Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya lah maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Teologi Islam Dalam
Kajian Ilmu Akhlak” yang semoga dapat memberikan manfaat bagi kita.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang
tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini
dengan penuh rasa terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Medan, 23 April 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 4
BAB II : PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
A. Pengertian Akhlak .......................................................................................................... 5
B. Beberapa Istilah Yang Berkaitan Dengan Akhlak ......................................................... 7
C. Ilmu Akhlak.................................................................................................................... 9
D. Ruang Lingkup Ilmu Akhlak ......................................................................................... 10
E. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak ...................................................................................... 11
F. Pemikiran Fazlur Rahman Tentang Etika & Estetika ..................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia agar selamat
di dunia dan akhirat.Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan Muhammad SAW.adalah
untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sejarah pun mencatat bahwa faktor pendukung
keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima, hingga hal
ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diminta agar akhlak dan
keluhuran budi Nabi Muhamad SAW. itu dijadikan contoh dalam kehidupan di berbagai bidang.
Mereka yang mematuhi permintaan ini dijamin keselamatan hidupnya di dunia dan akhirat.

Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan


menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang
baik.Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang
dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang
tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya
kebahagiaan tersebut. Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah
pangkalan yang menentukan corak hidup manusia.Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola
tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila
adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan
tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu. Kesadaran akhlak adalah
kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri
sebagai berhadapan dengan baik dan buruk.Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan
bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan.Itulah hal yang khusus
manusiawi.Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena
hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah sebagai subjek menginsafi
bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu
dilakukan.Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai
pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari akhlak?
2. Bagaimana konsep akhlak dalam kehidupan?
3. Bagaimana urgensi akhlak dalam kehidupan?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian akhlak


2. Untuk mengetahui konsep akhlak dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui urgensi akhlak dalam kehidupan sehari-hari

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK
Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, jama’nya
khuluqun yang berarti perangai (al-sajiyah), adat kebiasaan (al’adat), budi pekerti, tingkah laku
atau tabiat (ath-thabi’ah), perbedaan yang baik (al-maru’ah), dan agama (ad-din).1
Akhlak adalah suatu istilah agama yang dipakai menilai perbuatan manusia apakah itu
baik, atau buruk. Sedangkan ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang
berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat
kebaikan dan menghindarkan keburukan. Dalam hal ini dapat dikemukakan contohnya:
1. Perbuatan baik termasuk akhlak, karena membicarakan nilai atau kriteria suatu perbuatan.
2. Perbuatan itu sesuai dengan petunjuk Ilmu Akhlak; ini termasuk ilmunya, karena
membicarakan ilmu yang telah dipelajari oleh manusia untuk melakukan suatu
perbuatan.2
Adapun ayat yang menjelaskan tentang akhlak yaitu terdapat dalam (Q.S. al-ahzab,33:21)
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.3
Sedangkan pengertian akhlak secara terminologi dapat dilihat dari beberapa pendapat
para ahli :
a. Ibnu Maskawaih
Menyebutkan bahwa akhlak yaitu keadaan jiwa yang mendorong atau mengajak
melakukan sesuatu perbuatan tanpa melalui proses berpikir, dan pertimbangan terlebih dahulu.

1 Tiswarni, “Akhlak Tasawuf” (jakarta: Bina Pratama, 2007). Hal: 1

2 Mahjuddin, “Akhlak Tasawuf” (jakarta:Kalam Mulia,2009). Hal: 7

3 Departemen Agama,Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta:Serajaya Santra, 1987), Cet. Ke-1, h.670

5
b. Prof. Dr. Ahmad Amin
Akhlak menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yaitu suatu ilmu yang menjelaskan baik dan
buruk, menerangkan yang harus dilakukan, menyatakan tujuan yang harus dituju dan
menunjukkan apa yang harus di perbuat.
c. Didalam buku akhlak dalam berbagai dimensi, akhlak yaitu sifat-sifat
yang berurat berakar dalam diri manusia, serta berdasarkan dorongan dan pertimbangan
sifat tersebut, dapat dikatakan bahwa perbuatan tersebut baik atau buruknya dalam
pandangan manusia.4

