUM Desa.

Waktu
90 menit

Metode
Pemaparan dan Curah Pendapat

Media
Media Tayang

Alat Bantu
Spidol, LCD, Whiteboard

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


15
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Proses Penyajian
1. Jelaskan tujuan, proses dan hasil yang diharapkan dari sesi ini.
2. Ajaklah peserta untuk merefleksikan kondisi desa saat ini melalui
pertanyaan;
 Apakah sumber daya bersama (common pool resources) yang ada di
Desa?
 Apakah masalah bersama (common problems) yang ada di Desa?
 Bagaimana potensi Desa untuk menyelesaikan masalah bersama
melalui sumber daya bersama itu?
 Apakah Desa sudah memetakan Aset Desa dan memutuskan status
Aset Desa untuk dikelola oleh BUM Desa?
 Apakah masalah yang dihadapi oleh Desa dalam mendirikan BUM
Desa?
 Bagaimana sikap Anda mengatasi proses pendirian BUM Desa yang
belum mengikuti kaidah dalam UU No. 6/2014 tentang Desa?
3. Berikan tanggapan atas pendapat peserta dan lakukan pemaparan mulai
tahapan proses pemetaan potensi Desa, Aset Desa, pendirian BUM Desa,
pengelolaan BUM Desa, dan pertanggungjawaban BUM Desa (Lembar
Bahan Bacaan 1.1.1)
4. Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, berdiskusi dan
lakukan penegasan.
5. Akhiri sessi dengan penegasan dan kesimpulan tentang Alur Ideal Tata
Kelola BUM Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


16
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Lembar Bahan Bacaan 1.1.1.


Prasyarat BUM Desa sebagai Badan Hukum Publik Bercirikan Desa
Pengetahuan teoritis badan hukum 1 masih didominasi oleh teori fiksi,2 positivisme hukum,3
dan teori hirarki (Hans Kelsen),4 daripada teori entintas nyata atau teori organik yang lebih relevan
dengan BUM Desa pada kontes kemandirian Desa di Indonesia.5 Term ‘teori organ’ ditertibkan
menjadi ‘teori organik’ pada konsep badan hukum Gierke6 yaitu kesatuan masyarakat hukum yang
nyata (Körperschaftsbegriff). Sebab itu, uraian berikut menganalisis Desa dan BUM Desa sebagai
komunitas-organik. Terdiri dari anggota-anggota yang memutuskan dan bertindak sebagai satu
kesatuan kolektif.
Teori moral-hukum Genossenschaft relevan secara normatif dan empiris untuk meneliti
masyarakat perdesaan di Indonesia. Gierke menggunakan Teori Genossenschaft atas perdesaan
Jerman abad ke-19.7 Rizal Sofyan Gueci menggunakan teori yang sama untuk menganalisis Desa
Pesanggarahan (Batu, Jawa Timur), Perkumpulan Tani, Nagari (Sumatra Barat), Desa Adat dan
Subak (Bali) sebagai Genossenschaft tradisional Indonesia dalam pluralitas hukum dan otonomi
Desa.8
Diskursus badan usaha dan badan hukum dibentuk dari filsafat personalitas (Philosophie
der Personalität). Ron Harris mengkategori filsafat hukum personalitas kedalam tipologi hukum
inkorporasi, hukum kontraktual, dan hukum rekognisi.9 Disisi lain Mulhadi dalam Hukum
Perusahaan: Bentuk-bentuk Badan Usaha di Indonesia mengutip berbagai teori badan hukum
mencakup teori fiksi, teori organ, teori kekayaan bersama, dan teori kenyataan yuridis. Pilihan
argumen-argumen hukumnya dibatasi pada Dogmatik-hukum. Mulhadi juga menyatakan bahwa
Usaha Dagang (UD), Persekutuan Perdata, Persekutuan Komanditer, dan Firma bukan badan
hukum.10 Argumentasi hukumnya didasarkan pada perdebatan yang berlangsung diantara ahli
hukum Belanda pada abad ke-19.
Teori organ kurang difungsikan sebagai kerangka analitis badan hukum. Dogmatik-hukum
cenderung fokus pada ada tidaknya frasa “badan usaha milik desa adalah badan hukum” dalam
suatu peraturan perundang-undangan. Diskursus badan hukum dalam paradigma Positivisme
Hukum mempunyai keterbatasan berkaitan dengan kekuasaan negara yang belum tentu memihak

1
Ali Rido, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi,
Yayasan, Wakaf, Cetakan Ketiga, (Bandung: Penerbit PT Alumni, 2012).
2
Friedrich Carl von Savigny, System des heutigen Romischen Rechts, (Berlin: Bei Deit und Comp,
1840).
3
Tilman Altwicker, “Rechtsperson im Rechtspositivismus,” dalam Gröschner et.al., Person und
Rechtsperson: Zur Philosophie der Personalität, (Tübingen: Mohr Siebeck, 2015).
4
Badan Hukum (juristic person) dalam Hans Kelsen, The Pure Theory of Law, diterjemahkan Max
Knight dari Reine Rechtslehre, unveränderter nachdruck, (Berkeley, Los Angeles, London: University of
California Press, 1970). Jimly Asshiddiqie dan M. Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, (Jakarta:
Konstitusi Press dan Syaamil Cipta Media, 2006).
5
Otto von Gierke, Das deutsche Genossenschaftsrecht, Erster Band, Rechtsgeschichte der deutschen
Genossenschaft, (Berlin: Weidmannsche Buchhandlung, 1868) (selanjutnya disingkat Otto von Gierke I).
Untuk penelitian hukum dengan menggunakan teori Genossenschaft terhadap Nagari atau Desa, lihat Rizal
Sofyan Gueci, Verfassungsstaat, traditionelles Recht und Genossenschaftstheorie in Indonesien: eine Studie
zu den Verbindungen zwischen Otto von Gierkes Genossenschaftstheorie und Supomos Staats- und
Gesellschaftstheorie, (Europäische Hochschulschriften: Reihe 2, Rechtswissenschaft; Bd. 2386). Zugl.:
Frankfurt (Main), Univ. Diss., 1997, (Frankfurt am Main; Berlin; Bern; New York; Paris; Wien: Lang, 1999).
6
Otto von Gierke, Das deutsche Genossenschaftsrecht, Zweiter Band, Geschichte des deutschen
Körperschaftsbegriffs, (Berlin: Weidmannsche Buchhandlung, 1873)
7
Otto von Gierke, Die Genossenschaftstheorie und Die Deutsche Rechtsprechung, (Berlin:
Weidmannsche Buchhandlung, 1887)
8
Rizal Sofyan Gueci, op.cit., hlm. 54-61.
9
Ron Harris, “The Transplantation of The Legal Discourse on Corporate Personality Theories: From
German Codification to British Political Pluralism and American Big Business,” Journal: Wash & Lee L. Rev,
Volume 63, hlm. 1427.
10
Mulhadi, Perusahaan, Pola Kemitraan dan Badan Hukum, Cetakan Kedua, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2017).
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
17
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

badan usaha yang sudah eksis dalam realitas. Hampir seluruh diskursus teoritis tentang badan
hukum di Indonesia bersumber pada disertasi Houwing.11 Pemikiran Houwing berada dalam
batasan-batasan Dogmatik-hukum. Dogmatik-hukum hanya salah satu bagian kecil dari struktur
teori hukum dalam arti sempit. Tindakan komunikatif dari masyarakat tidak diperhitungkan dalam
pengetahuan teknis Dogmatik-hukum sebagai unsur pembentukan diskursus badan hukum sebagai
subjek hukum.
BUM Desa merupakan bagian organik dari komunitas-organik Desa (Genossenschaft).
Perkembangan badan-badan usaha di Desa merupakan bagian dari konsep kesatuan masyarakat
hukum yang eksis dalam realitas sosial (Körperschaftsbegriff). Kesatuan masyarakat hukum diakui
oleh negara menjadi badan hukum yang bersifat organik (Genossenschaft).
Konstruksi badan hukum organik atau Korporasi-organik berbeda dengan Korporasi-
normatif (Korporationslehre; Jerman). Korporasi-normatif merupakan pengetahuan badan hukum
yang mengabstraksikan personalitas-individu atau kelompok dan bersumber dari hukum positif
saja. Kekuasaan negara membentuk dan menjamin Korporasi-normatif menjadi badan hukum
seperti bank Desa, Badan Usaha Unit Desa (BUUD) berbadan hukum Koperasi, dan BUM Desa
periode 1999-2014. Sutoro Eko memberi contoh Lembaga Perkreditan Rakyat (LPD) di Bali tidak
punya keabsahan status badan hukum.12 Keberadaannya didukung Adat dan menyumbangkan
kemakmuran untuk krama Desa. Kondisi faktual LPD di Desa Adat di Bali merupakan bentuk
konkret dari Republik Desa (Dorpsrepublieken) yang otonom dalam mengatur dan mengurus diri
sendiri. Pendapat dari Sutoro Eko secara tidak langsung mengkritik badan hukum privat dan
membuka peluang analitis terhadap badan hukum organik yang berkembang untuk diakui sebagai
badan hukum publik bercirikan Desa.
Analisis pada bagian ini selanjutnya dibatasi tidak pada pendalaman diskursus teoritis
tetapi menyusun gagasan mengenai pengakuan dan penghormatan terhadap BUM Desa sebagai
badan usaha bercirikan Desa yang diakui oleh kekuasaan negara sebagai badan hukum dengan
uraian ringkas sebagai berikut:
1. Kewenangan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala Desa merupakan alasan-alasan
hukum bagi Pemerintah Desa dan BPD untuk mengakui BUM Desa sebagai badan hukum
bercirikan Desa (Badan Hukum Desa) yang dibentuk berdasar kesepakatan dalam
Musyawarah Desa, Peraturan Desa, dan penetapan AD/ART BUM Desa melalui keputusan
kepala Desa.
2. Wewenang (bevoegheid) lembaga negara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi yang dilegitimasikan dari hukum publik, merupakan alasan-
alasan hukum bagi kewenangan Menteri Desa untuk mengakui dan menjamin kedudukan
BUM Desa sebagai Badan Hukum Publik bercirikan Desa.
3. Kedudukan BUM Desa baik sebagai Badan Hukum Desa maupun Badan Hukum Publik
Bercirikan Desa berhak melakukan usaha bersama (co-operative) dan wajib tunduk pada
prinsip, semangat, dan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan.

11
Philippus Abraham Nicolaas Houwing, Subjectief Recht, Rechtssubject, Rechtspersoon, (Zwolle:
N.V. Uitgevers-Maatschappij, W.E.J. Tjeenk Willink, 1939).
12
Sutoro Eko bersama Tim FPPD, “Membangun BUMDes yang Mandiri, Kokoh dan Berkelanjutan,”
Policy Paper BUM Desa, 2 Desember 2013.
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
18
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Gambar. Struktur Organ Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)

Hukum pengakuan dan penghormatan terhadap BUM Desa pada susunan organik BUM
Desa lebih spesifik diuraikan sebagai berikut:
1. BUM Desa sebagai Badan Hukum Publik Bercirikan Desa dibentuk oleh Desa sebagai badan
hukum publik. Dasar legitimasinya yaitu asas rekognisi-subsidiaritas, musyawarah, dan
kekeluargaan-gotong royong. Asas hukum ini melandasi kewenangan hak asal-usul dan
kewenangan lokal berskala Desa dimana BUM Desa masuk sebagai kategori kewenangan
dimaksud.
2. BUM Desa sebagai Badan Hukum Publik Bercirikan Desa dibahas dan disepakati dalam proses
deliberatif (Musyawarah Desa), ditetapkan dengan Peraturan Desa mengenai pendiriannya,
dan AD/ART ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa yang mengalir dari norma hukum
Peraturan Desa.
3. BUM Desa sebagai Badan Hukum Publik Bercirikan Desa memiliki kekayaan yang dipisahkan
dari Desa. Kekayaan BUM Desa merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan.
a. Neraca dan pertanggungjawaban pengurusan BUM Desa dipisahkan dari neraca dan
pertanggungjawaban Pemerintah Desa. Kekayaan (aset) BUM Desa bersumber dari
penyertaan modal dari Pemerintah Desa dan penyertaan modal dari masyarakat Desa
(tidak berupa saham).
b. Kebijakan dari Kementerian Desa PDTT memposisikan Dana Desa sebagai dana rekognisi-
subsidiaritas dan bukan dana bantuan (medebewind), sehingga dalam perspektif standar
akuntansi lebih tepat diposisikan khusus sebagai modal penyertaan modal dari Desa. Pada
konteks Dana Desa digunakan sebagai penyertaan modal untuk BUM Desa melalui
pemerintah Desa, maka BUM Desa berwenang menggunakan dana rekognisi-subsidiaritas
itu untuk menambah kegiatan pengembangan, pengelolaan pemasaran, dan lainnya.
c. Desa berwenang memutuskan BUM Desa membeli aset-aset yang dibutuhkan untuk
pengembangan usahanya. Tetapi aset-aset tersebut tetap digunakan untuk kepentingan
kolektif. Hal ini diputuskan bersama dalam Musyawarah Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


19
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

d. Penyertaan modal dalam bentuk saham dari warga Desa lebih tepat sebagai modal
penyertaan individu warga Desa pada Unit Usaha berbadan hukum PT yang dibentuk oleh
BUM Desa. Konsekuensinya, BUM Desa harus stabil pendapatan usahanya dan legitim
secara hukum agar berikutnya mampu melakukan penyertaan modal-saham pada Unit
Usaha berbadan hukum privat (PT). Adapun bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan pihak ketiga lebih tepat diposisikan sebagai kewajiban BUM Desa dalam
perspektif standar akuntansi keuangan. Karena BUM Desa terikat kewajiban sebagai
pelaksana bantuan yang mengalir dari keuangan publik.
4. BUM Desa sebagai Badan Hukum Publik Bercirikan Desa berhak memperoleh Dana Desa untuk
penyertaan modal dan kegiatan pengembangan usaha bersama, mengelola aset Desa melalui
pemanfaatan aset Desa, menjalankan usaha bersama (holding) untuk mengorganisir dan
mengkonsolidasi usaha-usaha dari warga Desa, dan melakukan kerjasama kemitraan strategis
dengan pihak lain dari luar Desa. BUM Desa sebagai Badan Hukum Publik Bercirikan Desa
wajib memberikan informasi tentang kinerjanya secara terbuka kepada publik berkaitan
dengan penggunaan Dana Desa, aset Desa, dan hasil kerjasama kemitraan strategis untuk
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa. Disinilah struktur organisasi BUM Desa
tidak hanya semata terdiri dari Penasihat, Pelaksana Operasional, dan Pengawas, tetapi
meliputi Musyawarah Desa, Penasihat, Pelaksana Operasional, Pengawas dan seterusnya
sebagai satu kesatuan organik.
5. Berkaitan dengan Organ, BUM Desa sebagai Badan Hukum Publik bercirikan Desa berwenang
melakukan perbuatan hukum, baik hukum publik maupun hukum privat, serta dapat
menuntut dan dituntut di pengadilan. Direktur Utama BUM Desa berwenang untuk melakukan
perbuatan hukum dan mengadakan perjanjian yang saling menguntungkan.
6. Unit usaha BUM Desa yang berstatus perseroan terbatas, diakui sebagai unit usaha BUM Desa
(satu kesatuan dengan BUM Desa), melalui Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa yang
diuraikan sebelumnya. Hukum rekognisi ini membentuk BUM Desa dalam teori organik
sebagai Badan Hukum Publik Bercirikan Desa.
7. Unit usaha BUM Desa berbentuk perseroan terbatas diradikalisasi menjadi entitas hukum
yang baru (the new legal entity) dibawah kekuasaan BUM Desa sebagai organisasi payung
(holding). Unit usaha BUM Desa diakui berdasar hukum kontraktual dan diabsahkan
dihadapan notaris. Tetapi pengabsahannya tidak memerlukan akta penegasan karena akta
penegasan berakibat hukum pada delegitimasi Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa.
8. Modal-saham yang telah dilepaskan terbuka oleh BUM Desa dan/atau unit usaha PT
bentukannya, tidak relevan dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
karena BUM Desa dibedakan tegas dengan badan hukum PT. Untuk mengantisipasi konflik
diantara pemegang saham, akta pendirian PT bentukan BUM Desa dicermati kembali. Saham
tetap dipertahankan dalam pola mobilisasi modal yang telah dilakukan selama ini oleh BUM
Desa, tetapi hal ini harus diungkapkan secara terbuka bahwa modal-saham dijalankan oleh
Unit Usaha PT dan bukan secara langsung oleh BUM Desa. Publik akan mengetahui karakter
baru BUM Desa tipe holding yang memayungi unit-unit usaha berbadan hukum privat
tersebut. Selain itu akta pendirian Unit-unit usaha perlu dicermati ulang, berkaitan dengan
hubungan-hubungan antara Kepala Desa, Direktur BUM Desa, Direktur Unit Usaha (PT), dan
warga Desa sebagai pihak pemegang saham. Hubungan antara kepentingan kolektif dalam
Musyawarah Desa dan kepentingan individual-kelompok dalam Rapat Umum Pemegang
Saham. Direktur Unit Usaha PT bertanggungjawab kepada Direktur Utama BUM Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


