Anda di halaman 1dari 25

Percobaan II

A. Judul

Analisis Kadar Besi (III) dalam Sampel Air Sungai Talumolo dengan Metode
Spektroskopi UV-Vis
B. Tujuan
Untuk mengidentifikasi kadar besi (III) dalam sampel air sungai Talumolo dengan
metode spektroskopi UV-Vis.
C. Dasar Teori
Menurut Yanlinastuti (2011), spektrofotometer UV-Vis adalah alat untuk analisa unsur-
unsur berkadar rendah secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Penentuan secara kualitatif
berdasarkan puncak-puncak yang dihasilkan pada spektrum suatu unsur tertentu pada panjang
gelombang tertentu, sedangkan penentuan secara kuantitatif berdasarkan nilai absorbansi yang
dihasilkan dari spektrum senyawa kompleks unsur yang dianalisa dengan pengompleks yang
sesuai. Aplikasi tersebut sesuai dengan hukum Lambert-Beer yang melandasi penggunaan
spektrofotometer, yaitu bila suatu cahaya monokromatis dilewatkan melalui suatu media yang
transparan, maka bertambah-turunnya intensitas cahaya yang ditransmisikan sebanding dengan
tebal dan kepekaan media yang digunakan. Pengukuran konsentrasi cuplikan didasarkan pada
hukum Lambert-Beer, yang menyatakan hubungan antara banyaknya sinar yang diserap
sebanding dengan konsentrasi unsur dalam cuplikan, dengan rumus sebagai berikut :
A = log I/Io atau A = a.b.c ..................... (1)
A = absorbansi
A = koefisien serapan molar
b = tebal media cuplikan yang dilewati sinar
c = konsentrasi unsur dalam larutan cuplikan
Io = intensitas sinar mula-mula
I = intensitas sinar yang diteruskan
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik (Io)
melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan
(Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Aplikasi rumus tersebut dalam pengukuran kuantitatif
dilaksanakan dengan cara komparatif menggunakan kurva kalibrasi dari hubungan konsentrasi
deret larutan. Hukum Beer :Ini menyatakan bahwa intensitas sinar paralel radiasi monokromatik
berkurang secara eksponensial dengan jumlah menyerap molekul . Dengan kata lain, absorbansi
sebanding dengan konsentrasi.
Andi Haidir (2013) menyatakan bahwa Pada alat spektrofotometer UV Vis, Sumber
cahaya yang dilewatkan pada sampel besi akan memberikan informasi nilai serapan (absorbansi)
dengan variasi konsentrasinya. Penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media
tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media
tersebut. Pembentukan warna pada metode ini sangat menentukan ketelitian hasil yang diperoleh.
Pembentukan warna dilakukan dengan cara penambahan pengompleks yang selektif terhadap
unsur yang ditentukan. Panjang gelombang untuk sinar ultraviolet antara 200-400 nm sedangkan
panjang gelombang untuk sinar tampak/visible antara 400-750 nm (Roman, 2011). Spektrometri
visible umumnya disebut kalori, olel1 karena itu pembentukan warna pad a metoda ini sangat
menentukan ketelitian hasil yang diperoleh. Pembentukan warna dilakukan dengan cara
penambahan pengompleks yang selektif terhadap unsur yang ditentukan (Syamsul Fatimah
,2005).
Chevi Ardiana Rusmawan (2011). Pengembangan teknik analisis kolorimetri dengan
menggunakan alat yang sederhana dan relatif mudah penggunaannya telah dilakukan oleh
beberapa peneliti diantaranya telah melakukan penelitian dengan menggunakan alat scanner dan
teknik pencitraan digital dari sampel larutan pewarna makanan. Kelompok tersebut berhasil
membuat kurva standar dari larutan pewarna makanan berwarna kuning. Kurva standar yang
dihasilkan merupakan hasil pengolahan data dengan teknik pencitraan digital. Di mana hasil
pencitraan digital diperoleh 1 (satu) buah kurva standar untuk salah satu komponen warna RGB
yaitu komponen warna BLUE (B) dari larutan sampel pewarna makanan berwarna kuning.
Peneliti lainnya melakukan pembuatan kurva standar masing – masing dari larutan ion NH4⁺,
PO43⁻, Br⁻, NO3⁻, dengan menggunakan alat scanner dan pengolahan data menggunakan teknik
pencitraan digital.

