Anda di halaman 1dari 11

ISSN 1858-2419

Vol. 1 No. 2

Maret 2006

J
JUUR
RNNA
ALLT
TEEK
KNNO
OLLO
OGGII P
PEER
RTTA
ANNIIA
ANN
UNIVERSITAS MULAWARMAN

Review
Pengolahan dan Pengaruhnya terhadap Sifat Fisik dan Kimia serta Kualitas Beras
(Processing and Its Effect on Physical, Chemical Properties and Quality of Rice)
Sulistyo Prabowo

Penelitian
Pengaruh Perbedaan Komposisi Bahan, Konsentrasi dan Jenis Minyak Atsiri pada
Pembuatan Lilin Aromaterapi (Effect of Different Composition of Raw Material,
Concentration and Kind of Atsiri Oil on Producing of Aromateraphy Candle) Sapta
Raharja, Dwi Setyaningsih, dan Doris Monica Sari Turnip
Efek Proteksi Kombinasi Minyak Wijen dengan -Tocopherol terhadap Steatosis
Melalui Penghambatan Stres Oksidatif pada Tikus Hiperkolesterolemia (Protection
Effect of Sesame Oil and -Tocopherol on Steatosis by Inhibition of Oxidative Stress
for Hypercholesterolemia Rat) Nur Khoma Fatmawati
Aplikasi Fermentasi Menggunakan Saccharomyces Cereviceae pada Krim Kelapa
untuk Ekstraksi Minyak (Application of Fermentation Using Saccharomyces
Cereviceae on Coconut Cream for Oil Extraction) Krishna Purnawan Candra
Pengaruh Perendaman Pisang Kepok (Musa acuminax balbisiana Calla) dalam
Larutan Garam terhadap Mutu Tepung yang Dihasilkan (Effect of Steeping of Kepok
Banana (Musa acuminax balbisiana Calla) in Salt Solution on Quality of Flour
Produced) Hadi Suprapto
Pengaruh Penambahan Asam Sitrat dalam Pembuatan Manisan Kering Labu Kuning
(Cucurbita maxima) terhadap Sifat-Sifat Produknya (Effect of Citric Acid Addition in
Dried Sweetened Squash (Cucurbita maxima) on Characteristic of the Product)
Murdiati-Gardjito dan Theresia Fitria Kartika Sari
JTP
JURNALTEKNOLOGIPERTANIAN
PENERBIT
Program Studi Teknologi HasilPertanian
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman
Jl.Tanah Grogot Kampus Gunung Kelua
Samarinda

PELINDUNG
Juremi Gani

PENANGGUNG JAWAB
Alexander Mirza

KETUA EDITOR
Krishna Purnawan Candra (THP-UNMUL Samarinda)

EDITOR
Dahrulsyah (TPG-IPB Bogor)
Meika Syahbana Roesli (TIN-IPB Bogor)
Muhammad Nurroufiq (BPTP-Samarinda)
Neni Suswatini (THP-UNMUL Samarinda)
Sulistyo Prabowo (THP-UNMUL Samarinda)
Hudaida Syahrumsyah (THP-UNMUL Samarinda

EDITOR PELAKSANA
Hadi Suprapto
Sukmiyati Agustin, Anton Rahmadi

ALAMAT REDAKSI
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman
Jalan Tanah Grogot Kampus Gunung Kelua
Samarinda 75123
Telp 0541-749159
e-mail: JTP_unmul@yahoo.com
J
JUUR
RNNA
ALLT
TEEK
KNNO
OLLO
OGGII P
PEER
RTTA
ANNIIA
ANN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Volume 1 Nomor 2
Maret 2006

Halaman
Review
Pengolahan dan Pengaruhnya terhadap Sifat Fisik dan Kimia serta Kualitas
Beras (Processing and Its Effect on Physical, Chemical Properties and
Quality of Rice) Sulistyo Prabowo ................................................................... 43

