Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga :
2. Alamat Kepala Keluarga :

3. Pekerjaan Kepala Keluarga :


4. Pendidikan Kepala Keluarga :

1
5. Komposisi Keluarga :
NAMA HUB DG STATUS IMUNISASI
UMUR PENDIDIKA BCG POLIO DPT HEPATITIS CAMPAK
NO ANGGOTA JK KEPALA KET.
(th) N TERAKHIR
KELUARGA KELUARGA
1. Ny. S P Istri 46 SD
2. Sdr. K L An. Kandung 28 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Sdr. P L An. Kandung 24 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Nn. M P An. Kandung 19 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Sdri. E P Menantu 27 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. An. A P Cucu 9 bl - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7. Ny. M P Mertua 72 -

2
Genogram :

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: sudah meninggal

: pasien

: menikah

: garis keturunan

: tinggal serumah

3
6. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.S termasuk keluarga besar ( Extended Family ) yang terdiri dari
Kepala Keluarga,Istri, Nenek, 3 orang anak,1 orang menantu,dan 1 orang
cucu.
7. Suku bangsa
Seluruh anggota keluarga berasal dari suku jawa,Indonesia.
8. Agama
Semua anggota keluarga menganut agama Islam dan mereka selalu taat
beribadah dan menjalankan perintah Tuhan YME
9. Status social ekonomi keluarga
Sebagian besar anggota keluarga memiliki penghasilan perbulannya, yaitu :
- Kepala Keluarga : 500.000,-/bln
- Istri ( Ibu M ) : 250.000,-/bln
- Anak ke-1 : 1.700.000,-/bln
- Anak ke-2 : 300.000,-/bln
- Anak ke-3 : 450.000,-/bln
Untuk pendapatan KK dengan Istri, digabung atau dijadikan satu sehingga
menjadi Rp. 750.000,-/bln dengan rata-rata pengeluaran Rp. 500.000,-/bln.
Sedangkan untuk anak ke-1 rata-rata pengeluaran perbulannya Rp.
1.200.000,-/bln. Untuk anak ke-2 rata-rata pengeluaran perbulannya Rp.
250.000,-/bln dan anak ke-3 rata-rata pengeluarannya Rp. 350.000,-/bln.
Dilihat dari penghasilan masing – masing anggota keluarga yang sudah
bekerja dan harta benda yang dimiliki dalam keluarga, keluarga tersebut
mempunyai status social ekonomi cukup
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Setiap hari klien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan
hiburan biasanya menonton TV, berkumpul keluarga, melpas lelah bersama di
ruang keluarga. Untuk anak ke-1 karena bekerja di Jakarta dia hanya dapat
bertemu keluarga pada hari Sabtu sore dan Minggu. Sedangkan untuk anak
ke-2 dan ke-3, mereka sering keluar main bersama teman – teman mereka
baik itu pagi, siang, sore maupun malam.

4
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.S mempunyai 3 orang anak, anak petama laki-laki dengan
umur 46 th, anak kedua laki-laki umur 24 th, dan anak ketiga perempuan
umur 19 th maka keluarga Tn.S berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak dewasa.
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn.S sampai saat ini telah memenuhi tugas perkembangan yaitu
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar dengan anak pertama
sudah menikah dan memiliki anak Tn.S juga selalu menjaga keintiman
pasangan. Pembagian peran dan kegiatan rumah tanggapun telah terpenuhi.
Namun hanya sebagian tugas KK untuk membantu anak mandiri di
masyarakat yang terpenuhi sebab,,anak pertama yang telah menikah belum
tinggal sendri atau terlepas dari KK yang dilatar belakangi oleh keadaan
materiil.
13. Riwayat keluarga inti
- Kepala keluarga : Klien menderita TBC dan DM sejak 1 tahun yang lalu,
memiliki riwayat putus obat TB , pernah mengalami luka pada kaki yang
lama sembuhnya.
- Istri : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan
rawat inap di Rumah Sakit.
- Anak ke-1 : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk
berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.
- Anak ke-2 : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk
berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.
- Anak ke-3 : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk
berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.
- Menantu : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk
berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.
- Mertua : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk
berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.

5
- Cucu : Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk
berobat dan rawat inap di Rumah Sakit.
14. Riwayat keluarga sebelumnya
Dari keluarga Tn.S tepatnya anak ke-4 ( adik KK ) pernah mengidap sakit
hepatitis, sedangkan dari keluarga Ibu.M tepatnya anak ke-3 ( adik
Ibu.M ) pernah mengidap sakit demam thypoid.

C. Pengkajian Lingkungan
15. Karakteristik Rumah
Luas tanah : Luas rumah :
Tipe rumah : permanent dengan jumlah ruang 5 kamar tidur, 1 ruang tamu
sekaligus keluarga,1 dapur, kamar mandi dan WC jadi satu. Jumlsh
jendela ± 4 buah. Setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana fungsinya
secara optimal. Peletakan perabot rumah tangga kurang rapi. Jenis septic
tank dua kotak sudah termasuk persapan air. Jarak antara septic tank
dengan sumber air ± 10 meter. Sumber air minum yang digunakan adalah
air isi ulang dan air sumur.
Denah Rumah :

5 7 6
4 10 9 8
2 11
3
1

Bawah Atas
Keterangan :
1. Teras depan 7. Kamar mandi
2. Ruang tamu + keluarga 8. Kamar tidur
3. Kamar tidur 9. Kamar tidur
4. Dapur 10.Kandang ayam
5. Ruang + kamar lansia 11.Teras atas
6. Kamar tidur

16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga klien yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di
wilayah perkotaan sehingga jarak rumah satu dengan yang lain cukup dekat.
Warga memiliki kebiasaan dan tradisi mengadakan pengajian tiap malam

6
Rabu dan arisan tiap malam Senin. Pengajian dan arisan ini berlangsung di
rumah masing – masing warga secara bergantian penduduk setempat juga
mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan ada tamu yang
menginap harap lapor pada RT/RW. Setiap malam setelah jam 21.00 WIB,
tidak diperbolehkan menghidupkan mesin kendaraan bermotor. Diadakan
kerja bakti sebulan sekali dan jika perlu 2 minggu sekali saat terjadi wabah
DBD, malaria dan diare.
17. Mobilitas geografis keluarga
Sejak Tn.S menikah dengan Ibu.M, keluarga Tn.S tinggal di Giwangan dan
tidak pernah pindah.
18. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat.
Setiap hari, baik itu siang, sore, malam klien dan keluarganya selalu
meluangkan waktu untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi baik
dengan masyarakat di sekitar.
19. Sistem pendukung keluarga
Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antar anggota keluarga saling
menyayangi satu sama lain. Keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan
meliputi : sarana MCK, tempat tidur yang nyaman, sumberair bersih, motor
sebagai sarana transportasi. Seangkan fasilitas sosialnya berupa mengikuti
penyuluhan kesehatan misalnya : penyuluhan tentang DBD, diadakannya
imunisasi missal : tetanus, campak polio dan lain-lain. Sedangkan dukungan
psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik.