Dari definisi berbagai pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa akhlak adalah
keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan tanpa pertimbangan
dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan.
Dorongan jiwa yang melahirkan perbuatan manusia pada dasarnya bersumber dari
kekuatan batin yang dimiliki oleh setiap manusia, yaitu :
1) Tabiat(pembawaan); yaitu suatu dorongan jiwa yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan
manusia, tetapi disebabkan oleh naluri(gharizah) dan factor warisan sifat-sifat dari orang
tuanya atau nenek moyangnya.
2) Akal pikiran; yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh lingkungan manusia setelah
melihat sesuatu, mendengarkanya, merasakan serta merabanya. Alat kejiwan ini hanya
dapat menilai sesuatu yang lahir (yang nyata)
3) Hati nurani; yaitu dorongan jiwa yang hanya berpengaruh oleh alat kejiwaan yang dapat
menilai hal-hal yang sifatnya absrak (yang batin) karena dorongan ini mendapatkan
keterangan(ilham) dari allah swt.
Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
َ ِ ‫ ال َّل ُهمَّ ا ْه ِدنِي‬. َ‫ َوب ِ َذلِكَ ُأ ِم ْرتُ َو َأنَا ِم َن ا ْل ُم ْس ِلمِين‬،ُ‫اي َو َم َماتِي ِ َّّلِل ِ َربِ ا ْلعَا َلمِينَ ََل ش َِريكَ َله‬
« ‫ل َْسْحسَ ِن‬ ُ ‫ص ََلتِي َو ُن‬
َ َ‫س ِكي َو َم ْحي‬ َ ‫إ ِ َّن‬
َ‫ق ََل يَ ِيي سَيِهَهَا إ ِ ََّل َأ ْنت‬ َْ ‫ئ‬
ِ ‫ال ْخ ََل‬ َْ ‫ئ‬
َ ِ ‫ال ْع َما ِل َوسَي‬ َ ِ ‫ َوقِنِي سَي‬، َ‫ل َْسْحسَنِهَا إ ِ ََّل َأ ْنت‬
َ ِ ‫ق ََل يَ ْهدِي‬ َ ْ ‫ال ْع َما ِل َو َأ َْسْحسَ ِن‬
ِ ‫ال ْخ ََل‬ َْ»

4 Ibid,. H. 1

6
"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta
alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang
Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia, tiada yang
bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan dan akhlak yang
buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain Engkau". [Sunan An-
Nasa'i: Sahih]

Hadist tersebut menjelaskan betapa pentingnya akhlak mulia itu, terutama untuk umat
islam saat ini. Akhlak mulia merupakan cermin seorang muslim, mencerminkan kesucian hati
dan fikirannya, sedangkan akhlak buruk mencerminkaan seseorang yang telah gelap hatinya
sehingga ia tidak bisa menentukan mana yang baik dan buruk baginya karena keburukan itu
telah mendarah daging dalam dirinya.

Beberapa ciri-ciri khusus dari akhlak yaitu:


a. Akhlak mempunyai suatu sifat yang teranam kuat di dalam jiwa atau lubuk hati seseorang
yang menjadi kepribadiannya dan itu akan membuat berbeda dengan orang lain.
b. Akhlak mengandung perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, dalam keadaan
bagaimana pun juga. Dengan kata lain akhlak merupakan adat kebiasaan yang selalu
dilakukan oleh seseorang.
c. Akhlak mengandung perbuatan yang dilakukan karena kesadaran sendiri, bukan karena di
paksa, atau mendapatkan tekanan dan intimidasi dari orang lain.
d. Akhlak merupakan manifestasi dari perbuatan yang tulus ikhlas, tidak di buat-buat.5

B. BEBERAPA ISTILAH YANG BERDEKATAN DENGAN AKHLAK

Selain dari kata akhlak, ada beberapa kata yang sama dengan kata akhlak yaitu:

1. Etika
Kata etika berasal dari yunani yaitu ethos yang berarti adat kebiasaan. Tetapi didalam
kamus bahasa indonesia, etika diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak(moral). Etika berbicara tentang kebiasaan (perbuatan) tetapi bukan menurut arti tata adat.

