ITS Undergraduate 16922 3107100063 Paper PDF
ITS Undergraduate 16922 3107100063 Paper PDF
Dosen Pembimbing :
Dr.Techn Pujo Aji, ST.,MT.
Bambang Piscesa, ST., MT.
Pada metode ini membutuhkan rangka batang Menuangkan bentuk struktur dan hasil
perhitungan dalam bentuk gambar teknik
sebagai penompang utama dalam proses
perpindahan dan pemasangan segmental box Finish
3.1 Pengumpulan Data dan Literatur 3.4 Perhitungan Gaya Prategang Awal
Data-data perencanaan diperoleh dinas Tegangan ijin beton sesaat setelah penyaluran
Pekerjaan Umum Tingkat Kota, Kota Palu, gaya prategang:
Sulawesi Tengah. Jembatan Palu 4 Surabaya ini Tegangan tekan : ci 0.6 f ' ci (SNI 03-
dimodifikasi ulang dengan memakai box girder 2847-2002 Ps.20.4.1(1)).
pratekan dengan bentang menerus (statis tak tentu).
Tegangan tarik : ti 0.25 f 'ci (SNI 03-
Adapun data-data yang digunakan dalam
perencanaan adalah sebagai berikut: 2847-2002 Ps.20.4.1(2)).
1. Panjang jembatan : 162 m, terdiri dari Tegangan ijin beton sesaat setelah kehilangan
2 bentang dan dua kantilever ujung ( 21 m + gaya prategang:
60 m + 60 m + 21 m ) Tegangan tekan : ci 0.45 f 'c (SNI 03-
2. Lebar jembatan : 15,6 m 2847-2002 Ps.20.4.2(1)).
3. Lebar rencana jalan : 14 m. Tegangan tarik : ti 0.50 f 'c (SNI 03-
4. Lantai kendaraan beton bertulang : 4 lajur 2
arah @ 3.5 m 2847-2002 Ps.20.4.2(2)).
5. Lebar trotoar : 2 x 0,8 m Merencanakan besarnya gaya prategang
6. Gelagar utama : Box girder Fo Fo e M G
ti
A Wt Wt
3.2 Preliminari design Fo Fo e M G
a. Tafsiran Tinggi box girder ci
A Wb Wb
Untuk menentukan tinggi balok (h),
digunakan rumus : 3.5 Kehilangan gaya prategang
Dalam perencanaan beton pratekan, analisis
L L
h gaya-gaya efektif dari tendon penting sekali untuk
15 30 diketahui. Dalam buku karangan T.Y Lin dan Ned
b. Ketebalan Minimum Web Box Girder H Burns tahun 1988 disebutkan bahwa kehilangan
- 300 mm jika terdapat saluran untuk gaya prategang akan terjadi dalam dua tahap dan
penempatan post tensioning tendons di keduanya akan sangat mempengaruhi hasil akhir
badan box. gaya-gaya efektif tendon yang akan terjadi.
- 350 mm terdapat angker tendon yang 1) Tahap pertama, pada saat setelah peralihan
ditempatkan di badan box. gaya prategang ke penampang beton, tegangan
c. Ketebalan Minimum Top Flange Box Girder dievaluasi sebagai tolak ukur perilaku elemen
- Untuk lebar antar badan box < 3m tf = struktur. Pada tahap ini kehilangan gaya
175 mm prategang meliputi :
- Untuk lebar antar badan box antara 3 - Perpendekan elastis beton (ES)
4,5m tf = 200 mm Gesekan (FR)
- Untuk lebar antar badan box antara 4,5 –
Slip angkur (ANC)
7,5 m tf = 250 mm
d. Ketebalan Minimum Bottom Flange Box
2) Tahap kedua, pada saat beban bekerja setelah
Girder
semua gaya prategang terjadi dan tingkatan
Pada jembatan yang telah ada sebelumnya
prategang efektif jengka panjang telah tercapai.
menggunakan ketebalan minimum kurang
Akibat waktu yang lama akan terjadi
lebih 125mm.
kehilangan gaya prategang sebagai berikut :
Rangkak beton (CR)
3.3 Perhitungan Momen Statis Tak Tentu
Pada perhitungan ini beban-beban yang Susut (SH)
diperhitungkan meliputi : Relaksasi baja (RE)
1. Beban sendiri box girder
2. Beban lantai kendaraan, aspal, dan air hujan 3.6 Pembebanan Pada Struktur Utama
3. Beban hidup (lalu lintas) Jembatan
Untuk menghitung momen yang terjadi pada Pembebanan yang diterapkan mengacu
struktur statis tak tentu yaitu dengan menggunakan kepada muatan atau aksi lain (beban perpindahan
program bantu SAP 2000 v.14. dan pengaruh lainnya) yang timbul pada suatu
jembatan berdasarkan acuan RSNI T-02-2005.