D. Struktur Keluarga
20. Pola Komunikasi Keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat
adalah bahasa jawa da Indonesia. Komunikasi antar keluarga lebih sering
mulai sore hari Karena hampir semua anggota keluarga pulangkerja sore hari
dan untuk anak pertam bias berkumpul dengan keluarga setiap seminggu
sekali karena kerjanya di luar kota.
21. Struktur kekuatan keluarga

7
Klien memberi nasehat kpada anak-ananyabagaimana cara berperilaku yang
baik sopan santun tatakrama, cara menjaga hubungan aik dengan orang
lain,cara berumah tangga yang baik dan mendidik anak.untuk kekuatan
keluarga masih tetap berada pada Tn S, namun untuk anak pertama karena
sudah menikah, maka jika ada permasalahan selalu diselisaikan dengan
istrinya dan jika perlu melibatkan orang tua.
22. Struktur peran ( formal dan informal )
 Tn S :
- Peran formal : dulu pernah menjadi pengurus keamanan lingkungan
namun sekarang hanya menjadi anggota masyarakat
- Peran informal : menjadi kepala keluarga,suami, ayah, kakek,mertua
dan menantu
 Ibu.M :
- Peran formal : masih aktif sebagai anggota masyarkat dan
perkumpulan ibu ibu di lingkungan tempat tinggal
- Peran informal : sebagai ibu rumah tangga, istri, anak,nenek dan mertua
 Sdr.K :
- Peran formal : anggota TNI AU
- Peran informal : menjadi kepala keluarga, anak, cucu, ayah, kakak dan
suami
 Sdr.P :
- Peran formal : satpam
- Peran informal : anak, cucu, adik, kakak,dan adik ipar
 Nn.M
- Peran formal :-
- Peran informal : anak cucu, adik, adik ipar
 Sdri.E :
- Peran formal :-
- Peran informal : istri,menantu, ibu dari A, kakak ipar
 Ny.M :
- Peran formal :-
- Peran informal : ibu dari Ibu.S, nenek mertua

8
 An.A :
- Peran formal :-
- Peran informal : anak, cucu, keponakan, cicit
23. Nilai dan norma keluarga
Keluarga meyakini bahwa kesehatan sangat penting, sehingga mereka
membiasakan cuci tangan sebelum makan, menjagakebersihan dan
mempehatikan kecukupan gizi dalam keluarga.

E. Fungsi Keluarga
24. Fungsi afektif
Keluarga klien saling memberikan perhatian dan kasih saying. Kklien
selalu mendukung apa yang dilakuka ana selama dalam batas kewajaran
dan tidak melanggar etika dan sopan santun. Diterapkannya demokrasi
dalam mengatasi permasalahan keluarga.
25. Fungsi Sosial
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota
keluarga masih memperhatka dan menerapkan etika atau sopan santun
dalam berperilaku.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Keluarga kurang mengetahui terkait penyakit TBC dan DM
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat :
- Keluarga belum mengerti tentang kesehatan pada anggota
keluarganya
- Anggota keluarga belum peka terhadap anggota keluarga yang
sakit. Namun, kadang masalah kesehatan tersebut dianggap sepele
atau tidak begitu diperhatikan secara lebih lanjut.
- Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh
dan selalu mencari solusi jika keluarga sakit.
- Keluarga sangat cemas dengan kemungkinan penyakit yang
menyerang anggota keluarga yang lain.

9
- Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehatan secara positif.
- Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan
yang dilakukan jika maalah kesehatan muncul dalam keluarga.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
- Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga sedikit
mengerti mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan kekambuhan
dan yang perlu dilakukan untuk mencegah kekambuhan.
- Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu
penanganan tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan
perawatan dan penyembuhan kepada tenaga kesehatan.Namun bila
sakitnya masih tergolong ringan, keluarga cukup menganjukan
istirahat, pemenuhan kebutuhan dan mengkonsumsi obat generic
dari toko atau warung kepada angota keluarga yang sakit.
- Untuk berjaga – jaga, keluarga hanya menyediakan abat – abatan
yang sering dikonsumsi dan cocok bagi masing – masing anggota
keluarga. Apabila penyakit yang diderita dirasa parah, keluarga
langsung membawa ke tanaga kesehatan.
- Setiap anggota keluarga mengerti akan fungsi da tanggungjawab
masing – masing sumber keuangan yang dimiliki anggota keluarga,
dan hubungan antara anggota keluarga dengan masyarakat terjalin
baik.
- Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang dan support agar
dapat membantu proses penyembuhan.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat.
- Anggota keluarga mengerti potensi yang ada pada setiap angota
keluarga dan megerti tenteng sumber-sumber keluarga yang dmliki.
- Keluarga belum menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan
yang bersih dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit.
- Keluarga belum mengerti dan menyadari tentang pentingnya
hygiene sanitasi untuk menciptakan rumah yang sehat.
- Keluarga, secara bersama-sama mempertahankan kondisi kesehatan
mereka dengan cara makan teratur, memenuhi gizi seimbang,

10
menjaga kondisi fit tubuh, tidur teratur dan cukup, mengatur waktu
antara bekerja, berkumpul bersama keluarga, rekreasi atau
berkumpul bersama teman, sana saudara dan bersilaturahmi.
e. Kemampuan kleuarga menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan di
masyarakat
- Keluarga mengetahui dengan jelas tantang segal fasilitas – fasilitas
kesehatan yang ada di sekitar.
- Keluarga memahami dan mengerti keuntungan – keuntungan yang
dieroleh jika mereka memanfaatkn pelayanan kesehatan dengan
optimal.
- Keluarga percaya terhadap tenaga dan fasilitas kesehatan. Hal ini
terbukti dengan Sdri. E yang selalu taratur memeriksakan anak
balitanya.
- Fasilitas kesehatan yang ada sangat terjangkau oleh keluarga.
- Keluarga pernah mempunyai pengalaman kurang baik terhadap
petugas kesehatan yaitu sewaktu Tn.S rawat inap, mengenai
kecepattanggapan perawwt dalam memenuhi panggilan klien.

27. Fungsi Reproduksi


a. Jumlah anak yang dimiliki Tn.S ada 3 orang yaitu 2 laki – laki dan 1
perempuan.
b. Keluarg merencanakan jumlah anggota kkeluarga dengan menjaga jarak
kelahiran anak satu dengan anak yang lain.
c. Tn.S dan Ibu.M menggunakan metode program KB jenis IUD atau spiral
sejak tahun 1988 sampai sekarang.
28. Fungsi Ekonomi
- Keluarga mampu memenuahi kebutuhan sandang, pangan, dan papan dari
pendapatan yang diterima perbulan serta keluarga mampu menyisihkan
pendapataannya untuk keerluan yang tidak terduga.
- Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada seperti
puskesmas, poosyanduanak, posyandu lansia, poliklinik, dan lain – lain.