Ayu Rofia Nurfadillah (2009). Air merupakan komponen yang sangat penting dalam
menunjang kelangsungan hidup manusia. Selain untuk dikonsumsi air juga digunakan hampir
disemua aktivitas manusia dalam sehari-hari. Adanya kandungan logam berat yang melapisi pipa
air dapat memungkinkan terjadinya kontak antara air rumah tangga dengan logam berat.
Menurut Kodoatie (1996), dalam perjalanan air ke dalam tanah, air membawa unsur-
unsur kimia dan karena sifatnya yang mudah teroksidasi maka menyebabkan terjadinya
perubahan kimia dalam tanah ataupun bahan geologi. Keberadaan besi pada kerak bumi
menempati posisi keempat terbesar. Besi ditemukan dalam bentuk kation ferro (Fe2+) dan ferri
(Fe3+). Pada perairan alami dengan pH sekitar 7 dan kadar oksigen terlarut yang cukup, ion ferro
yang bersifat mudah larut dioksidasi menjadi ion ferri (Effendi, 2003). Menurut Todd (dalam
Effendi, 2003), besi terdapat dalam air sebagai ion sekunder (secondary constituents) dengan
kadar antara 0,01 – 10,0 (mg/L). Menurut Darmono (dalam Susanti, 2013), besi dalam jumlah
berlebih mengakibatkan tidak seimbangnya logam essensial dalam tubuh manusia yang dapat
menyebabkan toksisitas akut, hemokromatis, dan batusiderosi. Air yang memiliki kandungan Fe
dan Mn tinggi bukan berarti tidak dapat dimanfaatkan karena air tersebut dapat diolah terlebih
dahulu dengan memanfaatkan teknologi baik teknologi canggih maupun teknologi yang
sederhana.
D. Alat dan Bahan

1. Alat

Nama alat Gambar Fungsi


No
gelas kimia untuk Menampung bahan kimia
1.
atau larutan dalam jumlah yang
banyak.

gelas ukur untuk mengukur volume larutan


2.
volume zat kimia cair

Pipet tetes untuk memindahkan beberapa tetes


3.
zat cair, atau larutan dalam skala
kecil.

Erlemeyer untuk menyimpan dan memanaskan


4.
larutan dan menampung filtrate
hasil penyaringan.

Neraca
5. untuk mengukur zat yang
analitik diperlukan, untuk menimbang
bahan dalam bentuk padatan.

Kaca arloji tempat meletakkan bahan untuk pen


6.
imbangan.
7. Spatula Untuk mengambil bahan-bahan
kimia dalam bentuk padatan,
misalnya dalam bentuk kristal.

8. Corong Untuk memudahkan larutan masuk


dalam mulut reagen yang kecil

9. Kertas Untuk menyaring larutan


Saring

10. Labu ukur Digunakan dalam pembuatan


100 ml larutan.

11. Batang Untuk mengaduk larutan dan


pengaduk mempercepat larutnya suatu bahan.