Beban-beban yang bekerja antara lain sebagai
berikut : 3.7 Menuangkan hasil perhitungan ke dalam
a. Beban Tersebar Merata (UDL = q) gambar
Besarnya beban tersebar merata q adalah : Dalam menuangkan hasil perhitungan ke dalam
q = 9.0 KN/m2,(L < 30 meter) gambar teknik yaitu dengan menggunakan program
q = 9.0 (0.5+15/L),(L > 30 meter) Autocad.
b. Beban Garis (KEL= P)
Besarnya beban garis “P” ditetapkan sebesar 49 BAB IV
KN/m [RSNI T-02-2005 pasal 6.3.1] PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER
Beban Lajur “T” [RSNI T-02-2005 pasal 6.4.1]
Beban truck ”T” adalah satu kendaraan 4.1 Perhitungan Tiang Sandaran
berat dengan 3 as yang ditempatkan pada Beban yang bekerja pada sandaran adalah
beberapa posisi dalam lajur lalu – lintas rencana. berupa gaya horisontal sebesar 0.75 KN/m
Faktor Pejalan Kaki [RSNI T-02-2005 pasal 6.9] (RSNI T-02-2005 pasal 12.5). Beban ini
Intensita pejalan kaki dipengaruhi oleh luas total bekerja pada ketinggian 100 cm terhitung dari
daerah pejalan kaki yang direncanakan. lantai trotoar.
Besarnya beban yang bekerja adalah 2 kN/M2.
Dipakai tulangan 2 D 13 ( As = 265,33 mm2 )
As‟ = 2 D 13 (As‟ = 265,33 mm2)
Beban Angin [RSNI T-02-2005 pasal 7.6] Sengkang praktis Ø 8 – 150 ( 334,93 mm2 )
Gaya nominal ultimate dan daya layan
jembatan akibat angin tergantung kecepatan 4.2 Perhitungan Trotoar
angin rencana seperti berikut : Trotoar direncanakan dengan lebar 80 cm
Tew = 0.0006 Cw (Vw)2 Ab → kN dan tebal 25 cm dan ditempatkan di atas lantai
Dimana : kendaraan. Sesuai dengan RSNI T-02-2005
Vw = Kecepatan angin rencana untuk semua elemen dari trotoar atau jembatan
keadaan batas yang ditinjau (m/det). penyebrangan secara langsung memikul beban
Cw = Koefisien seret pejalan kaki.
Ab = Luas koefisien bagian samping Luas areal yang dibebani pejalan kaki :
jembatan ( m2 ) Berdasarkan gambar 10 pada RSNI T-02-2005
Dan apabila suatu kendaraan sedang berada untuk luas trotoar (A) >100 m2 , maka beban
diatas jembatan, beban garis merata tambahan nominal pejalan kaki sebesar 2 kPa = 2000
arah horizontal harus diterapkan pada N/m2
permukaan lantai seperti rumus berikut ini : Karena lebar trotoar 0,8 m
Tew = 0.0012 Cw (Vw)2 → kN/m 2
Dimana : 2000 N / m 0,8 m = 1600 N/m. Beban
tersebut akan dibebankan pada box girder.
Tabel 3.10 Koefisien Cw
Type Bangunan Atas Masif Koef. Cw 4.3 Perhitungan Kerb (Balok Trotoar)
Kerb merupakan balok trotoar yang
b/d = 1 2.1
terletak di sisi luar dari trotoar. Pada puncak
b/d = 2 1.5
kerb bekerja gaya horizontal sebesar 500 kg.
b/d = 6 1.25
Dimensi kerb direncanakan dengan lebar 20
Bangunan rangka 1.2 cm dan tebal 25 cm.