20
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Gambar. Alur Ideal Pendirian BUM Desa

Anom Surya Putra

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


21
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

SPB
Menyusun Model Bisnis BUM Desa
2.2

Tujuan
Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:
1. Memetakan potensi Desa (common pool resources) untuk dikelola oleh
BUM Desa;
2. Menentukan Jenis Usaha yang tepat dilakukan oleh BUM Desa;
3. Menyusun kanvas model bisnis BUM Desa yang mudah dipahami oleh
pemerintah Desa dan warga Desa;

Waktu
180 menit

Metode
Pemaparan, Tanya Jawab, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Pleno

Media
Media Tayang

Alat Bantu
Spidol, LCD, Whiteboard

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


22
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Proses Penyajian
1. Berikan penjelasan tentang tujuan, hasil, dan proses yang diharapkan dari
sesi ini;
2. Bagi peserta dalam kelompok dan diminta untuk menyepakati 1 (satu) Desa
atau 1 (satu) BUM Desa untuk dibahas pada sesi ini.
3. Pelatih memandu proses diskusi kelompok untuk memetakan potensi Desa
(common pool resources) yang dikelola oleh BUM Desa dengan mengacu
pada Lembar Kerja Kelompok 2.2.1.
4. Paparkan hasil kerja kelompok, minta tanggapan dari kelompok lainnya,
berikan penegasan;
5. Pelatih memandu diskusi kelompok tentang 9 (sembilan) langkah
pembuatan kanvas model bisnis dengan mengacu pada Lembar Kerja
Kelompok 2.2.2.
6. Paparkan hasil kerja kelompok, minta tanggapan dari kelompok lainnya,
berikan penegasan;
7. Sebelum sesi ditutup, lakukan pendalaman pembahasan mengenai maksud
dan tujuan pengembangan BUM Desa, dan kemudian beri penegasan dan
kesimpulan.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


23
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBAR KERJA 2.2.1 Pemetaan Potensi Desa (Common Pool Resources) untuk
Dikelola oleh BUM Desa
Tabel. Kegiatan Ekonomi Desa
SUMBER VOLUME/Luas HASIL YANG TERLIBAT PELUANG
PENGHIDUPAN
(Common Pool
Resources)
PERTANIAN 3x panen per 2 hektar lahan Kelompok tani Beli gabah,
1. Padi tahun menghasilkan 2 warga Desa giling gabah,
2. .. ton beras Warung kecil pengemasan
Pembeli (warga beras
Desa)

PERKEBUNAN 200 pohon yang 10 kg per pohon Kelompok tani Pengolahan


produktif per (2000 kg) jambu merah jambu merah
Jambu Merah
panen (kurang menjadi dodol
Dijual dengan Pengrajin dodol
lebih 6 bulan)
12.000/pack Pemasaran
Warung oleh-
menjadi 15 juta
oleh
per panen

Tabel. Sumber Daya Alam


SUMBER DAYA VOLUME/Luas YANG MENGELOLA PELUANG
ALAM (Common
Pool Resources)
Mata Air 70x40 meter Petani Tempat wisata
(Umbul) Mengairi sawah Wirausahawan Desa Tempat kuliner
dan perikanan nila Tempat diving
Tempat foto underwater

Tabel. Layanan Dasar


LAYANAN DASAR (Common KONDISI PELUANG
Pool Resources)
Persampahan Menumpuk di lingkungan Desa Pengelolaan sampah:
sampai 200 kg per wilayah Transportasi persampahan ke
rukun warga tempat pembuangan akhir
Pengolahan sampah menjadi
biogas atau pupuk

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


24
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Tabel. Menentukan Jenis Usaha BUM Desa

JENIS USAHA ALASAN RENCANA


MEWUJUDKAN

Mendukung Perdagangan dan Warga Desa BUM Desa memproduksi


ekonomi warga pengolahan hasil memperoleh beras beras kemasan
Desa pertanian dan dengan harga BUM Desa mengolah
perkebunan murah (Rp 8 ribu jambu merah menjadi
per kg) dodol dengan melihatkan
Warga Desa warga Desa.
memperoleh jambu BUM Desa memasarkan
merah dengan beras dan dodol ke
harga murah (Rp 3-4 warung atau toko oleh-
ribu per kg) oleh.

Mengelola sumber Desa Wisata air Warga Desa Renovasi lokasi mata air
daya alam memelihara mata BUM Desa membangun
air dan mendapat tempat wisata, kuliner,
manfaat dari wisata diving, foto underwater
Memberi layanan Pengelolaan dan Lingkungan Desa Pemerintah Desa membeli
dasar untuk warga Pengolahan Sampah semakin bersih. alat transportasi dan
Desa pengolahan sampah , lalu
dimanfaatkan oleh BUM
Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


25
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBAR KERJA 2.2.2 Kanvas Model Bisnis untuk Jenis Usaha BUM Desa

Gambar. Kanvas Model Bisnis

Tahapan dan Pertanyaan Kunci


1. Segmen Pasar/Konsumen
 Siapa konsumen, pelanggan, atau pemanfaat dari usaha Pengelolaan dan Pengolahan
Sampah?
 Apa kebutuhan konsumen?
 Dimana posisi pelanggan/konsumen?
2. Nilai bagi pelanggan
 Apakah masalah konsumen atau warga Desa yang akan diatasi oleh BUM Desa?
 Apakah kegiatan konsumen atau warga Desa yang kita bantu menyelesaikan?
 Apakah kebutuhan konsumen atau warga Desa yang akan kita penuhi?
 Produk dan jasa apa yang memberi nilai bagi pelanggan atau warga Desa?
3. Hubungan dengan konsumen

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


26
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

 Apakah BUM Desa akan berhubungan langsung dengan konsumen atau warga
Desa?
 Apakah BUM Desa akan berhubungan tidak langsung dengan konsumen atau
warga Desa?
 Apakah BUM Desa memerlukan biaya untuk membangun hubungan itu? Berapa
kira-kira biaya untuk membangun hubungan itu?
4. Saluran Distribusi
 Apakah BUM Desa membangun tim pemasaran/tim kerja sendiri?
 Apakah produk/jasa disalurkan melalui agen/distributor dll?
 Apakah BUM Desa membuka toko, kios atau tempat pasar sendiri?
5. Mitra Usaha/Utama
 Siapa mitra BUM Desa? Pemasok, NGO/Organisasi non pemerintah, Pemerintah
Desa di Desa lain, Pemerintah kabupaten, perusahaan?
 Apakah BUM Desa memerlukan perjanjian kerjasama usaha dengan pihak lain?
6. Aktivitas utama
 Bagaimana tahapan untuk menjalankan usaha Desa pengelolaan atau pengolahan
sampah?
 Apakah barang atau jasa yang ditawarkan? (Contoh: menerima simpanan/tabungan
untuk biaya pengelolaan sampah tiap wilayah rukun warga dll).
7. Sumber Daya Utama
 Berapa modal (Dana Desa) yang dibutuhkan?
 Apakah BUM Desa membutuhkan baiya bahan baku (material)? Berapa nilainya?
 Berapa jumlah pengurus atau staf yang dibutuhkan oleh BUM Desa?
 Apakah BUM Desa memerlukan teknologi (alat, mesin, dll)? Berapa perkiraan
biayanya?
 Apakah BUM Desa membutuhkan jalur informasi terkait inovasi persampahan?
Darimana sumber informasi itu diperoleh?
8. Struktur Biaya
 Apakah biaya operasional yang paling penting dalam usaha persampahan ini?
 Sumber daya utama mana yang paling mahal biayanya?
 Berapa beban biaya honor/upah/insentif/gaji?
 Apakah aktivitas utama yang paling mahal biayanya? Pelatihan, pembelian alat,
pemasaran, produksi?
 Berapa prosentase hasil usaha BUM Desa untuk pengembangan usaha?
 Berapa prosentase hasil usaha BUM Desa untuk PADesa (termasuk bantuan sosial
untuk warga miskin)?
9. Aliran Pendapatan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


27
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

 Bagaimana rencana untuk memperoleh penghasilan? (tarif jasa transportasi


persampahan, dana Desa, dll).
 Berapa prakiraan pendapatan yang dihasilkan oleh BUM Desa?

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


28
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pokok Bahasan 3
Sistem Akuntansi
BUM Desa Berbasis Standar
Akuntansi Keuangan (SAK)
Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (ETAP)

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


29
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


30
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

SPB
LAPORAN POSISI KEUANGAN BUM DESA
3.1

Tujuan
Setelah pelatihan sessi ini peserta diharapkan dapat:
1. Memasukkan hasil analisis model bisnis BUM Desa kedalam sistem
akuntansi BUM Desa berbasis Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP).
2. Menyusun laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas, dan jurnal umum, serta Catatan atas Laporan Keuangan
BUM Desa.

Waktu
270 menit (6 JP)

Metode
Pemaparan, curah pendapat, Diskusi Kelompok, Pleno

Media
Media tayang dan aplikasi offline (excel)

Alat Bantu
Spidol, Kertas Plano, LCD

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


31
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Proses Penyajian
1. Jelaskan jelaskan tujuan hasil dan proses yang diharapkan dari subpokok
bahasan ini.
2. Review kembali sessi sebelumnya tentang kanvas model bisnis BUM Desa.
3. Selanjutnya jelaskan sekilas tentang Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) yang diadaptasi untuk BUM Desa.
4. Bagi peserta kedalam kelompok kerja 5 -7 orang, jelaskan maksud dan
tujuan diskusi kelompok dengan mengacu pada Lembar Bahan Bacaan
3.1.1. Sistem Akuntansi Keuangan BUM Desa dan Lembar Bahan Bacaan
3.1.2. Laporan Kinerja BUM Desa.
5. Fasilitasi kelompok kerja untuk praktik mengisi Lembar Kerja Kelompok
sebagai berikut:
 Lembar Kerja Kelompok 3.1.1 Laporan Neraca BUM Desa
 Lembar Kerja Kelompok 3.1.2 Laporan Laba Rugi BUM Desa
 Lembar Kerja Kelompok 3.1.3 Laporan Perubahan Modal BUM Desa
 Lembar Kerja Kelompok 3.1.4 Laporan Arus Kas BUM Desa
 Lembar Kerja Kelompok 3.1.5 Jurnal Umum per Divisi Usaha BUM Desa
 Lembar Kerja Kelompok 3.1.6 Catatan atas Laporan Keuangan BUM Desa
6. Paparkan hasil kerja kelompok, minta tanggapan dari kelompok lainnya,
berikan penegasan.
7. Sebelum sesi ditutup, tegaskan pentingnya laporan kinerja pengelolaan
usaha BUM Desa sebagai salah satu bentuk transparansi BUM Desa kepada
warga Desa dan elemen publik lainnya.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


32
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBAR BAHAN BACAAN 3.1.1. PENJELASAN AKUN DALAM PENYUSUNAN NERACA


Disusun oleh Dimas Triambara

AKUN PENJELASAN

1-Aset Seluruh kekayaan yang dimiliki oleh BUM Desa yaitu sumber
daya berupa benda atau hak yang dikuasai dan yang
sebelumnya diperoleh BUM Desa melalui transaksi atau
kegiatan masa lalu.
Aset Lancar yaitu aset yang diharapkan dapat dicairkan
(diuangkan) tidak lebih dari 1 (satu) tahun atau 1 (satu) siklus
akuntansi. Aset lancar terdiri dari:
1. Kas (cash): semua aset yang tersedia didalam kas BUM
Desa ataupun setara kas yang disimpan di Bank yang
bisa diambil setiap saat.
2. Piutang Dagang: tagihan dari BUM Desa kepada pihak
lain (debitur) yang disebabkan karena penjualan barang
atau jasa secara kredit.
3. Piutang Wesel: surat perintah penagihan pada seseorang
atau juga badan untuk dapat membayar sejumlah uang
pada tanggal yang telah ditentukan sebelumnya dan
terhadap orang yang namanya sudah disebut didalam
surat.
4. Piutang pendapatan: pendapatan yang sudah menjadi hak
namun belum diterima pembayarannya.
5. Beban Dibayar dimuka: pembayaran beban yang dibayar
pada awal, namun belum menjadi suatu kewajiban pada
periode yang bersangkutan.
6. Perlengkapan: seluruh perlengkapan yang dipakai demi
suatu kelancaran bisnis dan bersifat habis pakai.
7. Persediaan Barang Dagang: barang yang dibeli dengan
tujuan dijual kembali dengan mengharapkan untuk
mendapat suatu laba.