12. UV-Vis Mengukur nilai absorbansi sampel

2. Bahan

No Bahan Sifat fisik Sifat kimia


1. HCl - HCl akan berasap tebal di
- Massa atom : 36,45
udara lembab..
- Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
- Dapat larut dalam alkali
- Titik leleh : -1010C
hidroksida, kloroform, daneter.
- Energi ionisasi : 1250
- Merupakanoksidatorkuat.
kj/mol
2. HNO3 - Berwujud cair - Asam kuat
- Berbau tajam - Oksidator
- cairan yang tak berwarna - Korosif
- Massa molar 63,012 g/mol - Senyawa kimia asam nitrat
- Titik didih 120,5 °C (HNO3) adalah sejenis cairan,
- Kelarutan dalam air dan merupakan asam beracun
tercampur penuh yang dapat menyebabkan
luka bakar. Larutan asam
nitrat dengan kandungan
asam nitrat lebih dari 86%
disebut sebagai asam nitrat
berasap, dan dapat dibagi
menjadi dua jenis asam, yaitu
asam nitrat berasap putih dan
asam nitrat berasap mera
3. Aguadest Titik didih 100ºC Pelarut yang baik,
Titik leleh 0ºC Reaktivitas kimianya ada
Tidak mempunyai rasa. pada tingkat yang
ideal. Dapat terurai, dapat
berubah menjadi unsur
kimia lain. Dapat berubah
wujud.
4. KSCN - Disebut juga kalium - larut dalam air,dengan
rodanida. Kristal tak ion besi (III) menjadi
berwarna, merah
E. Prosedur Kerja

1. Pengambilan Sampel

Air Sungai Talumolo

Menentukan titik koordinat

Mengambil air pada ½ kedalaman air sungai

Menyimpan dalam cool box

Sampel Air

2. Preparasi Sampel

Sampel Air Sungai

Menyaring sampel sampai jenuh

Mengukur 30 mL sampel

Menambahkan larutan pengompleks 2,5 mL


KSCN dan 1,5 mL HNO3

Mengencerkan sampai 50 mL pada batas miniskus

Larutan 50 mL
3. Pembuatan Larutan Baku 100 ppm

NH4Fe(SO4)2.12H2O

Menimbang sebanyak 0,0863 gram

Melarutkan dalam gelas piala yang berisi air

Memasukkan dalam labu takar 100 mL

Menambahkan sedikit aquadest dan HCl pekat


37% sebanyak 4 tetes

Mengocok hingga larutan sempurna

Menambahkan aquadest sampai tanda batas dan


mengocok

Larutan berwarna jingga

4. Pembuatan Larutan Standar Besi (III) dengan konsentrasi (0,1, 0,3 0,5 0,7 0,9) ppm

a. Larutan Fe3+ 1 ppm


Fe3+ 100 ppm

Mengambil 1 mL
Memasukkan ke dalam labu takar 100 mL
Menambahkan larutan pengompleks 5 mL
KSCN dan 3 mL HNO3
Mengencerkan dengan aquadest sampai tanda
batas

Larutan standar 1 ppm


b. Larutan Fe3+ 1,5 ppm

Fe3+ 100 ppm

Mengambil 1,5 mL
Memasukkan ke dalam labu takar 100 mL
Menambahkan larutan pengompleks 5 mL
KSCN dan 3 mL HNO3
Mengencerkan dengan aquadest sampai tanda
batas

Larutan standar 1,5 ppm

c. Larutan Fe3+ 2 ppm

Fe3+ 100 ppm

Mengambil 2 mL
Memasukkan ke dalam labu takar 100 mL
Menambahkan larutan pengompleks 5 mL
KSCN dan 3 mL HNO3
Mengencerkan dengan aquadest sampai tanda
batas

Larutan standar 2 ppm


d. Larutan Fe3+ 2,5 ppm

Fe3+ 100 ppm


Mengambil 2,5 mL
Memasukkan ke dalam labu takar 100 mL
Menambahkan larutan pengompleks 5 mL
KSCN dan 3 mL HNO3
Mengencerkan dengan aquadest sampai tanda
batas

Larutan standar 2,5 ppm

e. Larutan Fe3+ 3 ppm


Fe3+ 100 ppm
Mengambil 3 mL
Memasukkan ke dalam labu takar 100 mL
Menambahkan larutan pengompleks 5 mL
KSCN dan 3 mL HNO3
Mengencerkan dengan aquadest sampai tanda
batas