Penelitian
Pengaruh Perbedaan Komposisi Bahan, Konsentrasi dan Jenis Minyak Atsiri
pada Pembuatan Lilin Aromaterapi (Effect of Different Composition of Raw
Material, Concentration and Kind of Atsiri Oil on Producing of
Aromateraphy Candle) Sapta Raharja, Dwi Setyaningsih, dan Doris
Monica Sari Turnip.......................................................................................... 50
Efek Proteksi Kombinasi Minyak Wijen dengan -Tocopherol terhadap
Steatosis Melalui Penghambatan Stres Oksidatif pada Tikus
Hiperkolesterolemia (Protection Effect of Sesame Oil and -Tocopherol on
Steatosis by Inhibition of Oxidative Stress for Hypercholesterolemia Rat) Nur
Khoma Fatmawati ............................................................................................ 60
Aplikasi Fermentasi Menggunakan Saccharomyces Cereviceae pada Krim
Kelapa untuk Ekstraksi Minyak (Application of Fermentation Using
Saccharomyces Cereviceae on Coconut Milk for Oil Extraction) Krishna
Purnawan Candra ............................................................................................ 68
Pengaruh Perendaman Pisang Kepok (Musa acuminax balbisiana Calla)
dalam Larutan Garam terhadap Mutu Tepung yang Dihasilkan (Effect of
Steeping of Kepok Banana (Musa acuminax balbisiana Calla) in Salt Solution
on Quality of Flour Produced) Hadi Suprapto ................................................ 74
Pengaruh Penambahan Asam Sitrat dalam Pembuatan Manisan Kering Labu
Kuning (Cucurbita maxima) terhadap Sifat-Sifat Produknya (Effect of Citric
Acid Addition in Dried Sweetened Squash (Cucurbita maxima) on
Characteristic of the Product) Murdiati-Gardjito dan Theresia Fitria
Kartika Sari ...................................................................................................... 81
Sulistyo Prabowo Processing and its effect on physical, chemical properties and quality of rice

PENGOLAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIFAT FISIK DAN


KIMIA SERTA KUALITAS BERAS

Processing and Its Effect on Physico-chemical Properties and Quality of Rice

Sulistyo Prabowo

Chemistry and Biochemistry Laboratory, Study Program of Agricultural Product Technology, Faculty of
Agriculture, Mulawarman University. Jalan. Tanah Grogot Kampus Gunung Kelua, Samarinda 75119
e-mail: sulprab@yahoo.com

Received 28 Sept 2005 Accepted 11Jan 2006

ABSTRACT
Composition and nature of paddy and its parts depend on varieties, environmental
and its processing manner. To become the rice, paddy experiences various treatment of post
harvest handling including cropping, pre-drying, draining, depository, hulling and milling.
This review is aim to look the effect of post harvest treatment and processing of rice to its
physical, chemical properties, and quality. Improper handling can change color of rice,
improving respiration and cause the quality degradation. Draining of rice can degrade the
enzyme activity which is responsible to damage the rice during storage such as amylase,
protease and lipase. The way of draining can have an effect on texture and rice color.
Improper temperature and way of draining can cause the broken caryopsis so that will
degrade the quantity of rice and improve the broken rice percentage, and this matter cause
the degradation of quality of and economic value. Dehulling have the influence to chemical
composition of rice like fat, mineral, thiamine, phosphate and pigment which is concentrate
at external layer of seed. The outside layer of rice which is lost during hulling represents the
all important shares in determining composition of nutrition. Vitamin content, especially
thiamine decreases during storage. Though total content of protein and amylose do not
experience of the change, but the protein solubility tends to decrease. Quality of cooking
and flavor of rice are also influenced by duration of storage. As long as time of storage,
volume expansion and water absorption will increase. Stickiness of rice also will decrease
as well as the aroma.
Key words: rice, processing, quality, chemical-physical properties

