Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI PERALATAN PENYIMPANAN

Penyimpanan merupakan bagian dari industri proses produksi dalam industri


kimia. Disamping energi dan material, yang terutama harus disimpan adalah bahan
proses, yaitu bahan mentah, produk antara dan produk. Penyimpanan bahan diperlukan
agar proses produksi tidak tergantung pada pengumpanan dan pengeluaran bahan. Pada
saat proses penyimpanan yang harus diperhitungkan adalah peralatan penyimpan bahan,
karena dengan adanya peralatan yang mendukung penyimpanan bahan maka bahan
tersebut diharapkan tidak akan berubah baik komposisi, sifat fisik dan kimia-nya.

Cara penyimpanan tergantung pada sifat bahan yang disimpan (misalnya kondisi
agregat, daya terhadap udara dan air, korosivitas, kemudahan terbakar, beracun) pada
jenis penggunaan (misalnya secara partaian pada beberapa tempat) dan lamanya
menyimpan serta sejumlahnya.

Penyimpanan zat di dalam storage, umumnya untuk bahan padatan berupa silo,
bin dan hopper. Sedangkan peralatan penyimpanan bahan gas atau fluida berupa tangki
dan reservoir.

Penyimpanan zat padat dalam storage sering mengalami kesukaran pada saat
pengeluaran kembali partikel padat tersebut. Beberapa faktor yang harus diperhatikan
terhadap zat padatan dalam penyimpanan agar aliran pengeluaranya dapat lancar adalah
antara lain :

a. Ukuran zat padat yang disimpan


b. Kelembaban zat padat tersebut
c. Temperatur

B. SIFAT – SIFAT PARTIKEL PADATAN


Sifat partikel padatan yang sangat berpengaruh dalam operasi penangananya :
1. Densitas, didefinisikan sebagai massa per satuan volume, dengan simbol ρ, dan
satuan yang biasa digunakan adalah lb/cuft atau gram/ml.
2. Gravitasi spesifik, adalah rasio antara densitas material terhadap densitas bahan
referen (ρ/ ρref ) dan tidak mempunyai satuan. Untuk zat padatan dan zat cair
(soild dan liquid) biasanya digunakan zat referen air pada 40C.
3. Densitas nyata (bulk or apparent density, ρb), adalah total massa per satuan total
volume. Sebagai contoh ;densitas nyata kuarsa (quartz) adalah 2,65 gram/ml.
Tetapi pasir kuarsa sebanyak 2,65 gram tersebut mungkin mempunyai volume
total 2 ml dan mempunyai ρb = 1,33 gram/ml. Densitas bulk ini tidaklah begitu
intrinsik, karena dipengaruhi oleh porositas material. Bila berupa partikel tunggal
non-pori, maka ρ = ρo
4. Kekerasan (hardness), didefinisikan sebagai ketahan bahan untuk idensitasnya
(seperti logam atau plastik). Kekerasan bahan mineral (logam) biasanya dnyatakan

1
dalam skala Moh’s, dimana makin besar skala (nomor)nya, maka makin tinggi
kekerasanya.
Adapun urutan skala Moh’s adalah :
a. Talk
b. Gypsum
c. Kalsit
d. Fluorite
e. Apatite
f. Feldspar
g. Kuarsa
h. Topa
i. Korundum pasir
j. Intan (diamond)

5. Kerapuhan (brittleness atau friability), adalah mudah atau tidaknya suatu zat
menjadi patahan akibat benturan. Kekerasan suatu mineral tidaklah menunjukkan
sifat rapuhnya. Sebagai contoh tanduk, plastik, dan gipsum adalah bahan lunak
dan tidak mudah pecah oleh pukulan, sedangkan batu bara adalah tidak lunak tapi
mudah pecah. Kerapuhan adalah lawan dari kekerasan. Sifat liat atau kenyal
(toughness) adalah sifat logam dan campurannya yang juga disebut ketahanan
pukulan.
6. Friksi (gesekan), adalah tahanan untuk meluncur suatu material terhadap material
lain. Koefisien gesekan adalah rasio gaya yang pararel terhadap permukaan gesek
dalam arah gerakan yang dibutuhkan untuk menjaga kecepatan konstan, terhadap
gaya tegak lurus dan gaya yang searah dengan gerakan benda.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERALATAN PENYIMPANAN PADATAN