Aset tetap: kekayaan yang dimiliki BUM Desa dengan


12 - Aset Tidak Lancar pemakaian (umur ekonomis) lebih dari 1 (satu) tahun,
digunakan untuk proses operasi, dan tidak untuk dijual.
Contoh fixed assets antara lain tanah, gedung, mesin,
peralatan toko dan kantor, alat angkut, dan lain-lain.
1202 - Akumulasi Penyusutan Aset tidak lancar (aset tetap) mempunyai nilai yang semakin
berkurang dari suatu periode ke periode berikutnya. Nilai aset
tetap akan menjadi turun apabila sudah dipakai atau
digunakan dalam periode tertentu.
2- Kewajiban BUM Desa (entitas) mengklasifikasikan kewajiban sebagai
20 – Kewajiban Lancar 2001 - Utang kewajiban jangka pendek apabila:
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu
siklus normal operasi entitas.
b. Misalnya dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode
pelaporan.
Entitas mengklasifikasi seluruh kewajiban lainnya sebagai
kewajiban jangka panjang
3 – Ekuitas Hak residual atas aset BUM Desa setelah dikurangi semua

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


33
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

AKUN PENJELASAN

kewajiban dalam neraca. Pendapatan Asli Desa dan bantuan


pemerintah untuk BUM Desa merupakan kewajiban yang
mempengaruhi ekuitas.
30– Modal 1. Penyertaan modal dari Desa
2. Penyertaan modal dari masyarakat Desa
300102 – Laba Ditahan 1. Pengembangan Usaha (Laba ditahan)
2. Bagi hasil kepada warga Desa yang tidak dibagikan
3. Laba ditahan dari unit usaha (Berbadan hukum privat;
PT)
62 – Laba Rugi Laporan laba rugi untuk suatu periode yang merupakan
kinerja keuangan BUM Desa (entitas) dalam satu periode
tertentu.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


34
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Tabel. Contoh Kode Akun BUM Neraca BUM Desa

Kode Akun BUM Desa XX


1-Aset
10 - Aset Lancar
1001- Kas dan Setara Kas
100101 – Kas
10010101 - Kas Kecil Kantor
10010102 - Kas Kecil Divisi Usaha (Unit Usaha tidak berbadan hukum privat; PT)
10010103 - Kas Kecil Divisi Usaha B
10010104 - Kas Kecil Divisi Usaha C
10010105 - Kas Kecil Divisi Usaha D
10010106 - Selisih Kas

100102 – Bank
10010201 - Bank AA
10010202 - Bank BB (Setoran Unit Usaha Berbadan Hukum Privat; PT)
10010203 - Bank CC (Pelaksanaan kegiatan pemerintah atau Pihak Ketiga)
10010204 - Bank D
10010205 - Bank E

100103 – Deposito
10010301 – Deposito A
10010302 – Deposito B

1002 – Persediaan
100201 – Persediaan Barang
10020101 – Persediaan Barang Warung Desa
10020102 – Persediaan Barang B
10020103 – Persediaan Barang C

1003 – Piutang
100301 – Piutang
10030101 – Piutang BUM Desa Bersama
10030102 – Piutang
10030103 – Piutang

100302 – Piutang Karyawan


10030201 – Piutang Karyawan A
10030202 – Piutang Karyawan B

100303 – Kerugian Piutang


10030301 – Kerugian Piutang Tak tertagih Pendapatan

1004 – Biaya Dibayar Dimuka

100401 – Biaya Dibayar Muka Iklan


10040101 – Iklan A
10040102 – Iklan B
10040103 – Iklan C

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


35
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

100402 – Biaya Dibayar Dimuka Sewa


10040201 – Sewa A
10040202 – Sewa B
10040203 – Sewa C
10040204 – Sewa D

100403 – Pajak
10040301 – Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
10040302 – PPh Pasal 25 (Angsuran PPh Badan)

100499 - Lain –Lain


10049901 – Program A
10049902 – Program B

10099 - Aset Lancar Lainnya


11 – Investasi
1101 – Investasi Jangka Pendek
110101 – Investasi Jangka Pendek pada perusahaan A
110102 – Investasi Jangka Pendek pada perusahaan B
1102 – Investasi Jangka Panjang
110201 – Investasi Jangka Panjang pada perusahaan A
110202 – Investasi Jangka Panjang pada perusahaan B

12 - Aset Tidak Lancar


1201 – Aset Tetap
120101 – Tanah
12010101 – Tanah A
12010102 – Tanah B

120102 – Bangunan
12010201 – Bangunan A
12010202 – Bangunan B

120103 – Kendaraan
12010301 – Kendaraan A
12010302 – Kendaraan B

120104 - Inventaris Kantor


12010401 – Inventaris Kantor A
12010402 – Inventaris Kantor B

1202 - Akumulasi Penyusutan


120201 – Bangunan
12020101 – Bangunan A
12020102 – Bangunan B

120202 – Kendaraan
12020201 – Kendaraan A
12020202 – Kendaraan B

120203 - Inventaris Kantor


Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
36
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

12020301 – Inventaris Kantor A


12020302 – Inventaris Kantor B

1298 - Aset Tidak Lancar Lainnya


129801 – Biaya Pra Operasional
12980101 – Biaya Pra Operasional A
12980102 – Biaya Pra Operasional B

129802 – Program Aplikasi


12980201 – Program Aplikasi A
12980202 – Program Aplikasi B

1299 – Amortisasi
129901 – Biaya Pra Operasional
12990101 – Biaya Pra Operasional A
12990102 – Biaya Pra Operasional B

129902 – Program Aplikasi


12990201 – Program Aplikasi A
12990202 – Program Aplikasi B

2 – Kewajiban
20 - Kewajiban Lancar 2001 - Utang
200101 – Utang Usaha
20010101 – Utang Usaha A
20010102 – Utang Usaha B
20010103 – Pendapatan Asli Desa
20010104 – Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Pemerintah atau Pihak Ketiga

2002 - Utang Pajak


200201 – Utang Pajak Dalam Negeri
20020101 - Utang PPh Pasal 21
20020102 - Utang PPh Pasal 23
20020103 - Utang PPh Pasal 4 ayat 2 (PPh Final)
20020104 - PPh Pasal 29 (PPh Badan)
20020105 – Pajak Pertambahan Nilai (PPn)

2003 - Biaya Yang Masih Harus Dibayar

200301 – Biaya Program


20030101 – Biaya Program A YMH Dibayar
20030102 – Biaya Program B YMH Dibayar

200302 – Utang Sewa


20030201 – Utang sewa gedung
2003020101 – Utang sewa gedung A
2003020102– Utang sewa gedung B

200403 – Utang Gaji


20040301 – Dana Titipan A
2004 – Utang Deviden
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
37
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

200401 – Deviden A
200402 – Deviden pada B
2005 – Pendapatan Dibayar Dimuka
200401 – Pendapatan Usaha
200402 – Pendapatan Lain
21 - Kewajiban Jangka Panjang
2101 - Utang Pihak Ketiga
2102 - Utang Antar Program

2103 – Utang Perbankan

210301 – Bank A
21030101 – Rekening A

2199 - Kewajiban Jangka Panjang Lainnya

3 – Ekuitas
30 – Modal
3001 – Penyertaan Modal
300101 – Penyertaan Modal dari Desa-Desa
30010101 – Penyertaan Modal dari Desa A TA 2018
30010107 – Penyertaan Modal dari Warga Desa
30010108 – Penyertaan Modal dari Desa ATA 2019
Dst.
300102 – Laba Ditahan
31010101 – Pengembangan Usaha (Laba ditahan)
31010102 – Bagi hasil kepada warga Desa yang tidak dibagikan
31010103 – Laba ditahan dari Unit Usaha (Berbadan Hukum Privat: PT)

4 – PENDAPATAN
40– Pendapatan
4001 – Pendapatan Usaha
400101 – Pendapatan dari Divisi Usaha Pengelolaan Sampah
400102 – Pendapatan dari Divisi Usaha Pengelolaan beras
400103 – Pendapatan dari Divisi Dana Bergulir
400104 – Pendapatan dari Unit Usaha BUM Desa Bersama Berbadan Hukum Privat (PT)
400105 - Pendapatan Pengelolaan Air Bersih
4002 - Pengurang hasil Usaha
400202 – Kerjasama
400203 – Bagi hasil untuk pihak ketiga
400201 – Potongan harga

5 – BEBAN
50 – Beban
5001 – Beban Usaha
500101 – Beban Operasional
50010101 – Beban Gaji dan Upah
50010102 – Beban Perbaikan Aset Tetap
50010103 – Beban Penyusutan Aset
50010104 – Beban Pelatihan Karyawan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


38
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

500102 – Beban Administrasi dan Umum


50010201 – Beban gaji bagian Administrasi
50010202 – Beban Asuransi
50010203 – Beban Perjalanan Dinas
50010204 – Beban Perlengkapan dan Peralatan
50010205 – Beban Penyusutan Investaris Kantor
50010206 – Beban Rapat
50010207 – Beban Kantor ( Listrik, air, Wifi, Surat Kabar)
50010208 – Beban Sewa
50010209 – Pemeliharaan Kantor
50010110 – Beban Konsultasi dan Pemeriksaan
500103 – Beban Pemasaran
50010301 – Beban gaji karyawan Pemasaran
50010302 – Beban Iklan dan Promosi
50010303 – Beban Transportasi Pemasaran
50010304 – Beban Pemeliharaan Kendaraan
50010305 – Beban Penyusutan Kendaraan Pemasaran

6 – PENDAPATAN DAN BIAYA DILUAR USAHA DAN LABA RUGI

60 – Pendapatan diluar Usaha


6001 – Pendapatan Bunga
6002 – Pendapatan Jasa Giro
6003 – Pendapatan Penjualan Aset Tetap
6004 – Pendapatan Deviden
6099 – Pendapatan Lain

61 – Beban diluar Usaha


6101 – Beban Bunga pinjaman
6102 – Beban Administrasi dan Pajak Bank
610101 – Beban Administrasi Bank
610102 – Beban Pajak Bank
6102 – Beban Jasa Giro
6103 – Beban Rugi Penjualan Aset Tetap
6199 – Beban Lain

62 – Laba Rugi
6201 – Hasil Usaha

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


39
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Lembar Bahan Bacaan 3.1.2. Laporan Kinerja BUM Desa.


Laporan kinerja BUM Desa secara sederhana terdiri dari laporan posisi keuangan dan ringkasan
catatan atas laporan keuangan (bila diperlukan) pada sisi kiri, sedangkan pada sisi kanan merupakan
informasi tentang manfaat usaha yang dikonsolidasi oleh divisi-divisi usaha BUM Desa serta
penggunaan hasil usaha BUM Desa sesuai Pasal 89 UU No. 6/2014 tentang Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


40
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBAR KERJA KELOMPOK 3.1.1 Laporan Neraca BUM Desa


BUM DESA XX
LAPORAN NERACA
Periode : 1 Januari s.d. 31 Desember 2018

Akun

1-Aset
10 - Aset Lancar
100101 – Kas Rp20,000,000
10010101 - Kas Kecil Kantor Rp20,000,000

100102 – Bank Rp186,550,000


10010201 - Bank XXX Rp136,550,000
10010202 - Bank YYY (Setoran Unit Usaha Berbadan Hukum Privat; PT)
10010203 - Bank CC (Pelaksanaan kegiatan pemerintah atau Pihak Ketiga) Rp50,000,000
1002 – Persediaan
100201 – Persediaan Barang Rp-
10020101 – Persediaan Barang Toko Desa Rp-
10020102 – Persediaan Barang B
10020103 – Persediaan Barang C
100303 – Kerugian Piutang Rp-
10030301 – Kerugian Piutang Tak tertagih Pendapatan Rp-
100403 – Pajak Rp-
10040301 – Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
12 - Aset Tidak Lancar
1201 – Aset Tetap Rp4,500,000
120101 – Tanah
120102 – Bangunan
120103 – Kendaraan Rp-
120104 - Inventaris Kantor Rp10,000,000
1202 - Akumulasi Penyusutan Rp5,500,000
120201 – Bangunan
120202 – Kendaraan Rp5,000,000
120203 - Inventaris Kantor Rp500,000
1298 - Aset Tidak Lancar Lainnya Rp-
TOTAL ASET Rp216,550,000
2 – Kewajiban
20 - Kewajiban Lancar 2001 - Utang
200101 – Utang Usaha Rp96,620,000
20010103 – Pendapatan Asli Desa Rp46,620,000
20010104 – Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Pemerintah atau Pihak Ketiga Rp50,000,000
2002 - Utang Pajak Rp-
200201 – Utang Pajak Dalam Negeri
2003 - Biaya Yang Masih Harus Dibayar Rp-
200301 – Biaya Program
200302 – Utang Sewa Rp-
20030201 – Utang sewa gedung
200403 – Utang Gaji Rp-
2005 – Pendapatan Dibayar Dimuka Rp-
2103 – Utang Perbankan Rp-

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


41
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

TOTAL KEWAJIBAN Rp96,620,000


3 – Ekuitas
30 – Modal Rp50,000,000
30010101 – Penyertaan Modal dari Desa A TA 2018 Rp50,000,000
30010107 – Penyertaan Modal dari Warga Desa Rp-

300102 – Laba Ditahan


31010101 – Pengembangan Usaha (Laba ditahan) Rp69,930,000
31010102 – Bagi hasil kepada warga Desa yang tidak dibagikan Rp-
31010103 – Laba ditahan dari Unit Usaha (Berbadan Hukum Privat: PT)
62 – Laba Rugi Rp116,550,000
6201 – Hasil Usaha Rp116,550,000
TOTAL EQUITAS Rp119,930,000

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp216,550,000

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


42
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Lembar Kerja Kelompok 3.1.2 Laporan Laba Rugi BUM Desa

BUMDESA XX
LAPORAN LABA RUGI
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2018
Akun

4 – PENDAPATAN
4001 – Pendapatan Usaha
400105 - Pendapatan Pengelolaan Air Bersih Rp240,000,000
Rp-
TOTAL PENDAPATAN Rp240,000,000
5 – BEBAN
5001 – Beban Usaha
500101 – Beban Operasional Rp33,450,000
50010101 – Beban Gaji dan Upah Rp72,000,000
50010102 – Beban Perbaikan Aset Tetap
50010103 – Beban Penyusutan Aset Rp5,500,000
500102 – Beban Administrasi dan Umum Rp1,500,000
500103 – Beban Pemasaran Rp6,000,000
100303 – Kerugian Piutang
10030301 – Kerugian Piutang Tak tertagih Pendapatan Rp5,000,000
TOTAL BIAYA Rp123,450,000
TOTAL PENDAPATAN USAHA ( PENDAPATAN - BIAYA) Rp116,550,000
60 – Pendapatan diluar Usaha
61 – Beban diluar Usaha Rp-
TOTAL PENDAPATAN DILUAR USAHA Rp-
LABARUGI BERSIH (HASIL USAHA)
(Total Pendapatan Usaha + Total Pendapatan Diluar Usaha) Rp116,550,000

20010103 – Pendapatan Asli Desa Rp46,620,000


31010101 – Pengembangan Usaha (Laba ditahan) Rp69,930,000

Lembar Kerja Kelompok 3.1.3 Laporan Perubahan Modal BUM Desa

BUM DESA XX
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Periode 1 Januari s.d. Desember 2018
30 - Modal Per 31 Desember 2017 Rp-
30010101 – Penyertaan Modal dari Desa TA 2018 Rp250,000,000
30010102 – Penyertaan Modal dari Warga Desa Rp50,000,000
31010101 – Pengembangan Usaha (Laba ditahan) Rp96,600,000
Modal Akhir Per 31 Desember 2018 Rp396,600,000

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


43
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Lembar Kerja Kelompok 3.1.4 Laporan Arus Kas BUM Desa

BUM DESA XX
LAPORAN ARUS KAS
Periode 1 Januari s.d. 31 Januari 2018

A. ARUS KAS DARI OPERASI 1 Jan s.d.Jan 2018


400101 – Pendapatan dari Divisi Usaha Toko Desa Rp 150.000.000
400102 – Pendapatan dari Divisi Usaha Desa Wisata Rp 200.000.000
400104 – Pendapatan dari Unit Usaha BUM Desa Berbadan Hukum Privat
Rp 9.000.000
(PT)
Total Penerimaan Kas Rp 359.000.000
Kas yang dibayarkan
5001 – Beban Usaha Rp -
500101 – Beban Operasional Rp 50.000.000
50010101 – Beban Gaji dan Upah Rp 120.000.000
50010102 – Beban Perbaikan Aset Tetap Rp 2.000.000
50010103 – Beban Penyusutan Aset Rp 9.000.000
50010104 – Beban Pelatihan Karyawan Rp 3.000.000
500103 – Beban Pemasaran Rp 5.000.000
Total Kas yang dibayarkan. Rp 214.000.000
Kas yang dibayarkan untuk Pajak
10040201 – Sewa A Rp 3.500.000
Total Penerimaan Kas yang dibayarkan untuk Pajak Rp 3.500.000
B.ARUS KAS DARI INVESTASI
Perolehan Investasi
30010101 – Penyertaan Modal dari Desa Rp 250.000.000
30010102 – Penyertaan Modal dari Warga Desa Rp 50.000.000
Total Kas dari Investasi Rp 300.000.000
C. ARUS KAS DARI PENDANAAN
400202 – Kerjasama Rp -
400203 – Bagi hasil untuk pihak ketiga Rp -
Total Kas dari Pendanaan Rp -

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


44
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Lembar Kerja Kelompok 3.1.5 Jurnal Uum per Divisi Usaha BUM Desa

BUM DESA XX
LAPORAN JURNAL UMUM DIVISI USAHA
Periode :

NOTA / AKUN TUJUAN


NO TANGGAL AKUN ASAL DEBET KREDIT
KETERANGAN Rekening Bank Kas Kecil

Lembar Kerja Kelompok 3.1.6 Catatan atas Laporan Keuangan BUM Desa
Bab I Pendahuluan
Berisi tujuan pembuatan laporan keuangan untuk transparansi dan informasi bagi
publik dari BUM Desa dalam mengkonsolidasi dan mengorganisir usaha warga Desa.
Bab II Kemanfaatan Usaha BUM Desa untuk Warga Desa
Memuat manfaat usaha yang dijalankan oleh BUM DESA kepada warga Desa.
Bab III Ringkasan Pencapaian Kinerja Keuangan BUM Desa
Memuat ringkasan tentang penggunaan Dana Desa dan perubahan modal (ekuitas)
BUM Desa, serta hubungannya dengan kesejahteraan warga Desa.
Bab IV Penutup

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


45
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


46
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pokok Bahasan 4
MANAJEMEN
Badan Usaha Milik
Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


47
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


48
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

SPB
Menyusun Standar Operasional BUM Desa
4.1

Tujuan
Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat:
1. Memahami standar operasional BUM Desa;
2. Menyusun standar operasional BUM Desa terhadap kegiatan usaha
yang dilaksanakan oleh divisi usaha BUM Desa.