Diperkirakan beras menyumbangkan 60 -80% kalori dan 45 -55%


PENDAHULUAN berbentuk granula majemuk berukuran 3-10
Beras menyediakan sekitar 20 % total m. Protein sebagai komponen kedua dalam
energi per kapita dan 13 % protein bagi pen- beras (± 8 %), di dalam endosperm berbentuk
duduk dunia. Di Asia beras menyumbangkan butiran (bodies) dengan ukuran 1-4 m
35 % energi dan 28 % protein, di Amerika (Juliano, 1980).
Selatan 12 % energi dan 9 % protein. Beras Sebelum menjadi beras, gabah meng-
merupakan makanan utama di beberapa ne- alami berbagai perlakuan penanganan pasca-
gara berkembang dengan menyumbang 4.000 panen yang meliputi pemanenan, pra-penge-
kJ energi per kapita per hari (Juliano, 1994a). ringan, pengeringan, penyimpanan, penggi-
Komposisi dan sifat biji padi dan lingan dan penyosohan. Selanjutnya beras
bagian-bagiannya tergantung pada varietas, diolah menjadi aneka produk pangan dari
lingkungan dan ragam pengolahannya (Tabel yang sederhana seperti nasi dan tepung
1). Gabah, terdiri atas bagian yang dapat sampai ke produk-produk pangan industri
dimakan, karyopsis padi atau beras pecah olahan seperti bubur instan, aneka kue,
kulit yang dibungkus oleh sekam. Pati produk ekstruksi dan sebagainya.
merupakan kandungan utama beras (± 75 %) Tinjauan singkat ini bertujuan untuk
yang terdapat dalam bagian endosperm melihat pengaruh-pengaruh yang diakibatkan
oleh perlakuan pascapanen dan pengolahan

43
Jurnal Teknologi Pertanian 1(2) : 43-49, Maret 2006 ISSN 1858-2419

pada beras terhadap sifat fisik dan kimia, pemanenan yang dikaitkan dengan susut
serta kualitas produk yang dihasilkan. hasil dan penurunan mutu. Tetapi umur
panen sendiri berpengaruh secara langsung
Pengaruh pemanenan
terhadap struktur biji, dan struktur biji inilah
Struktur biji mempunyai hubungan yang mempunyai implikasi terhadap penyu-
erat dengan faktor pemanenan, yaitu umur sutan hasil akibat perlakuan-perlakuan
panen biji. Secara langsung struktur biji tidak pengolahan dan penyimpanan selanjutnya
mempunyai implikasi terhadap perlakuan (Damardjati, 1988).

Table 1. Range of Mean Proximate Analysis and Content (%) of Organic Fractions of Rough Rice
and Its Milling Fractions at 14 % Moisture

Nutrient Rough Brown Milled Hull Bran Embryo Polish


Protein (NX5.95) 5.8-7.7 7.1-8.3 6.3-7.1 2.0-2.8 11.3-14.9 14.1-20.6 11.2-12.4
Crude fat 1.5-2.3 1.6-2.8 0.3-0.5 0.3-0.8 15.0-19.7 16.6-20.5 10.1-12.4
Crude fiber 7.2-10.4 0.6-1.0 0.2-0.5 34.5-45.9 7.0-11.4 2.4-3.5 2.3-3.2
Crude ash 2.9-5.2 1.0-1.5 0.3-0.8 13.2-21.0 6.6-9.9 4.8-8.7 5.2-7.3
Available 63.6-73.2 72.9-75.9 76.7-78.4 22.4-35.3 34.1-52.3 34.2-41.4 51.1-55.0
carbohydrates
Starch 53.4 66.4 77.6 1.5 13.8 2.1 41.5-47.6
Neutral detergent 16.4 3.9 0.7-2.3 65.5-74.0 23.7-28.6 13.1 ...
fiber
Pentosans 3.7-5.3 1.2-2.1 0.5-1.4 17.7;18.4 7.0;8.3 4.9;6.4 3.6-4.7
Hemicelluloses ... ... 0.1 2.9;11.8 9.5-16.9 9.7 ...
Cellulose ... ... 31.4-36.3 5.9-9.0 2.7 ...
1,3:1,4 -glucans ... 0.11 0.11 ... ... ... ...
Polyuronic acids 0.6 ... ... ... 1.2 0.4 ...
Free sugars 0.5-1.2 0.7-1.3 0.22-0.45 0.6 5.5-6.9 8.0-12 ...
Lignin 3.4 ... 0.1 9.5-18.4 2.8-3.9 0.7-4.1 2.8
Energy (kJ/g) 15.8 15.2-16.1 14.6-15.6 11.1-13.9 16.7-19.9 17.9

