Oleh :
2013
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
I. LATAR BELAKANG
Ekstrasi adalah salah satu proses pemisahan atau pemurnian suaru senyawa dari
campuran dengan bantuan pelarut. Pelarut tersebut berfungsi untuk melarutkan
salah satu komponen yang terdapat dalam senyawa tersebut. Pelarut yang digunakan
harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material suatu
bahan lainnya. Ekstraksi merupakan salah metode pemishan yang menggunakan
sifat fisis, yaitu perbedaan kelarutan setiap komponen – komponen yang terkandung
dalam larutan dengan menggunakan larutan lain sebagai media pemisah.
Keuntungan metode ekstraksi ini adalah dapat memisahkan komponen – komponen
yang perbedaan titik didihnya relatif kecil yang tidak dapat dipisahkan dengan
metode distilasi.
II. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan dapat melakukan :
a. Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair – cair pada kolom
berpacking.
b. Menghitung koefisien distribusi
c. Menghitung neraca massa proses ekstraksi pada beberapa laju alir
d. Mengetahui kondisi operasi yang sesuai untuk ekstraksi cair-cair tertentu
Koefisien distribusi
Pelarut (air) dan larutan (TCE dan asam asetat) dicampur bersama dan kemudian
dibiarkan membentuk dua lapisan terpish, fasa ekstrak dan fasa rafinat. Fasa ekstrak
merupakan air dan asam asetat, sedangkan rafinat merupakan campuran TCE dengan
asam asetat.
Koefisien distribusi , k, didefinisikan sebagai perbandingan
Dalam hal ini diasumsikan bahwa kesetimbangan berada antara dua fasa. Pada
konsentrasi rendah, koefisien distribusi tergantung pada konsentrasi, sehingga y = kx.
Neraca Massa
Prinsip-prinsip proses ekstraksi
1. Kontak antara pelarut dengan campuran zat terlarut (solute) dan dilute sehingga terjadi
pemindahan massa zat terlarut (solute) ke pelarut.
2. Pemisahan kedua fasa tersebut (fasa cair-fasa organik) Kesetimbangan massa dan
transfer massa keseluruhan dengan fasa organik sebagai media kontinu.
Misal:
2. Efisiensi ekstraksi
Dengan :
X1* adalah konsentrasi dalam fasa organik yang setimbang dengan konsentrasi Y1 pada
fasa cair. Angka kesetimbangan dapat diperoleh menggunakan koefisien distribusi
yang didapat dari percobaan pertama.
IV. PERCOBAAN
4.1 Alat dan Bahan
a. Erlenmeyer 250 ml (20 buah)
b. Alat Ekstraksi (Ekstraktor Packed Column)
c. Buret
d. Corong Pisah 250 ml (2 buah)
e. Pipet Tetes
f. Gelas Ukur 250 ml (2 buah)
g. Batang Pengaduk
h. Gelas Kimia
4.2 Bahan
a. Larutan NaOH 0,1 N
b. Tri Cloro Etylene (TCE)
c. Phenolpthalien
d. Asam Propionat , p.a (pure analysis)
e. Air
f. Tisu
4.3 Cara kerja
Menentukan Koefisien Distribusi
Mulai
Larutan A + 5 ml asam
propionat
Selesai
Neraca Massa dan Koefisien perpindahan massa dengan fasa air sebagai media
kontinu
Mulai
Titrasi dengan
NaOH 0,1 N
Selesai
2 4 250 105
3 3 192,1 64,5
4 2 146,5 37,7
5 1 90,9 21,4
Menghitung asam propionate dalam fasa air (Y)
NaOH 3,63 % NaOH 0,1 M
𝑀 = % . 𝜌. 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟𝑀𝑟
y = 2.4x + 144
Kurva Kalibrasi R² = 0.9366
350
300
250
200
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70
% bukaan valve
Penentuan laju alir TCE 200 mL/menit y = 2.4x + 144 200 = 2.4x
+ 144 x = 23.33 %
Dari kurva kalibrasi di atas, didapatkan laju alir yang dibutuhkan TCE pada 200
mL/menit sebesar 23.33 % % sehingga pompa stroke diatur di nilai 20.
Penentuan laju alir TCE 300 mL/menit y = 2.4x + 144 300 = 2.4x + 144
x = 65 %
Dari kurva kalibrasi di atas, didapatkan laju alir yang dibutuhkan TCE pada 300
mL/menit sebesar 65 % sehingga pompa stroke diatur di nilai 60.
15 mL x N1 = 2 mL x 0,1 N
N1 = 0,013 N
t = 0 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
Volume NaOH V2 = 1 mL
V1.x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 1 mL x 0,1 N
N1 = 0,0067 N
b. Dalam ekstrak
t = 0 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,1 mL x 0,1 N
N1 = 0,00067 N
t = 2 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,4 mL x 0,1 N
N1 = 0,00267 N
t = 4 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,8 mL x 0,1 N
N1 = 0,0053 N
t = 0 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
N1 = 0,0033 N
t = 2 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,3 mL x 0,1 N
N1 = 0,002 N t = 4 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 0,1 mL x 0,1 N
N1 = 0,00067 N
b. Dalam ekstrak
t = 4 menit
Volume sampel V1 = 15 mL
V1 x N1 = V2 x N2
15 mL x N1 = 1,5 mL x 0,1 N
N1 = 0,01 N
Kesetimbangan Massa
a. Laju alir TCE (Vo) = 200 mL/menit
Laju alir air (Vw) = 200 mL/menit
Neraca Massa Asam Propionat
Vo ( X1 - X2 ) = Vw ( Y1 - Y2 ) Dimana : Vo = Vw
Vo ( X1 - X2 ) = Vw Y1 Y2 = 0
X1 - X2 = Y1
X1 = Y1 + X2
0.004
0.002
0
0 1 2 3 4 5
t (menit)
X1 = Y1 + X2
0.01
0.005
0
0 1 2 3 4 5
t (menit)
X1 rata-rata = = 0,00696
X2 rata-rata = = 0,006
= 4,476 x 10-5
X1 rata-rata
X2 rata-rata =
VIII. KESIMPULAN
Volume packing, driving force rata-rata, dan nilai koefisien perpindahan massa yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
Semakin besar laju alir maka perpindahan massa akan berjalan lebih maksimal
Konsentrasi asam propionate di ekstrak selalu lebih banyak dibandingkan di rafinat
karena banyaknya asam propionate yang larut dalam ekstrak