Rumus Pengurangan Tunjangan Kinerja 1
Rumus Pengurangan Tunjangan Kinerja 1
Abstract
Implementation of the Minister of Forestry Regulation Number 66 Year 2013 on
Guidelines for Performance Incentive for Officers is assessed need helper-sofware in from of
reduction formula.
The formula base on employee’s attendance discipline. It is a necessary for the officers
who have authority accounting the reduction of the performance incentive monthly.
The correct calculation objectively is expented capable to improve the individual and to
raise the organizational performance.
PENDAHULUAN
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara, sudah waktunya
dibangun pegawai negeri sipil (PNS) yang merupakan bagian dari Aparat Sipil Negara (ASN)
yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Selama ini, ada pemeo bagi PNS yang mengungkapkan bahwa rajin pintar sama saja
gajinya dengan yang malas dan tidak pintar. Situasi tersebut saat ini sudah mulai ditinggalkan
secara sistemik, antara lain dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2013 tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan Kementerian Kehutanan.
Mengapa situasi yang tidak fair, sebagaimana diungkapkan dalam pemeo tersebut bisa
terjadi? Karena sistem peraturan yang ada selama ini tidak bisa diterapkan secara obyektif
sebagaimana seharusnya.
Sebagai tindak lanjut dan penjabaran atas Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2013
tersebut, telah terbit Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai Di Lingkungan Kementerian
Kehutanan. Di dalam pasal 16 dari pedoman tersebut disebutkan bahwa pencatatan kehadiran dan
penegakan disiplin pegawai dilakukan oleh pejabat yang menangani fungsi kepegawaian pada
setiap unit kerja eselon I dan eselon II serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan
1
Kementerian Kehutanan. Untuk selanjutnya, pejabat pencatat tersebut menyampaikan hasil
rekapitulasi kehadiran pegawai secara teratur setiap bulan, dan digunakan sebagai dasar
pembayaran tunjangan kinerja pegawai oleh pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan
pembayaran tunjangan kinerja.
Untuk mempermudah pekerjaan petugas pencatatan dan pengolah data kehadiran pegawai,
perlu adanya sarana bantu berupa rumus penghitungan pengurangan tunjangan kinerja.
PERMASALAHAN
Atas dasar latar belakang yang diungkapkan dalam bab terdahulu tersurat secara jelas
bahwa kata kunci untuk memberikan penilaian yang obyektif adalah "pencatatan" yang teliti dan
benar secara obyektif. Pencatatan apa?. Yaitu pencatatan terhadap kehadiran dan atau
ketidakhadiran pegawai serta keterlambatan atau pulang dini. Semua perekaman tersebut telah
dilakukan secara elektronik, namun demikian masih ada proses manual yang dilakukan oleh
pejabat yang berwenang yakni dalam proses rekapitulasi. Proses manual inilah merupakan titik
rawan yang mungkin bisa ditemui bila tidak diupayakan adanya fasilitas pembantu untuk
pelaksanaan operasionalnya.
Tulisan ini mencoba berkontribusi dalam penyiapan perangkat lunak dalam penghitungan
kehadiran pegawai secara obyektif guna penentuan besaran pembayaran tunjangan kinerja
pegawai. Manfaat yang diharapkan dari tulisan ini adalah untuk memfasilitasi serta memudahkan
bagian pencatat kehadiran dalam menghitung akumulasi waktu ketidakhadiran/keterlambatan/
pulang cepat bagi setiap pegawai di unit kerjanya. Di sisi yang lain, bagi pegawai secara
keseluruhan mendapatkan perlakuan yang fair karena proses rekapitulasi yang dilakukan dengan
memanfaatkan program excel dapat memperkecil tingkat resiko kesalahannya, sehingga pegawai
tidak dirugikan.
2
b. Hari Jumat : pukul 07.30 – 16.30
Waktu istirahat : pukul 11.30 – 13.00
Didalam implementasinya terhadap setiap pegawai wajib masuk dan pulang kerja sesuai
ketentuan jam kerja yang telah ditetapkan dengan mengisi daftar hadir elektronik. Pengisian
daftar hadir tersebut dilakukan sebanyak 2 (dua) kali pada waktu masuk kerja dan pada waktu
pulang kerja.
Secara teknis operasional, pengisian daftar hadir dilakukan oleh setiap pegawai dengan
menempelkan salah satu jari tangan pada mesin finger-print yang telah dihubungkan dengan
komputer (CPU), dan selanjutnya diprosesnya dengan menggunakan program excel. Pada CPU
pengolah tersebut akan muncul Nomor: Kode/ID, Nama, dan Jam Kehadiran/Pulang. Contoh
bentuk tampilan bagi pegawai yang telah melakukan pengisian daftar hadir dapat dilihat dalam
gambar berikut :
Gambar 1. Rekaman Daftar Hadir Yang Diterima Dari Alat Finger Print
Dari tampilan tersebut masih belum dapat langsung dilihat tentang berapa akumulasi
kehadiran dan atau ketidakhadiran dari seorang pegawai dalam periode bulan tersebut. Oleh
karena, itu perlu perangkat lunak pembantu untuk memudahkan pegawai pengolah daftar hadir
dengan tahapan sebagai berikut :
3
1. Penambahan Kolom Informasi
Sesuai dengan Lampiran IV dan V, Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.66/2013 bahwa
besarnya pengurangan tunjangan kinerja ditentukan oleh tingkat keterlambatan (TL) dan
pulang sebelum waktunya (PSW). Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, serta
untuk memudahkan pimpinan melakukan pengawasan, maka ditawarkan adanya informasi
tentang “Kekurangan Waktu Kehadiran”, “Besaran Pengurangan Tunjangan Kinerja”, dan
“Kekurangan Waktu Kehadiran yang akan dijumlahkan diakhir bulan”. Sehingga format yang
disiapkan sebagaimana yang ditampilkan sebagaimana gambar 2.