Source: Juliano (1994b)

Damardjati dan Endang (1991) telah Biji yang dipanen muda, karena ikatan
mela-porkan perubahan struktur biji beras antar granula pati masih longgar dan kadar
selama proses pematangan biji hingga lewat air keseimbangannya tinggi, lebih mudah
matang yang diamati menggunakan mikros- pecah oleh penggilingan dan lebih mudah
kop elektron scanning. Gabah yang dipanen rusak dalam penyimpanan oleh serangga dan
berumur muda, umumnya berbentuk biji penyakit. Sebaliknya biji yang dipanen lewat
mengapur yang berwarna putih kelam karena matang banyak mengalami keretakan sejak
ikatan antar granula pati masih longgar dan dari lapang yang menyebabkan mudah pecah
belum kompak. Pada biji matang, ikatan waktu penggilingan (Damardjati, 1988)
antar granula telah menjadi padat dan
Pengaruh pra-pengeringan
kompak dengan butiran-butiran protein yang
terdapat di sela-sela granula pati berfungsi Menurut Perez dan Juliano (1982),
sebagai pengepak. Sebaliknya pada biji lewat kondisi pra-pengeringan mempengaruhi
matang, tampak struktur retakan-retakan sifat-sifat tanak. Penundaan waktu penge-
dalam biji dan terjadi pengkerutan granula- ringan menyebabkan menurunnya penyera-
granula pati sehingga mengurangi kekom- pan air dan tingkat pengembangan volume.
pakan ikatan antar granula. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kesem-