Tempat penyimapanan bahan padat dapat diklasifikasikan berdasarkan kondisi bahan
padat yang akan disimpan. Karena bahan padat dapat disimpan di alam bebas, tempat
yang beratap/hangar, gudang, bunker/silo. Storange umumnya merupakan tempat
penyimpanan bagi bahan – bahan yang berwujud padatan. Dari sejumlah storage
tersebut, storage piles merupakan penyimpanan terbuka dan yang lain merupakan
penyimpanan tertup.
a. Alam bebas.
Bahan-bahan yang stabil terhadap cuaca dapat disimpan/ditumpuk dialam bebas.
Tetapi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Sudut kemiringan.
Hal ini harus diperhatikan ketika sudut kemiringan yang terlalu besar akan
mengakibatkan kecelakaan karena barang-barang yang disimpan dapat menekan
dinding batas.
2. Tinggi penyimpanan (penimbunan).
Ketika bahan organic, karbon bahkan briket disimpan dengan ketinggian yang
melebihi batas akan mengakibatkan terjadinya “panas” yang terjadi secara alamiah
sehingga dapat menyala dan menimbulkan ledakan.

.
b. Tempat yang beratap/hangar.
Ketika bahan padat tersebut mudah dipengaruhi oleh perubahan cuaca secara
langsung, maka bahan padat tersebut harus ditempatkan dalam hanggar terbuka.
Contoh : kayu, kardus, karet, plastic, dan sebagainya.

3
1. Gudang.
Penyimpanan dalam gudang tertutup biasanya produk-produk tersebut disimpan
didalam drum, karung, kotak logam, karton. Penyimpanan didalam gudang ini dapat
bertingkat atau hanya dengan 1 lantai.

2. Bunker/silo.
Bunker/silo digunakan ketika bahan padat yang akan disimpan berupa bahan-bahan
padat yang mengalir dan tidak mudah melekat. Pengisian bahan padat kedalam silo
dilakukan memakai peralatan transportasi tertentu dan lubang pengeluarannya terletak
dibagian bawah, biasanya dihubungkan dengan unit penyedot. Contoh: Pupuk, semen,
tepung.

Silo terbuat dari stainless steel yang dilapisi enamel dibagian bawah silo berbentuk
kerucut yang berfungsi untuk mempermudah pengeluaran bahan. Penyangga dibuat
dengan rangka baja. Penyimpanan bahan dilakukan dengan menggunakan konveyor
mekanin atau pneumatik.

3. Storage piles
Storage piles merupakan cara penyimpanan yang murah dan sederhana, dimana bahan
yang akan disimpan dibuat dalam tumpukan – tumpukan (piles) ditempat terbuka.
Tumpukan tersebut dibuat langsung dari bahan – bahan yang keluar dari belt
conveyor. Moving trapper dapat berupa single dan dapat pula multipel. Bahan – bahan
yang dapat disimpan dengan cara seperti ini adalah bahan – bahan padat yang tak

4
terpengaruh oleh keadaan cuaca. Bahan tersebut antara lain batubara, pasir dan
kerikil.

4. Bin
Alat ini berupa bejana berbentuk silinder atau segi empat terbuat dari beton atau baja
yang biasanya tidak terlalu tinggi dan agak besar.
Prinsip Kerja : Pengeluaran zat padat pada bin dapat melalui setiap bukaan yang
terdapat di dekat dasar bin, dimana tekanan pada sisi keluar lebih kecil dari tekanan
vertikal pada ketinggian yang sama sehingga bukaan tidak dapat tersumbat.

5. Hopper
Hopper adalah bin kecil dengan dasar agak miring dan digunakan untuk menumpuk
sementara sebelum zat diumpan ke dalam proses Alat Penyimpan Zat Cair.
Prinsip Kerja : Mempermudah aliran padatan keluar dengan memberi getaran dengan
arah : Gyrating Hooper ,yaitu getaran yang dikenakan tegak lurus terhadap saluran
arus dan Whirpool Hooper, yaitu mempunyai arah getaran kombinasi dari gerak
memulir dan mengangkat.

