NUTRISI FULL TEKS

Several studies suggest that male adherence to a healthy diet ameliorates semen quality and fecund ability rates. Diets
favoring seafood, poultry, whole grains, fruits, low-fat dairy, skimmed milk and vegetables are related to better semen quality in
men. Some nutrients more than others such as omega-3 fatty acids, antioxidants and some vitamins, were positively associated
with several sperm parameters [3]. Recently, we investigated the effects of promising nutrients directly on ejaculated sperm
with the aim of ameliorate sperm performance since their defective activity has been identified as the largest cause of infertility.
For example, the 1alpha, 25-Dihydroxyvitamin D3 (the active metabolite of vitamin D3) acting through its specific receptor the
VDR, revealed an unexpected significance on the acquisition of fertilizing ability by sperm [4,5]. The all-trans Retinoic Acid
(the active form of vitamin A) through the Retinoic Acid Receptor α (RARα), induced sperm survival, capacitation and
metabolism [6,7]. The epigallocatechin gallate, a green tea polyphenol, through the Estrogen Receptor β (ERβ), was able to
induce sperm activities [8]. Myricetin, a natural flavonoid, potentiates sperm functions and the mechanism of action involves
the Estrogen Receptor β (ERβ) [9]. Collectively, the effects of these nutrients depended on the concentrations used.
Interestingly, the mechanism of action of these nutrients involved nuclear receptors, some of which were found to be present in
sperm regulating cellular processes through their non-genomic action since sperm to date is considered to be transcriptional
inactive. In fact, sperm functionalities need to be rapidly activated to accommodate dynamic changes in the surrounding milieu.
The sperm energy management is also an intriguing issue and it appears that this cell can regulate its own metabolism
independently by the systemic regulation [10,11]. Our previous studies demonstrated that the substances which induced
capacitation have the effect to reduce the energy stored while concomitantly some enzymatic activities related to the energy
expenditure increased [12-15]. It may be generalized that uncapacitated sperm is associable with an anabolic metabolism in
order to store energy which will be spent during capacitation when energy expenditure increases to meet the remarkable
changes associated with this process and thus implying a catabolic metabolism. Worth of note, all of the nutrients we tested
were able to induce the metabolic reprogramming which characterizes the switch from uncapacitated to capacitated status.
ARTI
Beberapa studi menyarankan bahwa pria Ketaatan pada diet sehat memperbaiki kualitas semen dan tingkat
kemampuan fecund. Makanan yang menyukai makanan laut, unggas, biji-bijian, buah-buahan, produk susu rendah lemak, susu
skim, dan sayuran terkait dengan kualitas semen yang lebih baik pada pria. Beberapa nutrisi lebih dari yang lain seperti asam
lemak omega-3, antioksidan dan beberapa vitamin, secara positif terkait dengan beberapa parameter sperma [3]. Baru-baru ini,
kami menyelidiki efek dari nutrisi yang menjanjikan secara langsung pada sperma ejakulasi dengan tujuan memperbaiki kinerja
sperma karena aktivitasnya yang rusak telah diidentifikasi sebagai penyebab terbesar ketidaksuburan. Sebagai contoh, 1alpha,
25-Dihydroxyvitamin D3 (metabolit aktif vitamin D3) yang bekerja melalui reseptor spesifiknya, VDR, mengungkapkan
signifikansi tak terduga pada perolehan kemampuan pemupukan oleh sperma. [4,5]. Itu all- trans Retinoik AC id (itu aktif
bentuk dari vitamin A) melalui Retinoic Acid Receptor α (RARα), menginduksi kelangsungan hidup sperma, kapasitasi dan
metabolisme [6,7]. Epigallocatechin gallate, polifenol teh hijau, melalui Estrogen Receptor β (ERβ), mampu menginduksi
aktivitas sperma [8]. Myricetin, flavonoid alami, mempotensiasi fungsi sperma dan mekanisme kerjanya melibatkan Estrogen
Receptor β (ERβ) [9]. Secara kolektif, efek nutrisi ini tergantung pada konsentrasi yang digunakan. Menariknya, mekanisme
aksi nutrisi ini melibatkan reseptor nuklir, beberapa di antaranya ditemukan hadir dalam sperma yang mengatur proses seluler
melalui aksi non-genomiknya karena sperma sampai saat ini dianggap transkripsi tidak aktif. Bahkan, fungsi sperma perlu
diaktifkan dengan cepat untuk mengakomodasi perubahan dinamis di lingkungan sekitarnya. Manajemen energi sperma juga
merupakan masalah yang menarik dan tampaknya sel ini dapat mengatur metabolisme sendiri secara independen dengan
regulasi sistemik [10,11]. Penelitian kami sebelumnya menunjukkan bahwa zat yang menginduksi kapasitasi memiliki efek
untuk mengurangi energi yang tersimpan sementara bersamaan beberapa aktivitas enzimatik yang terkait dengan pengeluaran
energi meningkat [12-15]. Dapat digeneralisasi bahwa sperma yang tidak berkapasitas terkait dengan metabolisme anabolik
untuk menyimpan energi yang akan dihabiskan selama kapasitasi ketika pengeluaran energi meningkat untuk memenuhi
perubahan luar biasa yang terkait dengan ini proses dan demikian menyiratkan Sebuah katabolik metabolisme. Perlu dicatat,
semua nutrisi yang kami uji mampu menginduksi pemrograman ulang metabolik yang mengkarakterisasi peralihan dari tidak
berkapasitas menjadi berkapasitas status.
Imed

Ada banyak faktor yang mempengaruhi fekundabilitas dan infertilitas. Beberapa faktor ini,
seperti faktor usia dan genetik, sayangnya tidak dapat diubah. Namun, ada bukti pasti bahwa
faktor-faktor yang dapat diganti, seperti pola makan yang tidak sehat, alkohol yang berlebihan,
merokok dan menambah berat badan, berdampak negatif pada kesehatan reproduksi [4].
Fakta bahwa bahan makanan tertentu dianggap bertanggung jawab atas infertilitas pria dan
wanita membuatnya penting untuk mempelajari efek nutrisi pada infertilitas dan kesehatan
reproduksi.

There are many factors that affect fecundability and infertility. Some of these factors, such as age and
genetic factors, cannot be changed unfortunately. However, there is definite evidence that replaceable
factors, like unhealthy diet, excessive alcohol, smoking and gaining weight, negativelyaffect reproductive
health [4]. The fact that certain dietary ingredients are deemed responsible for male and female
infertility makes it crucial to study the effects of nutrition on infertility and reproductive health.