44
Sulistyo Prabowo Processing and its effect on physical, chemical properties and quality of rice

patan terjadinya proses-proses pemecahan Pengaruh pengeringan


biokimiawi yang mempengaruhi integritas
Padi dipanen biasanya mempunyai
biji padi dan sifat-sifat pati. Namun penya-
kadar air 20 % atau lebih sehingga harus di-
taan ini ternyata bertentangan dengan hasil
keringkan sebelum disimpan. Di negara tro-
penelitian Chrastil (1992) yang menyatakan
pis biasanya pengeringan dengan mengguna-
bahwa penyerapan air dan peng-embangan
kan sinar matahari sampai mencapai kadar
volume meningkat sejalan dengan lama
air 14 %. Pada kondisi tersebut gabah dapat
penyimpanan.
disimpan sampai 2-3 bulan. Jika diinginkan
Penundaan atau penanganan yang
penyimpanan lebih lama lagi, maka kadar air
tidak tepat dapat mengakibatkan perubahan
harus diturunkan sampai 12 % dengan meng-
warna menjadi kuning (Sahay dan Gango-
gunakan alat pe-ngering. Perubahan dalam
padhyay, 1985), meningkatkan respirasi dan
tekstur dan struktur selama pengeringan dari
menyebab-kan penurunan kualitas (Aibara et
gabah perlu diperhatikan dengan seksama
al., 1984). Hasil yang sama juga ditemukan
dalam usaha memperkecil biji pecah selama
di Indonesia, besar tumpukan dan lama
penanganan dan pengo-lahan selanjutnya.
penumpukan/penundaan perontokan mempe-
Biji retak dan patah akan dapat menurunkan
ngaruhi kadar beras pecah, butir rusak, beras
nilai mutu dari beras tersebut (Wimberly,
kuning dan warna beras/keterawangannya.
1983).
Untuk beras PB42 pada musim kemarau,
Pada penggilingan padi, suhu dan cara
terlambat merontok sampai 15 hari menye-
pengeringan yang kurang tepat dapat menye-
babkan butir kuning mendekati 3 % dan
babkan biji-biji retak sehingga akan menu-
kadar beras pecah di atas 35 % (Soemardi
runkan rendemen beras kepala dan mening-
dan Tahir, 1991).
katkan persentase beras pecah, dan hal ini
Cara pengeringan padi juga dapat
menyebabkan penurunan mutu dan nilai
berpengaruh terhadap tekstur dan warna
ekonomis beras.
beras giling. Warna yang tak dikehendaki
Penelitian yang dilakukan oleh Perez
dari beras terutama disebabkan oleh proses
dan Juliano (1982) menunjukkan bahwa suhu
pencoklatan. Menurut Ruiten (1994), warna
pengeringan yang rendah (33 oC, kelembaban
yang terjadi adalah kuning yang disebabkan
relatif 67,8 %) menyebabkan penyerapan air
oleh kombinasi aktivitas mikrobia dan
dan pengembangan volume yang lebih besar
kimiawi karena gabah terlalu lama dalam
dari pada yang dikeringkan dengan suhu
masa pra-pengeringan. Menurut Dillahunty
tinggi (54,3 oC, kelembaban relatif 21,9 %).
et al. (2001), suhu dan lama penyimpanan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap Pengaruh penyimpanan
terbentuknya warna kuning. Warna kuning Gabah dengan kadar air tinggi apabila
merupakan bentuk kerusakan yang mem- disimpan dalam timbunan akan menimbulkan
pengaruhi kualitas, kenampakan, flavor dan panas karena respirasi dan aktivitas mikrobia.
hasil akhir. Gabah dengan kadar air 24 %, akan meng-
Menurut Daniels et al. (1998) perla- alami kerusakan dalam 24 jam pada suhu
kuan, termasuk kondisi pra-pengeringan, penyimpanan 10 oC, sedangkan dengan kadar
kondisi pengeringan, suhu dan lama penyim- air 15-18 % mengalami kerusakan setelah
panan gabah sangat penting diperhatikan. lima hari pada suhu penyimpanan antara 10-
Beras kepala yang dihasilkan akan me- 38 oC (Kunze dan Calderwood, 1994).
ningkat sejalan dengan lama penyimpanan Pengawetan menggunakan radiasi
pada semua suhu dan semua kondisi pra- sinar gamma banyak digunakan sebagai
pengeringan dan pengeringan. Selain itu juga metode yang ideal untuk biji padi dan bahan
berpengaruh terhadap sifat tanak dan visko- pangan lainnya. Radiasi pada serealia digu-
sitas puncak. Perubahan-perubahan yang nakan untuk menurunkan kerusakan yang
penting terjadi selama tiga bulan pertama diakibatkan oleh serangan mikrobia. Menurut
penyimpanan.