5 Ibid, h. 2

7
Oleh karena itu, etika landasannya adalah sifat dasar manusia. Tetapi etika menurut filsafat yaitu
menyelidiki mana yang baik, dan mana yang buruk menurut perbuatan manusia.6
a) Etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia.
b) Etika ialah bagian dari filsafat yang mengajarkan keluhuran budi (baik dan buruk).

Sekalipun penggunaan istilah etika sering disamakan dengan ilmu akhlak karena
keduanya membahas baik buruknya tingkah laku manusia. Namun keduanya mempunyai
perbedaan :

1. Akhlak islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik
dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
2. Akhlak islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik-brukunya
perbuatan, didasarkan kepada ajaran Allah SWT dan ajaran rasulnya.
3. Akhlak islam bersifat universal dan komprehesif, dapat diterima oleh seluruh umat
manusia di segala waktu dan tempat.
4. Dengan ajaran-ajarannya yang parektif dengan cepat, cocok dengan fitrah dan akal
fikiran manusia, maka akhlak islam dapat dijadikan pedoman oleh seluruh manusia.7

Akhlak islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang
meluruskan perbuatan menusia oleh petunjuk Allah menuju keridhaannya.

2. Moral
Berasal dari bahasa latin, mos yaitu prinsip-prinsip tingkah laku manusia yang sejalan
dengan adat kebiasaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa moral adalah
penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Meskipun etika dan moral mempunyai
kesamaan pengertian dalam percakapan sehari-hari, namun dari sisi lain mempunyai unsur
perbedaan, misalnya :

6 Ibid, h. 3

7 Drs.H.Miswa, MA. 2005.Akhlak tasawuf membangun karakter islami.Jakarta: Perdana Publishing

8
a. Istilah etika digunakan untuk mengkaji system nilai yang ada. Karena itu, etika
merupakan suatu ilmu.
b. Istilah moral digunakan utnuk memberikan criteria perbuatan yang sedang dinilai. Karena
itu, moral bukan suatu ilmu tetapi merupakan suatu perbuatan manusia.

3. Kesusilaan dan Kesopanan


Kesusilaan berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “su” yang berarti lebih
baik, dan kata “sila” berarti prinsip atau aturan hidup. Jadi kesusilaan adalah dasar-dasar aturan
hidup yang lebih baik.
Sedangkan kesopanan berasal dari bahasa Indonesia yang berasal dari kata sopan yang
artinya tenang, beradab, baik dan halus (perkataan ataupun perbuatan)
Istilah Etika dan ilmu Aklak adalah sama pengertianya sebagai suatu ilmu yang dapat
dijadikan pedoman bagi manusia untuk melakukan perbuatan yang baik. Sedangkan istilah
moral, kesusilaan, kesopanan, dan akhlaq sama pengertianya sebagai suatu norma untuk
menyatakan perbuatan manusia. Jadi istilah ini bukan suatu ilmu tetapi merupakan suatu
perbuatan manusia.
Istilah etika dan ilmu akhlaq dinyatakan sama bila ditinjau dari fungsinya. Tetapi bila
ditinjau dari segi sumber pokoknya maka tentu keduanya berbeda.Dimana etika bersumber dari
filsafat yunani, tetapi ilmu akhlak sumber pokoknya adalah al-qur’an dan hadits dan sumber
pengembangannya adalah filsafat.
Istilah akhlaq dengan moral, kesusilaan dan kesopanan,dapat dilihat perbedaanya bila
dipandang dari objeknya di mana akhlaq menitikberatkan perbuatan terhadap tuhan dan sesama
manusia, sedangkan moral, kesusilan dan kesopanan hanya menitikberatkan perbuatan terhadap
sesama manusia saja. Maka istilah akhlaq sifatnya teosentris meskipun akhlaq itu ada yang
tertuju kepada manusia dan makluk-makluk lain,namun tujua utamanya hanya karena Allah swt
semata. Tetapi kesusilaan dan kesopanan semata-mata sasaran dan tujuanya untuk manusia saja
karena itu istilah tersebut bersifat antroposentris (kemanusian saja).