F. Stres dan Koping Keluarga

11
29. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek
- kerusakan rumah akibat gempa
- trauma adanya gempa susulan
b. Stressor jangka panjang
- kekambuhan penyakit tbc
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Untuk stress jangka pendek, keluarga mengaku sedikit cemas dan keluarg a tidak
dapat berda di dalam rumah baik siang, sore, malam dengan nyaman dan
tenang. Meskipun demikian, keluarga telah berusaha memperbaiki rumahnya
yang rusak hingga kini cukup layak di tempati. Keluarga juga tetap waspada
dengan adanya gempa susulan yang datangnya kapan saja dan tiada disangka –
sangka.
Untuk stressor jangka panjang keluarga ( terutama Tn. S ) berusaha mencegah
kekambuhan penyakitnya. Namun, kadang Tn.S tetap mengkonsumsi minuman
seperti kpi, th dan melakukan pekerjaan yang membuat kecapekan sehingga
sering kambuh.
31. Strategi Koping yang Digunakan
Bila ada permasalahan dalam keluarga, sering diselesaikan dengan musyawarah
tapi untuk permasalahan masing-masing anggota keluarga diselesaikan sendiri-
sendiri selama bisa diatasi sendiri.
32. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan keam terhadap anak,
mengkambinghitamkan anak, memberikan ancaman – acaman dalam
menyelesaikan masalah.

G. Pemeriksaan Fisik
1. Tn.S ( kepala keluarga )
TD : 120/70 mmHg
R : 24 x/mnt
N : 80 x/mnt
S : 36
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : Rambut lurus, sedikit beruban, kulit bersih.

12
- Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, , konjungtiva tidak pucat, kornea tidak
ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, ada secret (+), tidak ada korpal, tidk ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu
tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul
Palpasi : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi : Terdengar vesikuler
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi : Terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati, dan ginjal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.
e. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka,bekas jahitan, tidak ada kelainan
pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur

2. Ibu.S
TD : 110/80mmHg

13
R : 24 x/mnt
N : 76 x/mnt
S : 36
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut lurus, sedikit beruban, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi :Kedua mata simetris, , konjungtiva tidak pucat, kornea tidak ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidk ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu tidak
ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inpeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi : Terdengar vesikuler
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi : Terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati, dan ginjal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.
e. Ekstremitas

14
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka,bekas jahitan, tidak ada kelainan
pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur

3. Sdr.K
TD : 120/80 mmHg
R : 24 x/mnt
N : 80 x/mnt
S : 36
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut lurus, sedikit beruban, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi :Kedua mata simetris, , konjungtiva tidak pucat, kornea tidak ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidk ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu tidak
ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inpeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi : Terdengar vesikuler
d. Abdomen

15
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi : Terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati, dan ginjal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.
e. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka,bekas jahitan, tidak ada kelainan
pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur

4. Sdr.P
TD : 110/80 mmHg
R : 24 x/mnt
N : 80 x/mnt
S : 36

a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut lurus, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi :Kedua mata simetris, , konjungtiva tidak pucat, kornea tidak ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidk ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu tidak
ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inpeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

16
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi : Terdengar vesikuler
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 20x/menit
Perkusi : Terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati, dan ginjal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.
e. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka,bekas jahitan, tidak ada kelainan
pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur

5. Nn.M
TD :120/70 mmH
R : 24 x/mnt
N : 80 x/mnt
S : 36
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut lurus, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi :Kedua mata simetris, , konjungtiva tidak pucat, kornea tidak ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidk ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu tidak
ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga

17
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inpeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi : Terdengar vesikuler
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 15x/menit
Perkusi : Terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati, dan ginjal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.
e. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka,bekas jahitan, tidak ada kelainan
pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur

6. Sdri.E
TD : 110/70 mmHg
R : 24 x/mnt
N : 80 x/mnt
S : 36
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut lurus, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi :Kedua mata simetris, , konjungtiva tidak pucat, kornea tidak ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

18
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu tidak
ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inpeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi : Terdengar vesikuler
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi : Terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati, dan ginjal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.
e. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka,bekas jahitan, tidak ada kelainan
pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur
7. An.A
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut lurus,sedikit, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi :Kedua mata simetris, , konjungtiva tidak pucat, kornea tidak ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada korpal, tidak ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

19
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, gigi taring telah tumbuh, tidak ada faringitis,
lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inpeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi : Terdengar vesikuler
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi : Terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati, dan ginjal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.
e. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka,bekas jahitan, tidak ada kelainan
pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur

8. Ny.M
TD : 120/80 mmHg
R : 24 x/mnt
N : 80 x/mnt
S : 36
a. Kepala
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi :Rambut lurus, beruban, kulit bersih.
- Mata
Inspeksi :Kedua mata simetris, , konjungtiva tidak pucat, kornea tidak ikterik.

20
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tekanan bola mata tidak tinggi.
- Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, ada secret (+), tidak ada korpal, tidk ada
pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan faring
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu, gigi
banyak yang tanggal, tidak ada faringitis, lidah tidak kotor.
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.
- Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris, tidak ada korpal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Inpeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada nodul
Palpasi :Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
c. Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada nodul tidak ada sikatrik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang iga
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada jantung
Auskultasi : Terdengar vesikuler
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada sikatrik.
Auskultasi : Suara peristaltic terdengar 25x/menit
Perkusi : Terdengar timpani pada usus,dan redup pada hati, dan ginjal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hati dan limpa.
e. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada sikatrik, tidak ada luka,bekas jahitan, tidak ada kelainan
pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur

H. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan


Keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan baik, mampu
memberikan pelayanan yang baik dan tepat kepada siapa saja yang membutuhkan tidak
hanya pasien di rumah Sakit tetapi juga warga masyarakat yang membutuhkan bantuan

21
pelayanan kesehatan. Jangan membeda – bedakan dalam memberikan pelayanan antara
masyarakat yang miskin dengan yang kaya

I. Pengkajian Fokus
- Karakteristik pasangan anak adalah perempuan
- Hubungan anak terhadap orang tua baik, karena setiap hari Sabtu sore, anak pulang
untuk keluarga dan orang tua serta adik yang masih tinggal serumah.Hubungan anak
dan orang tua baik, namun jarak memisahkan dan kontak bertemu antara mereka
sedikit dan terbatas.
- Anak yang telah menikah masih tinggal serumah dengan orangtua.
- Hubungan anak yang telah menikah dengan adiknya baik, tetap terjaga, komunikai
tetap berlangsung.
- Perasaan orang tua setelah anak menikah adalah senang karena anak sudah dewasa dan
mereka punya cucu.
- Orang tua membentuk jaringan dengan anak dengan cara  dalam satu hari orang tua
meluangkan waktu untuk berkumpul bersama anak dan cucu, tetap memberikan kasih
sayang, perhatian kepada seluruh anggota keluarga dan tetap menjaga komunikasi.
- Pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga tugas dan fungsi keluarga sedikit berbeda
dengan taraf perkembangan sebelumnya. Hal ini lebih ditekankan pada anak, anak
pertama tidak hanya menjadi anak tetapi juga menjadi suami dan ayah, anak kedua
tidak hanya menjadi anak tetapi punya tugas dan tnggung jawab sebagai satpam yan
harus taat pada majikan, anak ketiga tidak hanya sebagai anak tetapi unya tugas da
tanggung jawab terhadap atasan. Kedua orang tua memiliki tugas sebagai anak,
ayah ,dan kakek nenek dari cucu mereka.