Waktu
4 JP (180 menit)

Metode
Ceramah, curah pendapat, penugasan kelompok, presentasi.

Media
Lembar Informasi

Alat Bantu
Spidol, laptop, dan LCD

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


49
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Proses Penyajian
1. Jelaskan tujuan, hasil, dan proses yang diharapkan dari subpokok bahasan
ini.
2. Ajak bebarapa peserta untuk berbagi cerita (sharing) tentang pengalaman
atau pengamatan peserta dalam manajemen BUM Desa terkait SOP.
Pertanyaan berikut bisa dijadikan panduan berbagi cerita.
 Apakah kegiatan utama yang memerlukan SOP berdasar sesi
penentuan usaha dan laporan keuangan sebelumnya?
 Apakah BUM Desa pernah menyusun SOP?

3. Berikan tanggapan terhadap jawaban peserta, kemudian berikan


penjelasan mengenai studi kasus penyusunan SOP BUM Desa berdasar
Lembar Bahan Bacaan 4.1.1.
4. Selanjutnya bagilah peserta menjadi 4-5 kelompok, jelaskan format diskusi
untuk menyusun flowchart SOP BUM Desa;
5. Mintalah beberapa wakil dari peserta untuk memaparkan hasil kerjanya
dalam pleno;
6. Berikan kesempatan kepada peserta lain untuk bertanya, menanggapi dan
mengkiritisi;
7. Lakukan penegasan terhadap beberapa hal yang perlu mendapatkan
perhatian khusus. Berikan catatan terhadap masing-masing paparan
sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan;
8. Buatlah kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


50
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Lembar Bahan Bacaan 4.1.1. SOP BUM DESA: Prosedur Pengeluaran (beban operasional)
kurang dari Rp 1.000.000,00

Deskripsi SOP BUM Desa bermanfaat untuk transparansi diantara pelaksana operasional dan
warga Desa yang peduli dengan keberadaan BUM Desa. BUM Desa Tirta Mandiri, Desa
Ponggok, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah sudah menyusun rancangan SOP. Contoh SOP
keuangan berikut ini diadaptasi dari rancangan perubahan yang sedang berlangsung di
BUM Desa Tirta Mandiri, Desa Ponggok, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah.

Tabel. Prosedur Pengeluaran (Beban Operasional) ≤ Rp 1.000.000,00 (Deskripsi)

NO DESKRIPSI KOMPONEN YANG TERLIBAT


1. Bagian yang memerlukan, mengajukan transaksi 1. Pengguna (Bagian terkait)
operasional kepada kasir induk. Dimana pengajuan 2. Bendahara
tersebut, tidak lebih dari sama dengan satu juta rupiah.

2. Atas pengajuan tersebut, Bendahara menganalisa 1. Pengguna (Bagian terkait)


kebutuhan dan keperluan atas transaksi yang diajukan. 2. Bendahara.
Atas analisa tersebut, akan timbul dua hal :

a. SETUJU: Bendahara mengkonfirmasi pembuat


pengajuan, dan mengkaji ulang atas pengajuan
tersebut.
b. TIDAK SETUJU: Bendahara mengkonfirmasi pembuat
pengajuan, dan menyetujui serta memberikan uang
yang dibutuhkan sesuai pengajuan/ sesuai dengan
perhitungan Bendahara.

Bendahara membuat tanda bukti penerimaan sebanyak


dua lembar, kedua lembar tersebut di tandatangani oleh
penerima uang, kemudian lembar petama diarsip oleh
Bendahara, dan lembar kedua didistribusikan kepada
Admin Keuangan.

3 Berdasar dari tanda bukti penerimaan yang telah 1. Admin Keuangan


ditandatangani, maka Bagian Accounting menjurnalnya
sebagai piutang kepada pihak penandatangan.

4 Bagian yang membuat pengajuan, menerima uang dan 1. Pengguna (Bagian Terkait)
tanda bukti penerima dari kasir induk. Tanda bukti 2. Bendahara
penerimaan ditandatangani sebanyak dua lembar, dan
uang yang diterima digunakan sebagaimana mestinya.

5 Bagian yang membelanjakan uang tersebut, menerima 1. Pengguna (Bagian Terkait)


tanda bukti pembelanjaan, atas tanda bukti pembelanjaan 2. Bendahara
tersebut di serahkan kebada Bagian Accounting. Jika ada 3. Admin Keuangan
kelebihan nominal setelah pembelanjaan, maka
dikembalikan kepada kasir induk.

6 Berdasar dari tanda bukti pembelanjaan, maka Bagian 1. Admin Keuangan


Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
51
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Accounting menjurnalnya sebagai penghapus piutang


kepada pihak penandatangan.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


52
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Sumber : Adaptasi terhadap Rancangan SOP KEUANGAN BUM Desa Tirta Mandiri, Desa
Ponggok, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


53
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


54
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pokok Bahasan 5
ADAPTASI PERATURAN DI DESA
MENGENAI BUM DESA BERDASAR
PENGEMBANGAN USAHA,
LAPORAN KEUANGAN, DAN
MANAJEMEN BUM DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


55
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


56
SPB MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Menyusun Peraturan di Desa tentang BUM


5.1 DESA

Tujuan
Setelah sesi ini peserta diharapkan dapat:
1. Memahami alasan perubahan peraturan di Desa mengenai BUM Desa
untuk mengadaptasi tata kelola, pengembangan usaha, dan
penggunaan hasil usaha BUM Desa sesuai UU No. 6/2014 tentang
Desa;
2. Menyusun perubahan peraturan di Desa mengenai BUM Desa
berdasar review atas kanvas model bisnis, standar akuntansi
keuangan, dan manajemen BUM Desa.

Waktu
135 menit (3 JP)

Metode
Paparan, curah pendapat, simulasi

Media
Bahan tayang, Lembar Informasi

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


57
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Proses Penyajian

1. Jelaskan tujuan, hasil, dan proses yang diharapkan dari Sub Pokok
Bahasan ini.
2. Ajaklah peserta merefleksikan sesi sebelumnya untuk mengkoreksi
draft Peraturan di Desa yang ditujukan untuk BUM Desa yang
belum sepenuhnya mengikuti tata kelola BUM Desa dalam UU No.
6/2014 tentang Desa:
a. Lembar Kerja Kelompok 5.1.1. Draft Peraturan Desa mengenai
Pendirian BUM Desa.
b. Lembar Kerja Kelompok 5.1.2. Keputusan Kepala Desa tentang
AD/ART BUM Desa
c. Lembar Kerja Kelompok 5.1.3. Keputusan Kepala Desa tentang
Status Aset Desa untuk dikelola oleh BUM Desa
d. Lembar Kerja Kelompok 5.1.4. Keputusan Kepala Desa tentang
Susunan Kepengurusan BUM Desa.
e. Selanjutnya peserta memaparkan hasil koreksi atas draft peraturan
di Desa tersebut.
f. Lakukan penegasan atas hasil presentasi kelompok.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


58
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Lembar Kerja Kelompok 5.1.1. Draft Peraturan Desa mengenai Pendirian BUM Desa

KEPALA DESA ...


KABUPATEN ...

PERATURAN DESA ...


NOMOR … TAHUN 2018
TENTANG
PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA “...”

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA …,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memajukan usaha di bidang


ekonomi dan/atau pelayanan umum di Desa ...
perlu dibentuk Badan Usaha Milik Desa (BUM
Desa) “...”;
b. bahwa Peraturan Desa ... Nomor .. Tahun ...
tentang Badan Usaha Milik Desa berikut anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga BUM Desa “...”
sudah tidak sesuai dengan kemajuan dan
pengembangan usaha bersama yang telah dicapai
oleh BUM Desa “...”;
c. bahwa Peraturan Desa ... Nomor ... Tahun ...
tentang Badan Usaha Milik Desa berikut anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga BUM Desa “...”
sudah tidak sesuai dengan ketentuan dalam

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


59
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang


Desa dan peraturan pelaksanaannya;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf c, telah dibahas dan
disepakati tentang keberlanjutan BUM Desa “...”
melalui Musyawarah Desa yang diselenggarakan
pada tanggal 15 September 2018;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b, c, dan d, perlu
menetapkan Peraturan Desa tentang Pendirian
Badan Usaha Milik Desa “...”;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4756);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
213, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


60
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5717);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana
telah diubah terakhir kali dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5864);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111
Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Penyusunan
Peraturan di Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Tahun 2014 tentang Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2093);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun
2015 Tentang Pedoman Tata Tertib dan
Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 159);

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


61
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian,
Pengurusan Dan Pengelolaan, dan Pembubaran
Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun
2016 tentang Pengelolaan Aset Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
53);
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun
2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2018 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1359);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun
2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan
Lembaga Adat Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 569);
13. Peraturan Daerah Kabupaten ... Nomor ... Tahun
2018 tentang Pendirian dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
... Tahun 2018 Nomor 1; Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten ... Nomor 166);
14. Peraturan Desa ... Nomor ... Tahun ... tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun ....

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


62
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ...
dan
KEPALA DESA ...

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DESA ... TENTANG PENDIRIAN BADAN


USAHA MILIK DESA ”...”.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah Desa ... yang berkedudukan di
kecamatan ..., Kabupaten ..., Provinsi ....
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa ....
3. Kepala Desa adalah Kepala Desa ....
4. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut
BPD, adalah BPD ....
5. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM
Desa, adalah BUM Desa “...”.
6. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama
lain adalah Musyawarah Desa antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan
unsur masyarakat Desa ... yang diselenggarakan
oleh Badan Permusyawaratan Desa ... untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


63
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ...,


selanjutnya disebut APB Desa, adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa ....
8. Aset Desa adalah barang milik Desa ... yang berasal
dari kekayaan asli Desa ..., dibeli atau diperoleh
atas beban APB Desa atau perolehan hak lainnya
yang sah.
9. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat Desa ....

BAB II
TUJUAN

Pasal 2
Pengaturan tentang BUM Desa bertujuan menjamin
kepastian hukum BUM Desa untuk:
a. mendayagunakan potensi ekonomi Desa berbasis
gerakan ekonomi Desa berdasar permusyawaratan,
kekeluargaan, dan gotong royong;
b. meningkatkan perekonomian Desa melalui usaha
bersama (holding) yang sejalan dengan usaha yang
telah dijalankan oleh pelaku ekonomi Desa;
c. mendayagunakan potensi sumber daya alam dan
sumber daya manusia di Desa untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa;

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


64
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

d. memanfaatkan dan mengelola potensi dan aset


Desa berbasis permusyawaratan, kekeluargaan dan
gotong royong untuk kesejahteraan Desa;
e. menciptakan peluang dan jaringan pasar yang
mendukung kebutuhan layanan umum masyarakat
Desa;
f. meningkatkan kualitas layanan dasar Desa;
g. menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Desa;
h. mengembangkan rencana kerja sama usaha Desa
dengan pihak ketiga dengan pola kemitraan yang
menguntungkan Desa;
i. melindungi, mengorganisir, dan mengkonsolidasi
jenis-jenis usaha yang telah dilakukan warga Desa;
dan
j. meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan
pendapatan asli Desa.

BAB III
STATUS DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Bagian Kesatu
Status

Pasal 3
(1) BUM Desa dibentuk berdasarkan kewenangan
berdasar hak asal-usul dan kewenangan lokal
berskala Desa serta ditetapkan dengan Peraturan
Desa ini sesuai ketentuan Pasal 88 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
(2) BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah badan hukum publik bercirikan Desa
berdasarkan Peraturan Desa ini.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


65
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

(3) BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

Bagian Kedua
Status

Pasal 4
(1) BUM Desa berkedudukan di Desa ..., kecamatan ...,
kabupaten ..., Provinsi Jawa Tengah.
(2) BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berkantor di wilayah Desa, baik didalam
kantor Pemerintah Desa maupun diluar kantor
Pemerintah Desa.

BAB IV
PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN

Bagian Kesatu
Bentuk Organisasi

Pasal 5
(1) BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
melaksanakan kegiatan untuk membantu
penyelenggaraan urusan pemerintahan Desa dan
memenuhi kebutuhan masyarakat Desa, melalui
fungsi pelayanan jasa, perdagangan, dan
pengembangan ekonomi lainnya.
(2) BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak dapat disamakan dengan badan hukum privat
seperti perseroan terbatas, koperasi atau lainnya
sesuai ketentuan Pasal 87 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


66
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pasal 6
(1) Untuk mengembangkan usaha bersama yang
berorientasi mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat Desa, BUM Desa dapat
mengembangkan organisasi pengelola dalam
bentuk:
a. manajemen divisi usaha; dan/atau
b. unit usaha.
(2) Pengembangan manajemen divisi usaha dan/atau
unit usaha yang dikelola oleh BUM Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dibahas
dan disepakati dalam Musyawarah Desa.
(3) Manajemen divisi usaha sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dikendalikan oleh pelaksana
operasional sebagai satu kesatuan organik.
(4) Unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan entitas hukum dengan status
badan hukum privat yang dibentuk oleh BUM Desa
sesuai kewenangan.

Pasal 7
Manajemen divisi usaha sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (1) huruf a dibentuk untuk melayani warga
Desa, memenuhi kebutuhan warga Desa,
mengorganisir, dan mengkonsolidasi usaha-usaha yang
telah dilakukan oleh warga Desa.

Pasal 8
(1) Dalam hal usaha yang dilakukan oleh BUM Desa
telah berjalan dan diperhitungkan mampu
mencapai keuntungan yang lebih besar bagi Desa,
BUM Desa dapat mengajukan unit usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


67
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

huruf b untuk memperoleh status badan hukum


privat dengan mengikuti ketentuan dalam Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
(2) Unit usaha berbadan hukum privat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa lembaga
bisnis yang kepemilikan sahamnya sebagian besar
dimiliki oleh BUM Desa dan terbuka untuk
masyarakat Desa.
(3) Unit usaha berbadan hukum privat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan perseroan
terbatas yang telah dibentuk oleh BUM Desa dan
tidak terbatas pada:
a. perseroan terbatas ... yang bergerak dalam
usaha pengelolaan wisata pemandian umbul ...;
dan
b. perseroan terbatas ... yang bergerak dalam
usaha toko Desa.

Bagian Kedua
Organisasi Pengelola

Pasal 9
(1) Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari
organisasi Pemerintahan Desa.
(2) Organisasi pengelola BUM Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas
penasihat dan pelaksana operasional sesuai dengan
ketentuan Pasal 132 Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


68
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

(3) Untuk meningkatkan kinerja BUM Desa dalam


mencapai target berorientasi keuntungan berbasis
pemberdayaan masyarakat Desa, organisasi
pengelola BUM Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditambah dengan pengawas yang
bekerjasama dengan penasihat untuk melakukan
pengawasan manajemen kepada pelaksana
operasional dalam melakukan pengurusan dan
pengelolaan BUM Desa.