Larutan standar 3 ppm

5. Pembuatan Kurva Kalibrasi

- Untuk larutan 1 ppm

Larutan standar

Mengambil larutan standar

Mengukur absorbansinya pada λmax 473 nm

Absorbansi 0,072
- Untuk larutan 1,5 ppm

Larutan standar

Mengambil larutan standar

Mengukur absorbansinya pada λmax 473 nm

Absorbansi 0,085

- Untuk larutan 2 ppm


Larutan standar

Mengambil larutan standar

Mengukur absorbansinya pada λmax 473 nm

Absorbansi 0,098

- Untuk larutan 2,5 ppm


Larutan standar

Mengambil larutan standar

Mengukur absorbansinya pada λmax 473 nm

Absorbansi 0,109

- Untuk larutan 3 ppm

Larutan standar

Mengambil larutan standar

Mengukur absorbansinya pada λmax 473 nm

Absorbansi 0,125
6. Pengukuran Kadar Besi

Sampel Fe3+

Memasukkan ke dalam gelas piala

Mengukur absorbansinya pada λmax 473 nm

Absorbansi sampel

Titik 1 (x1) = 0,067 ppm

Titik 2 (x2) = 0,073 ppm

Titik 3 (x3) = 0,092 ppm

F. Hasil pengamatan

No Perlakuan Hasil pengamatan


1 Pengambilan sampel
- Menentukan titik koordinat - Titik koordinat pengambilan
sampel
- Mengambil air pada ½ - Sampel air
kedalaman air sungai dan
menyimpannya dalam coolbox (3
tittik berbeda)
2 Preparasi sampel (untuk 3 sampel)
- Menghitung sampel sampai - Sampel jernih
jernih
- Mengukur 30 ml sampel - Sampel 30 ml
- Menambahkan larutan - Larutan 50 ml
pengompleks 2,5 ml KSCN dan
1,5 ml HNO3 serta
mengencerkan sampai 50 ml
pada batas miniskus
3 Pembuatan larutan baku besi (III) 100
ppm
- Menimbang NH4 Fe(SO4)2..H2O - Padatan berwarna putih
sebanyak 0,0863 gram
- Melarutkan dalam gelas piala - Larutan bening
yang berisi air
- Memasukkan dalam labu takar
100 ml
- Menambahkan sedikit aquades
dan HCl pekat 37% sebanyak 4
tetes
- Menambahkan aquades sampai - Warna larutan jingga
tanda batas dan mengocok
4 Pembuatan larutan standar besi (III)
dengan konsentrasi (1, 1.5, 2, 2.5, 3)
ppm
 Larutan Fe 3+ 1 ppm
- Mengambil 1 ml pada Fe
3+
100 ppm
- Memasukkan dalam labu
takar 100 ml
- Menambahkan larutan
pengompleks 5 ml KSCN
dan 3 ml HNO3
- Mengencerkan dengan - Larutan standar 1 ppm
aquadest sampai tanda
batas

 Larutan Fe3+ 1,5 ppm


- Mengambil 1,5 ml pada
Fe 3+ 100ppm
- Memasukkan dalam labu
takar 100 ml
- Menambahkan larutan
pengompleks 5 ml KSCN
dan 3 ml HNO3
- Mengencerkan dengan - Larutan standar 1,5 ppm
aquadest sampai tanda
batas

 Larutan Fe 3+ 2 ppm
- Mengambil 2 ml pada Fe
3+
100 ppm
- Memasukkan dalam labu
takar 100 ml
- Menambahkan larutan
pengompleks 5 ml KSCN
dan 3 ml HNO3
- Mengencerkan dengan - Larutan standar 2 ppm
aquadest sampai tanda
batas