22
ANALISA DATA
SIMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
DO : GDS : 250; Pasien Ketidakmampuan keluarga Ketidakefektifan manajemen
batuk berdahak untuk mengerti mengenai regimen terapeutik keluarga
DS : Pasien mengatakan jika fakta – fakta dari masalah (Tn. S)
Pasien tidak rutin kesehatan yang meliputi
minum obat dan pengertian, tanda dan gejala,
kontrol gula darahnya factor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta
persepsi keluarga terhadap
masalah.
DO : Pasien sudah usila, Ketidakmampuan keluarga Risiko cedera pada lansia
penglihatan dan untuk merasakan masalah (Ny.M)
pendengaran menurun, kesehatan anggota keluarga
jalan dengan hati –
hati,
DS : Pasien mengatakan
penglihatan dan
penddengaran
menurun, serta takut
jatuh
DO : Pasien belum dapat Ketidakmampuan keluarga Risiko cedera pada balita
berjalan, masih untuk merasakan masalah (An.A)
merangkak, suka kesehatan anggota keluarga
memegang barang –
barang yang di bawah
atau yang di atas,
tampak agresif.
DS : Ibu dan nenek balita
mengatakan bahwa
balita sering
merangkak kemana –
mana, suka memegang
barang – barang di
bawah atau di atas,
banyak gerak.

23
DO : Keluarga tampak Ketidakmampuan keluarga Sindrom pasca trauma
sering tiduran dan dalam mengambil keputusan
berkumpul di ruang mengenai tindakan yang
tamu. tepat atas kecemasan atau
DS : Keluarga mengaku trauma yang dirasakan
masih sedikit cemas
dan keluarga tidak
dapat berada di dalam
rumah dengan nyaman
dan tenang. Keluarga
tetap waspada dengan
adanya gempa susulan
yang datangnya kapan
saja dan tiada di
sangka – sangka.

24
SKORING
1. Ketidakefektifan managemen regimen terapeutik keluarga pada Tn.S pada keluarga
Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk mengenal masalah
kesehatan anggota keluarga.
No. Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Trauma pada suatu organ
tubuh tidak akan dapat
Skala :
sembuh total apalagi masih
Resiko banyak factor – factor
pencetus kambuhnya
penyakit tersebut
2. Kemungkinan masalah ½x2=1 1 Kebiasaan klien yang dapat
mendorong kekambuhan
dapat diubah.
akan terulang kembali saat
Skala : klien merasakan dalam
keadaan sehat
Sebagian
3. Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Sumber – sumber dan
tindakan yang mencegah
untuk dicegah.
kekambuhan dapat
Skala : dijangkau oleh klien
Cukup
4. Menonjolnya masalah 0/2 x 1 = 0 0 Kebiasaan dalam mengatasi
masalah yang sederhana
Skala :
menyebabkan masalah tidak
Masalah tidak dianggap serius oleh klien
dan keluarga
dirasakan
∑ : 2 1/3

2. Risiko cedera pada Lansia ( Ny. M ) pada keluarga Tn.S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga untuk merasakan masalah kesehatan anggota keluarga
No. Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Trauma pada suatu organ
tubuh tidak akan dapat
Skala :
sembuh total apalagi masih
Resiko banyak factor-faktor
pencetus kambuhnya sakit
tersebut
2. Kemungkinan masalah ½x2=1 1 Kebiasaan klien yang dapat
mendorong kekambuhan
dapat diubah.
akan terulang kembali saat
Skala : klien merasakan dalam
keadaan sehat
Sebagian

3. Potensial masalah 3/3 x 1 = 1 1 Sumber dan tindakan yang


mencegah dapat dijangkau
untuk dicegah.
oleh klien

25
Skala :
Tinggi
4. Menonjolnya masalah 0/2 x 1 = 0 0 Kebiasaan dalam
menangani masalah yang
Skala :
sederhana dapat
Masalah tidak menyebabkan masalah tidak
dianggap serius oleh klien
dirasakan
dan keluarga
∑ : 2 2/3

3. Risiko cedera pada Balita ( An.A ) pada keluarga Tn.S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga untuk merasakan masalah kesehatan anggota keluarga.
No. Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Balita adalah masa tumbang
yang masih membutuhkan
Skala :
bantuan orang didekatnya
Resiko untuk beraktivitas dan
sangat agresif
2. Kemungkinan masalah ½x2=1 1 Tidak semua dan tidak
selalu aktivitas balita itu
dapat diubah.
dibatasi
Skala :
Sebagian
3. Potensial masalah 2/3 x 1 = 1 2/3 Sumber dan tindakan yang
menyebabkan cedera pada
untuk dicegah.
balita dapat diminimalisasi
Skala : keluarga
Cukup
4. Menonjolnya masalah 0/2 x 1 = 0 0 Jatuh dan cedera oleh balita
kadang kadang merupakan
Skala :
proses pembelajaran untuk
Masalah tidak mampu mengenal dan
beradaptasi
dirasakan
∑ : 2 1/3

4. Sindrom pasca trauma pada keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan
atau trauma yang dirasakan.

No. Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 1 Masalah actual karena
mekanisme koping keluarga
Skala :
kurang adekuat dan stressor
Aktual sangat dirasakan keluarga.
2. Kemungkinan masalah ½x2=1 1 Semakin lama, stressor
makin sedikit sehingga
dapat diubah.

26
Skala : trauma dapat diatasi
sebagian.
Sebagian
3. Potensial masalah 2/3 x 1 = 1 2/3 Penerimaan dan keikhlasan
untuk dicegah. terhadap suatu peristiwa
Skala : dapat mengurangi trauma.
Cukup
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 1 Trauma merupakan salah
satu tanda keadaan
Skala :
psikologis yang terganggu.
Masalah berat, perlu
penanganan serius
∑ : 3 2/3

PRIORITAS MASALAH
1. Sindrom pasca trauma pada keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan
atau trauma yang dirasakan.
2. Risiko cedera pada Lansia ( Ny. M ) pada keluarga Tn.S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga untuk merasakan masalah kesehatan anggota keluarga.
3. Risiko cedera pada Balita ( An.A ) pada keluarga Tn.S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga untuk merasakan masalah kesehatan anggota keluarga.
4. Resiko nyeri akut pada Kepala Keluarga pada Keluarga Tn.S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.