C. ILMU AKHLAK

Ilmu ialah mengenal sesuatu sesuai dengan esensinya sedangkan akhlak ialah budi
pekerti, perangai, tingkah laku, dan tabiat. Dengan demikian, ilmu akhlak ialah suatu ilmu untuk

9
mengenal budi pekerti, tabiat, perangai, tingkah laku manusia yang sebenarnya. Ahmad Amin
mengemukakan bahwa ilmu akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti kata baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia untuk melakukan apa yang
harus diperbuat.

Hamzah Yakub mengemukakan sebagai berikut :

1. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara terpuji
dan yang tercela tentang perkataan dan perbuatan.
2. Ilmu akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan
buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan menyatakan tujuan mereka
dari pekerjaan mereka.

D. RUANG LINGKUP ILMU AKHLAK


Ruang lingkup ilmu akhlak adalah pembahasan tentang perbuatan-perbuatan manusia,
kemudian menetapkannya apakah perbuatan itu tergolong baik atau tergolong buruk. Ilmu
Akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah
laku manusia, obyek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap
suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Jika kita katakana baik atau buruk, maka ukuran
yang harus digunakan adalah ukuran normative.
Pokok-pokok masalah yang dibahas dalam ilmu akhlak pada intinya adalah perbuatan
manusia yang baik maupun yang buruk sebagai individu maupun sosial.Tapi sebagian orang juga
menyebutkan ilmu akhlak adalah tingkah laku manusia, namun perlu ditegaskan bahwa yang
dijadikan obyek kajian ilmu akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas kehendak dan
kemauan, sebenarnya mendarah daging dan telah dilakukan secara continue atau terus menerus
sehingga mentradisi dalam kehidupannya.
Banyak contoh perbuatan yang termasuk perbuatan akhlak dan begitu juga sebaliknya.
Seseorang yang membangun mesjid, gedung sekolah, rumah sakit, jalan raya, dan pos keamanan
termasuk perbuatan akhlak yang baik karena itu berdasarkan kemauan manusia itu sendiri yang
telah dipersiapakan sebelumnya. Tetapi jika seseorang yang memicingkan mata dengan tiba-tiba
pada waktu benda berpindah dari gelap ke terang, atau menarik tangan pada waktu tersengat api
atau binatang buas, bernapas, hati yang berubah rubah, orang yang menjadi ibu-bapak kita,

10
tempat tinggal kita, kebangsaan kita, warna kulit kita, dan tumpah darah kita itu tidak termasuk
perbuatan akhlak karena semua itu diluar perencanaan, kehendak atau pilihan kita.
Jadi sekarang kita bisa memahami yang dimaksud ilmu akhlak adalah ilmu yang
mengkaji suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang dalam keadaan sadar, kemauan
sendiri, tidak terpaksa, dan sungguh-sungguh atau sebenarnya bukan perbuatan yang pura-pura.
Perbuatan-perbuatan demikian selanjutnya diberi nilai baik atau buruk.8

E. MANFAAT MEMPELAJARI ILMU AKHLAK


Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat
menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan lainnya
sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk perbuatan
buruk, membayar utang kepada pemilik nya termasuk perbuatan baik, sedangkan mengingkari
utang termasuk perbuatan buruk.9
Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu ialah untuk membersihkan
kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehinggahati menjadi suci bersih bagaikan
cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.10 Keterangan tersebut memberikan panduan
kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya
menetapkan bahwa perbuatan tersebut termasuk perbuatan baik atau buruk
Selanjutnya ilmu akhlak juga menentukan kriteria perbuatan yang baik dan yang buruk,
serta perbuatan apa saja yang termasuk perbuatan baik, dan perbuatan yang buruk itu, dan
selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan baik dan perbuatan yang buruk. Selain itu ilmu
akhlak berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri manusia dalam perbuatan dosa
dan maksiat.
Jika tujuan ilmu akhlak tersebut tercapai, maka manusia akan memiliki kebersihan batin
yang yang pada gilirannya melahirkan perbuatan terpuji. Dengan perbuatan terpuji ini, akan
lahirlah keadaan masyarakat yang damai, sejahtera, harmoni lahir dan batin, yang

8 Abuddin Nata, “Akhlak Tasawuf”(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 8

9 Ahmad Amin, loc.cit.,hlm.1.

10 Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Bina Ilmu, 1995), hlm.67.