Pasal 10
(1) Organisasi pengelola BUM Desa merupakan
susunan kepengurusan yang terdiri dari:
a. penasihat;
b. pelaksana operasional; dan
c. pengawas.
(2) Tugas dan tanggung jawab dari susunan
kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibahas dan disepakati dalam Musyawarah Desa
yang diselenggarakan oleh BPD.
(3) Hasil pembahasan dan kesepakatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) menjadi bagian dari
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BUM
Desa.

Pasal 11
(1) Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (1) huruf a dijabat secara ex-officio oleh Kepala
Desa.
(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada pelaksana operasional
dalam menjalankan kegiatan pengurusan dan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


69
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

pengelolaan usaha Desa, berdasar visi dan misi


dalam RPJM Desa.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang tugas dan
kewenangan penasihat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga BUM Desa.
Pasal 12
(1) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b merupakan
perseorangan yang direkrut dan dipilih secara
terbuka (fit and proper test) dalam Musyawarah
Desa dengan mengutamakan warga Desa ....
(2) Setelah mengikuti proses rekrutmen terbuka
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksana
operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Desa.
(3) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertugas mengurus dan mengelola BUM
Desa dan unit-unit usaha sesuai dengan anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga BUM Desa.
(4) Pelaksana operasional wajib melaporkan
pertanggungjawaban pengurusan dan pengelolaan
BUM Desa kepada Kepala Desa secara berkala.
(5) Untuk mendukung kelancaran tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4),
pelaksana operasional tidak merangkap jabatan
yang melaksanakan fungsi pelaksana lembaga
pemerintahan Desa dan lembaga kemasyarakatan
Desa.
(6) Pelaksana operasional berwenang dalam
pengurusan dan pengelolaan usaha Desa mewakili
BUM Desa baik didalam maupun diluar pengadilan.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


70
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

(7) Ketentuan lebih lanjut tentang proses pemilihan,


tugas dan kewajiban pelaksana operasional diatur
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
BUM Desa.

Pasal 13
(1) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (1) huruf c merupakan perseorangan yang
diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Desa.
(2) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertugas melakukan pengawasan manajemen
kepada pelaksana operasional dalam melakukan
pengurusan dan pengelolaan BUM Desa.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang tugas dan kewajiban
pengawas diatur dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga BUM Desa.

Pasal 14
(1) Organisasi pengelola unit usaha berstatus badan
hukum privat yang dibentuk oleh BUM Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 wajib
melakukan laporan kinerja kepada organisasi
pengelola BUM Desa.
(2) Pengelola operasional wajib menyampaikan laporan
kinerja unit usaha berbadan hukum privat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
penasihat dan pengawas.
(3) Kepala Desa berwenang menyampaikan laporan
dan pandangannya terhadap laporan kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam
Musyawarah Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


71
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Bagian Ketiga
Modal

Pasal 15
(1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa
sesuai dengan hasil pembahasan dan kesepakatan
dalam Musyawarah Desa.
(2) Modal BUM Desa terdiri atas:
a. penyertaan modal Desa; dan
b. penyertaan modal masyarakat Desa.

Pasal 16
(1) Kekayaan BUM Desa yang bersumber dari
penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a merupakan
kekayaan Desa yang dipisahkan.
(2) BUM Desa berkewajiban mengelola pemanfaatan
aset-aset Desa bernilai Rp .... (dua milyar....
rupiah), meliputi:
a. kios-kios kuliner terbuka yang berjumlah 12
kios; dan
b. mobil ...;
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Kepala
Desa ... Nomor ... Tahun tentang Status Aset Desa
Yang Dikelola oleh BUM Desa.
(3) BUM Desa berhak menerima Dana Desa sebagai
penyertaan modal dan penguatan permodalan BUM
Desa sesuai ketentuan dalam Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan peraturan
pelaksanaannya.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


72
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pasal 17
(1) BUM Desa dapat membeli aset-aset tanah dan
barang untuk penguatan permodalan bagi
kepentingan usaha bersama (holding).
(2) Direktur Utama bertanggungjawab mengurus
sertifikat atas pembelian aset-aset tanah untuk
diatasnamakan BUM Desa atau unit-unit usaha
perseroan terbatas yang dibentuk oleh BUM Desa.

Pasal 18
Masyarakat Desa berhak:
a. meminta informasi dan melakukan penyertaan
modal untuk pengembangan kegiatan usaha yang
dikelola oleh BUM Desa; dan
b. meminta informasi tentang lembar saham dan
melakukan penyertaan modal pada unit usaha
berbadan hukum privat yang dibentuk oleh BUM
Desa sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Pasal 19
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah
daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa dapat
memberikan hibah dan/atau akses permodalan kepada
BUM Desa yang disalurkan melalui APB Desa.

Pasal 20
Ketentuan lebih lanjut tentang modal BUM Desa diatur
dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
BUM Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


73
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Bagian Keempat
Pengelolaan Usaha

Pasal 21
(1) Untuk memberi manfaat yang besar bagi Desa,
BUM Desa menjalankan usaha ekonomi Desa
terdiri atas:
a. usaha pengelolaan air bersih;
b. usaha pertanian (cooperative farming); dan
c. kegiatan usaha lainnya yang mendukung usaha
ekonomi warga Desa, pengelolaan sumber daya
alam, dan layanan dasar bagi warga Desa.
(2) Pengelola operasional BUM Desa melaksanakan
tugas dan tanggung jawab untuk menyusun
rencana bisnis (business plan) dan analisis
kelayakan usaha terhadap usaha ekonomi Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
melibatkan lembaga kemasyarakatan Desa antara
lain:
a. pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK);
b. kelompok masyarakat sadar wisata
(POKDARWIS);
c. kelompok masyarakat usaha kecil dan
menengah;
d. pos pelayanan terpadu;
e. lembaga pemberdayaan masyarakat Desa;
f. organisasi petani dan pertanian; dan/atau
g. kader pemberdayaan masyarakat Desa.
(3) Penyusunan rencana bisnis dan kelayakan usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya
harus dibahas dan diputuskan bersama oleh

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


74
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

pengelola operasional bersama penasihat dan


pengawas.

Pasal 22
(1) Direktur utama BUM Desa sebagai pemegang kuasa
dari BUM Desa berkewajiban mengelola
pemanfaatan Aset Desa yang diserahkan kepada
BUM Desa tanpa mengubah status kepemilikan
Aset Desa, dalam bentuk:
a. sewa, tanpa mengubah status kepemilikan Aset
Desa, paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat
diperpanjang;
b. pinjam pakai, dikecualikan untuk tanah,
bangunan dan aset bergerak berupa kendaraan
bermotor, paling lama 7 (tujuh) hari dan dapat
diperpanjang;
c. kerjasama pemanfaatan tanah dan/atau
bangunan paling lama 15 (lima belas) tahun
sejak perjanjian ditandatangani dan dapat
diperpanjang; dan
d. bangun guna serah atau bangun serah guna,
paling lama 20 (duapuluh) tahun dan dapat
diperpanjang.
(2) Direktur utama BUM Desa berwenang mengelola
pemindahtanganan Aset Desa kepada BUM Desa,
baik berupa tanah dan/atau bangunan milik Desa
yang telah dilakukan melalui tukar menukar,
penjualan aset, dan penyertaan modal berupa
tanah kas Desa.
(3) Dalam hal terjadi pemindahtanganan Aset Desa
sebagai aset BUM Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), aset Desa dimaksud dihapus dari
buku administrasi Aset Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


75
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

(4) Organisasi pengelola unit usaha berbadan hukum


privat yang dibentuk oleh BUM Desa hanya dapat
mengelola Aset Desa dan aset BUM Desa berdasar
persetujuan Direktur Utama BUM Desa, penasihat
dan pengawas, dibuktikan dengan berita acara
rapat BUM Desa.

Pasal 23
Direktur utama BUM Desa dapat mewakili BUM Desa
untuk menerima pinjaman dan/atau bantuan yang sah
dari pihak lain setelah mendapat persetujuan dari
Pemerintah Desa dalam Musyawarah Desa.

Pasal 24
Direktur utama BUM Desa berwenang mewakili BUM
Desa untuk mendirikan unit usaha BUM Desa
berstatus badan hukum privat berdasar kesepakatan
dalam Musyawarah Desa.

Pasal 25
Direktur utama BUM Desa berwenang melakukan
perbuatan hukum jual-beli dan perjanjian hukum lain
yang sah untuk menambah aset BUM Desa.

Bagian Kelima
Hasil Usaha

Pasal 26
(1) Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk:
a. pengembangan usaha; dan
b. pembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat
Desa, dan pemberian bantuan untuk

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


76
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

masyarakat miskin melalui hibah, bantuan


sosial, dan kegiatan dana bergulir yang
ditetapkan dalam APB Desa.
(2) Hasil usaha BUM Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan total pendapatan seluruh
unit usaha BUM Desa dikurangi beban dan
kewajiban.
(3) Total Pendapatan seluruh unit usaha BUM Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. pendapatan dari divisi usaha BUM Desa yang
tidak berstatus badan hukum privat; dan
b. pendapatan dari unit usaha BUM Desa yang
berstatus badan hukum privat perseroan
terbatas;
(4) Pemanfaatan hasil usaha BUM Desa untuk
pengembangan usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a yaitu sebesar 70% (tujuhpuluh per
seratus) dari Hasil Usaha BUM Desa, dan
selanjutnya menjadi laba ditahan bagi BUM Desa
dan modal bagi manajemen divisi usaha dan/atau
unit usaha BUM Desa yang berstatus badan hukum
privat.
(5) Pemanfaatan hasil usaha BUM Desa untuk
pembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat
Desa, dan pemberian bantuan untuk masyarakat
miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan
dana bergulir yang ditetapkan dalam APB Desa,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yaitu
sebesar 30% (tigapuluh per seratus) dari Hasil
Usaha BUM Desa.
(6) Penyerahan hasil usaha BUM Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dilakukan setiap bulan dan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


77
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

merupakan bagian dari laporan


pertanggungjawaban BUM Desa.

Bagian Keenam
Pertanggungjawaban

Pasal 27
(1) Pelaksana operasional BUM Desa harus
menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pengurusan dan pengelolaan BUM Desa kepada
kepala Desa, meliputi:
a. laporan posisi keuangan BUM Desa; dan
b. laporan perkembangan kegiatan seluruh divisi
usaha dan unit usaha BUM Desa.
(2) Setiap pelaksana operasional divisi usaha dalam
kepengurusan BUM Desa dan/atau unit usaha
BUM Desa berstatus badan hukum privat harus
menyampaikan laporan pertanggungjawaban
keuangan dan perkembangan kegiatan kepada
Direktur Utama BUM Desa secara berkala.
(3) Kepala Desa harus menyampaikan laporan
pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada masyarakat Desa melalui
Musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD.

BAB V
PEMBUBARAN

Pasal 28
(1) Pembubaran BUM Desa dilakukan dalam hal
terdapat kerugian.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


78
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

(2) Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang


dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa dan
menjadi tanggung jawab pelaksana operasional
BUM Desa.
(3) Dalam hal BUM Desa tidak dapat menutupi
kerugian dengan kekayaan yang dimilikinya,
dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa.

Pasal 29
(1) Dalam hal terjadi kepailitan yang dialami oleh unit
usaha BUM Desa yang berbadan hukum privat,
Kepala Desa dan pelaksana operasional
menyampaikan kondisi kepailitan dimaksud dalam
Musyawarah Desa dan selanjutnya diselesaikan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
tentang kepailitan.
(2) Kepailitan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) disampaikan oleh kepala Desa dalam
Musyawarah Desa.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 30
Pada saat Peraturan Desa ini mulai berlaku:
(1) Peraturan Desa ... Nomor ... Tahun 2009 tentang
Badan Usaha Milik Desa berikut anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga BUM Desa ..., dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Seluruh akta pendirian unit usaha BUM Desa ...
yang disahkan oleh kantor notaris disesuaikan
dengan ketentuan Peraturan Desa ini paling lama

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


79
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

dalam waktu 1 (satu) tahun sejak Peraturan Desa


ini berlaku.
(3) Susunan kepengurusan BUM Desa ... yang masih
berjalan, disesuaikan dengan ketentuan Peraturan
Desa ini.

Pasal 31
Pada saat Peraturan Desa ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Desa ....

Ditetapkan di Desa ...


pada tanggal 15 September 21018
KEPALA DESA ...,

….

Diundangkan di Desa ...


pada tanggal 15 September 2018
SEKRETARIS DESA ...,

……

LEMBARAN DESA ... TAHUN 2018 NOMOR ….

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


80
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Lembar Kerja Kelompok 5.1.2. Keputusan Kepala Desa tentang AD/ART BUM Desa

KEPUTUSAN KEPALA DESA ...


NOMOR … TAHUN 2018

TENTANG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


BADAN USAHA MILIK DESA “...”

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA ...,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Desa ...


Nomor .... Tahun 2018 tentang Pendirian Badan
Usaha Milik Desa (BUM Desa) “...” maka perlu
ditetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga BUM Desa “...” yang baru;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Desa tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Badan Usaha
Milik Desa “...”;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


81
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

4756);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana
telah diubah terakhir kali dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


82
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Republik Indonesia Nomor 5864);


6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111
Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Peraturan di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 159);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun
2015 Tentang Pedoman Tata Tertib dan
Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang
Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
296);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 53);
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun
2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2018 (Berita Negara Republik

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


83
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Indonesia Tahun 2017 Nomor 1359);


12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18
Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan
Desa dan Lembaga Adat Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 569);
13. Peraturan Daerah Kabupaten ... Nomor 1 Tahun
2018 tentang Pendirian dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
... Tahun 2018 Nomor 1; Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten ... Nomor 166);
14. Peraturan Desa ... Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun ...;
15. Peraturan Desa ... Nomor … Tahun 2018
tentang Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)
“...”;
Memperhatikan : Hasil Musyawarah Desa mengenai Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa “...”, pada
tanggal 15 September 2018.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG ANGGARAN DASAR
DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN USAHA MILIK
DESA “...”.
KESATU : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan
Usaha Milik Desa (BUM Desa) “...” sebagaimana tercantum
dalam Lampiran, merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan Kepala Desa ini.
KEDUA : Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Diktum
Kesatu memuat:
a. nama;
b. tempat kedudukan;
c. maksud dan tujuan;

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


84
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

d. modal;
e. kegiatan usaha;
f. jangka waktu berdirinya BUM Desa;
g. organisasi pengelola; dan
h. tata cara penggunaan dan pembagian keuntungan.
KETIGA : Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam
Diktum Kesatu memuat:
a. hak dan kewajiban;
b. masa bakti;
c. tata cara pengangkatan dan pemberhentian personel
organisasi pengelola;
d. penetapan jenis usaha; dan
e. sumber modal.
KEEMPAT : Keputusan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Desa ...


pada tanggal 15 September 2018
KEPALA DESA ...,

JJJM

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


85
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DESA ...


Nomor … Tahun 2018 tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan
Usaha Milik Desa (BUM Desa) “...”.

ANGGARAN DASAR
BADAN USAHA MILIK DESA ”...”