27
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi


Umum Khusus
1. 4-10-06 Sindrom pasca Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Anjurkan keluarga untuk Dengan pengungkapan apa
trauma pada tindakan selama 3 mengenal masalah mengungkapkan yang dirasakan kepada
keluarga Tn.S hari diharapkan trauma dalam kecemasannya perawat, dapat mengurangi
berhubungan keluarga mampu keluarga beban yang dirasakan.
dengan membentuk 2. Keluarga mampu 2. Anjurkan keluarga untuk Dengan tidak selalu mengingat
ketidakmampuan mekanisme koping memutuskan mengurangi stressor yang dan mengenang masa lalu
keluarga dalam yang adekuat tindakan yang menyebabkan kecemasan yang menyedihkan dan
mengambil tepat untuk seperti anjurkan keluarga menakutkan, keluarga dapat
keputusan mengatasi untuk tidak berfokus mengurangi trauma.
mengenai tindakan kecemasan dan terhadap kejadian gempa
yang tepat atas trauma yang paling berkesan dan
kecemasan ztzu merusak harta benda.
trauma yang 3. Keluarga mampu 3. Anjurkan keluarga untuk Mekanisme koping keluarga
dirasakan. melakukan tetap mempertahankan yang adekuat dapat mencegah
tindakan mekanisme koping trauma yang berlebih.
keperawatan keluarga dalam
mencegah trauma menghadapi masalah.
yang berlebih.

28
4. Keluarga mampu 4. Anjurkan kelurga untuk Keadaan fisik,social dan psikis
memelihara menjaga hubungan social anggota keluarga dapat
lingkungan fisik, dengan tetangga yang mempengaruhi derajat
psikis dan social memiliki kesamaan senasib kesehatan keluarga.
untuk dan sepenanggungan,
mempertahankan menjaga keadaan psikis
derajat kesehatan. dengan mampu menerima
dengan ikhlas kedaaan
yang menimpanya.
5. Keluarga mampu 5. Anjurkan keluarga untuk Pelayanan kesehatan
memanfaatkan meminta bantuan dari merupakan salah satu bentuk
Sumber Daya yang tenaga kesehatan dalam sumber daya yang ada di
ada dimasyarakat upaya mengurangi masalah masyarakat.
seperti puskesmas, kesehatan.
posyandu untuk
memperoleh
pelayanan
kesehatan

29
2. 4-10-06 Risiko cedera pada Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Jelaskan faktor-faktor yang Keluarga memahami factor –
Lansia ( Ny. M ) tindakan selama 3 mengenal masalah dapat menyebabkan cedera factor yang dapat menyebab-
pada keluarga hari diharapkan kesehatan pada pada lansia. kan cedera pada lansia.
Tn.S berhubungan Ny.M dan keluarga lansia (Ny.M) Dengan membatasi aktivitas
dengan mampu memahami 2. Keluarga mampu 2. Anjurkan kepada keluarga yang berlebihan dapat

30
ketidakmampuan apa yang memutuskan untuk membatasi aktivitas mengurangi resiko cedera.
keluarga untuk disampaikan tindakan yang lansia yang beresiko untuk
merasakan perawat tepat untuk cedera Modifikasi lingkungan dapat
masalah kesehatan mengurangi resiko mencegah terjadinya
anggota kesehatan. cedera pada lansia cedera.
3. Anjurkan kepada keluarga
3. Keluarga mampu Kondisi psikis lansia yang
untuk memodifikasi
melakukan tidak stabil, dapat memicu
lingkungan.
tindakan mudahnya cedera ,aktivitas
keperawatan yaitu yang melebihi kemampuan
menciptakan lansia dapat menimbulkan
lingkungan yang cedera,hubungan social yang
terapeutik terjalin baik dapat
4. Anjurkan kepada keluarga
4. Keluarga mampu meningkatkan status kesehatan
untuk menjaga kondisi
memelihara lansia.
psikis lansia, tidak
lingkungan fisik, Pemeriksaan kesehatan yang
membiarkan klien
psikis, dan social teratur dapat mengetahui status
melakukan aktivitas berat,
untuk mencegah kesehatan klien.
tetap menjaga hubungan
terjadi cedera pada
social dengan warga.
lansia
5. Keluarga mampu
5. Anjurkan keluarga dan
memanfaatkan
klien untuk teratur

31
sumber daya yang memeriksakan kesehatan
ada di masyarakat lansia ke pelayanan
untuk memperoleh kesehatan terdekat.
pelayanan
kesehatan bagi
lansia
3. 4-10-06 Risiko cedera pada Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Jelaskan faktor-faktor yang Keluarga memahami factor –
Balita ( An.A ) tindakan selama 3 mengenal masalah dapat menyebabkan cedera factor yang menyebabkan
pada keluarga hari diharapkan kesehatan pada pada balita. cedera pada balita.
Tn.S berhubungan keluarga mampu balita (An.A)
dengan memahami apa 2. Keluarga mampu 2. Anjurkan kepada keluarga Pemantauan aktivitas pada
ketidakmampuan yang disampaikan memutuskan untuk selalu memantau balita dapat mencegah dan
keluarga untuk perawat tindakan yang aktivitas balita stiap hari. mengurangi cedera
merasakan tepat untuk 3. Anjurkan kepada keluarga Modifikasi ingkungan dapat
masalah kesehatan mengatasi resiko untuk memodifikasi mencegah dan meminimalisir
cedera pada balita lingkungan. terjadinya cedera.
3. Keluarga mampu 4. Anjurkan kepada keluarga Membatasi ruang gerak balita
melakukan untuk mempertahankan selama hal itu membahayakan
tindakan status psikis anak, tidak balita, perlu dilakukan.
keperawatan yaitu membiarkan anak
menciptakan melakukan kegiatan diluar
lingkungan yang sepengetahuan keluarga,