 Larutan Fe 3+ 2,5 ppm


- Mengambil 2,5 ml pada
Fe 3+ 100 ppm
- Memasukkan dalam labu
takar 100 ml
- Menambahkan larutan
pengompleks 5 ml KSCN
dan 3 ml HNO3
- Mengencerkan dengan - Larutan standar 2,5 ppm

aquadest sampai tanda


batas

 Larutan Fe 3+ 3 ppm
- Mengambil 3 ml pada Fe
3+
100 ppm
- Memasukkan dalam labu
takar 100 ml
- Menambahkan larutan
pengompleks 5 ml KSCN
dan 3 ml HNO3
- Mengencerkan dengan - Larutan standar 3 ppm
aquadest sampai tanda
batas

5 Pembuatan kurva kalibrasi


 Untuk larutan 1 ppm
- Mengambil larutan
standar
- Mengukur absobansinya - Absorbansi larutan standar
pada ⋏max 473 ppm 1 ppm yaitu 0,072

 Untuk larutan 1,5 ppm


- Mengambil larutan
standar
- Mengukur absobansinya - Absorbansi larutan standar
pada ⋏max 473 ppm 1 ppm yaitu 0,085

 Untuk larutan 2 ppm


- Mengambil larutan
standar
- Absorbansi larutan standar
- Mengukur absobansinya 1 ppm yaitu 0,058
pada ⋏max 473 ppm

 Untuk larutan 2,5 ppm


- Mengambil larutan
standar - Absorbansi larutan standar
- Mengukur absobansinya 1 ppm yaitu 0,105
pada ⋏max 473 ppm

 Untuk larutan 3 ppm


- Mengambil larutan
standar - Absorbansi larutan standar

- Mengukur absobansinya 1 ppm yaitu 0,125

pada ⋏max 473 ppm


6. Pengukuran kadar besi
- Memasukkan sampel Fe3+
kedalam gelas piala
- Mengukur absorbansinya pada - Absorbansi sampel
⋏max 473 ppm Titik 1 (X1 )= 0,067 ppm
Titik 2 (X2 )= 0,073 ppm
Titik 3 (X13)= 0,052 ppm
G. Perhitungan dan Pembahasan

1. Perhitungan

- tabel

Konsentrasi Absorbansi
-
(x) (y) x2 y2 xy

1 0.072 1 0.005184 0.072

1.5 0.085 2.25 0.007225 0.1275

2 0.098 4 0.009604 0.196

2.5 0.109 6.25 0.011881 0.2725

3 0.125 9 0.015625 0.375

∑x2 = ∑y2= ∑xy


∑x =10 ∑y = 0.489 22,5 0.049519 =1.043

Kurva

Kurva Kalibrasi
0.14
0.12
0.1
y = 0.026x + 0.0458
absorban

0.08
R² = 0.9972
0.06
0.04
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
konsentrasi
- penyelesaian :

Sebelum menghitung nilai X, terlebih dahulu menghitung nilai r,b, dan a

 Menghitung nilai R2
n xy   x y
r 𝑟=
 n x 2   x 2   n y 2   y 2 
       
5(1,043)−(10)(0,489)
√[(5 𝑥 22,5)−(100)][(5𝑥0,049519)−(0,489)2

5,215−4,89
𝑟=
√(112,5−100)(0,247595−0,239121)

0,325
𝑟=
√(12,5)(0,008474

0,325
𝑟=
√0,105925
0,325
𝑟=
0,3254612112

r = 0,99858
 Menghitung nilai b
n xy   x y
b
n x 2    x 
2

5(1,043)−(10)(0,489)
b=
5(22,5)−(10)2

5,215 − 4,89
𝑏=
112,5 − 100

0,325
𝑏= 12,5

𝑏 = 0,026
 Menghitung nilai a

a
 y x   x xy
2

n x    x 
2 2

(0,489)(22,5)−(10)(1,043)
𝑎=
5(22,5)−(10)2

11,0025 − 10,43
𝑎=
112,5 − 100
𝑎 = 0,5725
12,5
𝑎 = 0,0458
 Menghitung kadar besi dalam sampel air sungai talumolo
y  bx  a ↔ y = bx – a
y = 0,026 𝑥 + 0, 0458
Untuk titik 1 : y1 = 0,067
y = 0,026 𝑥 + 0, 0458
𝑦−𝑎
x= 𝑏