4
rumus pada Kolom I9 yaitu: =IF(G9<E9;(HOUR(E9-G9)*60)+(MINUTE(E9-G9));). Jika
kehadiran pada Kolom G9 belum terisi waktu kepulangannya maka pada Kolom I9 akan
muncul angka yang nilainya 960, hal ini tentunya akan berakibat juga pada Kolom K9 dan N9.
Untuk menghindari hal tersebut, maka pada Kolom G9 sebelum terisi waktu kepulangan harus
diisikan satu spasi / satu ketukan.
5
keterlambatan datang (L) dan pulang sebelum waktunya (M). Kolom L hanya akan mencatat
apabila pada kolom H nilainya 30 menit atau kurang, dan Kolom M hanya akan mencatat
apabila pada kolom I nilainya 30 menit atau kurang. Rumus untuk Kolom L9 adalah:
=IF(J9=0;H9;), dan Kolom M9 adalah: =IF(K9=0;I9;).
5. Perhitungan Sanksi
Berdasarkan Lampiran IV dan V Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.66/2014 bahwa
pegawai yang mengalami keterlambatan datang dan pulang sebelum waktunya dikenakan
sanksi pegurangan pembayaran tunjangan kinerja. Untuk pegawai yang kehadirannya atau
kedatangannya tidak lebih 30 menit akan dijumlahkan diakhir bulan, sedang bagi pegawai yang
kedatangannya atau pulang sebelum waktunya lebih dari 30 menit langsung diperhitungkan
besarnya prosentasi potongan. Kolom N dan O digunakan untuk menghitung besarnya sanksi
per hari yang akan diterima oleh setiap pegawai yang mengalami keterlambatan datang atau
pulang sebelum waktunya. Nilai pada Kolom N adalah penjumlahan prosentase pengurangan
tunjangan kinerja dari keterlambatan hadir dan pulang sebelum waktunya yang masing-masing
melebihi 30 menit, sedang untuk yang tidak melebihi 30 menit dihitung pada Kolom O.
Penulisan rumus untuk Kolom N adalah: =SUM(J9:K9) dengan nilai maksimal 4%, sedang
untuk Kolom O adalah: =SUM(L9:M9) dengan nilai maksimal 60 menit.
6
hari pada bulan yang bersangkutan). Copy Sheet-HR-1 ke Sheet HR-2 s/d HR-23, maka telah
memiliki formulir/daftar hadir selama satu bulan.
7
Gambar 3: Rekapitulasi Pengurangan Tunjangan Kinerja
Perhitungan besaran tunjangan kinerja di atas hanya di-design untuk kondisi normal. Untuk
menghitung pengurangan akibat berbagai alasan di atas, dilakukan secara manual, sebab
kejadiannya tidak sering dan pegawai yang melakukan berganti-ganti. Bagi pegawai yang jam
kerjanya berbeda karena tugasnya khusus/berbeda, maka jam kerjanya tinggal disesuaikan,
sedangkan pegawai yang mendapat ijin datang terlambat atau pulang sebelum waktunya dan hal itu
termasuk yang tidak dikenakan sanksi pengurangan tunjangan kinerja, maka jam kerjanya
disesuaikan/disamakan dengan jam kehadiran/ kepulangan dengan cara meng-copy cell pada jam
kehadiran atau kepulangan (Kolom F atau G) pegawai yang bersangkutan sehingga warna
dasarnya berbeda dengan pegawai lainnya. Dengan adanya perbedaan warna akan menunjukkan
bahwa pegawai yang bersangkutan mendapat izin untuk datang terlambat atau pulang sebelum
waktunya, sehingga yang diperlukan adalah apakah data pendukungnya tersedia, yaitu berupa surat
permohonan izin/pemberitahuan terlambat masuk kerja/pulang sebelum waktunya beserta surat
keterangan oleh atasannya.
PENUTUP
8
Penghitungan kehadiran pegawai yang dilakukan secara obyektif diharapkan dapat
memenuhi rasa keadilan bagi seluruh Aparat Sipil Negeri sehingga diharapkan sinergitas,
persaingan yang sehat diantara pegawai segera dapat tercipta dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6.
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2013, tanggal 11 Desember 2013
tentang Tunjangan Kinerja Pegawai Lingkup Kementerian Kehutanan. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 198.
3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.66/Menhut-II/2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pemberian Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai Di Lingkungan Kementerian Kehutanan.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1511.