BAB I
NAMA BUM DESA

Pasal 1
(1) Badan usaha bercirikan Desa ini bernama Badan Usaha Milik
Desa “...”, dengan nama singkatan BUM DESA “...”, dan
selanjutnya disebut “BUM Desa” dalam Anggaran Dasar ini.
(2) BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah badan
hukum publik bercirikan Desa, dibentuk berdasarkan
kewenangan berdasar hak asal-usul dan kewenangan lokal
berskala Desa serta ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Pasal 2
(1) Penyebutan nama BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 mempunyai makna:
a. Tirta, merupakan simbol dari air yang menunjukkan kekhasan
dan kekhusunan dari sumber daya alam Desa ...; dan
b. Mandiri, merupakan simbol dari kemampuan Desa ... untuk
berdiri sendiri mengelola potensi ekonomi, sumber daya alam,
dan layanan dasar bagi warga Desa;
(2) Makna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya menjadi
dasar bagi pembuatan logo BUM Desa, meliputi:
a. logo bergambar tiga air yang bergelombang, merupakan simbol
bahwa BUM Desa merupakan badan usaha bercirikan Desa
yang mandiri untuk melaksanakan fungsi pelayanan jasa,

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


86
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

perdagangan dan pengembangan ekonomi lainnya berbasis


pemberdayaan masyarakat Desa sesuai amanat Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
b. logo bergambar tiga air yang bergelombang dan tidak sama
besaran gelombangnya, merupakan simbol komposisi yang
kompak antara Pemerintah Desa, BUM Desa dan warga
masyarakat Desa ... dalam memperjuangkan kedaulatan
ekonomi Desa;
c. logo bergambar titik biru, merupakan simbol dari manajemen
BUM Desa yang dilandasi nilai-nilai Pancasila terutama asas
permusyawaratan, kekeluargaan dan gotong royong;
d. logo berbentuk oval hijau, merupakan simbol BUM Desa
berwawasan lingkungan Desa ... yang asri;
e. logo dengan visualisasi warna biru tua merupakan simbol dari
sikap dan sifat yang teguh dalam menjalankan usaha bersama;
f. logo dengan visualisasi warna biru muda merupakan simbol
dari karakter manajemen BUM Desa yang berwajah cerah,
penuh kegembiraan dan kebanggaan dalam melayani warga
masyarakat Desa ...; dan
g. logo dengan visualiasi warna hijau merupakan simbol dari
komitmen Desa ... ramah lingkungan.
(3) Makna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
selanjutnya menjadi dasar pembuatan disain logo BUM Desa dan
digunakan oleh pelaksana operasional untuk kepentingan,
kebutuhan, dan keperluan pengelolaan usaha yang
menguntungkan Desa ....

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


87
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 3
(3) BUM Desa berkedudukan di Desa ..., kecamatan ..., kabupaten ...,
Provinsi ....
(4) BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berkantor
di wilayah Desa, baik didalam kantor Pemerintah Desa maupun
diluar kantor Pemerintah Desa.

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 4
(1) Maksud pendirian BUM Desa adalah membantu penyelenggaraan
urusan pemerintahan Desa dan memenuhi kebutuhan
masyarakat Desa, melalui fungsi pelayanan jasa, perdagangan,
dan pengembangan ekonomi lainnya.
(2) BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
disamakan dengan badan hukum privat seperti perseroan
terbatas, koperasi atau lainnya, tetapi BUM Desa merupakan
badan usaha bercirikan Desa yang dapat mendirikan Unit Usaha
berbadan hukum privat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87
ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
beserta Penjelasan, Pasal 137 Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan Pasal 7 ayat (3) Peraturan
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang
Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan
Usaha Milik Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


88
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pasal 5
Tujuan pendirian BUM Desa adalah untuk:
k. mendayagunakan potensi ekonomi Desa berbasis gerakan
ekonomi Desa berdasar asas permusyawaratan, kekeluargaan,
dan gotong royong;
a. mendayagunakan potensi ekonomi Desa berbasis gerakan
ekonomi Desa berdasar permusyawaratan, kekeluargaan, dan
gotong royong;
b. meningkatkan perekonomian Desa melalui usaha bersama
(holding) yang sejalan dengan usaha yang telah dijalankan oleh
pelaku ekonomi Desa;
c. mendayagunakan potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia di Desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Desa;
d. memanfaatkan dan mengelola potensi dan aset Desa berbasis
permusyawaratan, kekeluargaan dan gotong royong untuk
kesejahteraan Desa;
e. menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung
kebutuhan layanan umum masyarakat Desa;
f. meningkatkan kualitas layanan dasar Desa;
g. menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Desa;
h. mengembangkan rencana kerja sama usaha Desa dengan pihak
ketiga dengan pola kemitraan yang menguntungkan Desa;
i. melindungi, mengorganisir, dan mengkonsolidasi jenis-jenis usaha
yang telah dilakukan warga Desa; dan
j. meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan pendapatan asli
Desa.

Pasal 6

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


89
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Selain tujuan pendirian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, BUM


Desa bertujuan secara khusus untuk melakukan pengembangan atas
kegiatan usaha bersama yang telah dirintis sebelumnya sejak tahun
2009 sampai dengan tahun 2018, meliputi:
a. pengelolaan air bersih termasuk pemasangan jaringan instalasi,
fasilitasi pembayaran tarif dan pemeliharaan atas kerusakan
jaringan inti instalasi air bersih;
b. toko Desa;
c. pengelolaan gedung pertemuan untuk studi banding dari Desa
lain;
d. pengorganisasian acara (event organizer) berkaitan dengan studi
Desa di Desa ...;
e. pengadaan dan pengelolaan rumah penginapan (homestay) yang
dikelola oleh BUM Desa; dan
f. usaha bersama lainnya untuk mengelola sumber daya alam,
potensi ekonomi, dan layanan dasar yang dilaksanakan melalui
kerjasama dengan lembaga kemasyaratan Desa di Desa ....

BAB IV
MODAL

Pasal 7
(1) Modal BUM Desa terdiri atas:
a. penyertaan modal Desa; dan
b. penyertaan modal masyarakat Desa.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang perubahan modal Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


90
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pasal 8
(1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa ... sesuai dengan
hasil pembahasan dan kesepakatan dalam Musyawarah Desa.
(2) BUM Desa berkewajiban mengelola pemanfaatan aset-aset Desa
bernilai Rp .... (dua milyar rupiah), sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Kepala Desa ... Nomor ...Tahun ...tentang Status Aset
Desa Yang Dikelola oleh BUM Desa.

Pasal 9
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa dapat memberikan hibah
dan/atau akses permodalan kepada BUM Desa yang disalurkan
melalui APB Desa.

BAB V
KEGIATAN USAHA

Pasal 10
(1) Untuk mencapai tujuan dan pemanfaatan modal BUM Desa
secara tepat sasaran, BUM Desa melakukan kegiatan usaha:
a. pengelolaan sumber daya alam Desa;
b. pengelolaan potensi ekonomi Desa;
c. pemberian layanan dasar bagi warga masyarakat Desa.
(2) Kegiatan usaha pengelolaan sumber daya alam Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. usaha pengelolaan wisata
b. pengorganisasian acara (event organizer) berkaitan dengan
studi magang di Desa ...;
c. pengadaan dan pengelolaan rumah penginapan (homestay)
yang dikelola oleh BUM Desa; dan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


91
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

d. fasilitas lainnya terkait studi banding pengelolaan wisata dari


Desa lain.
(3) Kegiatan usaha pengelolaan potensi ekonomi Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. usaha pengelolaan toko Desa;
b. usaha perkreditan, simpan pinjam, atau usaha sejenis; dan
c. usaha perikanan melalui pemanfaatan kolam milik atau aset
Pemerintah Desa ... untuk usaha perikanan dengan
melibatkan lembaga kemasyarakatan Desa di Desa ....
(4) Kegiatan usaha pemberian layanan dasar bagi warga masyarakat
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:
a. pemasangan jaringan instalasi air bersih;
b. fasilitasi pembayaran tarif penggunaan air bersih;
c. pemeliharaan atas kerusakan jaringan inti instalasi air bersih;
dan
d. usaha pengelolaan perikanan atau pertanian (cooperative
farming) bekerjasama dengan lembaga kemasyarakatan Desa
lainnya.
(5) Rencana pengembangan usaha atas kegiatan usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) dibahas dan
disepakati dalam Musyawarah Desa, termasuk tapi tidak terbatas
pada:
a. besaran pembayaran tarif pungutan atas instalasi air bersih,
b. besaran prosentase insentif dan/atau gaji karyawan atau staf
berdasar kemampuan keuangan BUM Desa;
c. besaran investasi dan bagi hasil investasi pada unit usaha
BUM Desa berbadan hukum privat perseroan terbatas;
d. biaya kerusakan dan perawatan aset BUM Desa;
e. batas pinjaman dalam perkreditan dan simpan pinjam; dan
f. beban BUM Desa lainnya.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


92
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

BAB VI
JANGKA WAKTU BERDIRINYA BUM DESA

Pasal 11
BUM Desa didirikan pertama kali di Desa ... pada tanggal ..... untuk
waktu yang tidak terbatas.

Pasal 12
(1) Jangka waktu berdirinya BUM Desa dinyatakan berakhir
berdasarkan alasan:
a. kerugian; atau
b. kepailitan.
(2) Kerugian yang dialami oleh BUM Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a menjadi tanggung jawab Direktur Utama
BUM Desa, dibuktikan dengan Laporan Posisi Keuangan BUM
Desa yang menunjukkan bahwa:
a. laba BUM Desa lebih kecil daripada biaya modal;
b. arus kas BUM Desa lebih kecil daripada kewajiban;
c. BUM Desa tidak mampu memenuhi kewajiban; dan/atau
d. nilai aset BUM Desa lebih rendah daripada nilai kewajiban
BUM Desa.
(3) Direktur Utama BUM Desa menyampaikan Laporan Posisi
Keuangan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada penasihat (ex-officio Kepala Desa) dan pengawas bahwa
BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian dengan kekayaan
yang dimilikinya.
(4) Kepala Desa menyampaikan Laporan Posisi Keuangan BUM Desa
terkait kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam
Musyawarah Desa.
(5) Hasil pembahasan dan keputusan dalam Musyawarah Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) selanjutnya menjadi acuan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


93
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

bagi Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk


memutuskan:
a. penghentian operasi divisi usaha dan/atau unit usaha BUM
Desa;
b. restrukturisasi divisi usaha dan/atau unit usaha BUM Desa;
atau
c. pengambilalihan (take over) atas seluruh kegiatan usaha BUM
Desa;
sampai dengan terbentuknya organisasi pengelola BUM Desa
yang baru.
(6) Dalam hal terjadi kepailitan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, Direktur Utama BUM Desa menyampaikan Laporan
Posisi Keuangan kepada Penasihat (ex-officio Kepala Desa) dan
Pengawas berkaitan dengan kesulitan yang dialami BUM Desa
untuk membayar kewajiban kepada pihak kreditur.
(7) Kepala Desa berwenang mengajukan kepailitan BUM Desa dalam
pembahasan Musyawarah Desa untuk selanjutnya diselesaikan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
kepailitan.

BAB VII
ORGANISASI PENGELOLA

Pasal 13
(4) Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi
Pemerintahan Desa ....
(5) Organisasi pengelola BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling sedikit terdiri atas penasihat dan pelaksana operasional
sesuai dengan ketentuan Pasal 132 Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


94
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

(6) Untuk meningkatkan kinerja BUM Desa dalam mencapai target


berorientasi keuntungan berbasis pemberdayaan masyarakat
Desa, organisasi pengelola BUM Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditambah dengan pengawas yang bekerjasama
dengan penasihat untuk melakukan pengawasan manajemen
kepada pelaksana operasional dalam melakukan pengurusan dan
pengelolaan BUM Desa.

Pasal 14
(1) Organisasi pengelola BUM Desa merupakan susunan
kepengurusan yang terdiri dari:
a. penasihat;
b. pelaksana operasional; dan
c. pengawas.
(2) Tugas dan tanggung jawab dari susunan kepengurusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas dan disepakati
dalam Musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa ....
(3) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan acuan bagi penetapan anggaran dasar dan anggaran
dasar BUM Desa ini.

Pasal 15
(1) Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a
dijabat secara ex-officio oleh Kepala Desa ....
(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada
pelaksana operasional dalam menjalankan kegiatan pengurusan
dan pengelolaan usaha Desa, berdasar visi dan misi dalam RPJM
Desa ....
(3) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang
meminta laporan kinerja BUM Desa kepada Direktur Utama BUM
Desa meliputi:

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


95
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

a. Laporan posisi keuangan BUM Desa;


b. Laporan perkembangan kegiatan seluruh unit usaha BUM
Desa;
c. Rencana pengembangan usaha atau analisis kelayakan usaha
BUM Desa; dan
d. Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya BUM Desa.

Pasal 16
(1) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (1) huruf b merupakan perseorangan yang direkrut dan
dipilih secara terbuka (fit and proper test) dalam Musyawarah
Desa dengan mengutamakan warga Desa ....
(2) Pelaksana operasional bertugas:
a. melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa sebagai
lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau
pelayanan umum masyarakat Desa;
b. menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa;
c. melakukan kerjasama dengan lembaga usaha ekonomi Desa
lainnya;
d. menyusun laporan posisi keuangan BUM Desa (neraca, laporan
raba lugi, laporan perubahan modal BUM Desa, laporan arus
kas, dan catatan atas laporan keuangan);
e. menyusun laporan perkembangan kegiatan usaha BUM Desa
dengan menjelaskan manfaat usaha dimaksud bagi
kepentingan warga Desa;
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
pelaksana operasional dapat melakukan rekruitmen dan
mengangkat staf atau karyawan sesuai dengan kebutuhan dan
harus disertai dengan uraian tugas berkaitan dengan tanggung
jawab, pembagian peran, dan aspek pembagian kerja lainnya.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


96
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pasal 17
(1) Pelaksana operasional BUM Desa “...” terdiri atas:
a. Direktur Utama;
b. Sekretaris;
c. Bendahara;
(2) Direktur Utama BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a bertugas:
a. memimpin seluruh operasional usaha BUM Desa meliputi
divisi usaha dalam lingkup manajemen BUM Desa dan unit
usaha berbadan hukum privat perseroan terbatas yang
dibentuk oleh BUM Desa;
b. mewakili BUM Desa sebagai pemegang saham mayoritas dalam
pembentukan unit usaha berstatus badan hukum privat
perseroan terbatas;
c. menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengurusan dan
pengelolaan BUM Desa setiap bulan kepada Penasihat dan
Pengawas.
(3) Direktur Utama BUM Desa bertanggung jawab atas kerugian yang
dialami oleh BUM Desa.
(4) Sekretaris BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c bertugas memastikan seluruh divisi usaha dan/atau unit usaha
BUM Desa bekerja sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga ini, dan wajib memberikan informasi yang
berkaitan dengan Laporan Posisi Keuangan, laporan
perkembangan usaha, rencana pengembangan usaha BUM Desa,
dan rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja BUM Desa kepada
Direktur Utama.
(5) Ketentuan lebih lanjut tentang uraian tugas pelaksana
operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disusun
dalam Standar Operasional Prosedur (Standard Operating
Procedure) yang ditetapkan oleh Direktur Utama BUM Desa
setelah disepakati bersama Penasihat dan Pengawas.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


97
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pasal 18
(1) Pengawas BUM Desa mewakili kepentingan masyarakat Desa ...
untuk memajukan usaha bersama yang dilaksanakan oleh BUM
Desa.
(2) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf c
merupakan perseorangan masyarakat Desa ... yang diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala Desa.
(3) Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dari:
a. ketua;
b. wakil ketua merangkap anggota;
c. sekretaris merangkap anggota; dan
d. anggota.
(4) Pengawas bertugas:
a. melakukan pengawasan manajemen kepada pelaksana
operasional dalam melakukan pengurusan dan pengelolaan
BUM Desa;
b. menyusun laporan singkat tentang capaian, temuan dan saran
berkaitan dengan manajemen BUM Desa secara berkala pada
tanggal 15 setiap bulannya;
c. melaksanakan pertemuan, musyawarah, atau rapat pengawas
untuk membahas capaian, temuan dan saran tentang
manajemen BUM Desa bersama Direktur Utama BUM Desa
dan Penasihat;
(6) Hasil pengawasan merupakan bagian tak terpisahkan dari
laporan perkembangan program BUM Desa yang disajikan pada
akhir tahun.

BAB VIII
TATA CARA PENGGUNAAN DAN PEMBAGIAN KEUNTUNGAN

Pasal 19
Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk:

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


98
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

a. pengembangan usaha; dan


b. pembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa, dan
pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah,
bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam
APB Desa;
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 89 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.