0,067−0,0458
x= 0,026

= 0 ,8153 ppm

Untuk titik 2 : y 2 = 0, 073


y = 0,026 𝑥 + 0, 0458
𝑦−𝑎
x= 𝑏

0,073− 0,0458
x= 0,026

= 1,0461 ppm

Untuk titik 3 : y 3 = 0,092


y = 0,026 𝑥 + 0, 0458
𝑦−𝑎
x= 𝑏
0,092− 0,0458
x= 0,026

= 1,7769 ppm

2. Pembahasan

Air merupakan komponen yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan hidup
manusia. Selain untuk dikonsumsi air juga digunakan hampir disemua aktivitas manusia dalam
sehari-hari. Adanya kandungan logam berat yang melapisi pipa air dapat memungkinkan
terjadinya kontak antara air rumah tangga dengan logam berat (Ayu Rofia Nurfadillah, 2009).
Menurut Kodoatie (1996), dalam perjalanan air ke dalam tanah, air membawa unsur-
unsur kimia dan karena sifatnya yang mudah teroksidasi maka menyebabkan terjadinya
perubahan kimia dalam tanah ataupun bahan geologi.

Dalam percobaan ini dilakukan analisis kadar logam Besi (III) pada sampel air sungai
Talumolo kecamatan Kota Timur. Pengambilan sampel dilakukan pada sore hari dengan keadaan
sedikit mendung. Sampel yang diambil pada kedalaman ± 20 cm, dengan tiga titik yang berbeda.
Pengambilan dimulai dari muara/hilir (titik 1), tengah (titik 2), dan hulu (titik 3) cara
pengambilan sampel dilakukan berlawanan arus dengan aliran sungai penggunan botol juga
sesuai prosedur yaitu menggunakan botol PET (Petrolium Eter), dan saat pengambilan air botol
ditutup didalam air agar supaya tidak ada udara yang akan masuk dalam botol. Pengambilan
sampel untuk titik 1 yaitu pada pukul 16.49 wita dengan titik koordinat garis lintang 0,518414 0˚
31 menit 6,29 detik lintang selatan dan 123,062809 123˚ 3 menit 46,1 detik bujur selatan. Untuk
titik 2 diambil pada pukul 16.58 wita dengan titik koordinat garis lintang 0,516348 0˚ 30 menit
58,85 detik lintang selatan dan 123,063172 123˚ 3 menit 47,42 detik bujur selatan. Sedangkan
untuk titik 3 diambil pada pukul 17.06 wita dengan titik koordinat garis lintang 0,514496 0˚ 30
menit 52,19 detik lintang selatan dan 123,063121 123˚ 3 menit 47,24 detik bujur selatan.
Berikut gambar titik koordinat:

Titik 1 Titik 2 Titik 3

Langkah selanjutnya dilakukan preparasi sampel didalam laboratorium yaitu dilakukan


penyaringan air yang semula keruh menjadi jernih setelah disaring sebanyak 2 kali. Sampel yang
diambil sebanyak 3 ml dan kemudian akan diencerkan sampai 50 ml. tetapi sebelum pengenceran
dilakukan terlebih dahulu ditambahkan larutan pengompleks KSCN sebanyak 2,5 ml dan HNO3
1,5 ml kemudian diencerkan dengan aquades sampai tanda batas miniskus pada labu takar 50 ml.