Data- data yang dibutuhkan untuk perhitungan
Tabel 3.11 Kecepatan Angin Rencana
Dipakai tulangan D 13 - 100(As = 1326,65
Location Lokasi mm2)
Limit State
Keadaan 4.4 Kontrol Terhadap Geser Ponds
< 5 km of the coast > 5 km from the coast
Batas Berikut adalah tahapan perhitungan
< 5 km dari pantai > 5 km dari pantai
kontrol terhadap geser ponds.
Serviceability
30 m/s 25 m/s
Daya layan Gaya geser (V) = 263,25 KN
Ultimate 35 m/s 30 m/s Kemampuan geser (Vu)= 4.016,632 KN
Gaya geser < ø × Vu Mutu baja yang digunakan untuk penulangan
263,25 KN < 0,7 × 4.016,632 struktur sekunder adalah baja mutu (fy) = 240
MPa.
263,25 KN < 2.811,64 KN … OK
Dalam perencanaan ini akan digunakan jenis
kabel dan angkur ASTM A416-74 Grade
BAB V 270 dengan diameter Ø15,2 mm.
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS 5.3 Tegangan Ijin Bahan
5.1 Data Perencanaan 5.3.1 Beton Prategang (Pasal 4.4.1.2)
Dalam Tugas Akhir ini akan direncanakan Pada saat transfer
Jembatan Palu IV dengan konstruksi box girder Kuat tekan beton saat transfer ( f ci ' )
pratekan struktur statis tak tentu. Jembatan Palu IV
- f ci ' 65 % fc '
ini melintasi sungai Palu yang memiliki bentang
total 300 m. Pada pembahasan sebelumnya telah = 65 % × 60 = 39 MPa
disebutkan bahwa akan dibagi menjadi tiga Tegangan tekan dalam penampang beton
jembatan dengan panjang total masing-masing 61m, tidak boleh melampaui nilai sebagai berikut :
162m, dan 61m. Diantara masing-masing jembatan - tekan 0,6 f ci '
dihubungkan dengan sebuah pelat penghubung 0,6 39 = 23,4 MPa
dengan panjang 8m.
Untuk struktur jembatan segmental pracetak
Penulis mengambil batasan bahwa dalam tugas tegangan tarik yang diijinkan:
akhir ini hanya menganalisa struktur jembatan pada
bagian tengah. Sebagai hasil akhir dari Tugas Akhir - tarik 0 MPa
ini nantinya dimensi penampang struktur jembatan Pada saat service
akan dituangkan ke dalam bentuk gambar teknik. Tegangan tekan dalam penampang beton
tidak boleh melampaui nilai sebagai berikut :
Nama jembatan : Jembatan Palu 4 - tekan 0,45 f c '
Lokasi jembatan : Melintasi sungai Palu pada
bagian muara di sekitar kawasan 0,45 60 = 27 MPa
wisata pantai teluk Palu, provinsi Tegangan tarik yang diijinkan pada kondisi
Sulawesi Tengah. batas layan.
Tipe jembatan : Precast segmental box girder - 0 MPa
tarik
dengan menggunakan struktur
beton pratekan tipe single box. Modulus Elastisitas (E)
Panjang total : 162 m, terdiri dari 4 bentang - E = 4700 × fc '
dengan panjang bentang masing-
masing 21m, 60m, 60m, dan = 4700 × 60 =36406,043 MPa
21m. 5.3.2 Baja Prategang (Pasal 4.4.3)
Metode pelaksanaan : Dengan metode Balance
Cantilever Using Launching
Modulus Elastisitas (Es) =
Gantry 200.000 MPa
Lebar total jembatan : 15,6 m. Tegangan Putus kabel (fpu)= 1745 MPa
Lebar lantai kend. : 14 m. Tegangan leleh kabel (fpy)= 0,85 × fpu
Lebar Trotoar : 2 × 0,8 m. = 0,85 × 1745
Jumlah lajur : 4 lajur, 2 arah (UD) = 1483,25 MPa
Lebar tiap lajur : 3,5 m. Tegangan tarik ijin kabel (jacking)
= 0,94 × fpy
5.2 Data-data Bahan = 0,94 × 1483,25
5.2.1 Beton = 1394,255 MPa
Kuat tekan beton prategang (fc’ ) = 60 MPa Tegangan tarik ijin kabel (setelah
Kuat tekan beton untuk struktur sekunder (fc’ pengangkuran)
) = 30 MPa = 0,7 × fpu
5.2.2 Baja = 0,7 × 1745
Mutu baja yang digunakan untuk penulangan = 1221,5 MPa
box girder adalah baja mutu (fy) = 400 MPa.
