Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN

a. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.

b. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)


IUD(Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode
tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik
bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum uteri
sebagai usaha kontrasepsi.
AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi
efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk menghasilkan efek
kontraseptif.
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-
macam, terdiri dari plastic (polyethylene). Ada yang dililit tembaga , ada yang dililit tembaga
bercampur , dan yang berisi hormone progesterone.

B. JENIS – JENIS AKDR


a. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.
Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang
putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain
dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program
KB masional adalah IUD jenis ini.
b. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi
lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel
dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan
efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan
menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan
amenorhea.
c. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga
(Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Copper-T.
d. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan
kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas.
Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

C. CARA KERJA
a. AKDR non hormonal (IUD)
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat
sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi.

b. AKDR hormonal (mirena)


cara kerja mirena ini adalah dengan mengeluarkan hormon progestin sintetis bernama
levonorgestrel sebanyak 20 mikrogram setiap harinya. Hormon ini selanjutnya akan memberikan
pengaruh terhadap lendir rahim sehingga lebih kental. Akibatnya sel sperma yang masuk ke
dalam rahim akan mengalami kesulitan untuk bergerak karena suasana lendir rahim yang lebih
mampat. Hal ini lebih mirip seperti cara kerja implant yang juga sama-sama mempengaruhi
suasana lendir rahim menjadi lebih kental.

D. MEKANISME KERJA AKDR


Bagaimana mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, tetapi kerjanya bersifat lokal.
a. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan
timbunan leokosit, makrofag, dan limposit.
b. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitas
spermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin
dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa
sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

E. INDIKASI
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k. Gemuk ataupun kurus

F. KONTRAINDIKASI
a. Belum pernah melahirkan
b. Adanya perkiraan hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
d. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum
uteri.
h. Penyakit trofoblas yang ganas.
i. Diketahui menderita TBC pelvic.
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

G. KEUNTUNGAN
a. AKDR non hormonal
1. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam
125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
2. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman
terhadap risiko kehamilan
5. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu
kualitas dan kuantitas ASI
7. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
8. Dapat digunakan sampai menopause
9. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
11. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

b. AKDR hormonal
1. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).

c. Keuntungan (Sarwono P, 1999)


1. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
2. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
3. Kontrol medis yang ringan
4. Tidak menimbulkan efek sistemik
5. Alat ekonomis
6. Efektivitas cukup tinggi
7. Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik (reversibel).

H. KERUGIAN
a. AKDR Non hormonal
1. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).
b. AKDR hormonal
1. Perubahan siklus haid.
2. Haid lebih lama dan banyak.
3. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
4. Disaat haid lebih sakit.

I. EFEK SAMPING
a. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika capek
dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan kontrasepsi
AKDR.

b. erubahan siklus menstruasi


Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus menstruasi yang
muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7 hari, biasanya
siklus haid berubah menjadi 21 hari.
c. Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
d. Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
e. Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau haid yang lebih banyak.
f. Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan abnormal pada
ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob
menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
g. Pendarahan Post seksual
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek mulut
rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan.

J. PEMASANGAN AKDR
AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut:
a. Sewaktu haid sedang berlangsung
Pemasangan AKDR pada waktu ini dapat dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-hari
terakhir haid.
Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu ini antara lain ialah:
1. Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka dan lembek.
2. Rasa nyeri tidak seberapa keras
3. Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan
4. Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang hamil tidak ada.

b. Sewaktu postpartum
1. Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang pada wanita yang melahirkan sebelum
dipulangkan dari rumah sakit.
2. Secara langsung(directinsertion)yaitu AKDR dipasang dalam masa tiga bulan setelah partus atau
abortus.
3. Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR dipasang sesudah masa 3 bulan setelah
partus atau abortus atau pemasangan AKDR dilakukan pada saat yang tidak ada hubungan sama
sekali dengan partus atau abortus.Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu
seminggu setelah bersalin,menurut beberapa sarjana,sebaiknya AKDR ditangguhkan sampai 6-8
minggu postpartum oleh karena jika pemasangan AKDR dilakukan antara minggu kedua ,dan
keenam setelah partus,bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.
c. Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi dan
psikologi waktu itu adalah paling ideal.Tetapi septic abortion merupakan kontraindikasi.
d. Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk bersenggama sebelum
AKDR dipasang. Sebelum pemasangan AKDR tersebut tertletak dalam uterus setelah
terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan terjadinya efek sampingan seperti perdarahan rasa
sakit,AKDR keluar sendiri.

Untuk memilih AKDR yang akan dipasang,terlebih dahulu ditentukan panjangnya rongga
uterus yang sebesar mungkin oleh karena dengan memakai AKDR yang mempunyai ukuran
besar,kegagalan dan kecenderungan untuk ekspulsi akan berkurang. Sebaliknya,ukuran yang
lebih kecil sebaiknya dipasang pada akseptor yang mengalami banyak pertdarahan dan rasa sakit.

K. TEKNIK PEMASANGAN AKDR


Karena dalam program keluarga berencana di Indonesia digunakan AKDR jenis lippes
loop,disini diterangkan cara pemakaian AKDR itu. Setelah kandung kencing
dikosongkan,akseptor dibaringkan diatas meja ginekologik dalm posisi litotomi.Kemudian
dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak,bentuk,dan besar uterus.Spekuylum
dimasukkan kedalam vagina,dan servik uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik
(sol,betadin,atau tingtura jodii)sekarang dengan cunam servik dijepit bibir .depan porsio uteri
dan dimasukkan sonde kedalm uterus untuk menentukan arah

L. UPAYA BIDAN DALAM MENANGGULANGI EFEK SAMPING


a. Jika permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan konseling.
b. Jika terjadi terdapat infeksi maupun gejalanya segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
c. Pada efek samping amenore, periksa apakah sedang hamil atau tidak.
1. Apabila tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi konseling dan menyelidiki penyebab amenorea
apabila dikehendaki.
2. Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan
kehamilan kurang dari 13 minggu.
3. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR tidak dilepas.
4. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilan tanpa melepas AKDR maka
dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta
perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.
d. Untuk penanganan dismenore yaitu memastikan dan menegaskan adanya penyakit radang
panggul (PRP) dan penyebab lain dari kekejangan.
1. Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.
2. Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien
mengalami kejang yang berat, AKDR dilepas dan membantu klien menentukan metode
kontrasepsi yang lain.
e. Pada perdarahan hebat yaitu :
1. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan serta perdarahan hebat,
melakukan konseling dan pemantauan.
2. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan
memberikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan).
3. AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR
selama lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb <7g%) dianjurkan untuk melepas
AKDR dan membantu memilih metode lain yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai