Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TUGAS AKHIR

PERENCANAAN JEMBATAN PALU IV


DENGAN KONSTRUKSI BOX GIRDER
SEGMENTAL METODE PRATEKAN
STATIS TAK TENTU

NIA DWI PUSPITASARI


NRP 3107 100 063

Dosen Pembimbing :
Dr.Techn Pujo Aji, ST.,MT.
Bambang Piscesa, ST., MT.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2011
1.3 Tujuan
BAB I
PENDAHULUAN 1. Menghitung gaya-gaya yang bekerja akibat
pelebaran jembatan serta gaya yang
diakibatkan dalam pelaksanaan.
1.1 Latar Belakang 2. Melakukan preliminary design jembatan
beton pratekan.
Jembatan Palu IV dibangun di bagian 3. Melakukan perhitungan momen statis tak
muara di kota Palu, provinsi Sulawesi Tengah. tentu dengan program bantu SAP 2000 v.14
Minat dan antusias masyarakat kota Palu serta turis 4. Melakukan analisa penampang untuk dapat
yang ingin menikmati keindahan alam teluk Palu, menahan lenturan akibat gaya-gaya yang
menyebabkan seringnya terjadi kemacetan di bekerja.
sepanjang jembatan. Oleh sebab itu apabila 5. Melakukan analisa struktur pada balok
menggunakan jalan yang ada yaitu dua lajur dua pratekan akibat kehilangan gaya prategang
arah dengan lebar masing-masing lajur 3,5m tidak (lost of prestress).
akan memenuhi kapasitas, karena terjadi kemacetan 6. Menentukan tahapan dalam pelaksanaan
yang diakibatkan hambatan samping yang besar. struktur atas jembatan tersebut.
Dari permasalahan di atas maka perlu 7. Menuangkan hasil analisa struktur ke dalam
dilakukan redesign menjadi empat lajur dua arah gambar teknik.
dengan lebar masing-masing lajur 3,5m. Dengan
adanya penambahan lajur menjadi 4 x 3,5m 1.4 Batasan Masalah
diharapkan tidak terjadi kemacetan yang
diakibatkan hambatan samping yang besar pada Permasalahan dalam penggunaan pracetak
bagian jembatan. sebenarnya cukup banyak yang harus diperhatikan,
Dalam perencanaan kembali jembatan Palu namun mengingat keterbatasan waktu, perancangan
4 dilakukan dengan menggunakan beton pratekan ini mengambil batasan :
karena memiliki nilai ekonomis dari segi bahan, 1. Tinjauan hanya mencakup struktur atas
serta memiliki kemampulayanan (serviceability) jembatan (struktur primer dan struktur
yang tinggi. (T.Y.lin dan Ned H.Burns,1988). sekunder).
2. Tidak melakukan peninjauan terhadap
1.2 Permasalahan analisa biaya dan waktu pelaksanaan.
3. Tinjauan hanya meliputi struktur menerus
1. Bagaimana perhitungan gaya-gaya yang jembatan di bagian tengah penampang
bekerja akibat pelebaran jembatan? sungai.
2. Bagaimana melakukan preliminary design 4. Tidak merencanakan perkerasan dan desain
jembatan beton pratekan? jalan pendekat (oprit)
3. Bagaimana perhitungan momen statis tak 5. Tidak meninjau kestabilan profil sungai dan
tentu pada jembatan? scouring.
4. Bagaimana melakukan analisa penampang 6. Mutu beton pratekan fc‟ = 60 Mpa
untuk dapat menahan lenturan akibat gaya- 7. Metode pelaksanaan hanya dibahas secara
gaya yang bekerja? umum.
5. Bagaimana melakukan analisa struktur pada
balok pratekan akibat kehilangan gaya 1.5 Manfaat
prategang (lost of prestress)? Dengan adanya modifikasi jembatan Palu 4 dari
6. Bagaimana metode pelaksanaan yang semula 2 lajur 2 arah menjadi 4 lajur 2 arah,
pembangunan jembatan dengan beton maka diharapkan tidak terjadi lagi kemacetan di
pratekan? sepanjang jembatan.
7. Bagaimana menuangkan hasil analisa
struktur ke dalam gambar teknik?
BAB II Pier Segment : Bagian ini terletak
TINJAUAN PUSTAKA tepat diatas abutment.
Deviator segment : Bagian ini
2.1 Beton Pratekan dibutuhkan untuk pengaturan deviasi
Definisi beton pratekan menurut SNI 03 – tendon.
2847 – 2002 (pasal 3.17) yaitu beton bertulang yang Standard segment : Dimensi standard
telah diberikan tegangan tekan untuk mengurangi box girder yang digunakan.
tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban
kerja.

2.1.1 Gaya Prategang


Gaya Prategang dipengaruhi oleh momen
total yang terjadi. Gaya prategang yang disalurkan
harus memenuhi kontrol batas pada saat kritis.
Persamaan berikut menjelaskan hubungan antara
momen total dengan gaya prategang (T.Y Lin,
1988)
MT
F T
0,65 h
Dimana : MT = Momen Total
h = tinggi balok

2.1.2 Kehilangan Gaya Prategang


Kehilangan gaya prategang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain (T.Y
Lin, 1988):
Gambar 2.1 Tipe Segmen Box Girder
Perpendekan elastis beton.
Sumber : jurnal Prof. Dr.-Ing. G. Rombach, 2002
Rangkak.
Susut.
Relaksasi tendon. 2.2.2 Desain Elemen Sambungan
Friksi. Sambungan pada jembatan segmental telah
Pengangkuran. dirancang sesuai dengan rekomendasi AASHTO.
(Prof. Dr.-Ing. G. Rombach, 2002)

2.2 Precast Segmental Box Girder


Precast segmental box girder adalah salah
satu perkembangan penting dalam teknik jembatan
yang tergolong baru dalam beberapa tahun terakhir.
Berbeda dengan sistem konstruksi monolit, sebuah
jembatan segmental box girder terdiri dari elemen- Gambar 2.3 Detail sambungan pada segmental box
elemen pracetak yang dipratekan bersama-sama girder
oleh tendon eksternal (Prof. Dr.-Ing. G. Rombach, Sumber : Jurnal Prof. Dr.-Ing. G. Rombach, 2002
2002).
2.3 Balok Pratekan Menerus Statis Tak Tentu
2.2.1 Elemen Struktural Jembatan Segmental Dalam tugas akhir ini direncanakan
Box Girder jembatan dengan konstruksi beton pratekan statis
Jembatan segmental seharusnya dibangun tak tentu. Seperti halnya dengan struktur menerus
seperti sturktur bentang tunggal untuk menghindari lainnya, lendutan pada balok menerus akan lebih
adanya sambungan kabel post-tension. Sehubungan kecil daripada lendutan pada balok sederhana
dengan adanya eksternal post-tension maka (diatas dua tumpuan) (T.Y Lin dan Ned H. Burn,
diperlukan tiga macam segmen yang berbeda, 1988). Kontinuitas pada konstruksi beton prategang
diantaranya (Prof. Dr.-Ing. G. Rombach, 2002): dicapai dengan memakai kabel-kabel melengkung
atau lurus yang menerus sepanjang beberapa girder. Dengan konstruksi rangka batang yang
bentangan. Juga dimungkinkan untuk menimbulkan menumpu di atas kepala pilar/substructure.
kontinuitas antara dua balok pracetak dengan
memakai “kabel tutup” (cap cable). Alternatif lain,
tendon-tendon lurus yang pendek dapat dipakai
diatas tumpuan untuk menimbulkan kontinuitas
antara dua balok prategang pracetak (N. Krishna
Raju, 1989)

2.4 Metode Konstruksi Gambar 2.6 Metode pelaksanaan segmental box


Dalam buku berjudul Prestressed Concrete girder
Segmental Bridges, untuk pelaksanaan metode Sumber : Buku Prestressed Concrete Segmental
kantilever membutuhkan adanya tendon-tendon Bridges
yang berfungsi sebagai penompang setiap segmen
Box Girder. Tendon yang digunakan terdiri dari dua
jenis yaitu “cantilever” tendons dan “continuity” BAB III
tendons. METODOLOGI
Cantilever tendons terletak di area momen Start
negative yang dijacking saat setiap segmen
box girder ditempatkan. Cantilever tendons Mengumpulkan data dan literatur :
Data umum jembatan dan data bahan.
dapat diperpanjang hingga ke bagian bawah Data gambar
Buku-buku referensi
dengan melewati badan segmen, atau dapat Peraturan-peraturan yang berkaitan
juga berhenti hanya pada bagian atas segmen.
Continuity tendons bekerja untuk menyediakan Preliminary Design :
Menentukan dimensi box
gaya prestressing di area momen positif. Menentukan panjang segmen box girder
Continuity tendons di tempatkan dan dijacking
setelah penutup sambungan telah ditempatkan.
Perhitungan momen statis tak tentu

Merencanakan dimensi struktur sekunder :


Merencanakan pelat lantai kendaraan
Menetapkan desain trotoar dan pagar.

Perhitungan pembebanan jembatan :


Mengumpulkan data-data perencanaan
jembatan
Menghitung pembebanan struktur utama

Analisa Struktur Utama Jembatan :


Analisa tegangan terhadap berat sendiri, beban
mati tambahan dan beban hidup
Perhitungan gaya prategang awal
Menentukan layout kabel tendon
Perhitungan kehilangan gaya prategang.
Permodelan jembatan box girder dengan
program SAP 2000

Gambar 2.5 Letak Cantilever tendons dan


Continuity tendons dalam Box Girder Kontrol terhadap kekuatan dan kestabilan :
Kontrol analisa tegangan akhir
Sumber : Buku Prestressed Concrete Segmental Kontrol momen retak
Kontrol momen batas
Bridges Kontrol torsi
Kontrol geser pada sambungan antar
segmen NOT OK
Kontrol lendutan
Metode konstruksi yang dipilih dalam
penulisan Tugas Akhir ini adalah metode
Balance Cantilever Using Launching Girder. OK

Pada metode ini membutuhkan rangka batang Menuangkan bentuk struktur dan hasil
perhitungan dalam bentuk gambar teknik
sebagai penompang utama dalam proses
perpindahan dan pemasangan segmental box Finish
3.1 Pengumpulan Data dan Literatur 3.4 Perhitungan Gaya Prategang Awal
Data-data perencanaan diperoleh dinas Tegangan ijin beton sesaat setelah penyaluran
Pekerjaan Umum Tingkat Kota, Kota Palu, gaya prategang:
Sulawesi Tengah. Jembatan Palu 4 Surabaya ini  Tegangan tekan : ci 0.6 f ' ci (SNI 03-
dimodifikasi ulang dengan memakai box girder 2847-2002 Ps.20.4.1(1)).
pratekan dengan bentang menerus (statis tak tentu).
 Tegangan tarik : ti 0.25 f 'ci (SNI 03-
Adapun data-data yang digunakan dalam
perencanaan adalah sebagai berikut: 2847-2002 Ps.20.4.1(2)).
1. Panjang jembatan : 162 m, terdiri dari Tegangan ijin beton sesaat setelah kehilangan
2 bentang dan dua kantilever ujung ( 21 m + gaya prategang:
60 m + 60 m + 21 m )  Tegangan tekan : ci 0.45 f 'c (SNI 03-
2. Lebar jembatan : 15,6 m 2847-2002 Ps.20.4.2(1)).
3. Lebar rencana jalan : 14 m.  Tegangan tarik : ti 0.50 f 'c (SNI 03-
4. Lantai kendaraan beton bertulang : 4 lajur 2
arah @ 3.5 m 2847-2002 Ps.20.4.2(2)).
5. Lebar trotoar : 2 x 0,8 m Merencanakan besarnya gaya prategang
6. Gelagar utama : Box girder Fo Fo e M G
 ti
A Wt Wt
3.2 Preliminari design Fo Fo e M G
a. Tafsiran Tinggi box girder  ci
A Wb Wb
Untuk menentukan tinggi balok (h),
digunakan rumus : 3.5 Kehilangan gaya prategang
Dalam perencanaan beton pratekan, analisis
L L
h gaya-gaya efektif dari tendon penting sekali untuk
15 30 diketahui. Dalam buku karangan T.Y Lin dan Ned
b. Ketebalan Minimum Web Box Girder H Burns tahun 1988 disebutkan bahwa kehilangan
- 300 mm jika terdapat saluran untuk gaya prategang akan terjadi dalam dua tahap dan
penempatan post tensioning tendons di keduanya akan sangat mempengaruhi hasil akhir
badan box. gaya-gaya efektif tendon yang akan terjadi.
- 350 mm terdapat angker tendon yang 1) Tahap pertama, pada saat setelah peralihan
ditempatkan di badan box. gaya prategang ke penampang beton, tegangan
c. Ketebalan Minimum Top Flange Box Girder dievaluasi sebagai tolak ukur perilaku elemen
- Untuk lebar antar badan box < 3m  tf = struktur. Pada tahap ini kehilangan gaya
175 mm prategang meliputi :
- Untuk lebar antar badan box antara 3 - Perpendekan elastis beton (ES)
4,5m  tf = 200 mm Gesekan (FR)
- Untuk lebar antar badan box antara 4,5 –
Slip angkur (ANC)
7,5 m  tf = 250 mm
d. Ketebalan Minimum Bottom Flange Box
2) Tahap kedua, pada saat beban bekerja setelah
Girder
semua gaya prategang terjadi dan tingkatan
Pada jembatan yang telah ada sebelumnya
prategang efektif jengka panjang telah tercapai.
menggunakan ketebalan minimum kurang
Akibat waktu yang lama akan terjadi
lebih 125mm.
kehilangan gaya prategang sebagai berikut :
Rangkak beton (CR)
3.3 Perhitungan Momen Statis Tak Tentu
Pada perhitungan ini beban-beban yang Susut (SH)
diperhitungkan meliputi : Relaksasi baja (RE)
1. Beban sendiri box girder
2. Beban lantai kendaraan, aspal, dan air hujan 3.6 Pembebanan Pada Struktur Utama
3. Beban hidup (lalu lintas) Jembatan
Untuk menghitung momen yang terjadi pada Pembebanan yang diterapkan mengacu
struktur statis tak tentu yaitu dengan menggunakan kepada muatan atau aksi lain (beban perpindahan
program bantu SAP 2000 v.14. dan pengaruh lainnya) yang timbul pada suatu
jembatan berdasarkan acuan RSNI T-02-2005.
Beban-beban yang bekerja antara lain sebagai
berikut : 3.7 Menuangkan hasil perhitungan ke dalam
a. Beban Tersebar Merata (UDL = q) gambar
Besarnya beban tersebar merata q adalah : Dalam menuangkan hasil perhitungan ke dalam
q = 9.0 KN/m2,(L < 30 meter) gambar teknik yaitu dengan menggunakan program
q = 9.0 (0.5+15/L),(L > 30 meter) Autocad.
b. Beban Garis (KEL= P)
Besarnya beban garis “P” ditetapkan sebesar 49 BAB IV
KN/m [RSNI T-02-2005 pasal 6.3.1] PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER
 Beban Lajur “T” [RSNI T-02-2005 pasal 6.4.1]
Beban truck ”T” adalah satu kendaraan 4.1 Perhitungan Tiang Sandaran
berat dengan 3 as yang ditempatkan pada Beban yang bekerja pada sandaran adalah
beberapa posisi dalam lajur lalu – lintas rencana. berupa gaya horisontal sebesar 0.75 KN/m
 Faktor Pejalan Kaki [RSNI T-02-2005 pasal 6.9] (RSNI T-02-2005 pasal 12.5). Beban ini
Intensita pejalan kaki dipengaruhi oleh luas total bekerja pada ketinggian 100 cm terhitung dari
daerah pejalan kaki yang direncanakan. lantai trotoar.
Besarnya beban yang bekerja adalah 2 kN/M2.
Dipakai tulangan 2 D 13 ( As = 265,33 mm2 )
As‟ = 2 D 13 (As‟ = 265,33 mm2)
Beban Angin [RSNI T-02-2005 pasal 7.6] Sengkang praktis Ø 8 – 150 ( 334,93 mm2 )
Gaya nominal ultimate dan daya layan
jembatan akibat angin tergantung kecepatan 4.2 Perhitungan Trotoar
angin rencana seperti berikut : Trotoar direncanakan dengan lebar 80 cm
Tew = 0.0006 Cw (Vw)2 Ab → kN dan tebal 25 cm dan ditempatkan di atas lantai
Dimana : kendaraan. Sesuai dengan RSNI T-02-2005
Vw = Kecepatan angin rencana untuk semua elemen dari trotoar atau jembatan
keadaan batas yang ditinjau (m/det). penyebrangan secara langsung memikul beban
Cw = Koefisien seret pejalan kaki.
Ab = Luas koefisien bagian samping Luas areal yang dibebani pejalan kaki :
jembatan ( m2 ) Berdasarkan gambar 10 pada RSNI T-02-2005
Dan apabila suatu kendaraan sedang berada untuk luas trotoar (A) >100 m2 , maka beban
diatas jembatan, beban garis merata tambahan nominal pejalan kaki sebesar 2 kPa = 2000
arah horizontal harus diterapkan pada N/m2
permukaan lantai seperti rumus berikut ini : Karena lebar trotoar 0,8 m 
Tew = 0.0012 Cw (Vw)2 → kN/m 2
Dimana : 2000 N / m 0,8 m = 1600 N/m. Beban
tersebut akan dibebankan pada box girder.
Tabel 3.10 Koefisien Cw
Type Bangunan Atas Masif Koef. Cw 4.3 Perhitungan Kerb (Balok Trotoar)
Kerb merupakan balok trotoar yang
b/d = 1 2.1
terletak di sisi luar dari trotoar. Pada puncak
b/d = 2 1.5
kerb bekerja gaya horizontal sebesar 500 kg.
b/d = 6 1.25
Dimensi kerb direncanakan dengan lebar 20
Bangunan rangka 1.2 cm dan tebal 25 cm.
Data- data yang dibutuhkan untuk perhitungan
Tabel 3.11 Kecepatan Angin Rencana
Dipakai tulangan D 13 - 100(As = 1326,65
Location Lokasi mm2)
Limit State
Keadaan 4.4 Kontrol Terhadap Geser Ponds
< 5 km of the coast > 5 km from the coast
Batas Berikut adalah tahapan perhitungan
< 5 km dari pantai > 5 km dari pantai
kontrol terhadap geser ponds.
Serviceability
30 m/s 25 m/s
Daya layan Gaya geser (V) = 263,25 KN
Ultimate 35 m/s 30 m/s Kemampuan geser (Vu)= 4.016,632 KN
Gaya geser < ø × Vu Mutu baja yang digunakan untuk penulangan
263,25 KN < 0,7 × 4.016,632 struktur sekunder adalah baja mutu (fy) = 240
MPa.
263,25 KN < 2.811,64 KN … OK
Dalam perencanaan ini akan digunakan jenis
kabel dan angkur ASTM A416-74 Grade
BAB V 270 dengan diameter Ø15,2 mm.
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS 5.3 Tegangan Ijin Bahan
5.1 Data Perencanaan 5.3.1 Beton Prategang (Pasal 4.4.1.2)
Dalam Tugas Akhir ini akan direncanakan Pada saat transfer
Jembatan Palu IV dengan konstruksi box girder Kuat tekan beton saat transfer ( f ci ' )
pratekan struktur statis tak tentu. Jembatan Palu IV
- f ci ' 65 % fc '
ini melintasi sungai Palu yang memiliki bentang
total 300 m. Pada pembahasan sebelumnya telah = 65 % × 60 = 39 MPa
disebutkan bahwa akan dibagi menjadi tiga Tegangan tekan dalam penampang beton
jembatan dengan panjang total masing-masing 61m, tidak boleh melampaui nilai sebagai berikut :
162m, dan 61m. Diantara masing-masing jembatan - tekan 0,6 f ci '
dihubungkan dengan sebuah pelat penghubung 0,6 39 = 23,4 MPa
dengan panjang 8m.
Untuk struktur jembatan segmental pracetak
Penulis mengambil batasan bahwa dalam tugas tegangan tarik yang diijinkan:
akhir ini hanya menganalisa struktur jembatan pada
bagian tengah. Sebagai hasil akhir dari Tugas Akhir - tarik 0 MPa
ini nantinya dimensi penampang struktur jembatan Pada saat service
akan dituangkan ke dalam bentuk gambar teknik. Tegangan tekan dalam penampang beton
tidak boleh melampaui nilai sebagai berikut :
Nama jembatan : Jembatan Palu 4 - tekan 0,45 f c '
Lokasi jembatan : Melintasi sungai Palu pada
bagian muara di sekitar kawasan 0,45 60 = 27 MPa
wisata pantai teluk Palu, provinsi Tegangan tarik yang diijinkan pada kondisi
Sulawesi Tengah. batas layan.
Tipe jembatan : Precast segmental box girder - 0 MPa
tarik
dengan menggunakan struktur
beton pratekan tipe single box. Modulus Elastisitas (E)
Panjang total : 162 m, terdiri dari 4 bentang - E = 4700 × fc '
dengan panjang bentang masing-
masing 21m, 60m, 60m, dan = 4700 × 60 =36406,043 MPa
21m. 5.3.2 Baja Prategang (Pasal 4.4.3)
Metode pelaksanaan : Dengan metode Balance
Cantilever Using Launching
Modulus Elastisitas (Es) =
Gantry 200.000 MPa
Lebar total jembatan : 15,6 m. Tegangan Putus kabel (fpu)= 1745 MPa
Lebar lantai kend. : 14 m. Tegangan leleh kabel (fpy)= 0,85 × fpu
Lebar Trotoar : 2 × 0,8 m. = 0,85 × 1745
Jumlah lajur : 4 lajur, 2 arah (UD) = 1483,25 MPa
Lebar tiap lajur : 3,5 m. Tegangan tarik ijin kabel (jacking)
= 0,94 × fpy
5.2 Data-data Bahan = 0,94 × 1483,25
5.2.1 Beton = 1394,255 MPa
Kuat tekan beton prategang (fc’ ) = 60 MPa Tegangan tarik ijin kabel (setelah
Kuat tekan beton untuk struktur sekunder (fc’ pengangkuran)
) = 30 MPa = 0,7 × fpu
5.2.2 Baja = 0,7 × 1745
Mutu baja yang digunakan untuk penulangan = 1221,5 MPa
box girder adalah baja mutu (fy) = 400 MPa.
5.4 Preliminari Design q1 = 100 % × 18,56 × 4 = 74,25 KN/m
5.4.1 Perencanaan Dimensi Profil Box
q2 = 50 % × 18,56 × 4 = 37,125 KN/m
Girder
Langkah awal dalam menentukan dimensi b. Beban garis (KEL)
box girder adalah dengan menentukan tinggi p =49 KN/m=49 × 2,75=134,75 KN/lajur
tafsiran ( htafsiran ) penampang box girder. Htafsiran p1‟ = 100 % × 134,75 × 4 = 539 KN
diperoleh dari rasio tinggi (h) terhadap bentang (L)
yang telah disebutkan pada pembahasan p2‟ = 50 % × 134,75 × 4 = 269,5 KN
sebelumnya yaitu 1/20 L (dalam buku Prestressed
Concrete Segmental Bridges). c. Beban Truk “T”
- Profil box girder : Bentang 60 m TTR = „T‟ (1+FBD) KUTT
htafsiran = 1/20 × L = 112,5 × (1+0,3) × 1,8
= 1/20 × 60 m = 263,25 KN
=3m 5.5.3 Beban angin
a. Akibat angin
Direncanakan menggunakan dimensi box girder Hw = 0,0006 × Cw × (Vw)2 × Ab
sebagai berikut : = 0,0006×1,3956×(35)2×3= 3,077 kN / m
Data penampang :
A = 1,5617 × 105 cm2 = 1,5617 × 107 mm2 b. Akibat angin yang mengenai kendaraan
yb = 1.941,9 mm TEW = 0,0012 × Cw × (Vw)2
ya = 300 – 194,19 = 105,81 cm = 1.058,1 mm = 0,0012×1,3956×(35)2= 2,0515 KN/m
I = 1.584.264.943 cm4 = 1,584 × 1013 mm4
q = 390,425 KN/m 5.6 Perhitungan Momen dan Perencanaan
Tendon Prategang
5.5 Analisa Pembebanan 5.6.1 Perencanaan Tendon Kantilefer (Tahap 1)
5.5.1 Analisa Beban Mati Tendon kantilefer dihitung berdasarkan
a. Analisa berat sendiri momen yang didapat akibat berat sendiri box girder.
A = 15,617 × 104 cm2 = 15,617 m2 Pada perencanaan jembatan Palu 4 ini terdapat dua
q = A × Bj.beton jenis kantilefer yang berbeda yaitu kantilefer pada
= 390,425 KN/m tumpuan tepi (A) dan dan pada tumpuan tengah (B)
b. Analisa beban mati tambahan
- Berat lapisan aspal = 24,64 KN/m Pada Kantilefer B beban akibat berat sendiri box
- Air hujan = 6,86 KN/m girder antara lengan kiri dan lengan kanan telah
- Trotoar+kerb = 9,6 KN/m seimbang. Akan tetapi pada kantilefer A terdapat
- Tiang sandaran = 0,54KN/m perbedaan jumlah segmen sehingga perlu diberi
5.5.2 Analisa Beban Hidup beban penyeimbang pada salah satu ujungnya.
a. Beban lajur “D” Beban tambahan ujung ini juga berfungsi sebagai
 Beban terbagi rata (UDL), untuk bentang 21 m pelat penghubung antar jembatan dengan panjang
q = 9,0 KPa = 9,0 KN/m2 segmen adalah 7,916 m. Beban tersebut
memberikan beban pada segmen ujung sebesar
= 9,0 × 2,75 m = 24,75 kN/m/lajur 2732,975 KN atau setara dengan dua berat box
q1 = 100 % × 24,75 × 4 = 99 KN/m girder. Memiliki penampang sebagai berikut :
q2 = 50 % × 24,75 × 4 = 49,5 KN/m Analisa perhitungan momen pemasangan segmen
akibat berat sendiri dan beban pelat ujung pada saat
 Beban terbagi rata (UDL), untuk bentang 60 m kantilefer menggunakan program SAP 2000,
15 didapatkan momen maksimum sebesar : M 7 (x=21
q = 9,0. 0.5 KPa
L m) = - 1,53 × 1011 Nmm
15
= 9,0 0.5 KPa = 6,75 KN/m2 1. Rencanakan gaya pratekan dan jenis tendon yang
60 dibutuhkan untuk memikul momen akibat berat
= 6,75 × 2,75 m = 18,56 KN/m sendiri box girder :
Diambil contoh untuk perhitungan pada joint 13 : = 7,5 106 7,5 106 908,1 1058,1 9,565 109 1058,1
Direncanakan menggunakan tendon / kabel jenis 1,5617 107 1,584 1013 1,584 1013
strand seven wires stress relieved (7 kawat untaian). = – 0,480 – 0,455 + 0,639
Dengan mengacu pada tabel VSL, berikut adalah = – 0,296 MPa (tekan)< tarik 0 MPa ..OK
jenis dan karakteristik tendon yang digunakan : Serat bawah
Diameter = 15,2 mm Fo Fo e yb M G yb
Luas nominal (As) = 143,3 mm2 fo =
A I I
Minimum breaking load = 250 KN = 7,5 106 7,5 106 908,1 1941,9 9,565 109 1941,9
Modulus elastisitas (Es) = 200.000 MPa 1,5617 107 1,584 1013 1,584 1013
fpu=1.216,27 MPa = – 0,480 + 0,839 – 1,172
Data penampang box girder : = – 0,818 MPa (tekan)
H = 3000 mm = 0,818 MPa< tekan 23,4 MPa …..OK
A = 1,5617 × 107 mm2 (tanda +/– diabaikan karena hanya menunjukkan
ya = 1058,1 mm sifat tegangan tarik / tekan )
yb = 1941,9 mm Tabel 6.3 Perhitungan gaya prategang dan kontrol
I = 1,584 × 1013 mm4 tegangan pada penampang pada Kantilefer A
M13 = 9,5654 × 109 Nmm Joint Mg (Nmm)
Jenis F (N) sesuai F (N) F/A F.e.y/I (Mpa) Mg.y/I (Mpa) Resultan (Mpa)
Ket
wa = 1,4972 × 1010 mm3 1 0
tendon VSL
0
kumulatif
0
(Mpa)
0
atas
0
bawah atas
0 0
bawah
0
atas
0
bawah
0 OK
2 11960000000 20 Sc 5000000 17500000 -1.121 -1.061 1.948 0.799 -1.466 -1.383 -0.639 OK
kb = 958,7 mm 3 28700000000 23 Sc 5750000 29000000 -1.857 -1.759 3.228 1.917 -3.518 -1.699 -2.147 OK
4 50220000000 31 Sc 7750000 44500000 -2.849 -2.699 4.953 3.354 -6.156 -2.194 -4.052 OK
5 76520000000 35 Sc 8750000 62000000 -3.970 -3.760 6.901 5.111 -9.379 -2.620 -6.448 OK
6 107600000000 40 Sc 10000000 82000000 -5.251 -4.973 9.127 7.187 -13.189 -3.038 -9.312 OK
Diambil tebal decking 15 cm: 7
8
153000000000
117200000000
41 Sc
40 Sc
10100000
10000000
102200000
82000000
-6.544
-5.251
-6.199 11.376 10.219 -18.753 -2.524 -13.922 OK
-4.973 9.127 7.828 -14.365 -2.396 -10.489 OK
e = ya – 150 mm 9
10
86090000000
59780000000
35 Sc
31 Sc
8750000
7750000
62000000
44500000
-3.970
-2.849
-3.760 6.901 5.750 -10.552 -1.980 -7.621 OK
-2.699 4.953 3.993 -7.327 -1.556 -5.224 OK
= 1058,1 – 150 = 908,1 mm (diatas c.g.c) 11
12
38260000000
21520000000
23 Sc
20 Sc
5750000
5000000
29000000
17500000
-1.857
-1.121
-1.759 3.228 2.555 -4.690 -1.060 -3.319 OK
-1.061 1.948 1.437 -2.638 -0.745 -1.810 OK

Fperlu = M 9,5654 10 9 5.123.930,93 N 13


14
9565412500
2391353125
10 Sc
5 Sc
2500000
1250000
7500000
2500000
-0.480
-0.160
-0.455 0.835 0.639 -1.172 -0.296 -0.818 OK
-0.152 0.278 0.160 -0.293 -0.152 -0.175 OK
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 OK
e kb 908,1 958,7
Untuk sistem pasca tarik diasumsikan terjadi Tabel 6.4 Perhitungan gaya prategang dan kontrol
kehilangan gaya prategang sebesar 20 %. Maka tegangan pada penampang pada Kantilefer B
Fperlu = 5.123.930,93 N / 0,8 = 6.404.913,66 N Joint Mg (Nmm)
Jenis
tendon
F (N) jumlah F (N) F/A
F.e.y/I (Mpa) Mg.y/I (Mpa) Resultan (Mpa)
Ket
sesuai VSL strand kumulatif (Mpa) atas bawah atas bawah atas bawah
Perhitungan jumlah tendon yang diperlukan untuk 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 2391353125 5 Sc 1250000 2 2500000 -0.160 -0.152 0.278 0.160 -0.293 -0.152 -0.175 OK
dapat memikul Fperlu adalah sebagai berikut : 18 9565412500 10 Sc 2500000 2 7500000 -0.480 -0.455 0.835 0.639 -1.172 -0.296 -0.818 OK

F13 = Fperlu – F14 = 6.404.913,66 – 2.500.000 =


19 21520000000 20 Sc 5000000 2 17500000 -1.121 -1.061 1.948 1.437 -2.638 -0.745 -1.810 OK
20 38260000000 23 Sc 5750000 2 29000000 -1.857 -1.759 3.228 2.555 -4.690 -1.060 -3.319 OK
21 59780000000 31 Sc 7750000 2 44500000 -2.849 -2.699 4.953 3.993 -7.327 -1.556 -5.224 OK
3.904.913,66 N 22 86090000000 35 Sc 8750000 2 62000000 -3.970 -3.760 6.901 5.750 -10.552 -1.980 -7.621 OK
23 117200000000 40 Sc 10000000 2 82000000 -5.251 -4.973 9.127 7.828 -14.365 -2.396 -10.489 OK
Jumlah strand untuk 1 web : 24 153000000000 41 Sc 10100000 2 102200000 -6.544 -6.199 11.376 10.219 -18.753 -2.524 -13.922 OK
25 117200000000 40 Sc 10000000 2 82000000 -5.251 -4.973 9.127 7.828 -14.365 -2.396 -10.489 OK
F0 3.904.913,66 26 86090000000 35 Sc 8750000 2 62000000 -3.970 -3.760 6.901 5.750 -10.552 -1.980 -7.621 OK
2
Aps = 2 2 = 1.605,3 mm 27
28
59780000000
38260000000
31
23
Sc
Sc
7750000
5750000
2 44500000 -2.849 -2.699 4.953 3.993 -7.327 -1.556 -5.224 OK
2 29000000 -1.857 -1.759 3.228 2.555 -4.690 -1.060 -3.319 OK
f pu 1.216,27 29 21520000000 20 Sc 5000000 2 17500000 -1.121 -1.061 1.948 1.437 -2.638 -0.745 -1.810 OK
30 9565412500 10 Sc 2500000 0 7500000 -0.480 -0.455 0.835 0.639 -1.172 -0.296 -0.818 OK
Direncanankan menggunakan 1 duct : 31
32
2391353125
0
5
0
Sc 1250000
0
0
0
2500000 -0.160 -0.152 0.278 0.160 -0.293 -0.152 -0.175 OK
0 0 0 0 0 0 0 0
A ps 1 1.605,3
= 9,98 strand ≈ 10 strand
As 1 143,3 5.6.2 Perencanaan Tendon Bentang Menerus
Maka untuk menahan momen di joint 13 dipasang (Tahap 2)
tendon 1 VSL 10 Sc dengan gaya F = 2500 KN Pada tahap 2 ini tendon tengah dipasang dan
Pada joint 13 telah terpasang dua pasang tendon di jacking setelah box girder pada tengah bentang
yaitu VSL 10 Sc dan VSL 5 Sc. Sehingga akan telah dicor dan mengeras sehingga struktur telah
terdapat gaya total tendon sebesar : menjadi statis taktentu.
Ftotal = F13 + F14
=(2 × 2500 KN)+(2 × 1250 KN)=7500 KN Berikut langkah-langkah perhitungannya:
= 7.500.000 N > Fperlu = 6.404.913,66 N 1. Hitung momen akibat beban – beban tambahan
2. Kontrol tegangan akibat tendon pada joint 13: yang bekerja pada jembatan.
Serat atas Perhitungan beban mati
Fo Fo e y a M G y a - Beban mati tambahan
fo = - Berat lapisan aspal = 24,64 KN/m
A I I
- Berat air hujan = 6,86 KN/m
- Berat trotoar + kerb = 9,6 KN/m Tabel 6.6 Resume kontrol tegangan akibat tendon
- Berat tiang sandaran = 0,54 KN/m + pratekan pada pembebanan kombinassi 2
Resultan akhir
q1 = 41,64KN/m = Joint MT (Nmm)
Jenis
Tendon
F (sesuai
VSL)
F/A
(Mpa)
F.e.y/I (Mpa) Mt.y/I (Mpa)
(Mpa) Ket
atas bawah atas bawah atas bawah
41,64 N/mm 5 -25100000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 1.676 -3.077 -3.122 -8.976 OK

- Beban segmen tengah bentang (segmen 15 6


7
-35680000000
-47991620000
36
36
Sc
Sc
19000000
19000000
-1.217
-1.217
-0.962
-0.962
1.766
1.766
2.383
3.205
-4.373
-5.882
-2.833
-1.497
-13.137
-19.256
OK
OK
dan 32) 8 -40210000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 2.686 -4.929 -1.889 -14.869 OK
9 -32940000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 2.200 -4.038 -1.959 -11.110 OK
- Berat segmen (q2) = 390,425 KN/m 10 -26180000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 1.749 -3.209 -1.224 -12.322 OK
11 -19920000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 1.330 -2.442 -1.147 -9.650 OK
12 -14180000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 0.947 -1.738 -0.338 -11.906 OK
13 -8952778209 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 0.598 -1.097 -0.239 -10.273 OK
b. Beban lalu lintas 14 -4231952910 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 0.283 -0.519 -0.410 -9.051 OK

- BTR 21meter = 99 KN/m = 99 N/mm 15


16
-21217611 32
-21217611 32
Sc
Sc
31500000
31500000
-2.017
-2.017
3.770
3.770
-6.918
-6.918
0.001
0.001
-0.003
-0.003
-0.539
-0.539
-8.360
-8.360
OK
OK
- BTR 60meter = 74,25 KN/m = 74,25 N/mm 17
18
-21217611 32
-4231952910 32
Sc
Sc
31500000
31500000
-2.017
-2.017
3.770
3.770
-6.918
-6.918
0.001
0.283
-0.003
-0.519
-0.691
-0.554
-8.535
-9.694
OK
OK
- BGT = 539 KN = 539.000 N 19 -8952778209 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 0.598 -1.097 -0.687 -11.265 OK
20 -14180000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 0.947 -1.738 -1.530 -8.947 OK
- Beban truk = 263,25 KN = 263.250 N 21 -19170000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 1.280 -2.350 -4.862 -6.418 OK
Karena BGT lebih besar dari pada beban truk maka 22
23
-35080000000 40
-52410000000 40
Sc
Sc
40000000
40000000
-2.561
-2.561
-2.025
-2.025
3.717
3.717
2.343
3.500
-4.300
-6.424
-4.224
-3.483
-10.765
-15.757
OK
OK
pada pembebanannya digunakan BGT karena yang 24
25
-71160000000 40
-52410000000 40
Sc
Sc
40000000
40000000
-2.561
-2.561
-2.025
-2.025
3.717
3.717
4.753
3.500
-8.722
-6.424
-2.358
-3.483
-21.489
-15.757
OK
OK
paling menentukan. 26 -35080000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 2.343 -4.300 -4.224 -10.765 OK
27 -19170000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 1.280 -2.350 -4.862 -6.418 OK
Rencanakan gaya pratekan dan jenis tendon yang 28 6326296639 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 -0.423 0.775 -2.900 -6.433 OK
29 16270000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -1.087 1.994 -2.372 -8.174 OK
dibutuhkan untuk memikul momen maximum 30 24800000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -1.656 3.040 -2.493 -6.136 OK
akibat beban tambahan dan beban lalu lintas yang 31 31900000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.131 3.910 -2.823 -4.622 OK
32 41850000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.795 5.130 -3.336 -3.228 OK
terjadi: 33 41850000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.795 5.130 -3.336 -3.228 OK
34 34660000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.315 4.248 -3.007 -4.284 OK
35 27110000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -1.811 3.323 -2.647 -5.853 OK
Tabel 6.5 Resume kontrol tegangan akibat tendon 36 18140000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -1.212 2.223 -2.497 -7.945 OK
37 7756801199 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 -0.518 0.951 -2.995 -6.258 OK
pratekan pada pembebanan kombinassi 1 38 -4050325350 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 0.271 -0.496 -2.702 -9.610 OK
Resultan akhir 39 -17280000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 1.154 -2.118 -1.959 -11.110 OK
Jenis F (sesuai F/A F.e.y/I (Mpa) Mt.y/I (Mpa) 40 -31920000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 2.132 -3.912 -1.889 -14.869 OK
Joint MT (Nmm) (Mpa) Ket
Tendon VSL) (Mpa)
atas bawah atas bawah atas bawah 41 -47991620000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 3.205 -5.882 -1.497 -19.256 OK
5 -4080720000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 0.273 -0.500 -4.526 -6.399 OK 42 -35680000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 2.383 -4.373 -2.833 -13.137 OK
6 -6376125000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 0.426 -0.782 -4.790 -9.545 OK 43 -25100000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 1.676 -3.077 -3.122 -8.976 OK
7 -9181620000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 0.613 -1.125 -4.089 -14.499 OK
8 2337707949 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 -0.156 0.287 -4.731 -9.653 OK
9
10
3456778000
21120000000
36
32
Sc
Sc
19000000
15750000
-1.217
-1.009
-0.962
1.885
1.766
-3.459
-0.231
-1.411
0.424
2.589
-4.390 -6.649 OK
-4.383 -6.525 OK
Tabel 6.7 Resume kontrol tegangan akibat tendon
11
12
28380000000
34220000000
32
32
Sc
Sc
15750000
31500000
-1.009
-2.017
1.885
3.770
-3.459
-6.918
-1.896
-2.286
3.479
4.194
-4.373 -3.730 OK
-3.571 -5.974 OK
pratekan pada pembebanan kombinassi 3
13 38640000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.581 4.736 -3.418 -4.439 OK Resultan akhir
Jenis F (sesuai F/A F.e.y/I (Mpa) Mt.y/I (Mpa)
14 41640000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.781 5.104 -3.474 -3.429 OK Joint MT (Nmm) (Mpa) Ket
Tendon VSL) (Mpa)
15 43220000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.887 5.298 -3.427 -3.060 OK atas bawah atas bawah atas bawah
16 43220000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.887 5.298 -3.427 -3.060 OK 5 -25100000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 1.676 -3.077 -3.122 -8.976 OK
17 41640000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.781 5.104 -3.473 -3.429 OK 6 -35680000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 2.383 -4.373 -2.833 -13.137 OK
18 38640000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.581 4.736 -3.418 -4.439 OK
7 -47991620000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 3.205 -5.882 -1.497 -19.256 OK
8 -40770000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 2.723 -4.997 -1.852 -14.937 OK
19 34220000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.286 4.194 -3.571 -5.974 OK
9 -34070000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 2.276 -4.176 -1.884 -11.248 OK
20 28380000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 -1.896 3.479 -4.373 -3.730 OK
10 -27870000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 1.861 -3.416 -1.111 -12.530 OK
21 -19170000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 1.280 -2.350 -4.862 -6.418 OK
11 -22190000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 1.482 -2.720 -0.995 -9.928 OK
22 -35080000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 2.343 -4.300 -4.224 -10.765 OK
12 -17010000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 1.136 -2.085 -0.149 -12.253 OK
23 -52410000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 3.500 -6.424 -3.483 -15.757 OK 13 -12350000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 0.825 -1.514 -0.012 -10.689 OK
24 -71160000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 4.753 -8.722 -2.358 -21.489 OK 14 -8192728543 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 0.547 -1.004 -0.145 -9.537 OK
25 -52410000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 3.500 -6.424 -3.483 -15.757 OK 15 -4547818335 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 0.304 -0.557 -0.237 -8.915 OK
26 -35080000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 2.343 -4.300 -4.224 -10.765 OK 16 -4547818335 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 0.304 -0.557 -0.237 -8.915 OK
27 -19170000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 1.280 -2.350 -4.862 -6.418 OK 17 -7044296427 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 0.470 -0.863 -0.222 -9.396 OK
28 28380000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 -1.896 3.479 -4.373 -3.730 OK 18 -10470000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 0.699 -1.283 -0.137 -10.459 OK
29 34220000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.286 4.194 -3.571 -5.974 OK 19 -14400000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 0.962 -1.765 -0.323 -11.933 OK
30 38640000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.581 4.736 -3.418 -4.439 OK 20 -18850000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 1.259 -2.310 -1.218 -9.519 OK
31 41640000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.781 5.104 -3.474 -3.428 OK 21 -23800000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 1.590 -2.917 -4.553 -6.985 OK
22 -29270000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 1.955 -3.588 -4.612 -10.053 OK
32 43220000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.887 5.298 -3.427 -3.060 OK
23 -35240000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 2.354 -4.319 -4.629 -13.653 OK
33 43220000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.887 5.298 -3.427 -3.060 OK 24 -41730000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 2.787 -5.115 -4.323 -17.881 OK
34 41640000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.781 5.104 -3.474 -3.429 OK 25 -35240000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 2.354 -4.319 -4.629 -13.653 OK
35 38640000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.581 4.736 -3.418 -4.439 OK 26 -29270000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 1.955 -3.588 -4.612 -10.053 OK
36 34220000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.286 4.194 -3.571 -5.974 OK 27 -23800000000 40 Sc 40000000 -2.561 -2.025 3.717 1.590 -2.917 -4.553 -6.985 OK
37 28380000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 -1.896 3.479 -4.373 -3.730 OK 28 35250000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 -2.354 4.321 -4.832 -2.888 OK
38 21120000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 -1.411 2.589 -4.383 -6.525 OK 29 42800000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.859 5.246 -4.144 -4.922 OK
39 3456778000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 -0.231 0.424 -4.390 -6.649 OK 30 48940000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -3.269 5.999 -4.105 -3.177 OK
40 2337707949 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 -0.156 0.287 -4.731 -9.653 OK 31 53660000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -3.584 6.577 -4.277 -1.955 OK
41 -9181620000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 0.613 -1.125 -4.089 -14.499 OK 32 57590000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -3.846 7.059 -4.387 -1.299 OK
42 -6376125000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 0.426 -0.782 -4.790 -9.545 OK 33 57590000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -3.846 7.059 -4.387 -1.299 OK
43 -4080720000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 0.273 -0.500 -4.526 -6.399 OK 34 53660000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -3.584 6.577 -4.276 -1.955 OK
35 48940000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -3.269 5.999 -4.105 -3.177 OK
36 42800000000 32 Sc 31500000 -2.017 3.770 -6.918 -2.859 5.246 -4.144 -4.922 OK
37 35250000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 -2.354 4.321 -4.832 -2.888 OK
38 26270000000 32 Sc 15750000 -1.009 1.885 -3.459 -1.755 3.220 -4.727 -5.894 OK
39 -17280000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 1.154 -2.118 -1.884 -11.248 OK
40 -31920000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 2.132 -3.912 -1.852 -14.937 OK
41 -47991620000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 3.205 -5.882 -1.497 -19.256 OK
42 -35680000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 2.383 -4.373 -2.833 -13.137 OK
43 -25100000000 36 Sc 19000000 -1.217 -0.962 1.766 1.676 -3.077 -3.122 -8.976 OK
5.7 Perhitungan Kehilangan Gaya Prategang c. Kehilangan gaya prategang akibat slip
5.7.1 Perhitungan kehilangan gaya prategang angkur
langsung 2 X
0
a. Kehilangan gaya prategang akibat K L
perpendekan elastis (ES) Es d
X
f cir
ES K es E s 0
K L
Eci
Tabel 6.37 Perhitungan Persentase Kehilangan
Tabel 6.33 Perhitungan Persentase Kehilangan Gaya Prategang akibat slip angkur pada tahap
Gaya Prategang akibat perpendekan elastis pada kantilefer
tahap kantilefer 2 4 2
Joint L (mm) K x Es d Es x d ( x /K+L) X (m) Mpa) Loss%
Joint Fo (N) A(mm ) I(mm ) Mg(Nmm) e Fo/A Fo.e /I M.e/I fcir Eci Es ES Loss% 1 21000 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 221.983 1.442 0.118
1 0 2E+07 1.58E+13 0 0 0 0 0 0 29351.5 200000 0 0 2 17500 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 202.642 1.579 0.129
2 17500000 2E+07 1.58E+13 11960000000 908 -1.121 -0.911 0.686 -1.346 29351.5 200000 4.586 0.375 3 14000 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 181.248 1.766 0.145
4 10500 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 156.966 2.039 0.167
3 29000000 2E+07 1.58E+13 28700000000 908 -1.857 -1.510 1.645 -1.721 29351.5 200000 5.865 0.480
5 7000 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 128.162 2.497 0.204
4 44500000 2E+07 1.58E+13 50220000000 908 -2.849 -2.316 2.879 -2.287 29351.5 200000 7.792 0.638
6 3500 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 90.624 3.531 0.289
5 62000000 2E+07 1.58E+13 76520000000 908 -3.970 -3.227 4.386 -2.811 29351.5 200000 9.578 0.784 7 0 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 0.000 0.000 0.000
6 82000000 2E+07 1.58E+13 107600000000 908 -5.251 -4.268 6.168 -3.351 29351.5 200000 11.418 0.935 8 3500 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 90.624 3.531 0.289
7 102200000 2E+07 1.58E+13 153000000000 908 -6.544 -5.320 8.770 -3.094 29351.5 200000 10.541 0.863 9 7000 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 128.162 2.497 0.204
8 82000000 2E+07 1.58E+13 117200000000 908 -5.251 -4.268 6.718 -2.801 29351.5 200000 9.543 0.781 10 10500 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 156.966 2.039 0.167
9 62000000 2E+07 1.58E+13 86090000000 908 -3.970 -3.227 4.935 -2.263 29351.5 200000 7.709 0.631 11 14000 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 181.248 1.766 0.145
10 44500000 2E+07 1.58E+13 59780000000 908 -2.849 -2.316 3.427 -1.739 29351.5 200000 5.925 0.485 12 17500 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 202.642 1.579 0.129
11 29000000 2E+07 1.58E+13 38260000000 908 -1.857 -1.510 2.193 -1.173 29351.5 200000 3.998 0.327 13 21000 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 221.983 1.442 0.118
14 24500 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 239.769 1.335 0.109
12 17500000 2E+07 1.58E+13 21520000000 908 -1.121 -0.911 1.234 -0.798 29351.5 200000 2.719 0.223
15 28000 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 256.324 1.248 0.102
13 7500000 2E+07 1.58E+13 9565412500 908 -0.480 -0.390 0.548 -0.322 29351.5 200000 1.098 0.090
14 2500000 2E+07 1.58E+13 2391353125 908 -0.160 -0.130 0.137 -0.153 29351.5 200000 0.522 0.043
15 0 2E+07 1.58E+13 0 0 0 0 0 0 29351.5 200000 0 0 Tabel 6.38 Perhitungan Kehilangan Gaya Prategang
akibat slip angkur pada tahap service
Joint L (m) K x Es d Es x d ( x /K+L) X (m) Loss
b. Kehilangan gaya prategang akibat gesekan 7 21000 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 221.983 1.442 0.118
15/16 53000 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 352.653 0.907 0.074
kabel dan wooble effect 24 28000 0.0026 0.279 0.2 0.0558 200000 0.8 160000 0.000 256.324 1.248 0.102
KL
Fx Fo e
Tabel 6.35 Perhitungan Persentase Kehilangan 5.7.2 Perhitungan kehilangan gaya prategang
Gaya Prategang akibat gesekan kabel dan wooble berdasarkan fungsi waktu
effect pada tahap kantilefer a. Kehilangan gaya prategang akibat rangkak
beton (CR)
Joint L (m) K KxL x KL + e^-(KL + ) F akhir loss (%)
1 0 0.0026 0 0 0.2 0 0 1.000 1.000 Fo 0 Es
2 15.75 0.0026 0.04095 0 0.2 0 0.04095 0.960 0.904 Fo 9.636 CR K cr f cir f cds
3 12.25 0.0026 0.03185 0 0.2 0 0.03185 0.969 0.912 Fo 8.810 Ec
4 8.75 0.0026 0.02275 0 0.2 0 0.02275 0.978 0.920 Fo 7.976
5 5.25 0.0026 0.01365 0 0.2 0 0.01365 0.986 0.929 Fo 7.135 M e
6 3.5 0.0026 0.0091 0 0.2 0 0.0091 0.991 0.991 Fo 0.906 f cds
7 0 0 0 0 0 0 0 1 1.000 Fo 0.000 I
8 3.5 0.0026 0.0091 0 0.2 0 0.0091 0.991 0.991 Fo 0.906
9 5.25 0.0026 0.01365 0 0.2 0 0.01365 0.986 0.929 Fo 7.135 Tabel 6.39 Perhitungan Persentase Kehilangan
10 8.75 0.0026 0.02275 0 0.2 0 0.02275 0.978 0.920 Fo 7.976
11 12.25 0.0026 0.03185 0 0.2 0 0.03185 0.969 0.912 Fo 8.810
Gaya Prategang akibat rangkak beton pada tahap
12
13
15.75
19.25
0.0026
0.0026
0.04095
0.05005
0
0
0.2
0.2
0
0
0.04095
0.05005
0.960
0.951
0.904 Fo 9.636
0.895 Fo 10.454
kantilefer
fcir- CR
14 22.75 0.0026 0.05915 0 0.2 0 0.05915 0.943 0.887 Fo 11.266 joint Mg e fcir I fcds Kcir Es Ec Es/Ec loss %
fcds (MPa)
15 0 0.0026 0 0 0.2 0 0 1.000 1.000 Fo 0
1 0 0 0 1.5843E+13 0 1.6 200000 36406 0 5.4936 0 0
Tabel 6.36 Perhitungan Persentase Kehilangan 2 11960000000 908 1.346 1.5843E+13 0.686 1.6 200000 36406 0.660 5.494 5.805 0.475
3 28700000000 908 1.721 1.5843E+13 1.645 1.6 200000 36406 0.076 5.494 0.671 0.055
Gaya Prategang akibat gesekan kabel dan wooble 4 50220000000 908 2.287 1.5843E+13 2.879 1.6 200000 36406 0.591 5.494 5.199 0.426

effect pada tahap service 5


6
76520000000
107600000000
908
908
2.811
3.351
1.5843E+13
1.5843E+13
4.386
6.168
1.6
1.6
200000
200000
36406
36406
1.575 5.494
2.816 5.494
13.844
24.754
1.133
2.027
Joint L (m) K KxL x KL + e^-(KL + ) F akhir loss (%) 7 153000000000 908 3.094 1.5843E+13 8.770 1.6 200000 36406 5.676 5.494 49.891 4.084
5 3.5 0.0026 0.0091 0.279 0 0.1 0.064922 0.937 0.937 F 6.286 8 117200000000 908 2.801 1.5843E+13 6.718 1.6 200000 36406 3.917 5.494 34.428 2.818
6 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.929 F 7.1349 9 86090000000 908 2.263 1.5843E+13 4.935 1.6 200000 36406 2.672 5.494 23.487 1.923
7 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.92 F 7.9761 10 59780000000 908 1.739 1.5843E+13 3.427 1.6 200000 36406 1.687 5.494 14.832 1.214
8 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.912 F 8.8098 11 38260000000 908 1.173 1.5843E+13 2.193 1.6 200000 36406 1.020 5.494 8.963 0.734
9 3.5 0.0026 0.0091 0.279 0 0.1 0.064922 0.937 0.855 F 14.542
12 21520000000 908 0.798 1.5843E+13 1.234 1.6 200000 36406 0.436 5.494 3.828 0.313
10 3.5 0.0026 0.0091 0.279 0 0.1 0.064922 0.937 0.937 F 6.286
11 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.929 F 7.1349
13 9565412500 908 0.322 1.5843E+13 0.548 1.6 200000 36406 0.226 5.494 1.986 0.163
12 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.92 F 7.9761 14 2391353125 908 0.153 1.5843E+13 0.137 1.6 200000 36406 0.016 5.494 0.141 0.012
13 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.912 F 8.8098 15 0 0 0 1.5843E+13 0 1.6 200000 36406 0 5.4936 0 0
14 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.904 F 9.6358
15 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.895 F 10.454
16 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.887 F 11.266
17 3.5 0.0026 0.0091
18 3.5 0.0026 0.0091
0
0
0
0
0
0
0.0091
0.0091
0.991
0.991
0.879 F
0.871 F
12.069
12.866
Tabel 6.40 Perhitungan Persentase Kehilangan
19 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.863 F 13.655 Gaya Prategang akibat rangkak beton pada tahap
20 3.5 0.0026 0.0091 0.279 0 0.1 0.064922 0.937 0.809 F 19.083
21 3.5 0.0026 0.0091 0.279 0 0.1 0.064922 0.937 0.937 F 6.286 kantilefer
22 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.929 F 7.1349
fcir- CR
23 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.92 F 7.9761 joint Mmenerus e fcir I fcds Kcir Es Ec Es/Ec % loss
24 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.912 F 8.8098 fcds (MPa)
25 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.904 F 9.6358
7 47991620000 758 0.391 1.5843E+13 2.296 1.6 200000 36406 1.906 5.494 16.752 1.371
26 3.5 0.0026 0.0091 0 0 0 0.0091 0.991 0.895 F 10.454
27 3.5 0.0026 0.0091 0.279 0 0.1 0.064922 0.937 0.839 F 16.083 15/16 57590000000 1792 -2.31 1.5843E+13 6.514 1.6 200000 36406 8.827 5.494 77.585 6.352
24 71160000000 758 0.607 1.5843E+13 3.405 1.6 200000 36406 2.798 5.494 24.593 2.013
b. Kehilangan gaya prategang akibat susut Tabel 6.43 Perhitungan Persentase Kehilangan
beton Gaya Prategang total pada tahap kantilefer.
V joint loss (%)
SH 8,2 10 6 K sh E s 1 0,06 100 RH 1 12.171
S 2 12.901
3 12.630
Karena penampang box sama di sepanjang bentang
4 13.084
maka nilai kehilangan pratekan akibat susut beton 5 13.817
juga akan sama, dengan perhitungan sebagai berikut 6 14.712
: 7 16.416
8 15.260
V = 15,617 m2 9 14.363
S = 35,427 m 10 13.629
Es = 200.000 MPa 11 13.082
12 12.631
V
SH 8,2 10 6 K sh E s 1 0,06 100 RH 13 12.388
S 14 12.218
15 12.171

6 15,617
8,2 10 0,73 2 105 1 0,06 100 75 Tabel 6.44 Perhitungan Persentase Kehilangan
35,427
Gaya Prategang total pada tahap service
joint loss (%)
= 22,014 MPa 7 12.070
15/16 11.823
% Loss = 22 ,014 100 % = 1,802 %
24 12.031
0,7 1.745

c. Kehilangan gaya prategang akibat 5.9 Perhitungan Penulangan Box Girder


Sebelum melakukan perencanaan penulangan,
relaksasi baja
Tabel 6.41 Perhitungan Persentase Kehilangan terlebih dahulu dilakukan analisa struktur dengan
Gaya Prategang akibat relaksasi baja pada tahap menggunakan program bantu SAP 2000. Dalam
kantilefer analisanya yaitu dengan permodelan jembatan
joint Kre J C SH CR ES RE loss dalam bentuk 3D sehingga dapat mendekati model
1
2
129.786
129.786
0.142 1
0.142 1
22.014
22.014
0.000
5.805
0.000
4.586
126.660
125.184
10.369
10.248
jembatan yang sebenarnya Beban-beban yang
3 129.786 0.142 1 22.014 0.671 5.865 125.732 10.293 diperhitungkan dalam analisa tersebut yaitu antara
4 129.786 0.142 1 22.014 5.199 7.792 124.815 10.218
5 129.786 0.142 1 22.014 13.844 9.578 123.334 10.097
lain :
6 129.786 0.142 1 22.014 24.754 11.418 121.523 9.949 Beban trotoar
7 129.786 0.142 1 22.014 49.891 10.541 118.078 9.667
8 129.786 0.142 1 22.014 34.428 9.543 120.416 9.858 Pejalan kaki = 1.600 N/m
9 129.786 0.142 1 22.014 23.487 7.709 122.230 10.007 Berat trotoar + kerb = 9.600 N/m
10 129.786 0.142 1 22.014 14.832 5.925 123.712 10.128
11 129.786 0.142 1 22.014 8.963 3.998 124.819 10.219 Berat tiang sandaran= 702 N/m +
12
13
129.786
129.786
0.142 1
0.142 1
22.014
22.014
3.828
1.986
2.719
1.098
125.730
126.222
10.293
10.333
qtepi =11.902 N/m
14 129.786 0.142 1 22.014 0.141 0.522 126.566 10.361 =11,902 N/mm
15 129.786 0.142 1 22.014 0.000 0.000 126.660 10.369
Tabel 6.42 Perhitungan Persentase Kehilangan
Beban mati tambahan
Gaya Prategang akibat relaksasi baja pada tahap Berat lapisan aspal = 24.640 N/m
service
joint Kre J C SH CR ES RE loss
Berat air hujan = 6.860 N/m +
7 129.786 0.142 1 22.014 16.752 1.331 124.092 10.159 qtengah = 31.500 N/m
15/16 129.786 0.142 1 22.014 77.585 7.881 114.524 9.376 = 31,500 N/mm
24 129.786 0.142 1 22.014 24.593 2.069 122.874 10.059
UDL 21meter = 99 KN/m = 99 N/mm
UDL 60meter = 74,25 KN/m = 74,25 N/mm
KEL = 539 KN = 539.000 N

Momen maximum yang terjadi pada box girder


adalah :
M. pelat atas = 1.271.046.672 N.mm
Dipasang tulangan utama sejarak 50 mm (D25-50
dengan As = 9812,5 mm2) dan tulangan pembagi
sejarak 75 (D25-75)
M. pelat badan = 600.454.046 N.mm 5.10 Kontrol Kekuatan dan Stabilitas Struktur
Dipasang tulangan utama sejarak 100 mm (D25- 5.10.1 Kontrol Momen Retak
100 dengan As = 4906,3 mm2) dan tulangan pembagi Perumusan tegangan pada saat jacking tahap service
sejarak 100 (D25-100) untuk daerah tarik serat bawah adalah :
M. pelat bawah = 457.737.454 N.mm Feff I fr I
Dipasang tulangan utama sejarak 100 mm (D25- Mcr = Feff e
100 dengan As = 4906,3 mm2) dan tulangan pembagi Ac yb yb
sejarak 100 (D25-100) Perumusan momen retak untuk daerah tarik serat
atas (pada tahap kantilefer) adalah sebagai berikut :
5.9.1 Perhitungan Tulangan Geser Feff I fr I
a. Gaya geser yang harus dipikul oleh tulangan Mcr = Feff e
Ac y a ya
geser
Contoh perhitungan pada joint 9: Untuk kontrol pada tahap kantilefer dilakukan pada
Vu = 20.466.141 N joint yang mengalami momen terbesar Mu =
Vn = Vu/ø = 20.466.141 / 0,7 = 29.237.345 153.000.000.000 Nmm.
Vs = Vn Vc Didapat :
Mcr = Feff e k b f r Wa
= 29.237.345 18..412.982
= 226.419.153.800 Nmm
= 10.824.363 N Syarat :
Mcr > Mu
b. Perencanaan jarak tulangan (S) dan 226.419.153.800 Nmm > 153.000.000.000 Nmm
diameter tulangan ……. OK
Tabel 6.53 Perhitungan tulangan geser yang
diperlukan. 5.10.2 Kontrol Momen Batas
S Av Av jumlah Ø tul
Joint fc' bw d Vs </> Kontrol
S1 S2
(mm) (mm)
pakai
fy Av
(Mpa) (mm )
pakai Tulangan tulanga pakai
2
Dengan menggunakan kesetimbangan statis aksial
(mm) n
2 2
(mm)
1 60 7900 2850 8720022 < 116266960 2137.5 600 100 400 765
(mm ) (mm )
765 1257 4 20 dan momen pada box yang akan dianalisa, maka
2 60 7900 2850 9409616 < 116266960 2137.5 600
3 60 7900 2850 4928526 < 116266960 2137.5 600
100
100
400
400
825
432
825
658
1257
1257
4
4
20
20
dapat dicari momen tahanan batas balok (M u). SNI
4 60 7900 2850 2528539 < 116266960 2137.5 600
5 60 7900 2850 12171464 < 116266960 2137.5 600
100
100
400 222 658
400 1068 1068
1257
1257
4
4
20
20
membatasi agar momen elastik untuk pola
6 60 7900 2850 62510334 < 116266960 2137.5 600
7 60 7900 2850 18408399 < 116266960 2137.5 600
100
100
400 1523 1523
400 449 658
1964
1964
4
4
25
25
pembebanan berfaktor (1,3D+1,8L) tidak
8 60 7900 2850 57630074 < 116266960 2137.5 600 100 400 1404 1404 1964 4 25 melampaui nilai Mu.
9 60 7900 2850 10824363 < 116266960 2137.5 600 100 400 950 950 1257 4 20
10 60 7900 2850 4436745 < 116266960 2137.5 600 100 400 389 658 1257 4 20 Aps = 36.684,8 mm2
11 60 7900 2850 -730571 < 116266960 2137.5 600 100 400 64 658 1257 4 20
12 60 7900 2850 -815643 < 116266960 2137.5 600 100 400 72 658 1257 4 20 dp = ya + e = 2850
13 60 7900 2850 1859058 < 116266960 2137.5 600 100 400 163 658 1257 4 20
14 60 7900 2850 5057591 < 116266960 2137.5 600 100 400 444 658 1257 4 20 Aps
15 60 7900 2850 10906657 < 116266960 2137.5 600 100 400 957 957 1257 4 20
p
= 0,00163
16 60 7900 2850 11955183 < 116266960 2137.5 600
17 60 7900 2850 6588921 < 116266960 2137.5 600
100
100
400 1049 1049
400 578 658
1257
1257
4
4
20
20
b dp
18 60 7900 2850 3142303 < 116266960 2137.5 600 100 400 276 658 1257 4 20
19 60 7900 2850 373816.7 < 116266960 2137.5 600 100 400 33 658 1257 4 20 f pu
20
21
60
60
7900
7900
2850
2850
416861.9
2641482
<
<
116266960
116266960
2137.5
2137.5
600
600
100
100
400
400
37
232
658
658
1257
1257
4
4
20
20
f ps f pu 1 0,5 p
= 1703,655 MPa
22 60 7900 2850 7732971 < 116266960 2137.5 600 100 400 678 678 1257 4 20 fc '
23 60 7900 2850 72544710 < 116266960 2137.5 600 100 400 1768 1768 1964 4 25
24
25
60
60
7900
7900
2850
2850
26716276
68172229
<
<
116266960
116266960
2137.5
2137.5
600
600
100
100
400
400
651
1661
658
1661
1964
1964
4
4
25
25 p f ps
26 60 7900 2850 11009335 < 116266960 2137.5 600 100 400 966 966 1257 4 20 p 0,3
27 60 7900 2850 5271295 < 116266960 2137.5 600 100 400 462 658 1257 4 20 fc '
28 60 7900 2850 26140279 < 116266960 2137.5 600 100 400 1764 1764 1964 4 25
29 60 7900 2850 1508078 < 116266960 2137.5 600 100 400 132 658 1257 4 20 = 0,0463 0,3 …OK
30 60 7900 2850 1202379 < 116266960 2137.5 600 100 400 105 658 1257 4 20
31
32
60
60
7900
7900
2850
2850
1897902
2634878
<
<
116266960
116266960
2137.5
2137.5
600
600
100
100
400
400
166
231
658
658
1257
1257
4
4
20
20
Tp = Aps × fps = 62.498.242,94 N
33 60 7900 2850 2958810 < 116266960 2137.5 600 100 400 260 658 1257 4 20
34 60 7900 2850 5402970 < 116266960 2137.5 600 100 400 474 658 1257 4 20
35
36
60
60
7900
7900
2850
2850
5693493
6657235
<
<
116266960
116266960
2137.5
2137.5
600
600
100
100
400
400
499
584
658
658
1257
1257
4
4
20
20
Keseimbangan statik aksial
37
38
60
60
7900
7900
2850
2850
27605840
3756127
< 116266960
116266960
2137.5
2137.5
600
600
100
100
400
400
1863
329
1863
658
1964
1257
4
4
25
20
C = Tp
<
39 60 7900 2850 3215722 < 116266960 2137.5 600 100 400 282 658 1257 4 20 0,85.fc’.b.a = Tp
40 60 7900 2850 72173222 < 116266960 2137.5 600 100 400 1759 1759 1964 4 25
41 60 7900 2850 33773378 < 116266960 2137.5 600 100 400 823 823 1964 4 25 Tp
42 60 7900 2850 68222334 < 116266960 2137.5 600 100 400 1662 1662 1964 4 25 a = = 155,12 mm
43
44
60
60
7900
7900
2850
2850
8269820
205591.1
<
<
116266960
116266960
2137.5
2137.5
600
600
100
100
400
400
725
18
725
658
1257
1257
4
4
20
20
0,85 f c ' b
45 60 7900 2850 2893450 < 116266960 2137.5 600 100 400 254 658 1257 4 20
46 60 7900 2850 5038351 < 116266960 2137.5 600 100 400 442 658 1257 4 20 a
47 60 7900 2850 8720022 < 116266960 2137.5 600 100 400 765 765 1257 4 20 Mn = T p d p =173.272.598.000 Nmm
2
Mu = Mn = 155.945.338.200 Nmm Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa
Dari hasil analisa struktur dengan pola tidak diperlukan adanya tulangan torsi.
pembebanan berfaktor (1,3D+1,8L) didapat
momen maksimum pada joint 15 sebesar 5.10.3 Kontrol gaya membelah
92.960.000.000 Nmm Syarat : ijin 0,5 f c ' = 4,031 MPa
Syarat : Apabila maka tidak perlu tulangan
y m ax ijin
Mu > M.max
155.945.338.200 Nmm > 92.960.000.000 Nmm membelah tambahan
……OK y m ax ijin maka perlu tulangan
membelah tambahan
Perhitungan momen penyebab torsi Dari hasil perhitungan didapat :
m ax = 7,24 × 0,429 = 3,106 MPa ijin = 4,031
a. Momen akibat UDL
- MUDL = 6.615 KN.m MPa
b. Momen akibat KEL Maka dipakai tulangan membelah minimum.
- MKEL = 1.560,65 KN.m Kebutuhan tulangan untuk tiap web :
c. Momen akibat beban angin Digunakan tulangan D24 dengan tegangan leleh
Ada dua beban pengaruh akibat beban angin 300 N/mm2
yang bekerja pada struktur jembatan yaitu : 2.255 .666 ,67
As = = 7518,89 mm2
- Beban angin yang bekerja pada truk setinggi 2 0,5 300
2m dan panjang 9m diatas jembatan sebesar:
7518 ,89
Tew-2 = 2,0515 KN/m Jumlah tulangan = 2
= 16,63 ≈
P.Tew-2 = Tew-2 × panjang truck 0,25 3,14 24
= 2,0515 × 9 = 18,464 KN 17 buah, dipasang dengan jarak 100 mm.
M. Tew-2 = P.Tew-2 × ( 2 + ya )
= 18,464 × ( 2 + 1,0581 ) 5.10.4 Kontrol Lendutan
= 56,465 KN.m Lendutan yang tejadi pada kombinasi jembatan
- Beban angin yang bekerja pada sisi samping L
tidak boleh lebih dari y = dimana L adalah
box girder sebesar T ew. Adapun 800
perhitungannya adalah sebagai berikut: panjang bentang jembatan yang ditinjau. Kontrol
a.b = luas bagian samping yang terkena lendutan dilakukan pada saat transfer dimana beban
angin = 27 m2 luar belum bekerja, dan juga pada saat service
Tew = 0,0006×Cw×Vw2×a.b setelah beban luar bekerja. Lendutan yang terjadi
= 0,0006 × 1,3956 × 352 × 27 pada struktur jembatan diakibatkan oleh antara lain
= 27,7 KN :
M. Tew = 12,23767 KN.m Beban mati (berat sendiri, beban mati
Jadi, M.total yang dapat menimbulkan torsi : tambahan)
Tu = (1,8( MBTR + MBGT)) + 1,3(M.Tew + Beban hidup (BTR, BGT, Truk)
M.Tew-2) Gaya prategang
= (1,8( 6.615 + 1.560,65 )) + 1,3( Dari hasill analisa dengan program SAP didapat
12,23767+ 56,465 ) lendutan maximum pada saat service yaitu sebesar
= 14.805,48347 KN.m = 14.805.483.470 8 mm.
N.mm < ijin
service

Perhitungan torsi ijin L


service <
Tu ijin = Tcr 0,25 800
60.000mm
= 0,7 ×180.571.541.174 × 0,25 9,479 mm <
= 31.600.019.706 N.mm 800
Syarat : 9,479 mm < 75 mm …. OK
Tu ijin < Tu
31.600.019.706 N.mm <14.805.483.470N.mm
…OK
5.10.5 Perencanaan shear key pada joint antar 6.2 Prinsip Tahap Stressing Tendon
segmen Selama tahap stressing tendon menggunakan
Perencanaan joint pada balok segmental diambil internal prestressing dilakukan dalam tiga tahap
sebagai contoh adalah pada joint 7 utama, yaitu :
Tegangan geser Tahap 1 : pada tahap ini pemasangan tendon
Vc =Vn+vp=33.853.893,9+570,526= 33.854.464,43 N dilakukan segera setelah penempatan posisi
setiap segmen box girder telah selesai
τ = Vc = 6,6433 MPa
Ac dilakukan. Pamasangannya dimulai dari atas
pilar kemudian dilanjutkan dengan pemasangan
Perhitungan tegangan geser ijin :
box selanjutnya di samping kiri dan kanannya
ijin tarik 0,5 f c ' 0,5 60 3,873 MPa secara konstan dan seimbang. Tendon ini
0,45 f c ' 0,45 60 27 MPa disebut tendon kantilefer.
ijin tekan

Letak titik 1 dan 2 terhadap c.g.c :


y1 = 329,8 mm Tahap 2 : pada tahap ini pemasangan tendon
y2 = 1345,5 mm dilakukan segera setelah beton penyambung
Perhitungan tegangan di titik 1 : pada tengah bentang selesai dicor sehingga
F M n ya 121.200.000 251,24 109 329,8 jembatan telah menjadi balok menerus.
1
A I 15617000 1,584 1013
= – 12,6832 MPa (tekan) Tahap 3 : pada tahap ini dilakukan pemasangan
Tegangan di titik 2 : tendon tambahan (untuk memikiul momen
F Mn ya 121.200.000 251,24 109 1345,5 negatif pada salah satu kombinasi) dilakukan
2 segera setelah tahap 2 selesai.
A I 15617000 1,584 1013
= – 23,5558 MPa (tekan) 6.3 Tahap Pelaksanaan Post Tensioning Girder
6.3.1 Penempatan posisi box girder
Kontrol tegangan geser : Mula-mula segmen box girder pracetak
Titik 1 : diangkut dari lokasi fabrikasi menuju jembatan
2 2
t1 0,5 1 0,5 1
6,342 9,184 dengan menggunakan papan luncur yang diratik
2,843 MPa < 3,873 MPa……OK oleh truk. Setelah sampai di lokasi kemudian
t1 .1
box girder diangkat dengan launching gantry
t1 2 –15,526 MPa < –27 MPa ……. OK dan digerakkan menuju titik posisi box yang
Titik 2 : dikehendaki. Launching gantry harus mampu
0,5 0,5
2 2
11,778 13,522 memikul beban pengangkatan dua box girder
t2 2 2
sekaligus, karena kedua box diturunkan secara
t 2 .1 1,744 MPa < 3,873 MP…OK bersamaan untuk dilakukan stressing
t2 2 –25,300 MPa < –27 MPa … OK setelahnya.
Sebelum box girder diturunkan, terlebih dahulu
BAB VI dilakukan pemolesan epoxy untuk melumasi
permukaan antara sambungan segmen. Hal ini
METODE PELAKSANAAN
bertujuan untuk merekatkan sambungan antar
box girder, mencegah masuknya air, serta
6.1 Prinsip Tahap Konstruksi transfer gaya geser setelah epoxy telah
Sistem penarikan tendon (jacking) dilakukan mengeras. Epoxy juga berfungsi sebagai
sesuai dengan sistem balance cantilefer yaitu penyegel di sekeliling lubang grouting untuk
dengan melakukan stressing berturut-turut, yang mencegah hilangnya cairan pada saat grouting
dimulai dari pilar. Kemudian diikuti stressing untuk berlangsung. Setelah epoxy telah diaplikasikan,
tendon mennerus yang dilakukan setelah dan sebelum epoxy mengeras, box kemudian
pengecoran segmen penghubung. Setelah itu diturunkan dan direkatkan. Bersama itu
dilakukan stressing untuk tendon tambahan sebagai dilakukan pemasangan tendon kantilefer dan
penahan adanya tegangan tarik di serat atas pada dilakukan stressing.
salah satu kombinasi pembebanan.
Pada sambungan antara selubung kabel (duct)
antar segmen digunakan coupler (yaitu
selubung kabel dengan diameter lebih besar) struktur jembatan. Adapun metode pelaksanaannya
dan dilengkapi dengan pita perekat untuk adalah sebagai berikut :
menghindari masuknya air ke dalam duct. Instalasi strand untuk continuity tendon yang
telah bisa di instalasi.
6.3.2 Pemasangan kabel prategang Bila pekerjaan stressing selesai dilanjutkan dengan
Strand/kabel prategang dimasukan kedalam pekerjaan grouting dan pemotongan strand.
duct secara manual pada saat posisi/elevasi box
girder telah sesuai. BAB VIII
6.3.3 Penarikan kabel PENUTUP
Stressing dapat segera dilaksanakan setelah
pemasangan strand/kabel prategang. 11.1 Kesimpulan
Stressing (penarikan) dilakukan sesuai dengan Tegangan yang terjadi dikontrol sesuai urutan
perhitungan sebelumnya dari gaya F yang erection yaitu kontrol tegangan akibat tendon
diperlukan pada masing-masing joint. kantilefer yang semuanya sesuai dengan syarat
6.4 Pekerjaan Grouting tegangan saat transfer yaitu tekan 23,4 MPa dan
Sebelum pekerjaan grouting dilakukan,
selubung kabel (duct) dibersihkan terlebih tarik 0 MPa. Kemudian dilakukan kontrol
dahulu dengan mengalirkan air bersih tegangan akibat beban mati tambahan dan beban
kedalamnya melalui lubang inlet. Hal ini juga lalu lintas pada semua kombinasi pembebanan,
untuk memastikan tidak adanya sumbatan pada serta akibat kehilangan pratekan, yang semuanya
lubang inlet dan outlet. sesuai dengan syarat tegangan saat service yaitu
Bahan untuk grout adalah semen portland, air, tekan 27 MPa dan tarik 0 MPa.
dan grout admixture sebanyak 228 gram dengan Momen yang terjadi akibat beban luar dibandingkan
nilai rasio berat air-semen tidak boleh melebihi dengan momen kapasitas/tahanan akibat tendon
0,45. Bahan tambahan tidak boleh mengandung pratekan di setiap joint dengan menuangkannya
kalsium klorida karena merupakan bahan yang dalam bentuk grafik. Dari semua kombinasi
berbahaya bagi ketahanan baja prategang. pembebanan di setiap tahap pelaksanaan
Pada pelaksanaan pekerjaan grouting semua menunjukkan bahwa momen yang terjadi akibat
bahan-bahan grouting harus diaduk di dalam beban luar masih lebih kecil dari momen
mixer hingga mencapai campuran yang kapasitas/tahanan yang dapat dipikul oleh
homogen. Kemudian campuran tersebut penampang.
dipompakan melalui lubang inlet dengan Perhitungan kekuatan dan stabilitas yaitu kontrol
electrical grouting pump dengan tekanan momen retak dan kontrol momen batas telah
maximum sebesar 0,34 MPa. memenuhi persyaratan yang ditetapkan, kontrol
gaya membelah diperlukan tulangan membelah, dan
6.5 Tahap Stressing Continuity Tendon untuk kontrol torsi tidak diperlukan tulangan torsi.
6.5.1 Segment closure Perhitungan geser didasarkan pada retak geser
Pekerjaan segmen closure adalah pekerjaan badan (Vcw) dan retak geser miring (Vci). Hasil
pengecoran segmen penutup atau penyambung yang perhitungan Vcw dan Vci dibandingkan yang paling
berada di tengah masing-masing bentang.Segmen menentukan untuk perencanaan tulangan geser.
ini untuk menghubungkan kantilever-kantilever Lendutan yang terjadi dikontrol pada dua kondisi
girder yang berdiri sendiri-sendiri pada saat yaitu saat transfer pada saat beban yang
pemasangan awal karena menggunakan metode berpengaruh adalah beban mati dan gaya pratekan
balance kantilever. tendon kantilefer, serta pada saat service yaitu saat
beban yang berpengaruh adalah beban mati
6.5.2 Metode stressing continuity tendon tambahan, beban hidup, dan gaya pratekan tendon
Pekerjaan continuity adalah pekerjaan kantilefer dan tendon menerus, serta kehilangan
penarikan / stressing tendon lapangan (penahan pratekan telah terjadi pada struktur jembatan.
momen positif) pada pelat bagian bawah box girder
serta stressing tendon pada daerah tumpuan
(penahan momen negatif). Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah seluruh segmen box girder
tersambung dan dan telah menjadi satu kesatuan

Anda mungkin juga menyukai