32
terapeutik dan tidak membiarkan
4. Keluarga mampu balita bermain dengan
memelihara balita lain tanpa pantauan
lingkungan fisik, keluarga atau orang dewasa
psikis, dan social lain.
untuk mencegah 5. Anjurkan keluarga untuk Pemeriksaan balita secara
terjadi cedera pada teratur memeriksakan teratur untuk mengontrol dan
balita balita ke pelayanan memantau tumbuh kembang
5. Keluarga mampu kesehatan terdekat. balita dan status kesehatan.
memanfaatkan
sumber daya yang
ada di masyarakat
untuk memperoleh
pelayanan
kesehatan balita
4. 4-10-06 Resiko nyeri akut Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu 1. Jelaska tentang penyakit Klien mampu memahami
pada Kepala tindakan selama 3 mengenal penyakit gagal ginjal, meliputi : penyakit gagal ginjal,
Keluarga pada hari diharapkan gagal ginjal pengertian tanda dan meliputi : pengertian tanda dan
Keluarga Tn.S Tn.S mampu 2. Keluarga mampu gejala, penyebab, gejala, penyebab,
berhubungan memahami semua memutuskan penanganan,dan penanganan,dan pencegahan
dengan yang disampaikan tindakan yang pencegahan serta akibat serta akibat bila penanganan
ketidakmampuan perawat tepat untuk bila penanganan tidak tepat tidak tepat atau tidak segera

33
keluarga untuk mengatasi atau tidak segera ditangani ditangani.
mengenal masalah kekambuhan pada dengan bahasa yang mudah
kesehatan anggota Tn.S difahami
keluarga. 3. Keluarga mampu 2. Jelaskan kepada keluarga
melakukan mengenai hal-hal yang Keluarga mampu memberikan
tindakan dapat dilakukan saat tindakan yang tepat bagi klien.
keperawatan penyakit Tn.S kambuh.
pencegahan 3. Anjurkan kepada keluarga
penyakit Tn.S untuk membantu klien Keikutsertaan keluarga secara
4. Keluarga mampu dalam menghindari dan optimal dapat membantu klien
memelihara meminimalisasi segala untuk mempertahankan
lingkungan fisik, bentuk makanan dan kesehatannya.
psikis, dan social minuman serta aktivitas
ssehinga dapat yang dapat menyebabkan
menunjang penyakit Tn.S kambuh.
peningkatan 4. Anjurkan kepada keluarga
kesehatan Tn.S untuk tidak membiarkan Dorongan dan motivasi dari
5. Keluarga mampu Tn.S kecapean. keluarga dapat membantu
memanfaatkan meningkatkan derajat
sumber daya yang 5. anjurkan kepada keluarga kesehatan Tn.S
ada di masyarakat untuk memeriksakan Tn.S Pemeriksaan yang teratur

34
seperti ke pelayanan kesehatan dapat mencegah keadaan
puskesmas,puskes terdekat baik saat kambuh penyakit yang lebih berat dan
mas pembantu, maupun tidak untuk dapat mengontrol kesembuhan
posyandu, kartu mengetahui perkembangan klien.
sehat untuk penyakit Tn.S
memperoleh
pelayanan
kesehatan bagi
Tn.S

35
IMPLEMENTASI
Tanggal No DIAGNOSA IMPLEMENTASI KET
Dx
3-10-06 1 Sindrom pasca 1. Menganjurkan keluarga untuk R
trauma pada keluarga mengungkapkan kecemasannya
Tn.S berhubungan H:
dengan
ketidakmampuan 2. Menganjurkan keluarga untuk R:
keluarga dalam mengurangi stressor yang
mengambil menyebabkan kecemasan seperti
keputusan mengenai anjurkan keluarga untuk tidak
tindakan yang tepat berfokus terhadap kejadian gempa
atas kecemasan / yang paling berkesan dan merusak
trauma yang harta benda.
dirasakan. H:

3. Menganjurkan keluarga untuk tetap


mempertahankan mekanisme
koping keluarga dalam
menghadapi masalah.
4. Menganjurkan kelurga untuk
menjaga hubungan social dengan
tetangga yang memiliki kesamaan
senasib dan sepenanggungan,
menjaga keadaan psikis dengan
mampu menerima dengan ikhlas
kedaaan yang menimpanya.
5. Menganjurkan keluarga untuk
meminta bantuan dari tenaga
kesehatan dalam upaya
mengurangi masalah kesehatan.
3-10-06 2 Risiko cedera pada 1. Menjelaskan faktor-faktor yang
Lansia ( Ny. M ) dapat menyebabkan cedera pada
pada keluarga Tn.S lansia.
berhubungan dengan 2. Menganjurkan kepada keluarga

36
ketidakmampuan untuk membatasi aktivitas lansia
keluarga untuk yang beresiko untuk cedera
merasakan masalah 3. Menganjurkan kepada keluarga
kesehatan untuk memodifikasi lingkungan
yaitu dengan membuatkan kamar
bagi lansia di lantai bawah, lantai
tidak dibiarkan licin sehingga
membuat lansia jatuh, peralatan
yang sering digunakan lansia
diletakkan di lantai bawah, kamar
mandi dibuat sedemikian rupa
sehinga tidak membuat cedera atau
jatuh.
4. Menganjurkan kepada keluarga
untuk menjaga kondisi psikis
lansia dengan tidak membebani
pikiran lansia dengan masalah
keluarga saat ini dan tidak
mengucilkannya,menjaga kondisi
fisik lansia dengan tidak
membiarkan klien melakukan
aktivitas berat, tetap menjaga
hubungan social dengan warga.
5. Menganjurkan keluarga dan klien
untuk teratur memeriksakan
kesehatan ke pelayanan kesehatan
terdekat.
3-10-06 3 Risiko cedera pada 1. Menjelaskan faktor-faktor yang
Balita ( An.A ) pada dapat menyebabkan cedera pada
keluarga Tn.S balita.
berhubungan dengan 2. Menganjurkan kepada keluarga
ketidakmampuan untuk selalu memantau aktivitas
keluarga untuk balita setiap hari.
merasakan masalah 3. Menganjurkan kepada keluarga
kesehatan untuk memodifikasi lingkungan
yaitu dengan tidak menaruh benda

37
tajam seperti pisau, gunting piring,
gelas dan barang – barang lain
yang dapat mencederai balita di
tempat yang dapta dijangkau
balita,saklar dipasang di dinding
yang jauh dari jangkauan
balita,memberi mainan yang tidak
mencederai balita.
4. Menganjurkan kepada keluarga
untuk mempertahankan status
psikis anak, tidak membiarkan
anak melakukan kegiatan diluar
sepengetahuan keluarga, dan tidak
membiarkan balita bergaul atau
bermain dengan balita lain tanpa
pantauan keluarga atau orang
dewasa lain.
5. Menganjurkan keluarga untuk
teratur memeriksakan balita ke
pelayanan kesehatan terdekat.
3-10-06 4 Resiko nyeri akut 1. Menjelaskan tentang penyakit
pada Kepala gagal ginjal, meliputi : pengertian
Keluarga pada tanda dan gejala, penyebab,
Keluarga Tn.S penanganan,dan pencegahan serta
berhubungan dengan akibat bila penanganan tidak tepat
ketidakmampuan atau tidak segera ditangani dengan
keluarga untuk bahasa yang mudah difahami
mengerti mengenai 2. Menjelaskan kepada keluarga
fakta – fakta dari mengenai hal-hal yang dapat
masalah kesehatan dilakukan saat penyakit Tn.S
yang meliputi kambuh.
pengertian, tanda dan 3. Menganjurkan kepada keluarga
gejala, factor untuk membantu klien dalam
penyebab yang menghindari hal – hal yang
mempengaruhinya, menyebabkan kekambuhan.
serta persepsi 4. Menganjurkan kepada keluarga

