Spinal tuberculosis dapat terjadi dalam beberapa bentuk, yaitu spondilitis tuberkulosa,
intradural tuberkulosa dan myelitis tuberkulosa.1 Intradural tuberkulosa memiliki beberapa
nama lain seperti intradural ekstramedullar tuberkulosa, spinal arachnoiditis dan chronic
adhesive arachnoiditis, dan radiculomyelitis.1
Arachnoiditis spinal tuberkulosa adalah kondisi peradangan yang melibatkan lapisan
araknoid di sepanjang saluran tulang belakang. 1,2
Patophysiology
Terdapat tiga patogenesis yang diduga menjadi penyebab arachnoiditis tuberkulosa :
(1) Arachnoiditis tuberkulosa primer; (2) Arachnoiditis tuberkulosa sekunder dari meningitis
(3)Arachnoiditis sekunder dari vertebral tuberkulosis. Di antara ketiganya, meningitis TB
intrakranial adalah penyebab paling umum. 4,5
Secara makroskopik, eksudat bisa dilihat mengelilingi sumsum tulang belakang dan
akar saraf. Eksudat terlihat dominan pada bagian posterior, mungkin akibat posisi berbaring
terlentang untuk waktu yang lama.
Penyebab arachnoiditis 3
Penyebab arachnoiditis dapat dibagi menjadi infeksi dan non infeksi, dimana tuberkulosa
menjadi penyebab tersering dari arachnoiditis akibat infeksi. Berdasarkan penyebabnya
arachnoiditis tuberkulosa Arachnoiditis dapat terjadi akibat (1) Arachnoiditis tuberkulosa
primer; (2) Arachnoiditis tuberkulosa sekunder dari meningitis (3)Arachnoiditis sekunder
dari vertebral tuberkulosis.4
Diagnosis :
Klinis :
Pemeriksaan penunjang:
MRI: penebalan dan penggumpalan radix (dapat terlihat dari imaging gambaran
perlengketan antar radix dan lapisan dura)
CT Myelografi dapat dilakukan saat MRI tidak tersedia, gambarannya sama
dengan gambaran pada MRI
Terapi :