Pasal 20
(1) Hasil usaha BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
merupakan total pendapatan seluruh usaha BUM Desa dikurangi
beban dan kewajiban.
(2) Total Pendapatan seluruh unit usaha BUM Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. pendapatan dari divisi usaha BUM Desa yang tidak berstatus
badan hukum privat sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP); dan
b. pendapatan dari unit usaha BUM Desa yang berstatus badan
hukum privat perseroan terbatas sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP).
(3) Beban BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. beban operasional;
b. beban jaminan kesehatan;
c. insentif dan/atau gaji pelaksana operasional;
d. insentif dan/atau gaji karyawan atau staf;
e. tunjangan untuk Penasihat;
f. tunjangan untuk Pengawas; dan
g. beban lain sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atau Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) umum.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


99
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

(4) Kewajiban BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi:
a. pembayaran hutang pajak;
b. pembayaran hutang kepada parapihak yang melakukan
kerjasama dengan divisi usaha BUM Desa; dan
c. pembayaran hutang kepada parapihak yang melakukan
kerjasama dengan unit usaha BUM Desa yang berbadan
hukum privat perseroan terbatas.

Pasal 21
Pemanfaatan hasil usaha BUM Desa untuk pengembangan usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a yaitu sebesar 70%
(tujuhpuluh per seratus) dari Hasil Usaha BUM Desa, dan
selanjutnya menjadi laba ditahan bagi BUM Desa dan modal bagi:
a. manajemen divisi usaha BUM Desa; dan/atau
b. unit usaha BUM Desa yang berstatus badan hukum privat.

Pasal 22
(1) Pemanfaatan hasil usaha BUM Desa untuk pembangunan Desa,
pemberdayaan masyarakat Desa, dan pemberian bantuan untuk
masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan
dana bergulir yang ditetapkan dalam APB Desa, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b yaitu sebesar 30% (tigapuluh per
seratus) dari Hasil Usaha BUM Desa.
(2) Pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah atau
bantuan sosial merupakan bagian dari prosentase Hasil Usaha
BUM Desa yang diserahkan sebagai Pendapatan Asli Desa kepada
Pemerintah Desa, sehingga BUM Desa tidak mempunyai
wewenang untuk mengalokasikan hibah atau bantuan sosial
tersebut, sesuai ketentuan dalam Pasal 89 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
(3) Direktur Utama BUM Desa menyerahkan Hasil Usaha BUM Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Pemerintah Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


100
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

untuk dimasukkan sebagai Pendapatan Asli Desa kedalam APB


Desa, setelah disepakati bersama dalam Musyawarah Desa.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23
Ketentuan operasional dari Anggaran Dasar diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 24
Ketentuan dalam Anggaran Dasar mengikat seluruh personel
organisasi pengelola BUM Desa.
Pasal 25
Anggaran Dasar ini disahkan pada Musyawarah Desa, di Desa ...,
kecamatan ..., Kabupaten ..., Provinsi ..., pada tanggal 15 September
2018.
Ditetapkan: di Desa ...
Tanggal 15 September 2018

ANGGARAN RUMAH TANGGA


BADAN USAHA MILIK DESA “...”

BAB I
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 1
(1) BUM Desa berhak:
a. memperoleh Dana Desa untuk penyertaan modal dan kegiatan
pengembangan usaha bersama;
b. mengelola aset Desa melalui pemanfaatan aset Desa;

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


101
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

c. menjalankan usaha bersama (holding) untuk mengorganisir


dan mengkonsolidasi usaha-usaha dari warga Desa; dan
d. melakukan kerjasama kemitraan strategis dengan pihak lain
dari luar Desa.
(2) BUM Desa berkewajiban:
a. memberikan informasi kepada publik mengenai penggunaan
Dana Desa untuk penguatan permodalan, kegiatan
pengembangan usaha, dan kegiatan sejenis yang dilakukan
oleh BUM Desa;
b. memberikan informasi tentang aset BUM Desa maupun
pemanfaatan atau pemindahtanganan aset Desa yang dikelola
oleh BUM Desa melalui laporan pertanggungjawaban; dan
c. menyampaikan informasi kepada publik berkaitan dengan
kerjasama kemitraan strategis yang dilakukan oleh BUM Desa.

Pasal 2
(1) Setiap personel pengelola BUM Desa berhak:
a. menentukan pengembangan usaha yang menguntungkan
Desa;
b. menerima imbalan berupa insentif, gaji, dan/atau tunjangan
sesuai kinerja;
c. melakukan inisiatif kerja sama untuk pengembangan usaha
BUM Desa;
d. mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan
pelayanan; dan
e. mempromosikan usaha ekonomi Desa yang ada di Desa
maupun unit usaha yang dikelola BUM Desa.
(2) Setiap pengelola BUM Desa wajib:
a. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
pelayanan usaha yang dikelola BUM Desa;
b. berperan aktif dalam memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat Desa dan masyarakat dari luar Desa;

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


102
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

c. membuka peluang kerjasama dengan warga Desa dan/atau


lembaga kemasyarakatan Desa di Desa ...;
d. melaksanakan kerjasama antara BUM Desa dengan lembaga
usaha dan lembaga bisnis sesuai asas rekognisi, subsidiaritas,
permusyawaratan, kekeluargaan dan gotong royong dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
e. saling bekerjasama dalam penyusunan laporan kinerja dan
dokumen pendukung sesuai pembagian tugas.

BAB II
MASA BAKTI

Pasal 3
(1) Masa bakti organisasi pengelola BUM Desa adalah 6 (enam)
tahun, terhitung sejak Keputusan Kepala Desa tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa ini ditetapkan.
(2) Setiap bulan organisasi pengelola BUM Desa wajib melaporkan
kinerjanya kepada penasihat dan pengawas.

BAB III
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERSONEL
ORGANISASI PENGELOLA

Pasal 4
Tata cara pengangkatan dan pemberhentian personel organisasi
pengelola BUM Desa ditujukan untuk:
a. pelaksana operasional;
b. pengawas.

Pasal 5

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


103
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

(1) Pelaksana operasional BUM Desa dipilih dan disepakati dalam


Musyawarah Desa.
(2) Dalam Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
setiap warga Desa berhak mengajukan diri atau dipilih sebagai
Pelaksana Operasional BUM Desa yang terdiri atas:
a. Direktur Utama;
b. Sekretaris; dan
c. Bendahara.
(3) Warga Desa yang mengajukan diri sebagai Pelaksana Operasional
wajib bersedia menyampaikan visi dan misinya untuk
melaksanakan Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa “...”
dan Keputusan Kepala Desa tentang Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga BUM Desa “...”.
(4) Pengambilan keputusan atas warga Desa yang terpilih sebagai
Pelaksana Operasional dilakukan secara musyawarah mufakat.

Pasal 6
(1) Persyaratan menjadi pelaksana operasional meliputi:
a. masyarakat Desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. berdomisili dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun;
c. berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap
usaha ekonomi Desa; dan
d. pendidikan minimal setingkat sekolah menengah umum,
madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, atau sederajat;
dan
e. tidak merangkap jabatan sebagai perangkat Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan pengurus lembaga
kemasyarakatan Desa sesuai ketentuan Pasal 132 ayat (7)
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


104
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

(2) Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan:


a. meninggal dunia;
b. rangkap jabatan;
c. telah selesai masa bakti;
d. mengundurkan diri;
e. tidak memenuhi keseluruhan tugas pelaksana operasional yang
diatur dalam Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa “...”
dan Keputusan Kepala Desa tentang Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga BUM Desa “...”; atau
f. terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7
(1) Pengawas BUM Desa dipilih dan disepakati dalam Musyawarah
Desa.
(2) Unsur Ketua dan Sekretaris Pengawas BUM Desa dipilih dari
unsur masyarakat Desa yang dihormati dan mampu melakukan
pengawasan manajemen kepada Pelaksana Operasional BUM
Desa.
(5) Pengambilan keputusan atas warga Desa yang terpilih sebagai
Pengawas dilakukan secara musyawarah mufakat.

Pasal 8
(1) Persyaratan menjadi pengawas meliputi :
a. masyarakat Desa yang memahami bidang pengawasan, audit,
manajemen kewirausahaan atau sekurang-kurangnya
mempunyai pengalaman wirausaha;
b. berdomisili dan menetap di Desa sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun;
c. pendidikan minimal setingkat sekolah menengah umum,
madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, atau sederajat;

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


105
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

d. mempunyai karakter kepemimpinan untuk bekerjasama dalam


penyusunan laporan singkat tentang capaian, temuan dan
saran berkaitan dengan manajemen BUM Desa; dan
e. tidak merangkap jabatan sebagai perangkat Desa, Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), dan pengurus lembaga
kemasyarakatan Desa.
(2) Pengawas dapat diberhentikan dengan alasan:
a. meninggal dunia;
b. rangkap jabatan;
c. telah selesai masa bakti;
d. mengundurkan diri;
e. tidak memenuhi keseluruhan tugas pengawas yang diatur
dalam Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa “...” dan
Keputusan Kepala Desa tentang Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga BUM Desa “...”; atau
f. terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV
PENETAPAN JENIS USAHA

Pasal 9
(1) Untuk mengembangkan usaha bersama yang berorientasi
mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, BUM
Desa dapat mengembangkan organisasi pengelola dalam bentuk:
a. manajemen divisi usaha; dan/atau
b. unit usaha.
(2) Pengembangan manajemen divisi usaha dan/atau unit usaha
yang dikelola oleh BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib dibahas dan disepakati dalam Musyawarah Desa.
(3) Manajemen divisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dikendalikan oleh pelaksana operasional sebagai satu kesatuan
organik.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


106
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

(4) Unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b


merupakan entitas hukum dengan status badan hukum privat
yang dibentuk oleh BUM Desa sesuai kewenangan.

Pasal 10
(1) Manajemen divisi usaha bertugas mengelola jenis usaha:
a. pengelolaan rumah penginapan (homestay);
b. ...........;
c. pengelolaan air bersih; dan
d. pertanian (cooperative farming).
(2) Manajemen divisi usaha sebagai dimaksud pada ayat (1) wajib
membuat laporan kinerja kepada pelaksana operasional.
(3) Jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
bagian kesatuan organik dari BUM Desa, tidak memerlukan
status badan hukum privat perseroan terbatas, sehingga tidak
memerlukan akta penegasan dan akta pendirian oleh notaris,
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 87 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa beserta Penjelasan, Pasal 137
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, dan Pasal 7 ayat (3) Peraturan Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian,
Pengurusan Dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha
Milik Desa.
(4) Direktur Utama BUM Desa berwenang mewakili BUM Desa dalam
melakukan kerja sama dengan pihak ketiga berkaitan dengan
jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 11
(1) Direktur dari Unit usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) huruf b dan ayat (2) bertugas mengelola:

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


107
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

a. unit usaha pengelolaan wisata pemandian umbul ... dilakukan


oleh perseroan terbatas Sumber Umbul ...;
b. unit usaha pengelolaan usaha toko Desa dilakukan oleh
perseroan terbatas Kedung Sumber Panguripan;
c. unit usaha pengelolaan wisata pemandian Ciblon dilakukan
oleh perseroan terbatas Kampoeng ... Ciblon; dan
d. unit usaha pengelolaan gedung pertemuan dan
pengorganisasian acara (event organizer) studi Desa, dilakukan
oleh perseroan terbatas Sumber Banyu Panguripan.
(2) Unit usaha berstatus badan hukum privat perseroan terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan kegiatan usaha
dengan modal yang sebagian besar dimiliki oleh BUM Desa.
(3) Organisasi pengelola unit usaha berstatus badan hukum privat
perseroan terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpisah
dari organisasi pengelola BUM Desa.
(4) Direktur Utama BUM Desa berwenang meminta laporan kinerja
kepada organisasi pengelola unit usaha berstatus badan hukum
privat perseroan terbatas yang dibentuk oleh BUM Desa.

Pasal 12
(1) BUM Desa dapat melakukan perjanjian kerja sama dengan pihak
lain untuk mengembangkan kegiatan unit usaha BUM Desa.
(2) Direktur Utama BUM Desa berwenang mewakili BUM Desa dalam
perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
setelah melakukan musyawarah, pertemuan, atau rapat dengan
Penasihat dan Pengawas.
BAB V
SUMBER MODAL

Pasal 13
Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa ... sesuai dengan
hasil pembahasan dan kesepakatan dalam Musyawarah Desa,
sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan telah

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


108
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

diserahkan oleh Pemerintah Desa ... kepada BUM Desa pada tahun
2009, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Anggaran Dasar BUM
Desa.

Pasal 14
Modal BUM Desa terdiri atas:
a. penyertaan modal Desa; dan
b. penyertaan modal masyarakat Desa.

Pasal 15
(1) BUM Desa berhak menerima Dana Desa sebagai penyertaan
modal dan penguatan permodalan BUM Desa sesuai ketentuan
dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
beserta peraturan pelaksanaannya, dengan mempertimbangkan:
a. Laporan Posisi Keuangan BUM Desa;
b. laporan perkembangan kegiatan seluruh unit usaha BUM
Desa;
c. rencana pengembangan usaha atau analisis kelayakan usaha
BUM Desa;
d. Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya BUM Desa; dan
e. kemampuan keuangan Desa.
(2) Modal Desa ... yang bersumber dari Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan kekayaan Desa ... yang
dipisahkan, sehingga penggunaan Dana Desa dimaksud
selanjutnya digunakan oleh BUM Desa untuk memberi nilai
tambah bagi kegiatan usaha dan Aset BUM Desa.
(3) Penggunaan Dana Desa sebagai penyertaan modal Desa kepada
BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan
kekayaan BUM Desa, sehingga neraca dan pertanggungjawaban
pengurusan BUM Desa dipisahkan dari neraca dan
pertanggungjawaban Pemerintah Desa, sesuai ketentuan Pasal

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


109
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

135 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang


Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa.

Pasal 16
(1) Dalam hal jenis usaha yang dikelola BUM Desa berkembang dari
sisi kemanfaatan bagi warga Desa (benefit) dan keuntungan
(profit), BUM Desa dapat mengembangkan divisi usaha dan/atau
unit usaha baru dengan menggunakan modal yang bersumber
dari pemanfaatan Hasil Usaha BUM Desa.
(2) Pembentukan usaha baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dibahas dan disepakati dalam Musyawarah Desa.
(3) Masyarakat Desa berhak meminta informasi dan melakukan
penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
pengembangan kegiatan usaha yang dikelola oleh BUM Desa.

Pasal 17
(1) Dalam hal penyertaan modal masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 huruf b berbentuk saham, maka
penyertaan modal saham dimaksud dikelola oleh unit-unit usaha
perseroan terbatas yang dibentuk oleh BUM Desa.
(2) Setiap warga masyarakat Desa yang melakukan penyertaan modal
untuk kegiatan unit usaha perseroan terbatas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berhak memperoleh dokumen perjanjian
yang disepakati bersama Direktur Utama BUM Desa.

Pasal 18
(1) Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa dapat memberikan hibah
dan/atau akses permodalan kepada BUM Desa yang disalurkan
melalui APB Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


110
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

(2) Direktur Utama BUM Desa berwenang menerima hibah


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk selanjutnya
dimasukkan sebagai modal BUM Desa sesuai tujuan pemberian
hibah.
(3) Direktur Utama BUM Desa berwenang mewakili BUM Desa untuk
memanfaatkan akses permodalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dengan mengutamakan kepentingan divisi usaha
dan/atau unit usaha yang membutuhkan pengembangan usaha.
(4) Apabila akses permodalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan pinjaman yang sah dan berjangkawaktu tertentu,
maka Direktur Utama BUM Desa berwenang untuk mewakili BUM
Desa sebagai penerima pinjaman setelah mendapat persetujuan
dari Pemerintah Desa dalam Musyawarah Desa.
Pasal 19
(1) BUM Desa dapat membeli aset-aset tanah dan barang untuk
penguatan permodalan bagi kepentingan usaha bersama (holding).
(2) Direktur Utama bertanggungjawab mengurus sertifikat atas
pembelian aset-aset tanah untuk diatasnamakan BUM Desa.