38
keluarga terhadap untuk dapat menerima keadaan
masalah. Tn.S dan tetap memberikan
perhatian, kasih saying terhadap
Tn.S
5. Menganjurkan kepada keluarga
untuk memeriksakan Tn.S ke
pelayanan kesehatan terdekat baik
saat kambuh maupun tidak untuk
mengetahui perkembangan
penyakit Tn.S

Tanggal No DIAGNOSA IMPLEMENTASI KET


Dx
4-10-06 1 Sindrom pasca 1. Menganjurkan keluarga untuk
trauma pada keluarga mengungkapkan kecemasannya
Tn.S berhubungan 2. Menganjurkan keluarga untuk
dengan mengurangi stressor yang
ketidakmampuan menyebabkan kecemasan seperti
keluarga dalam anjurkan keluarga untuk tidak
mengambil berfokus terhadap kejadian gempa
keputusan mengenai yang paling berkesan dan merusak
tindakan yang tepat harta benda.
atas kecemasan atau 3. Menganjurkan keluarga untuk tetap
trauma yang mempertahankan mekanisme
dirasakan. koping keluarga dalam
menghadapi masalah.
4. Menganjurkan kelurga untuk
menjaga hubungan social dengan
tetangga yang memiliki kesamaan
senasib dan sepenanggungan,
menjaga keadaan psikis dengan
mampu menerima dengan ikhlas
kedaaan yang menimpanya.
5. Menganjurkan keluarga untuk
meminta bantuan dari tenaga
kesehatan dalam upaya

39
mengurangi masalah kesehatan.
4-10-06 2 Risiko cedera pada 1. Menjelaskan faktor-faktor yang
Lansia ( Ny. M ) dapat menyebabkan cedera pada
pada keluarga Tn.S lansia.
berhubungan dengan 2. Menganjurkan kepada keluarga
ketidakmampuan untuk membatasi aktivitas lansia
keluarga untuk yang beresiko untuk cedera
merasakan masalah 3. Menganjurkan kepada keluarga
kesehatan anggota untuk memodifikasi lingkungan
keluarga yaitu dengan membuatkan kamar
bagi lansia di lantai bawah, lantai
tidak dibiarkan licin sehingga
membuat lansia jatuh, peralatan
yang sering digunakan lansia
diletakkan di lantai bawah, kamar
mandi dibuat sedemikian rupa
sehinga tidak membuat cedera atau
jatuh.
4. Menganjurkan kepada keluarga
untuk menjaga kondisi psikis
lansia dengan tidak membebani
pikiran lansia dengan masalah
keluarga saat ini dan tidak
mengucilkannya,menjaga kondisi
fisik lansia dengan tidak
membiarkan klien melakukan
aktivitas berat, tetap menjaga
hubungan social dengan warga.
5. Menganjurkan keluarga dan klien
untuk teratur memeriksakan
kesehatan ke pelayanan kesehatan
terdekat.
4-10-06 3 Risiko cedera pada 1. Menjelaskan faktor-faktor yang
Balita ( An.A ) pada dapat menyebabkan cedera pada
keluarga Tn.S balita.
berhubungan dengan 2. Menganjurkan kepada keluarga

40
ketidakmampuan untuk selalu memantau aktivitas
keluarga untuk balita setiap hari.
merasakan masalah 3. Menganjurkan kepada keluarga
kesehatan anggota untuk memodifikasi lingkungan
keluarga yaitu dengan tidak menaruh benda
tajam seperti pisau, gunting piring,
gelas dan barang – barang lain
yang dapat mencederai balita di
tempat yang dapta dijangkau
balita,saklar dipasang di dinding
yang jauh dari jangkauan
balita,memberi mainan yang tidak
mencederai balita.
4. Menganjurkan kepada keluarga
untuk mempertahankan status
psikis anak, tidak membiarkan
anak melakukan kegiatan diluar
sepengetahuan keluarga, dan tidak
membiarkan balita bergaul atau
bermain dengan balita lain tanpa
pantauan keluarga atau orang
dewasa lain.
5. Menganjurkan keluarga untuk
teratur memeriksakan balita ke
pelayanan kesehatan terdekat.
4-10-06 4 Resiko nyeri akut 1. Menjelaskan tentang penyakit
pada Kepala gagal ginjal, meliputi : pengertian
Keluarga pada tanda dan gejala, penyebab,
Keluarga Tn.S penanganan,dan pencegahan serta
berhubungan akibat bila penanganan tidak tepat
dengan atau tidak segera ditangani dengan
ketidakmampuan bahasa yang mudah difahami
keluarga untuk 2. Menjelaskan kepada keluarga
mengenal masalah mengenai hal-hal yang dapat
kesehatan anggota dilakukan saat penyakit Tn.S
keluarga kambuh.

41
3. Menganjurkan kepada keluarga
untuk membantu klien dalam
menghindari hal – hal yang
menyebabkan kekambuhan.
4. Menganjurkan kepada keluarga
untuk dapat menerima keadaan
Tn.S dan tetap memberikan
perhatian, kasih saying terhadap
Tn.S
5. Menganjurkan kepada keluarga
untuk memeriksakan Tn.S ke
pelayanan kesehatan terdekat baik
saat kambuh maupun tidak untuk
mengetahui perkembangan
penyakit Tn.S

Tanggal No DIAGNOSA IMPLEMENTASI KET


Dx
5-10-06 1 . Sindrom pasca 1. Menganjurkan keluarga untuk
trauma pada mengungkapkan kecemasannya
keluarga Tn.S 2. Menganjurkan keluarga untuk
berhubungan mengurangi stressor yang
dengan menyebabkan kecemasan seperti
ketidakmampuan anjurkan keluarga untuk tidak
keluarga dalam berfokus terhadap kejadian gempa
mengambil yang paling berkesan dan merusak
keputusan harta benda.
mengenai tindakan 3. Menganjurkan keluarga untuk tetap
yang tepat atas mempertahankan mekanisme
kecemasan ztzu koping keluarga dalam
trauma yang menghadapi masalah.
dirasakan. 4. Menganjurkan kelurga untuk
menjaga hubungan social dengan
tetangga yang memiliki kesamaan