45
Jurnal Teknologi Pertanian 1(2) : 43-49, Maret 2006 ISSN 1858-2419

Sabularse, et al (1991), kualitas tanak dipe- tidak berubah sifat nasinya. Aroma juga
ngaruhi oleh radiasi gamma. Meningkatnya semakin berkurang selama penyimpanan
dosis sinar gamma cenderung mengurangi karena sifat penguapannya (Damardjati dan
waktu tanak, meningkatkan penyerapan air Endang, 1991).
dan meningkatkan jumlah pati yang terlarut
Pengaruh perlakuan pra-tanak (Parboi-
dalam air. Terjadi peningkatan struktur dan
ling)
komposisi biji padi. Pati merupakan kom-
ponen utama yang paling terpengaruh, Tujuan perlakuan pra-tanak adalah
demikian juga terjadi modifikasi struktur untuk mendapatkan modifikasi dalam biji
pada lapisan bekatul yang menyebabkan sehingga meningkatkan nilai gizi, mutu tanak
meningkatkan penyerapan air dan menurun- dan daya simpannya. Perubahan utama akibat
nya waktu tanak. perlakuan pra-tanak adalah dispersi vitamin-
Viskositas puncak beras giling me- vitamin dan mineral dari lapisan aleuron dan
ningkat dengan semakin lama waktu penyim- lembaga ke dalam endosperm, dispersi
panan karena meningkatnya kandungan asam bentuk lipida dari lapisan aleuron dan
lemak bebas dan menurunnya aktivitas lembaga, inaktivasi enzim dan distruksi
diastatik. Pengeringan gabah setelah panen jamur dan serangga. Perubahan-perubahan
lebih menguntungkan karena dapat menu- tersebut bersamaan pula dengan menurunnya
runkan aktivitas enzim-enzim yang bertang- pengapuran (chalkiness) dan peningkatan
gung jawab terhadap kerusakan gabah sela- kekerasan dan keterawangan (translucency)
ma penyimpanan seperti amilase, protease beras giling, serta perbaikan nilai cerna dan
dan lipase (Dhaliwal et al.,1991). sifat-sifat tanak beras (Damardjati dan
Menurut Kik dalam Juliano (1994c), Endang, 1991).
kandungan vitamin, terutama tiamin menu- Perlakuan pra-tanak juga mempererat
run selama penyimpanan. Chrastil (1990) ikatan lembaga dengan endosperm, dan men-
mempelajari pengaruh penyimpanan beras cegah pelepasan lembaga selama penggi-
terhadap orizenin, pati dan amilosa. Meski- lingan. Akan tetapi penggilingan pecah kulit
pun kandungan total protein dan pati tidak dari gabah pra-tanak lebih sulit disebabkan
mengalami perubahan, namun kelarutan pengerakan endosperm dan pelekatan aleuron
protein menurun. Penyimpanan pada suhu dan lembaga dengan endosperm. Dengan
tinggi (40 oC) meningkatkan ikatan disulfida menggunakan mikroskop elektron, Watson
dan rata-rata berat molekul orizenin. Di sisi dan Dimeman (1977) menun-jukkan bahwa
lain, berat molekul amilosa menurun dan pati dalam endosperm mengalami perubahan
amilopektin meningkat. Orizenin berinteraksi struktur, terutama pada lapisan luar.
dengan pati dengan ikatan dapat balik antara Sedangkan butiran protein dalam endosperm
amilopektin dan atau amilosa. Ikatan ini tampaknya tidak mengalami perubahan
menurun selama penyimpanan dan berhu- akibat proses pemasakan maupun pra-tanak.
bungan dengan kelekatan nasi setelah di- Dalam studi in vitro dan in vivo terlihat
masak. bahwa butiran protein beras pra-tanak
Beras coklat yang disimpan pada suhu mempunyai nilai cerna lebih rendah diban-
30 oC mengandung asam lemak bebas, karbo- dingkan beras giling tetapi dikompensasi
nil (jenuh dan tidak jenuh) dan heksanal yang dengan peningkatan nilai biologis.
lebih tinggi dari pada beras sosoh (Piggott et Walaupun beras pra-tanak mempunyai
al., 1991). Kandungan asam lemak bebas keunggulan dibandingkan dengan beras
yang relatif tinggi memungkinkan timbulnya giling biasa, antara lain mutu giling, mutu
bau tengik akibat oksidasi. tanak dan nilai gizinya, tetapi penduduk
Mutu tanak dan cita rasa nasi juga Indonesia kurang menyukai beras pra-tanak
dipengaruhi masa simpan. Penyimpanan karena mempunyai rasa nasi pera dan warna
akan meningkatkan pengembangan volume yang kurang putih. Sebaliknya penduduk
dan penyerapan air beras selama pemasakan India dan Pakistan sangat menyukai beras
dan menurunkan kandungan pati dan protein tersebut (Damarjati,1988).
terlarut. Nasi juga akan berkurang kelekatan Beras pra-tanak giling mempunyai
dan kelunakannya, kecuali pada ketan yang kecenderungan mengandung lebih tinggi