Pasal 20
Modal BUM Desa dapat mengalami perubahan atau penambahan
modal, bersumber dari:
a. pemanfaatan Aset Desa tanpa mengubah status kepemilikan Aset
Desa melalui sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan tanah
dan/atau bangunan, serta bangun guna serah atau bangun serah
guna;
b. pemindahtanganan Aset Desa kepada BUM Desa (berupa tanah
dan/atau bangunan milik Desa) melalui tukar menukar,
penjualan aset Desa, atau penyertaan modal (berupa tanah kas
Desa; dan
c. prosentase dari Hasil Usaha BUM Desa yang dimanfaatkan untuk
pengembangan usaha.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


111
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga mengikat seluruh
personel organisasi pengelola BUM Desa.

Pasal 22
Anggaran Rumah Tangga ini disahkan pada Musyawarah Desa, di
Desa ..., kecamatan ..., Kabupaten ..., Provinsi Jawa Tengah, pada
tanggal 15 September 2018.

Ditetapkan: di Desa ...


Tanggal 15 September 2018.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


112
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA

Lembar Kerja Kelompok 5.1.3. Keputusan Kepala Desa tentang Status Aset
Desa untuk dikelola oleh BUM Desa

KABUPATEN ..

KEPUTUSAN KEPALA DESA ..


NOMOR … TAHUN 2018

TENTANG

STATUS PENGGUNAAN ASET DESA YANG DIKELOLA


BADAN USAHA MILIK DESA “..”
PERIODE ..

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA ..,

Menimbang : a. bahwa penggunaan Aset Desa digunakan untuk


mendukung penyelenggaraan usaha ekonomi Desa yang
dijalankan oleh Badan Usaha Milik Desa “...”;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa
tentang Status Penggunaan Aset Desa. yang dikelola
Badan Usaha Milik Desa YYY periode 2016-2019;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4756);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


113
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5717);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah
diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Penyusunan Peraturan di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2091);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 Tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 159);
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2015 Tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan,
dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Aset Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 53);
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
1359);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018
tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 569);
13. Peraturan Daerah Kabupaten YYY Nomor 1 Tahun 2018
tentang Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa (Lembaran Daerah Kabupaten YYY Tahun 2018
Nomor 1; Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten YYY

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


114
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA
Nomor 166);
14. Peraturan Desa YYY Nomor 4 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa YYY
Kecamatan YYY Kabupaten YYY Tahun 2014-2019;
15. Peraturan Desa YYY Nomor .. Tahun 2018 tentang Badan
Usaha Milik Desa BUM Desa “YYY”;
Memperhatikan : Hasil Musyawarah Desa mengenai perubahan susunan
kepengurusan BUM Desa YYY, pada tanggal ...... 2018.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PERUBAHAN


SUSUNAN KEPENGURUSAN BADAN USAHA MILIK DESA
YYY.
KESATU : Aset Desa yang diperoleh dari kekayaan asli Desa, APB Desa
dan perolehan lainnya yang sah dan digunakan untuk
penyelenggaraan usaha ekonomi Desa yang dijalankan oleh
Badan Usaha Milik Desa YYY Periode 2016-2019 sebagai
terlampir;
KEDUA : Lampiran sebagaimana pada diktum kesatu merupakan aset
Desa yang dimanfaatkan oleh Badan Usaha Milik Desa YYY
sehingga tidak terdapat pemindahtanganan aset Desa,
kecuali dilakukan tukar menukar dan penjualan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2016 tentang Desa dan peraturan pelaksanaannya.
KETIGA : Keputusan Kepala Desa YYY ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Desa YYY


pada tanggal … 2018
KEPALA DESA YYY,

JJJJ

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


115
MODUL PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DESA YYY
Nomor....Tahun.... tentang Status Penggunaan
Aset Desa Yang Dikelola Badan Usaha Milik Desa
Periode 2016-2019.

DAFTAR STATUS PENGGUNAAN ASET DESA

No. Jenis Barang Kode Asal usul Barang Ket.


Barang
Kekayaan APBDesa Perolehan
Asli Desa Lain Yg
Sah
1 2 3 4 5 6 7
1
2

DESA .. , tanggal .............


KEPALA DESA ..

JJJJJ

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


116
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

Lembar Kerja Kelompok 5.1.4. Keputusan Kepala Desa tentang Susunan Kepengurusan
BUM Desa

KABUPATEN..

KEPUTUSAN KEPALA DESA ...


NOMOR … TAHUN 2018

TENTANG

PERUBAHAN SUSUNAN KEPENGURUSAN


BADAN USAHA MILIK DESA “...”
PERIODE ...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA ...,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan tentang


susunan kepengurusan Badan Usaha Milik Desa
“...” sesuai dengan Peraturan Desa ...Nomor ...
Tahun 2018 tentang Pendirian Badan Usaha Milik
Desa “...”, maka perlu menetapkan Keputusan
Kepala Desa tentang perubahan susunan
kepengurusan Badan Usaha Milik Desa .... periode
...;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4756);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


117
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014


tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
213, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5717);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana
telah diubah terakhir kali dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5864);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111
Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Peraturan di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata
Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun
2015 Tentang Pedoman Tata Tertib dan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


118
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

Mekanisme Pengambilan Keputusan


Musyawarah Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian,
Pengurusan Dan Pengelolaan, dan Pembubaran
Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 53);
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun
2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2018 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1359);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18
Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan
Desa dan Lembaga Adat Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 569);
16. Peraturan Daerah .... tentang Pendirian dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten ... Tahun 2018 Nomor 1;
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
....Nomor 166);
17. Peraturan Desa ... tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa ...;
18. Peraturan Desa ... Nomor .. Tahun 2018 tentang
Badan Usaha Milik Desa BUM Desa “...”;
Memperhatikan : Hasil Musyawarah Desa mengenai perubahan
susunan kepengurusan BUM Desa ..., pada tanggal
...... 2018.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PERUBAHAN


SUSUNAN KEPENGURUSAN BADAN USAHA MILIK
DESA ....
KESATU : Organisasi pengelola BUM Desa terdiri dari:
a. penasehat (dijabat ex officio oleh Kepala Desa);
b. pelaksana operasional; dan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


119
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

c. pengawas;
sesuai dengan Keputusan Kepala Desa ...Nomor …
Tahun 2018 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Badan Usaha Milik Desa “..”;
KEDUA : Perubahan susunan kepengurusan BUM Desa
...Periode ... tercantum dalam Lampiran dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Kepala Desa ... ini.
KETIGA : Keputusan Kepala Desa ...ini berlaku sebagai dasar
kewenangan Pelaksana Operasional BUM Desa ...
untuk mendirikan Unit Usaha Berbadan Hukum
Perseroan Terbatas, termasuk mengurus aset BUM
Desa ..., sesuai ketentuan Peraturan Desa ... Nomor ...
Tahun 2018 tentang Pendirian Badan Usaha Milik
Desa “...” dan Keputusan Kepala Desa ...Nomor ..
Tahun 2018 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Badan Usaha Milik Desa “...”.
KEEMPAT : Keputusan Kepala Desa Ponggok ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Desa ...


pada tanggal … 2018
KEPALA DESA ...,

JM

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


120
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DESA


...Nomor....Tahun.... tentang Perubahan
Susunan Kepengurusan Badan Usaha
Milik Desa Periode ....

SUSUNAN KEPENGURUSAN
BADAN USAHA MILIK DESA ...
PERIODE ...

Penasehat : JM
(ex officio Kepala Desa)

Pengawas
Ketua : .........................................
Sekretaris merangkap anggota : .........................................
Anggota : .........................................

Pelaksana Operasional
Direktur Utama : JOKO
Sekretaris : ...
Bendahara : .........................................
Kepala Divisi Usaha ................. : .........................................
Kepala Divisi Usaha ................. : .........................................
Kepala Divisi Usaha ................. : .........................................

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


121
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

Catatan: Struktur organisasi kepengurusan mengacu pada gambar ini.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


122
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

Pokok Bahasan

6
RENCANA KERJA TINDAK LANJUT

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


123
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


124
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

SPB Rencana Pembelajaran


EVALUASI DAN RKTL PELATIHAN
6.1

Tujuan
Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:
1. Merangkum kembali pokok-pokok isi materi pelatihan
Pengembangan BUM Desa;
2. Menyepakati penyelenggaraan kegiatan pelatihan Pengembangan
BUM Desa yang akan dijalankan di lokasi masing-masing.

Waktu
2 JP (90 menit)

Metode
Evaluasi .

Media
 Media Tayang.
 Lembar Kerja 6.1.1: Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan
Pengembangan BUM Desa.
 Lembar Kerja 6.1.2: Rencana Kerja Tindak Lanjut

Alat Bantu
Kertas plano, metaplan, spidol dan Lakban, LCD, Laptop,dan WhiteBoard

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


125
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

Proses Pembelajaran
Kegiatan 1: Resume Hasil Pelatihan

1. Sebelum kegiatan dimulai, pelatih atau penyelenggara membagikan


lembar penilaian penyelenggaraan kegiatan dan materi pelatihan
kepada peserta untuk diisi dan dan diserahkan kepada panitia;
2. Setelah mengisi lembar evaluasi pelatihan, selanjutnya pelatihan
menjelaskan kepada peserta tentang tujuan, proses dan hasil dari
penyusunan resume pokok-pokok isi materi pelatihan Pengembangan
BUM Desa;
3. Pelatih memberikan rangkuman dan menjelaskan tentang:
a. Rangkuman materi dan kaitan materi yang satu dengan yang
lainnya.
b. Tujuan pelatihan selama proses pelatihan.
c. Bagan proses pelatihan.
d. Penjelasan untuk memenuhi harapan yang belum terpenuhi.
e. Penjelasan hasil evaluasi individu praktek melatih.
4. Berikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan materi yg
belum jelas;
5. Buatlah pembulatan dan kesimpulan akhir dari keseluruhan materi
pelatihan Pengembangan BUM Desa.

Kegiatan 2: Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan

1. Mintalah kepada masing-masing peserta untuk curah pendapat


terkait proses penyelenggaraan pelatihan Pengembangan BUM
Desad engan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut;
a. Apa yang Anda rasakan setelah Anda mengikuti pelatihan ini?
b. Kebutuhan dan kemampuan (pengetahuan, sikap dan
keterampilan) apa saja yang dianggap perlu ditingkatkan untuk
mendukung penyelenggaraan pelatihan Pengembangan BUM
Desa?
c. Bagaimana upaya Anda sebagai pelatih/peserta untuk
memperbaiki dan meningkatkannya dan siapa saja yang terlibat
di dalamnya?
2. Catatlah beberapa hal pokok yang dikemukakan oleh peserta
dalam metaplan agar mendapatkan reaksi dari masing-masing
peserta;
3. Selanjutnya paparkan hasil evaluasi penyelenggaraanpelatihan
Pengembangan BUM Desa untuk diberikan tanggapannya dari
peserta;
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
126
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

4. Diskusikan hasil reaksi masing-masing peserta terkait hasil evaluasi


tersebut dan buatlah kesepakatan bersama terkait hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kapasitas sebagai
Pelaku BUM Desa;
5. Lakukan penegasan dan kesimpulan akhir atas keseluruhan proses
penyelenggaraan pelatihan yang telah dilaksanakan.

Lembar Kerja 6.1.1

Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Pengembangan BUM Desa

Petunjuk:
1. Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara sesuai
dengan pendapatnya;
2. Setelah diisi, harap dikembalikan kepada pelatih atau panitia penyelenggara.

No Pernyataan Jawaban

1. Setelah mengikuti Pelatihan Pengembangan BUM Desa, tujuan


pelatihan yang telah dirumuskan, saya ;

a. Mengetahui sekali

b. Mengetahui

c. Kurang mengetahui

d. Tidak mengetahui
2. Hubungan Materi Pelatihan Pengembangan BUM Desa, dengan
pengetahuan yang telah saya miliki adalah ;

a. Seluruhnya baru

b. Sebagian baru

c. Sebagian ulangan

d. Seluruhnya ulangan/tidak ada tambahan


3. Hubungan materi Pelatihan dengan peran saya sehari-hari:

a. Seluruhnya sesuai

b. Sebagaian besar sesuai

c. Sebagaian kecil sesuai

d. Tidak ada yang sesuai


4. Cara penyajian materi oleh pelatih;

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


127
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

No Pernyataan Jawaban

a. Semua pelatih sangat jelas penyajian

b. Sebagian besar pelatih jelas penyajian


Sebagaian kecil pelatih yang tidak jelas penyajian

c. Semua pelatih tidak jelas penyampaian


5. Media belajar yang dipergunakan pelatih dalam penyampaian materi;

a. Semua jelas

b. Sebagian besar jelas

c. Sebagian kecil jelas

d. Semua tidak jelas


6. Alokasi waktu yang disediakan untuk peserta dalam proses belajar
untuk masing-masing Sub Pokok Bahasan (SPB) dalam metode tanya
jawab, diskusi, kerja kelompok dan tugas-tugas lain

a. Terlalu lama

b. Lama

c. Cukup

d. Kurang lama
7. Jumlah hari/waktu Pelatihan Pengembangan BUM Desa, yang
disediakan pada pelatihan ini ;

a. Terlalu lama

b. Lama

c. Cukup

d. Kurang lama
8. Metode belajar yang digunakan dalam proses belajar dari masing-
masing sub pokok bahasan (SPB) pada pelatihan ini:

a. Tepat sekali

b. Tepat

c. Kurang tepat

d. Tidak tepat
9. Isi materi yang disajikan dan dikemas dalam sub pokok bahasan (SPB)
pada pelatihan ini:

a. Sangat bermanfaat

b. Bermanfaat

c. Kurang bermanfaat

d. Tidak bermanfaat

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


128
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

No Pernyataan Jawaban

10. Akomodasi yang disediakan untuk peserta pada pelatihan ini;

a. Sangat memuaskan

b. Memuaskan

c. Kurang memuaskan

d. Tidak memuaskan
11. Konsumsi yang disediakan untuk peserta pada pelatihan ini;

a. Sangat memuaskan

b. Memuaskan

c. Kurang memuaskan

d. Tidak memuaskan
12. Suasana pergaulan antara peserta dengan peserta pada pelatihan ini;

a. Sangat akrab

b. Akrab

c. Kurang akrab

d. Tidak akrab
13. Suasana pergaulan antara peserta dengan panitia penyelenggara
pada pelatihan ini;

a. Sangat akrab

b. Akrab

c. Kurang akrab

d. Tidak akrab
14. Suasana pergaulan antara peserta dengan pelatih (sebagai
tim/individu) pada pelatihan ini;

a. Sangat akrab

b. Akrab

c. Kurang akrab

d. Tidak akrab
15. Sikap pelatih dalam menyampaian materi pada pelatihan ini;

a. Sangat menarik

b. Menarik

c. Kurang menarik

d. Tidak menarik
16. Etika pelatih dalam menyampaian materi pada pelatihan ini;

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


129
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

No Pernyataan Jawaban

a. Sangat sopan

b. Sopan

c. Kurang sopan

d. Tidak sopan
17. Sarana dan prasarana belajar yang disediakan oleh panitia
penyelenggara pada pelatihan ini;

a. Sangat mendukung proses belajar

b. Mendukung proses belajar

c. Kurang mendukung proses belajar

d. Tidak mendukung proses belajar

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


130
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

Saran-Saran

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


131
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

Lembar Kerja 6.1.2

RENCANA KERJA TINDAK LANJUT

No. Aspek penting yang Perlu Pemangku


Proses Potensi Waktu
ditindaklanjuti Kepentingan

1. Rencana Pengembangan Pelatihan,


sebutkan:
a. SOP Manajemen Usaha Wisata
Sungai
b.
c dst

2. Kerjasama BUM Desa dan lembaga


kemasyarakatan Desa lainnya

3 Kerjasama BUM Desa dan pihak


ketiga

8. Dll.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


132
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


133
PENINGKATAN KAPASITAS PENGEMBANGAN BUM DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi


134

Anda mungkin juga menyukai