Sampel Proses penyaringan Penambahan KSCN dan HNO3

Pengukuran kandungan besi yang terdapat pada air dilakukan dengan metode
kolorimetri, yang berdasarkan dengan adanya Fe2+ yang dioksidasi oleh HNO3 dalam suasana
asam membentuk Fe3+ dengan menambahkan KSCN akan membentuk senyawa Fe(SCN)3 yang
berwarna merah hal ini karena analisis pada UV-VIS syarat utamanya adalah sampel harus
berwarna. Pada persiapan larutan, sebelum pembentukan warna perlu ditambahkan didalamnya
pereduksi HNO3 yang akan meoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+. pH larutan harus dijaga pada 6-7.
Berikut reaksi yang terjadi:

Reaksi penambahan asam nitrat “HNO3 “

3Fe2+ + 2HNO3 → 2Fe3+ + NO2 + H2O


Reaksi penambahan pengompleks KSCN

Fe3+ + 3SCN- → Fe(SCN)3

Ion-ion Fe3+ ini membentuk senyawa kompleks dengan KSCN, sehingga konsentrasi Fe
total dapat terukur. Penentuan konsentrasi besi dari sampel dapat ditentukan dengan
menginterpolasikan kedalam kurva kalibrasi besi. pembentukan senyawa kompleks berwarna
antara besi (II) dengan SCN– dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada panjang
gelombang tertentu. Kadar besi dalam suatu sample yang diproduksi akan cukup kecil dapat
dilakukan dengan teknik spektrofotometri UV-Vis menggunakan pengompleksan SCN–. Dasar
penentu kadar besi (II) dengan SCN-. Senyawa ini memiliki warna sangat kuat dan kestabilan
relatife lama dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada panjang gelombang tertentu.
Ion pengompleks ini tidak akan mempengaruhi kadar pada sampel.

Sebelum dilakukan pengukuran konsentrasi terlebih dahulu membuat larutan seri standar
besi. Dari larutan induk 100 ppm ini dibuat larutan yaitu standar 1, 1,5, 2, 2,5, 3 ppm. Pembuatan
larutan standar juga ditambahkan HNO3 dan pengompleks KSCN. Pembuatan larutan standar
ini dengan tujuan untuk membuat kurva standar yang menjadi acuan konsentrasi dari sampel
artinya kadar/konsentrasi logam yang diteliti harus berada pada range kurva kalibrasi tersebut.

Gambar Larutan standar 3 ppm, dan sampel yang


sudah diencerkan

Selanjutnya setelah diukur larutan standar 1; 1,5 ;2 ;2,5 dan 3 ppm dengan regeresi yang
dihasilkan adalah sebesar 0,997 untuk perhitungan melalui excel dan 0,998 untuk perhitungan
manual. Perbedaan angka ini disebabkan oleh nilai statistic decimal yang tidak diambil
keseluruhan saat menjumlahkan. Nilai ini menunjukan koefisien korelasi antara absorbansi
dengan konsentrasi besar sehingga linearitas dari kurva adalah baik. Dimana semakin tinggi
konsentrasi maka semkain besar pula nilai absorbansinya. Persamaan linear untuk kurva ini
yaitu

Kurva Kalibrasi
0.14
0.12
0.1
y = 0.026x + 0.0458
absorban

0.08
R² = 0.9972
0.06
0.04
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
konsentrasi

Selain itu didapatkan absorbansi dari sampel 1 “pada titik 1” adalah 0,067 , untuk sampel
pada titik 2 yaitu 0,073 dan untuk sampel pada titik 3 yaitu 0,092 .. Sehingga bila
diinterpolasikan/dihitung kedalam kurva dengan mensubstitusi persamaan garis, maka
konsentrasi Fe dari sampel 1 adalah sebesar 0,8153 ppm, sampel 2 yaitu 1, 0461 dan untuk
sampel 3 1,7769 ppm.

y  bx  a
y = 0,026 𝑥 + 0, 0458
Untuk titik 1 : y1 = 0,067
y = 0,026 𝑥 + 0, 0458
𝑦−𝑎
x= 𝑏

