Laporan Level 1
Laporan Level 1
DASAR TEORI
1.1 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui cara kerja PCT 40 level control.
2. Mempelajari sistem kontrol level mode on/off dengan mengguakan
selenoid valve (SOL 1).
3. Mempelajari karakter kerja float switch sensor.
4. Mempelajari karakter kerja differential level switch sensor.
3.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja PCT 40,
mempelajari system control level mode on/off dengan menggunakan solenoid valve
(SOL 1), mempelajari karakter kerja float switch sensor dan mempelajari karakter
Differential level switch sensor.
Pada percobaan ini praktikum pengendalian level menggunakan alat armfield
PCT 40. Pengendalian level dilakukan agar laju alir masuk dan laju alir keluar pada
tangki operasi tetap stabil pada level atau keadaan (Set Point) yang diinginkan,
selain itu diharapkan pada sistem pengendalian tersebut memiliki respon yang cepat
dan offset yang kecil sehingga errornya pun sekecil mungkin. Alat PCT 40 dapat
mengendalikan beberapa besaran fisis, salah satunya adalah level. Untuk
mengendalikan level, digunakan selenoid valve dan PSV (Pressure Safety Valve).
Variabel – variabel yang berperan pada parktikum ini, yaitu :
a. Process Variable : level air
b. Manipulated Variable : flow air
c. Variable masukan : level air, flow air
d. Variable keluaran : level air, flow air
e. Gangguan : flow air pada SOL 2 , flow air pada SOL 3, flow air pada drain
valve
f. Beban (load) : ∆ level
g. Set point : level pada 80 mm
Pada solenoid valve terdapat 2 sensor yang digunakan yaitu floating switch
sensor dan differential level switch sensor. Floating switch sensor dapat bekerja
dengan mode manual maupun otomatis, tetapi hal ini tidak mempengaruhi respon
karena respon yang dihasilkan bekerja sesuai dengan floating sensor (berdasarkan
pelampung yang terdapat dalam tangka). Sensor ini bekerja dengan sitem on/off
(pada saat system menutup maka sensor akan bekerja secara buka tutup untuk
menstabilkan ketinggian fluida yang ada di dalam tangki). Pada saat system
membuka (SOL 1 = 1 ) maka level fluida dalam tangka akan bertambah dan ketika
fluida telah mengenai pelampung yang menyebabkan pelampung tenggelam hingga
batas tertentu maka system akan mati dengan sendirinya dan SOL akan menutup.
Begitupun sebaliknya, jika ( SOL 2 = 1 ) maka fluida dalam tangka berkurang dan
pelampung turun sehingga membuat system akan membuka kembali dengan
sendirinya untuk menstabilkan level.
Berdasarkan hasil praktikum dengan menggunakan gangguan controller yaitu
SOL 2, SOL 3 serta controller drain valve didapatkan hasil yang beragam. Pada
percobaan ini diperoleh grafik sebagai berikut :
95
90
85
80
Tank Level (mm)
75
70
65
60
55
50
45
40
00:00 01:26 02:53 04:19 05:46 07:12 08:38 10:05
Time (minutes)
75
70
65
60
55
50
45
40
01:26 02:52 04:18 05:45 07:11 08:38 10:04 11:30
Time (minutes)
260
250
240
230
220
210
200
00:00 02:36 05:12 07:48 10:24 13:00
Time (minutes)
280
270
Tank Level (mm)
260
250
240
230
220
210
00:00 02:27 04:53 07:20 09:47 12:14 14:40 17:07 19:34 22:00
Time (minutes)
1. Kesimpulan
a) Nilai error karena offset pada floating switch sensor SOL 2 dan SOL 3
yaitu sebesar 8 mm dan 6 mm.
b) Nilai error karena offset pada floating switch sensor Drain Valve yaitu
3 mm.
DAFTAR PUSTAKA
https://electric-mechanic.blogspot.com/2012/09/prinsip-kerja-selenoid-valve-
pneumatic.html. Diakses tanggal 22 Februari 2019
http://serbamurni.blogspot.com/2013/12/laoran-praktikum-pengendalian-
level.html. Diakses tanggal 22 Februari 2019.
http://www.kitomaindonesia.com/article/9/kitoma-indonesia. Diakses tanggal 22
Februari 2019
https://yugonugrohohdmlpj.wordpress.com/category/prinsip-kerja-flow-meter/.
Diakses tanggal 22 Februari 2019