5.4 Preliminari Design q1 = 100 % × 18,56 × 4 = 74,25 KN/m
5.4.1 Perencanaan Dimensi Profil Box
q2 = 50 % × 18,56 × 4 = 37,125 KN/m
Girder
Langkah awal dalam menentukan dimensi b. Beban garis (KEL)
box girder adalah dengan menentukan tinggi p =49 KN/m=49 × 2,75=134,75 KN/lajur
tafsiran ( htafsiran ) penampang box girder. Htafsiran p1‟ = 100 % × 134,75 × 4 = 539 KN
diperoleh dari rasio tinggi (h) terhadap bentang (L)
yang telah disebutkan pada pembahasan p2‟ = 50 % × 134,75 × 4 = 269,5 KN
sebelumnya yaitu 1/20 L (dalam buku Prestressed
Concrete Segmental Bridges). c. Beban Truk “T”
- Profil box girder : Bentang 60 m TTR = „T‟ (1+FBD) KUTT
htafsiran = 1/20 × L = 112,5 × (1+0,3) × 1,8
= 1/20 × 60 m = 263,25 KN
=3m 5.5.3 Beban angin
a. Akibat angin
Direncanakan menggunakan dimensi box girder Hw = 0,0006 × Cw × (Vw)2 × Ab
sebagai berikut : = 0,0006×1,3956×(35)2×3= 3,077 kN / m
Data penampang :
A = 1,5617 × 105 cm2 = 1,5617 × 107 mm2 b. Akibat angin yang mengenai kendaraan
yb = 1.941,9 mm TEW = 0,0012 × Cw × (Vw)2
ya = 300 – 194,19 = 105,81 cm = 1.058,1 mm = 0,0012×1,3956×(35)2= 2,0515 KN/m
I = 1.584.264.943 cm4 = 1,584 × 1013 mm4
q = 390,425 KN/m 5.6 Perhitungan Momen dan Perencanaan
Tendon Prategang
5.5 Analisa Pembebanan 5.6.1 Perencanaan Tendon Kantilefer (Tahap 1)
5.5.1 Analisa Beban Mati Tendon kantilefer dihitung berdasarkan
a. Analisa berat sendiri momen yang didapat akibat berat sendiri box girder.
A = 15,617 × 104 cm2 = 15,617 m2 Pada perencanaan jembatan Palu 4 ini terdapat dua
q = A × Bj.beton jenis kantilefer yang berbeda yaitu kantilefer pada
= 390,425 KN/m tumpuan tepi (A) dan dan pada tumpuan tengah (B)
b. Analisa beban mati tambahan
- Berat lapisan aspal = 24,64 KN/m Pada Kantilefer B beban akibat berat sendiri box