42
senasib dan sepenanggungan,
menjaga keadaan psikis dengan
mampu menerima dengan ikhlas
kedaaan yang menimpanya.
5. Menganjurkan keluarga untuk
meminta bantuan dari tenaga
kesehatan dalam upaya
mengurangi masalah kesehatan.
5-10-06 2 Risiko cedera pada 1. Menjelaskan faktor-faktor yang
Lansia ( Ny. M ) dapat menyebabkan cedera pada
pada keluarga Tn.S lansia.
berhubungan dengan 2. Menganjurkan kepada keluarga
ketidakmampuan untuk membatasi aktivitas lansia
keluarga untuk yang beresiko untuk cedera
merasakan masalah 3. Menganjurkan kepada keluarga
kesehatan anggota untuk memodifikasi lingkungan
keluarga yaitu dengan membuatkan kamar
bagi lansia di lantai bawah, lantai
tidak dibiarkan licin sehingga
membuat lansia jatuh, peralatan
yang sering digunakan lansia
diletakkan di lantai bawah, kamar
mandi dibuat sedemikian rupa
sehinga tidak membuat cedera atau
jatuh.
4. Menganjurkan kepada keluarga
untuk menjaga kondisi psikis
lansia dengan tidak membebani
pikiran lansia dengan masalah
keluarga saat ini dan tidak
mengucilkannya,menjaga kondisi
fisik lansia dengan tidak
membiarkan klien melakukan
aktivitas berat, tetap menjaga
hubungan social dengan warga.
5. Menganjurkan keluarga dan klien

43
untuk teratur memeriksakan
kesehatan ke pelayanan kesehatan
terdekat.
5-10-06 3 Risiko cedera pada 1. Menjelaskan faktor-faktor yang
Balita ( An.A ) pada dapat menyebabkan cedera pada
keluarga Tn.S balita.
berhubungan dengan 2. Menganjurkan kepada keluarga
ketidakmampuan untuk selalu memantau aktivitas
keluarga untuk balita setiap hari.
merasakan masalah 3. Menganjurkan kepada keluarga
kesehatan anggota untuk memodifikasi lingkungan
keluarga yaitu dengan tidak menaruh benda
tajam seperti pisau, gunting piring,
gelas dan barang – barang lain
yang dapat mencederai balita di
tempat yang dapta dijangkau
balita,saklar dipasang di dinding
yang jauh dari jangkauan
balita,memberi mainan yang tidak
mencederai balita.
4. Menganjurkan kepada keluarga
untuk mempertahankan status
psikis anak, tidak membiarkan
anak melakukan kegiatan diluar
sepengetahuan keluarga, dan tidak
membiarkan balita bergaul atau
bermain dengan balita lain tanpa
pantauan keluarga atau orang
dewasa lain.
5. Menganjurkan keluarga untuk
teratur memeriksakan balita ke
pelayanan kesehatan terdekat.
5-10-06 4 Resiko nyeri akut 1. Menjelaskan tentang penyakit
pada Kepala gagal ginjal, meliputi : pengertian
Keluarga pada tanda dan gejala, penyebab,
Keluarga Tn.S penanganan,dan pencegahan serta

44
berhubungan akibat bila penanganan tidak tepat
dengan atau tidak segera ditangani dengan
ketidakmampuan bahasa yang mudah difahami
keluarga untuk 2. Menjelaskan kepada keluarga
mengenal masalah mengenai hal-hal yang dapat
kesehatan anggota dilakukan saat penyakit Tn.S
keluarga kambuh.
3. Menganjurkan kepada keluarga
untuk membantu klien dalam
menghindari hal – hal yang
menyebabkan kekambuhan.
4. Menganjurkan kepada keluarga
untuk dapat menerima keadaan
Tn.S dan tetap memberikan
perhatian, kasih sayang terhadap
Tn.S dan tidak membiarkan Tn.S
bekerja berlebihan
5. Menganjurkan kepada keluarga
untuk memeriksakan Tn.S ke
pelayanan kesehatan terdekat baik
saat kambuh maupun tidak untuk
mengetahui perkembangan
penyakit Tn.S

EVALUASI
NO TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI
1. 5-10-06 Sindrom pasca trauma pada S : Keluarga mengatakan kini sudah
keluarga Tn.S berhubungan tidak secemas hari-hari sebelumnya

45
dengan ketidakmampuan karena rumah yang rusak sudah
keluarga dalam mengambil diperbaiki, gempa jarang dan
keputusan mengenai kekuatannyapun tidak besar serta
tindakan yang tepat atas kami pasrah dan ikhlas dengan
kecemasan ztzu trauma semua yang telah terjadi.
yang dirasakan. O : Keluarga tampak tidak terlalu
cemas, mereka mulai dapat
menjalani hidup seperti biasa,
namun tetap waspada.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi :
2. Anjurkan keluarga untuk
mengurangi stressor yang
menyebabkan kecemasan seperti
anjurkan keluarga untuk tidak
berfokus terhadap kejadian
gempa yang paling berkesan dan
merusak harta benda.
3. Anjurkan keluarga untuk tetap
mempertahankan mekanisme
koping keluarga dalam
menghadapi masalah.
4. Anjurkan kelurga
untuk menjaga hubungan social
dengan tetangga yang memiliki
kesamaan senasib dan
sepenanggungan, menjaga
keadaan psikis dengan mampu
menerima dengan ikhlas kedaaan
yang menimpanya.

2. 5-10-06 Risiko cedera pada Lansia S : Ny.M dan keluarga menyatakan


( Ny. M ) pada keluarga bahwa mereka memahami apa yang
Tn.S berhubungan dengan dapat menyebabkan cedera dan
ketidakmampuan keluarga akan selalu berusaha untuk
untuk merasakan masalah mencegah cedera.

46
kesehatan anggota keluarga O : Keluarga terlihat mulai
memperhatikan masalah Ny.M dan
Ny.M terlihat sering duduk diteras
rumah dan kadang pergi ke saudara
untuk silaturrahmi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
3. 5-10-06 Risiko cedera pada Balita S : Keluarga mengatakan mereka telah
( An.A ) pada keluarga Tn.S memahami hal – hal yang dapat
berhubungan dengan menyebabkan cedera pada balita
ketidakmampuan keluarga dan akan berusaha untuk mencegah
untuk merasakan masalah terjadinya cedera.
kesehatan anggota keluarga. O : Balita selalu ditemani dan dipantau
oleh keluarga setiap bermain.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
4. 5-10-06 Resiko nyeri akut pada S : Tn.S mengatakan kini telah
Kepala Keluarga pada memahami penyakitnya dan apa
Keluarga Tn.S saja yang perlu dilakukan untuk
berhubungan dengan mencegah kekambuhan dan yang
ketidakmampuan keluarga perlu dilakukan saat kambuh.
untuk mengerti mengenai O : Tn. S tampak lebih mengerti akan
fakta – fakta dari masalah penyakitnya dan lebih berhati-hati
kesehatan yang meliputi A : masalah teratasi
pengertian, tanda dan P : Hentikan intervensi
gejala, factor penyebab
yang mempengaruhinya,
serta persepsi keluarga
terhadap masalah.

47

Anda mungkin juga menyukai