KESELAMATAN KERJA
Dosen Pengampu:
Ir.Firdaus, M.Kes.
Dsusun Oleh ;
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran
dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang
perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang
perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu
seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat
memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan
intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku perawat.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai
peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan
advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Tugas dan Fungsi Perawat dalam K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian K3
2. Untuk mengetahui tujuan K3
3. Untuk mengetahui ruang Lingkup K3
4. Untuk mengetahui konsep perawat sebagai tenaga kesehatan
5. Untuk mengetahui peran perawat dalam meningkatkan K3
6. Penegakan Diagnosa
7. Kebijakan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Era Global
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids
Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai
menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.
Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik
di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Undang-undang tersebut
juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan,
pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,
penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan
aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan. Kesehatan kerja
memiliki sifat sebagai berikut :
1. Sasarannya adalah manusia
2. Bersifat medis.
3. Sedangkan keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat teknik.
B. Tujuan K3
Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif.Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut (Rachman, 1990) :
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam
keadaan sehat dan selamat.
5
b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya
hambatan.
C. Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :
1. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja
dan usaha yang dikerjakan.
2. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
a. Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
b. Peralatan dan bahan yang dipergunakan
c. Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
d. Proses produksi
e. Karakteristik dan sifat pekerjaan
f. Teknologi dan metodologi kerja
3. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga
perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
4. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/ perusahaan ikut bertanggung
jawab atas keberhasilan usaha hyperkes.
6
Dalam hal ini,perawat memegang peranan yang cukup besar dalam upaya
pelaksanaan dan peningkatan K3. Sedangkan dalam pelaksanaannya, perawat
tidak dapat bekerja secara individual. Perawat perlu untuk berkolaborasi dengan
pihak-pihak lintas profesi maupun lintas sektor.
7
13. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic dan evaluasi.
14. Turut membantu dalam usaha penyelidikan kesehatan tenaga kerja.
15. Memelihara hubungan yang harmonis dalam perusahaan
16. Memberikan penyuluhan dalam bidang kesehatan
17. Bila lebih dari satu paramedis hiperkes dalam satu perusahaan, maka
pimpinan paramedis hiperkes harus mengkoordinasi dan mengawasi
pelaksanaan semua usaha perawatan hiperkes.
8
9. Mengajar karyawan praktek kesehatan keselamatan kerja yang baik,dan
memberikan motivasi untuk memperbaiki praktek-praktek kesehatan.
10. Mengenai kebutuhan kesehatan yang diperlukan karyawan dengan obyektif
dan menetapkan program Health Promotion, Maintenance and Restoration
11. Kerjasama dengan tim hiperkes atau kesehatan kerja dalam mencari jalan
bagaimana untuk peningkatan pengawasan terhadap lingkungan kerja dan
pengawasan kesehatan yang terus menerus terhadap karyawan yang terpapar
dengan bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatannya.
12. Tetap waspada dan mengikuti standar-standar kesehatan dan keselamatan
kerja yang ada dalam menjalankan praktek-praktek perawatan dan pengobatan
dalam bidang hiperkes ini.
13. Secara periodic untuk meninjau kembali program-program perawatan dan
aktifitas perawatan lainnya demi untuk kelayakan dan memenuhi kebutuhan
serta efisiensi.
14. Ikut serta dalam organisasi perawat (professional perawat) seperti ikatan
paramedic hiperkes, dan sebagainya.
15. Merupakan tanggung jawab pribadi yang tidak boleh dilupakan dan penting
adalah mengikuti kemajuan dan perkembangan professional (continues
education).
9
d. Pemeriksaan kesehatan:
1) Sebelum bekerja (pre-employment)
2) Berkala
3) Pemeriksaan khusus
2. Tugas administratif mengenai dinas kesehatan perusahaan
a. Memelihara administrasi (dinas kesehatan)
b. Mendidik dan mengamati pekerjaan bawahannya
c. Memelihara catatan-catatan dan membuat laporan
1) Catatan perseorangan yang memuat hasil pemeriksaan kesehatan
pekerja
2) Laporan mengenai angka kesakitan, kecelakaan kerja
3) Laporan pemakaian obat dan sebagainya.