- Air hujan = 6,86 KN/m girder antara lengan kiri dan lengan kanan telah
- Trotoar+kerb = 9,6 KN/m seimbang. Akan tetapi pada kantilefer A terdapat
- Tiang sandaran = 0,54KN/m perbedaan jumlah segmen sehingga perlu diberi
5.5.2 Analisa Beban Hidup beban penyeimbang pada salah satu ujungnya.
a. Beban lajur “D” Beban tambahan ujung ini juga berfungsi sebagai
Beban terbagi rata (UDL), untuk bentang 21 m pelat penghubung antar jembatan dengan panjang
q = 9,0 KPa = 9,0 KN/m2 segmen adalah 7,916 m. Beban tersebut
memberikan beban pada segmen ujung sebesar
= 9,0 × 2,75 m = 24,75 kN/m/lajur 2732,975 KN atau setara dengan dua berat box
q1 = 100 % × 24,75 × 4 = 99 KN/m girder. Memiliki penampang sebagai berikut :
q2 = 50 % × 24,75 × 4 = 49,5 KN/m Analisa perhitungan momen pemasangan segmen
akibat berat sendiri dan beban pelat ujung pada saat
Beban terbagi rata (UDL), untuk bentang 60 m kantilefer menggunakan program SAP 2000,
15 didapatkan momen maksimum sebesar : M 7 (x=21
q = 9,0. 0.5 KPa
L m) = - 1,53 × 1011 Nmm
15
= 9,0 0.5 KPa = 6,75 KN/m2 1. Rencanakan gaya pratekan dan jenis tendon yang
60 dibutuhkan untuk memikul momen akibat berat
= 6,75 × 2,75 m = 18,56 KN/m sendiri box girder :
Diambil contoh untuk perhitungan pada joint 13 : = 7,5 106 7,5 106 908,1 1058,1 9,565 109 1058,1
Direncanakan menggunakan tendon / kabel jenis 1,5617 107 1,584 1013 1,584 1013
strand seven wires stress relieved (7 kawat untaian). = – 0,480 – 0,455 + 0,639
Dengan mengacu pada tabel VSL, berikut adalah = – 0,296 MPa (tekan)< tarik 0 MPa ..OK
jenis dan karakteristik tendon yang digunakan : Serat bawah
Diameter = 15,2 mm Fo Fo e yb M G yb
Luas nominal (As) = 143,3 mm2 fo =
A I I
Minimum breaking load = 250 KN = 7,5 106 7,5 106 908,1 1941,9 9,565 109 1941,9
Modulus elastisitas (Es) = 200.000 MPa 1,5617 107 1,584 1013 1,584 1013
fpu=1.216,27 MPa = – 0,480 + 0,839 – 1,172
Data penampang box girder : = – 0,818 MPa (tekan)
H = 3000 mm = 0,818 MPa< tekan 23,4 MPa …..OK
A = 1,5617 × 107 mm2 (tanda +/– diabaikan karena hanya menunjukkan
ya = 1058,1 mm sifat tegangan tarik / tekan )
yb = 1941,9 mm Tabel 6.3 Perhitungan gaya prategang dan kontrol
I = 1,584 × 1013 mm4 tegangan pada penampang pada Kantilefer A
M13 = 9,5654 × 109 Nmm Joint Mg (Nmm)
Jenis F (N) sesuai F (N) F/A F.e.y/I (Mpa) Mg.y/I (Mpa) Resultan (Mpa)
Ket
wa = 1,4972 × 1010 mm3 1 0
tendon VSL
0
kumulatif
0
(Mpa)
0
atas
0
bawah atas
0 0
bawah
0
atas
0
bawah
0 OK
2 11960000000 20 Sc 5000000 17500000 -1.121 -1.061 1.948 0.799 -1.466 -1.383 -0.639 OK
kb = 958,7 mm 3 28700000000 23 Sc 5750000 29000000 -1.857 -1.759 3.228 1.917 -3.518 -1.699 -2.147 OK
4 50220000000 31 Sc 7750000 44500000 -2.849 -2.699 4.953 3.354 -6.156 -2.194 -4.052 OK
5 76520000000 35 Sc 8750000 62000000 -3.970 -3.760 6.901 5.111 -9.379 -2.620 -6.448 OK
6 107600000000 40 Sc 10000000 82000000 -5.251 -4.973 9.127 7.187 -13.189 -3.038 -9.312 OK
Diambil tebal decking 15 cm: 7
8
153000000000
117200000000
41 Sc
40 Sc
10100000
10000000
102200000
82000000
-6.544
-5.251
-6.199 11.376 10.219 -18.753 -2.524 -13.922 OK
-4.973 9.127 7.828 -14.365 -2.396 -10.489 OK
e = ya – 150 mm 9
10
86090000000
59780000000
35 Sc
31 Sc
8750000
7750000
62000000
44500000
-3.970
-2.849
-3.760 6.901 5.750 -10.552 -1.980 -7.621 OK
-2.699 4.953 3.993 -7.327 -1.556 -5.224 OK
= 1058,1 – 150 = 908,1 mm (diatas c.g.c) 11
12
38260000000
21520000000
23 Sc
20 Sc
5750000
5000000
29000000
17500000
-1.857
-1.121
-1.759 3.228 2.555 -4.690 -1.060 -3.319 OK
-1.061 1.948 1.437 -2.638 -0.745 -1.810 OK
6 15,617
8,2 10 0,73 2 105 1 0,06 100 75 Tabel 6.44 Perhitungan Persentase Kehilangan
35,427
Gaya Prategang total pada tahap service
joint loss (%)
= 22,014 MPa 7 12.070
15/16 11.823
% Loss = 22 ,014 100 % = 1,802 %
24 12.031
0,7 1.745