11
memungkinkan ia dapat beraktifitas guna mencapai kebahagiaan hidup didunia dan juga di
akhirat.

F. PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN TENTANG ETIKA & ESTETIKA


1. Konsep etika Rahman (pengertian)
Mengenai defenisi etika, sekalipun dalam karyanya Fazlur Rahman tidak secara langsung
mengatakan, tetapi melalui pernyataan-pernyataan yang telah diungkapkan dapat dipahami
tentang esensi dari pengertian etika. Hal ini didasarkan atas pernyataan yang disampaikan
Rahman tentang pernyataan-pernyatan moral yang selalu menuju substansi tika, sebagaimana
berikut ini. Etika adalah ilmu kebaikan dan keburukan yang dapat dikatakan sebagai penunjang
terlaksananya keinginan-keinginan Manusia dan juga menghalangginya. Manusia yang beretika
memandang baik sesuatu di mana ia tidak (mesti) mendapatkan manfaat, kadang-kadang
memandang buruk sesuatu apa yang mungkin buruk baginya. Apabila seseorang melihat seorang
manusia atau seekor binatang yang terancam bahaya, maka ia memandang sebagai kebaikan bila
ia menyelamatkannya walaupun tidak percaya kepada Syari’ah (hukum) dan walaupun ia tidak
mengharapkan manfaat duniawi apapun dari perbuatannya itu, dan bahkan hal itu terjadi di suatu
tempat dimana tak ada orang yang melihat perbuatannya itu dan memujinya.11
2. Konsep Estetika Rahman (pengertian)
Estetika adalah kajian berusaha menemukan nilai keindahan, nilai indah dan tidak indah
cenderung diterapkan kepada soal seni yang memiliki keluasan objek dan subjek, tergantung
suatu hal yang dinilai. Sekalipun secara tidak langsung dikatakan Rahman, namun lewat
pernyataannya dapat dipahami pengertian dari estetika. Menurut Rahman, al-Qur’an tidak
membuktikan adanya Tuhan, tetapi menunjukkan cara untuk mengenal eksistensi Tuhan, melalui
alam semesta yang ada.12

11 Fazlur Rahman, Islam, hlm. 149.


12 Fazlur Rahman,Tema Pokok Al-Qur’an , h. 15

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan
tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan. ilmu akhlak
adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk
kepada manusia, bagaimana cara berbuat kebaikan dan menghindarkan keburukan Akhlak pun
memiliki kaitan erat dengan etika, moral, kesusilaan dan kesopanan.
Pembahasan mengenai ruang lingkup ilmu akhlak adalah tentang perbuatan-perbuatan
manusia yang mendorong kepada baik atau buruknya. . ilmu akhlak bukanlah tingkah laku
manusia melainkan perbuatan yang dilakukan atas kemauan manusia itu sendiri yang selalu
dilakukannya dan kemudian mendarah daging dalam diri manusia itu sendiri.

13
DAFTAR PUTAKA

 Mahjudin. 2009. Akhlak Tasawuf I. Jakarta : Kalam Mulia.


 Nata, Abuddin. 2009. Akhlak Tasawuf.Jakarta :Rajawali
 Pers.Tiswarni. 2007. Akhlak Tasawuf.Jakarta : Bina Pratama
 Zahri, Mustafa. 1995. Kunci Memahami Ilmu Tasawuf. Surabaya: Bina Ilmu.
 Departemen Agama.1987. Alquran dan Terjemahannya.Jakarta : Serajaya Santra
 Drs.H.Miswa, MA. 2005.Akhlak tasawuf membangun karakter islami.Jakarta: Perdana
Publishing

14

Anda mungkin juga menyukai