Jelaskan Beberapa Istilah Gangguan Dalam Kendaraan Bermotor Berikut Ini Beserta
Jelaskan Beberapa Istilah Gangguan Dalam Kendaraan Bermotor Berikut Ini Beserta
Jelaskan beberapa istilah gangguan dalam kendaraan bermotor berikut ini beserta
penyebab dan contoh kasusnya: (Nilai 30)
a. Premature Brake Lining Wear
Premature brake lining wear adalah gangguan dimana kondisi keausan kampas
rem terlalu dini/terlalu cepat.
Penyebab dari keausan dini kampas rem secara umum dapat dikarenakan Berat
kendaraan yang berlebihan, kecepatan awal pengereman dan frekuensi
penggunaan rem. Namun ada beberapa penyebab lain yang dapat berpotensi
teradinya keausan dini kampas rem, yaitu :
1) Jarak Main pedal yang tidak tepat
2) Katup pengembali pada master silinder yang macet
3) Kerusakan pada boster rem
4) Material kampas rem yang tidak tepat
5) Kegagalan pendinginan rem
6) Celah bebas kampas rem dengan drum brake/disk brake yang terlalu sempit
7) Kekocakan bearing roda
8) Kegagalan kembalinya piston wheel cylinder/ wheel cylinder piston macet
9) Drumbrake yang terlalu oval
10) Permukaan drumbrake/disbrake yang terlalu kasar.
Contoh :
Seorang pengemudi mobil angkutan barang mengeluhkan bahwa, mobil yang
dikendarai remnya tidak pakem padahal belum lama melakukan penggantian
kampas rem, sehingga ketika dilakukan pengereman jarak untuk melakukan
pengereman lebih panjang.
b. Over heating
Overheating adalah suatu kondisi dimana suhu mesin mengalami peningkatan
diatas suhu kerja.
Penyebab overheating
Penyebab overheating diantaranya ;
1) Kipas pendingin mati
2) Air radiator habis (bisa karena bocor)
3) Ada sumbatan pada saluran air pendingin
4) Oli mesin yang habis (bisa karena bocor)
c. Shimmy
Shimmy adalah getaran roda kemudi pada arah memutar. Shimmy dibagi menjadi
dua tipe yaitu : getaran yang terjadi pada kecepatan yang relatif rendah (20-60
km/jam) dan getaran (yang disebut "flutter") yang terjadi pada kecepatan tertentu
di atas 80 km/jam. (http://rajapantai.blogspot.com/2010/05/)
Penyebab utama shimmy adalah:
1) Keausan roda tidak rata
2) Tekanan ban tidak tepat
3) Roda tidak balance
4) Gerak bebas roda berlebihan
5) Bearing roda aus
6) Ball joint dan kingpin longgar
7) Suspensi spring lemah
8) Shock absorber tidak berfungsi
9) Suspensi arm lemah
(http://syarifhidayatullah15.blogspot.com/2015/03/sistem-kemudi-rack-and-
pinion.html)
d. Clutch Slip
e. Pitching
Pitching adalah gerakan atau bergoyang bagian
depan dan belakang kendaraan ke atas dan ke
bawah terhadap titik pusat grafitasi kendaraan.
dalam bahasa Indonesia pitching memiliki arti
“anggukan”. Bisa dikatakan, pitching adalah
efek body mobil yang bergerak mengangguk terhadap titik tengah body.
Maksudnya, saat mobil mengalami picthing bagian depan mobil akan naik namun
bagian belakang mobil akan turun.
Juga berlaku sebaliknya, saat body belakang mobil naik dan body depan turun
disebut dengan pitching. Picthing ini, berbeda dengan bounching yang
mengambang, saat picthing terjadi roda mobil masih menempel pada tanah hanya
body mobil yang mengangguk-angguk.
Penyebab :
Gejala ini terjadi ketika kendaraan melalui jalan yang bertonjolan atau lubang.
Disamping itu pitching mudah terjadi pada kendaraan yang pegasnya lemah.
(https://www.autoexpose.org/2018/07/bounching-pitching-rolling-yawing.html)
2. Pada motor bensin atau motor diesel yang menggunakan sistem pendingin air seringkali
terjadi kasus overheating akibat air pendingin di dalam sistem cepat berkurang, apakah
penyebab dan akibat yang dapat ditimbulkan dari kasus tersebut serta bagaimana menguji
dan mengatasinya (Nilai 10)
a. Penyebab :
Penyebab over heating, terjadi gangguan pada sistem pendingin. Secara garis besar
dapat disebabkan karena Radiator yang tersumbat, jumlah cairan pendingin yang
kurang, Kerusakan Pompa Air (Water Pump), kelebihan beban muatan dan kondisi
jalan yang sering menanjak.
Penyebab lainnya :
1) Penggunaan Cairan Air Radiator Yang Tidak Tepat
2) Trouble Pada Kipas/motor fan mati
3) Radiator Bocor
4) Radiator Cap rusak atau Tidak sesuai dengan spesifikasi kendaraan
b. Akibat Overheating
Akibat dari overheating antara lain sebagai berikut ;
1) Kerusakan seal yang memicu terjadinya kebocoran oli
Seal adalah komponen perapat antara dua komponen yang saling terhubung.
Biasanya seal ini terbuat dari karet, namun sifat karet akan rusak apabila
dipanaskan secara berlebihan. Sehingga, seal akan rusak dan oli mesin bisa bocor.
2) Melelehkan komponen berbahan plastik disekitar mesin
Mesin mobil saat ini, hampir semuanya menggunakan teknologi elektronik.
Akibatnya, pada mesin kita akan menemui banyak kabel-kabel sensor. Kabel ini
terbuat dari karet dan mendapatkan pelindung plastik.
Selain itu, pada sensor juga terdapat komponen yang mudah meleleh. Tepatnya
pada soket sensor. Sehingga panas berlebih pada mesin berpotensi melelehkan
semua komponen berbahan plastik didekat mesin.
3) Mesin mogok akibat pemuaian komponen
Sifat logam akan memuai apabila terkena panas, semakin tinggi panas yang
diterima maka akan semakin besar pula pemuaian yang terjadi pada logam.
Pada mesin, hampir semua komponen vital terbuat dari mesin. Contoh piston,
blok silinder, poros engkol dan komponen lainnya. Apabila terjadi overheating,
maka blok mesin akan memuai sehingga diameter blok silinder akan mengecil,
lalu piston juga akan memuai sehingga diameter piston akan membesar.
Saat diameter silinder mengecil dan diamter membesar, maka akan terjadi lock
piston. Yakni dimana piston terkunci didalam silinder karena seharusnya diameter
piston lebih kecil daripada diameter silinder, yang terjadi justru diameter piston
menyamai diameter silinder. Sehingga piston tidak dapat bergerak. Ini akan
membuat mesin mogok dan tidak dapat dihidupkan.
(https://www.autoexpose.org/2018/03/apa-itu-overheat.html)
6.
Keausan Spot/Spot Wear (Cupping). Keausan spot membentuk lekukan seperti mangkok pad
a beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi. Keaus
an semacam ini terjadi karena tread roda mengalami slip pada interval yang teratur, seperti : b
earing roda, ball joint, tie rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem yang tela
h berubah bentuk atau aus tidak merata menyebabkan terjadinya keausan spot dengan ukuran
yang cukup besar melingkar pada ban.