0,067−0,0458
x= 0,026

= 0 ,8153 ppm

Untuk titik 2 : y 2 = 0, 073


y = 0,026 𝑥 + 0, 0458
𝑦−𝑎
x= 𝑏

0,073− 0,0458
x= 0,026

= 1,0461 ppm

Untuk titik 3 : y 3 = 0,092


y = 0,026 𝑥 + 0, 0458
𝑦−𝑎
x= 𝑏

0,092− 0,0458
x= 0,026

= 1,7769 ppm

Menurut SNI 06- 6854-2002 kandungan Fe yang memenuhi standar kesehatan sebagai
ambang batas adalah 0,3 mg/L. Berdasarkan analisis ini maka dapat diketahui bahwa kandungan
logam Fe dalam air sungai talumolo sudah melebihi ambang batas, ini berarti bahwa sungai
talumolo sudh tercemar logam berat Fe. Air sungai ini sebenarnya sudah tidak layak digunakan
oleh masyarakat. Hal ini dasarkan juga pada Kebutuhan besi secara keseluruhan yand diperoleh
dari makanan maupun minuman dsb. untuk laki-laki adalah 10 - 12 mg/hari sedangkan untuk
wanita dewasa adalah 10 - 15 mg/hari bila besi yang terdapat dalam tubuh melebihi yang
diperlukan maka akan terjadi akumulasi sehingga mempengaruhi fungsi hati, pankreas dan
jantung.

H. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa spektrofotometer UV-


Vis adalah alat untuk analisa unsur-unsur berkadar rendah secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Tujuan percobaan ini untuk mengidentifikasi kadar logam berat Besi pada air sungai
talumolo dengan metode Spektroskopi UV-VIS diperoleh kadar yang melebihi ambang batas
yaitu dari sampel 1 adalah sebesar 0,8153 ppm, sampel 2 yaitu 1, 0461 dan untuk sampel 3
1,7769 ppm.
Daftar Pustaka

Anonim. 2015. Spectrophotometric method development and validation of assay of paracetamol


tablet formulation. (diakses) http://www.omicsonline.org/uv-visible-spectrophotometric-
method-development-and-validation-of-assay-of-paracetamol-tablet-formulation-2155-
9872.1000151.pdf
Fatimah, Syamsul. 2005. KUALIFIKASI ALAT SPEKTROMETER UV-Vis UNTUK
PENENTUAN URANIUM DAN BESI DALAM -U30S – .Hasil Hasil Penelitian EBN
Tahun 2005 ISSN 0854 - 5561
Haidir, Andi. 2013. Pengukuran Kandungan Fe Dalam Paduan Alfeni Menggunakan
Pengompleks Amonium Tiosianat Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal
Seminar Nasional Ix Sdm Teknologi Nuklir Yogyakarta, 31 Oktober 2013 Issn 1978-0176
Andi H. Dkk 132 Sttn-Batan
Hastutiningrum,Sri. 2015 . Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah
dengan Metode Aerasi Conventional Cascade dan Aerasi Vertical Buffle Channel Cascade
. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693-4393 Pengembangan
Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 18 Maret
2015
Nurfadillah, Ayu Rofia. Cemaran Logam Berat Dalam Air PDAM Kota Gorontalo. Skripsi,
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,
Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I : Dr. Hj. Herlina Jusuf, Dra, M.Kes,
Pembimbing II : Sirajuddien Bialangi, SKM, M.Kes
Roman, 2011. Spektrofotometer uv-vis. Diakses di : http
://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22823/4/Chapter%20II.pdf
Rusmawan, Chevi Ardiana. 2011. Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan
Sains 2011 (SNIPS 2011) 22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia ISBN.
Yanlinastuti. 2011. Penentuan Kadar Zirkonium Dalam Paduan U-Zr Menggunakan
Spektrofotometer Uv-Vis Dengan Pengompleks Arsenazo III. Seminar Nasional Sdm
Teknologi Nuklir Vii Yogyakarta, 16 November 2011 Issn 1978-0176 Yanlinastuti Dkk
567 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-Batan

Anda mungkin juga menyukai