5
B. PERALATAN PENYIMPANAN CAIRAN

Tempat penyimpanan bahan cair ini memiliki beberapa spesifikasi, seperti :

1. Cairan yang mudah membeku diperlukan tangki-tangki khusus yang dapat


dipanaskan;
2. Cairan yang mudah menguap diperlukan tangki-tangki khusus yang dapat
didinginkan;
3. Cairan yang mudah terbakar diperlukan tangki-tangki khusus dimana harus memenuhi
syarat yang telah ditetapkan oleh peraturan atau undang-undang. Dilengkapi dengan
pemasangan arde, ventilasi, instalasi listrik yang aman dari ledakan, pengamanan
terhadap api balik, instalasi alarm kebakaran dan instalasi pemadam kebakaran.
a. Tangki
Secara umum yang dimaksud dengan tangki atmosferik yaitu tangki yang
digunakan untuk sekitar beberapa ratus Pascal atau beberapa lb/ft2. Tangki tipe ini
dapat berupa terbuka ataupun tertutup. Biaya minimum terdapat pada tangki
bentuk silinder vertikal dan bentuk dasar mendatar. Macam – macam tangki
standar API (American Petroleum Institute) dan spesifikasinya :
a. API spesifikasi 12 B : untuk tangki produksi secara kilat ( bolted)

b. API spesifikasi 12 D : untuk tangki produksi ber las besar (large welded)

6
c. API spesifikasi 12 F : untuk tangki produksi ber las kecil (small welded)

d. API standar 650 : tangki baja untuk penyimpanan minyak (oil strorage)

b. Hopper dapat berbentuk seperti lingkaran, persegi panjang atau bujur sangkar.
Salah satu jenis yang terpenting adalah vibrating hopper. Hopper ini berguna
untuk mempermudah aliran padatan keluar storage, yaitu dengan memberi
getaran. Berdasarkan arah getaran, vibrating hopper dibedakan atas :
a. Gyrating Hopper, yaitu getaran yang dikenakan tegak lurus terhadap saluran arus.
b. Whirpool hopper, yaitu mempunyai arah getaran kombinasi dari gerak memulir
dan mengangkat.

7
c. Bin,silo dan hopper
Untuk zat padat yang berbahaya , terlalu mahal dan berharga dan terlalu mudah
larut atau rusak bila ditumpukkan di uadar terbuka, maka dilakukan penyimpanan
di dalam tempat tertutup seperti bin, silo atau hopper. Alat ini berupa benjana
berbentuk silinder atau segi empat terbuat dari beton atau baja, silo biasanya
tinggi berdiameter relatif kecil. Bin tidak terlalu tinggi dan biasanya agak besar,
sedangkan hopper adalah bin kecil dengan dasar sedikit miring dan digunakan
untuk menumpuk sementara sebelum zat padat diumpan ke dalam proses. Semua
kemasan dibuat dari atas dengan elevator atau sejenis dan mempunyai
pengeluaran dari bawah.

Berdasarkan karakteristiknya, maka arus mengalir dalam bin dapat dibedakan


menjadi dua yaitu :
1. Bin arus massa (mass flow bin) yaitu seluruh material di dalam bin akan
bergerak jika sebagian diambil dan material tidak membentuk saluran pada
saat pengeluaranya
2. Bin arus coorong ( funnel flow bin) yaitu material akan mengalir membentuk
saluran atau lubang tikus jika sebagian dari material diambil dan material akan
bergerak memisah.

Silo terdiri dari sejumlah sel dengan bentuk bulat , bujur sangkar, persegi enam
atau persegi delapan yang satu sama lain ditempatkan menurut suatu sistem
tertentu. Ukuran tinggi antara lima sampai sepuluh kali ukuran garis tengah.

8
Tangki tipe lainya selain standar API adalah :

a. AWWA (American Water Work Associaton) yaitu untuk air atau likuid
lainya.
b. UL 58 untuk tangki baja bawah tanah, yaitu untuk flammable liquid dan
combustible liquid
c. UL 142 untuk tangki baja diatas tanah baik untuk yang flammble maupun
untuk yang combustible liquid.