3. Tugas sosial dan pendidikan
a. Memberi pendidikan kesehatan kepada pekerja
1) Ketrampilan PPPK
2) Pola hidup sehat.
3) Pencegahan penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan yang
kurang baik
b. Menjaga kebersihan dalam perusahaan
c. Mencegah kecelakaan kerja
Menurut American Association of Occupational Health Nurses, ruang
lingkup pekerjaan perawat hiperkes adalah :
1) Health promotion / Protection
Meningkatkan derajat kesehatan, kesadaran dan pengetahuan tenaga
kerja akan paparan zat toksik di lingkungan kerja. Merubah faktor life
style dan perilaku yang berhubungan dengan resiko bahaya kesehatan.
2) Worker Health / Hazard Assessment and Surveillance
Mengidentifikasi masalah kesehatan tenaga kerja dan menilai jenis
pekerjaannya
3) Workplace Surveillance and Hazard Detection
10
Mengidentifikasi potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja.
Bekerjasama dengan tenaga profesional lain dalam penilaian dan
pengawasan terhadap bahaya.
4) Primary Care
Merupakan pelayanan kesehatan langsung terhadap penyakit dan
kecelakaan pada tenaga kerja, termasuk diagnosis keperawatan,
pengobatan, rujukan dan perawatan emergensi.
5) Counseling
Membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan kesehatannya
dan membantu untuk mengatasi dan keluar dari situasi krisis.
6) Management and Administration
Acap kali sebagai manejer pelayanan kesehatan dengan tanggung-
jawab pada progran perencanaan dan pengembangan, program
pembiayaan dan manajemen.
7) Research
Mengenali pelayanan yang berhubungan dengan masalah kesehatan,
mengenali faktor – faktor yang berperanan untuk mengadakan
perbaikan.
8) Legal-Ethical Monitoring
Paramedis hiperkes harus sepenuhnya memahami ruang lingkup
pelayanan kesehatan pada tenaga kerja sesuai perundang-undangan,
mampu menjaga kerahasiaan dokumen kesehatan tenaga kerja.
9) Community Organization
Mengembangkan jaringan untuk meningkatkan pelayanan kepada
tenaga kerja. Perawat hiperkes yang bertanggung-jawab dalam
memberikan perawatan tenaga kerja haruslah mendapatkan petunjuk-
petunjuk dari dokter perusahaan atau dokter yang ditunjuk oleh
perusahaan. Dasar-dasar pengetahuan prinsip perawatan dan prosedur
untuk merawat orang sakit dan korban kecelakaan adalah merupakan
pegangan yang utama dalam proses perawatan yang berdasarkan
11
nursing assessment, nursing diagnosis, nursing intervention dan
nursing evaluation adalah mempertinggi efisiensi pemeliharaan dan
pemberian perawatan selanjutnya.
Perawat hiperkes mempunyai kesempatan yang besar untuk
menerapkan praktek-praktek standar perawatan secara leluasa. Seorang
perawat hiperkes, melalui program pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan hendaknya selalu membantu karyawan / tenaga kerja untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
12
G. Penegakan Diagnosa
Secara teknis penegakkan diagnosis dilakukan dengan (Budiono, Sugeng, 2003) :
1. Anamnesis/ wawancara meliputi : identitas, riwayat kesehatan, riwayat
penyakit, keluhan.
2. Riwayat pekerjaan (kunci awal diagnosis)
a. Sejak pertama kali bekerja.
b. Kapan, bilamana, apa yang dikerjakan, bahan yang digunakan, jenis
bahaya yang ada, kejadian sama pada pekerja lain, pemakaian alat
pelindung diri, cara melakukan pekerjaan, pekerjaan lain yang dilakukan,
kegemaran (hobby), kebiasaan lain (merokok, alkohol)
c. Sesuai tingkat pengetahuan, pemahaman pekerjaan.