Tangki Elevasi (Elevated Tanks)

Tangki ini dapat mensuplai aliran yang lebih besar bila diperlukan, tapi kapasitas
pompa yang dibutuhkn hanya untuk aliran rata-rata. Dengan demikian dapat dihemat
investasi untuk pompa dan sistem piping.

a. Tangki tipe ini dapat digunakan untuk menyimpan material yang tidak
dipengaruhi oleh air, cuaca, atau polusi udara. Terkadang juga masih diperlukan
atap, misalnya jenis atap mengambang (floating roof) ataupun atap tetap (fixed
roof).
b. Tangki Bertekanan (Pressure Tanks)
Dapat menyimpan fluida dengan tekanan uap lebih dari 11,1 psi dan umumnya fluida
yang disimpan adalah produk – produk minyak bumi. Beberapa tangki bertekanan
berbentuk tangki peluru, tangki bola, Dome Roof tank, tangki silinder dengan atap
bentuk kubah atau kerucut.
Tangki bertekanan keluaran ASME untuk kegunaan sebagai boiler tidak
diizinkan untuk beroperasi di bawah tekanan 103,4 kPa ( 15 lbf/in2). Demikian pula
dengan tangki yang digunakan untuk keperluan operasi vakum (vacuum tanks), harus
dilengkapi dengan kerangan (valve) penurun tekanan atau didesain untuk khusus
operasi vakum yang di desain prosedurnya disediakan oleh The ASME Pressure
Vessels Code.

9
c. Tangki Atmosferik
Terdapat beberapa jenis dari tangki timbun tekanan rendah ini yaitu :
 Fixed cone Roof tank digunakan untuk menimbun atau menyimpan berbagai
jenis fluida dengan tekanan uap rendah atau amat rendah (mendekati
atmosferik) atau dengan kata lain fluida yang tidak mudah menguap namun
pada literatur lainnya menyatakan bahwa fixed roof ( cone atau dome ) dapat
digunakan untuk menyimpan semua jenis produk ( crude oil, gasoline,
benzene, fuei dan lain-lain termasuk produk atau bahan baku yang bersifat
korosif, mudah terbakar, ekonomis bila digunakan hingga volume 2000m3,
diameter dapat mencapai 300 ft (91.4 m) dan tinggi 64 ft (19.5 m)
 Tangki umbrella, kegunaannya sama dengan fixed cone roof bedanya adalah
bentuk tutupnya yang melengkung dengan titik pusat meredian di puncak
tangki.
 Tangki tutup cembung tetap ( fixed dome roof tank), bentuk tutupnya cembung
ekonomis bila digunakan dengan volume >2000 m3 dan bahan cukup
ekonomis hingga volume 7000 m3 ( dengan D < 65 m ), kegunaanya sama
dengan fix cone roof tank.
 Tangki Horizontal, tangki ini dapat menyimpan bahan kimia yag memiliki
tingkat penguapan rendah ( low volatility ), air minum dengan tekanan uap
tidak melebihi 5 psi, diameter dari tangki dapat mencapai 12 feet (3.6 m)
dengan panjang mencapai 60 feet (18.3 m)
 Tangki Tipe plain Hemispheroid, digunakan untuk menimbun fluida (minyak )
dengan tekanan uap (RVP) sedikit dibawah 5 psi.
 Tangki tipe Noded Hemispheroid, untuk menyimpan fluida (light naptha
pentane) dengan tekanan uap tidak lebih dari 5 psi.
 Tangki Plain Spheroid, tangki bertekanan rendah dengan kapasitas 20.000
barrel
 Tangki Tipe Noded Spheroid

Baik Fixed cone dan dome roof dapat memiliki internal floating roof, biasanya dengan
penggunaan floating roof ditujukan untuk penyimpanan bahan-bahan yang
mudah terbakar atau mudah menguap, kelebihan dari pengguna internal floating roof
ini adalah : 1) Level atau tingkat penguapan dari produk bisa dikurangi, 2) Dapat
mengurangi resiko kebakaran.