3. Membandingkan gejala penyakit waktu bekerja dan dalam keadaan tidak
bekerja.
a. Waktu bekerja gejala timbul/ lebih berat, waktu tidak bekerja/ istirahat
gejala berkurang/ hilang.
b. Perhatikan juga kemungkinan pemajanan di luar tempat kerja.
c. Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau dari data
penyakit di perusahaan.
4. Pemeriksaaan fisik, yang dilakukan dengan catatan
a. Gejala dan tanda mungkin tidak spesifik
b. Pemeriksaan laboratorium penunjang membantu diagnostik klinik.
c. Dugaan adanya penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui pemeriksaan
laboratorium khusus/ pemeriksaan biomedik.
5. Pemeriksaan laboratorium khusus/ pemeriksaan biomedik
a. Misal: pemeriksaan spirometri, foto paru (pneumokoniosis-pembacaan
standard ILO)
b. Pemeriksaan audiometri
c. Pemeriksaan hasil metabolit dalam darah/ urine.
6. Pemeriksaan/pengujian lingkungan kerja atau data higiene perusahaan, yang
memerlukan :
a. kerjasama dengan tenaga ahli higiene perusahaan
13
b. kemampuan mengevaluasi faktor fisik/kimia berdasarkan data yang ada.
c. Pengenalan secara langsung cara/sistem kerja, intensitas dan lama
pemajanan.
7. Konsultasi keahlian medis/keahlian lain
a. Seringkali penyakit akibat kerja ditentukan setelah ada diagnosis klinik,
kemudian dicari faktor kausa di tempat kerja, atau melalui pengamatan/
penelitian yang relatif lebih lama.
b. Dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan dokter penasehat (kaitan
dengan kompensasi)
14
2. Dalam bidang regulasi
Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah sudah banyak, diantaranya :
a. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. KepMenKes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
d. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
e. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
f. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan
Hygiene Perusahaan K3 Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
g. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang Pedoman Diagnosis
dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
3. Dalam bidang pendidikan
Pemerintah telah membentuk dan menyelenggarakan pendidikan untuk
menghasilkan tenaga Ahli K3 pada berbagai jenjang Pendidikan, misalnya :
a. Diploma 3 Hiperkes di Universitas Sebelas Maret
b. Strata 1 pada Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya peminatan K3 di
Unair, Undip, dll dan jurusan K3 FKM UI.
c. Starta 2 pada Program Pasca Sarjana khusus Program Studi K3, misalnya
di UGM, UNDIP, UI, Unair.
Pada beberapa Diploma kesehatan semacam Kesehatan Lingkungan dan
Keperawatan juga ada beberapa SKS dan Sub pokok bahasan dalam
sebuah mata kuliah yang khusus mempelajari K3.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran
dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang
perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang
perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu
seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat
memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan
intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku perawat.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat pekerja beserta
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-
penyakit/ gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan
dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
B. Saran
Perawat mengetahui fungsi dan peran seorang perawat dan disarankan
berkerja dengan memperhatikan fungsi dan perannya tersebut.
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan
karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost
benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan
kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi
seluruh masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Abdul, et al. 1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan
Tenaga Sanitasi. Jakarta: Depkes RI, Pusdiknakes.
http://blog.ilmukeperawatan.com/peran-fungsi-perawat-dan-tugas perawat.html
http://sis-doank27.blogspot.com/2010/11/peran-dan-fungsi-perawat-
komunitas.html
17
2014
KATA PENGANTAR
18
Puji dansyukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatdan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang Kesehatan Kerja dan Keperawatan Kesehatan Kerja yang akan sangat
berguna terutama untuk mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun
dalam isi.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.
Penulis
19
DAFTAR ISI
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Tujuan ........................................................................................................
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
20