Terdapat juga tangki penyimpanan khusus yang digunakan untuk menyimpan liquid
(H2, N2, O2, Ar, CO2) pada temperatur yang sangat rendah (cryogrnic), dimana untuk
jenis tangki ini diperlukan isolasi (seperti pada spherical tank) dan dioperasikan pada
tekanan rendah.

c. RESERVOIR dan POND ( Penyimpanan dan penampung bawah tanah)

Material yang tidak terlalu mahal, jika tidak oleh hujan atau polusi atmosfer , dapat
disimpan dalam pond, yang dapat diekskavasi atau dibentuk seperti dam. Untuk

10
mencegah kehilangan akibat penyerapan, tanah landasan yang akan terendam oleh
material harus di treatment dulu untuk memastikan sifat kedap atau tak tembus
(impervious). Hal ini dapat dilakukan dengan melapisi pond tersebut dengan plastic
film, atau bahan penghalang lainnya.

Dengan cara penyimpanan bawah tanah seperti pada tipe reservoir dan pond ini, maka
investasi untuk penyimpanan dapat dikurangi. Aplikasi secara ekstensif dari cara ini
adalah digunakan pada penyimpanan produk-produk petroleum. Material lain yang
banyak menggunakan metode ini adalah penyimpanan air. Pada saat air permukaan
berlebihan, maka air tersebut disuplia ke penyimpanan bawah tanah, untuk digunakan
pada saat diperlukan.

Ruang bawah tanah juga dibangun untuk proses pembekuan (low temperature and
cryogenic storage). Terowongan ataupun tangki bawah tanah merupakan cara praktis
untuk menyimpan material yang berbahaya (hazardous) dan bahan radioaktif. Bahan
penutupnya dapat berupa batuan tanah, yang dapat menahan tekanan sekitar 690 kPa
(100 lbf/in2).

C. PERALATAN PENYIMPANAN GAS


Penyimpanan gas (gas holder)
Gas seringkali disimpan dalam gas holder yang dapat berekspansi atau dalam holder
tipe liquid seal (bersegel likuid) dan dry seal. Untuk holder tipe liquid seal biasanya
berupa kontainer silinder, bertutup pada bagian atas pengaturan volume dengan cara
naik turunya pelampung. Tangki ini dibuat beberapa tahap (biasanya 5 tahap). Ukuran
tangki dapat mencapai 280.000 m3 atau 10 x 106 cuft.
Isolasi gas dalam likuid
Gas – gas tertentu akan mudah larut dalam likuid. Dalam beberapa hal dimana
jumlahnya tidaklah terlalu besar, diperlukan prosedur penyimpanan yang praktis.
Contohnya yang dapat di handle dengan cara ini adalah amonia dalam air, acetylen
dalam aeton dan hidrogen klorida dalam air.
Meskipun demikian, metodenya masih ditentukan oleh sistem apakah penggunaan
akhirnya dalam bentuk anhydrous (kering) atau likuid. Tekanan pada alat dapat
berupa atmosfer atau sedikit diatas tekanan atmosfer. Untuk gas asitilen dalam larutan
aceton adalah jauh lebih aman, karena ketidak stabilan asetilen.
Penyimpanan gas dalam vessel/bertekanan, botol dan jaringan pipa
Hubungan antara ketiga metode diatas adalah tdak terbatas. Semuanya digunakan
untuk menyimpan gas di bawah tekanan. Vessel penyimpanan bertekanan biasanya di
instalasi secara permanen. Penyimpanan gas dibawah tekanan tidak saja dapat
menggunakan volumenya, tetapi juga dalam banyak hal gas tersebut menjadi cair
(liquifies) pada temperatur ambien (ambient temperature). Contohnya adalah gas –
gas CO2, gas – gas petroleum, chorine, ammonia, SO2 dan beberapa tipe freon.
Tangki bertekanan banyak di instalasi di bawah tanah.
Liquified Petroleum Gas (LPG) merupakan produk dari API Standar 2510. Desain
dari instalasi LPG tersebut berada di Laut dan pada terminal – terminal jaringan pipi

11
(pipeline), Pabrik Processing gas alam dan kilang – kilang. Beberapa standar yang
kenal adalah :
a. NFPA standar 58 : National Fire Protection Association yaitu standar untuk
penyiapan dan transportasi LPG.
b. NFPA standar 59 : Standar untuk penyiapan dan transportasi LPG pada pabrik –
pabrik Utilitas.
c. NFPA standar 59A : Standar untuk produksi, strorage dan transportasi LNG
Pengertian istilah botol (bottle) biasanya digunakan untuk tangki bertekanan yang
cukup kecil hingga ukuran portable. Botol mempunyai interval ukuran dari 57L
(liter) hingga ukuran kapsul CO2, sekitar 16,4mL (l in3). Tipe botol banyak
digunakan untuk gas – gas dalam jumlah kecil termasuk udara H2, N2, O2,
Argon, Asetilen, Freon, dan gas petroleum. Beberapa diantaranya berupa
kontainer sekali pakai langsung buang (one time use disposible containers).
Material untuk Container
Bahan yang digunakan sebagai material untukk container gas cair ( liquid gas)
haruslah tahan terhadap temperatur dan tidak mudah rapuh (brittle). Beberapa tipe
baja (steel) yang bisa digunakan adalah :
 Baja karbon untuk temperatur -590C (-750F)
 Baja alloy rendah untuk temperatur -1010C (-1500F) sampai dengan -
1290C (-2000F)
 Baja steinless austenic (seri AISI 300) untuk temperatur lebih rendah
 Aluminium bahan yang bisa digunakan untuk temperatur sangat rendah.

Untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan maka penyimpanan bahan cair ini


terdapat standar warna gas & tabung gas secara internasional.

1. Standar Warna Gas Internasional

GAS WARNA
Nitrogen Hijau
Khlor Kuning
Oksigen Biru
Hidrogen Khlorida Kuning, Merah
Udara Bertekanan Coklat
Fosgem Oranye
Hidrogen Merah
Amoniak Ungu
Karbon Dioksida Hitam
Asetilen Oranye

12
2. Standar Tabung Gas Internasional
a. Nitrogen, gas mulia (Ar, He), gas fluoro carbon, CO2 : Abu- Abu.
b. Gas beracun : HCN, asam chlorida, CO, NO2, Ammonium Chlorida, dan
lain - lain : Kuning Tua.
c. Gas menyengat / korosif : ammoniak , chlor , SO2 , HCl , methyl chlorida ,
dan lain - lain : Kuning Muda.
d. Gas mudah terbakar : H2 , acetylene, gas hydro carbon (methan, propylene
,ethanol). Dasar Biru dengan tanda Merah sekelilingnya.
e. Gas pengoksida : O2, udara tekan : Biru Muda.

Tempat penyimapanan bahan cair dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah


bahan cair yang akan disimpan.

1. Tangki Penyimpanan Gas dalam Jumlah Besar.

Dapat digunakan tangki bertekanan yang berbentuk bulat, silinder vertical atau
horizontal. Terbuat dari baja biasa atau baja tahan korosi.

2. Tangki Penyimpanan Gas dalam Jumlah Kecil.

Disimpan didalam tabungan bertekanan yang terbuat dari baja dengan kapasitas 1-
100 Liter yang bertekanan hingga mencapai 200 Bar.

13
BAB III

PENUTUP

A.RANGKUMAN

1. Beberapa faktor yang harus diperhatikan terhadap zat padat dalam penyimpanan
agar aliran pengeluaranya dapat lancar adalah antara lain :

a. Ukuran zat padatan yang disimpan


b. Kelembaban zat padat tersebut
c. Temperatur

2.Storage umumnya merupakan tempat penyimpanan bagi bahan – bahan yang


berwujud padatan. Macam – macam storage diantaranya storage storage piles, silo,
bin dan hopper.

3.Macam – macam tangki standar API (American Petroleum Institute) dan


spesifikasinya

a. API spesifikasi 12 B
b. API spesifikasi 21 D
c. API spesifikasi 21 F
d. API standar 650
e. AWWA
f. UL 58
g. UL 142

14

Anda mungkin juga menyukai