46
Sulistyo Prabowo Processing and its effect on physical, chemical properties and quality of rice

kadar komponen bukan pati. Hal ini mungkin dalam endosperm beras, butiran protein
disebabkan proses pra-tanak dapat mening- berperan sebagai penge-pak granula padi.
katkan kekerasan biji. Walaupun sebagian Makin tinggi protein maka beras makin
besar kan-dungan gizi dalam dedak tidak meningkat kekerasannya, juga makin tahan
berdifusi dalarn endosperm, proses pra-tanak terhadap gesekan selama penyosohan biji,
melekatkan dengan kuat komponen- sehingga endosperm yang tersosoh makin
komponen dari lapisan luar biji yang kaya rendah untuk waktu penyosohan yang sama.
gizi pada endosperm sehingga dapat mem- Dengan demikian, derajat putih biji makin
pertinggi nilai gizi beras (Bhattacharya, menurun. Dalam terigu, juga dilaporkan
1994). bahwa keke-rasan biji mempunyai hubungan
dengan kesinambungan matrik protein dan
Penggilingan
kekuatan protein yang membungkus granula-
Dalam penggilingan padi, proses granula pati (Damardjati dan Endang, 1991).
pertama adalah pemisahan sekam dari biji Penyusutan protein oleh penggilingan
beras yang tersusun atas perikarp, pem- lebih besar terjadi pada beras berprotein
bungkus biji, nuselus aleuron, dan endo- rendah. Pada beras berprotein tinggi, lapisan
sperm. Biji beras ini yang dikenal sebagai sub-aleuron mengandung protein yang ter-
beras pecah kulit, dan jarang Iangsung dikon- tinggi. Sebaliknya kadar pati akan meningkat
sumsi tetapi akan diproses lagi dengan dengan meningkatnya derajat giling.
penyosohan memisahkan bagian dedak untuk Penggilingan mempunyai pengaruh
menghasilkan beras giling yang dapat lang- terhadap komposisi beras, sebagian dengan
sung dimasak untuk disantap. me-nurunnya kandungan bukan pati dengan
Dalam penyosohan beras, lapisan de- makin ke tengahnya bagian dari biji. Lapisan
dak dan lembaga akan terpisah yang berarti terluar beras yang tersosoh selama peng-
pemisahan pula kandungan protein, lemak, gilingan merupakan bagian yang terpenting
vitamin dan mineral yang lebih terkon- dalam menentukan komposisi gizi biji.
sentrasi pada bagian tersebut. Bagian dedak Disamping menurunkan kadar Fitin-P juga
padi adalah sekitar 5-7 % dari berat beras menurunkan tiamin (vitamin B1) dan ribo-
pecah kulit. Istilah dedak (bran) umumnya flavin. Beras pecah kulit yang mengandung
digunakan dalam perdagangan yang dapat tiamin 3,97 µg/g dan riboflavin 0,49 pg/g,
dideskripsikan sebagai campuran dari bebe- setelah digiling hanya menjadi masing-
rapa jaringan botani: perikarp, kulit biji (seed masing 0.20 pg/g dan 0,19 pg/g dalam beras
coat), nuselus, lapisan aleuron, dan bagian giling. Pada beras pecah kulit yang mempu-
terluar endosperm. Bagian utama yang diper- nyai kadar protein 14 % setelah penggilingan
oleh dalam proses peng-gilingan padi adalah akan menghasilkan beras giling dengan kadar
beras giling atau beras sosoh yang tersusun protein 13,5 % (Damarjati, 1988).
dari bagian endosperm biji (Damardjati, Penggilingan mempunyai pengaruh
1988). terhadap komposisi kimia beras seperti
Kekerasan biji juga berperan penting lemak, mineral, tiamin, fosfat dan pigmen
dalam menentukan mutu biji yang diperoleh yang memang terkonsentrasi pada lapisan
dari proses penggilingan. Kekerasan biji luar, sebagian dengan menurunnya kandu-
terutama mencerminkan kekompakan kom- ngan bukan pati dengan makin ke tengahnya
ponen biji, khususnya granula padi. Hal ini bagian dari biji. Dengan demikian, lapisan
dibuktikan oleh adanya hubungan antara terluar beras yang tersosoh selama penggi-
kekerasan biji dengan kadar air (Damardjati lingan merupakan bagian yang terpenting
dan Endang, 1991), tingkat kematangan biji dalam menentukan komposisi gizi biji. Pada
dan kadar protein biji. Pada beras, kadar Lapisan terluar (dedak) mengan-dung lebih
protein mempunyai korelasi positif dengan tinggi kandungan gizi utama dari-pada dalam
rendemen beras kepala dan korelasi negatif endosperm (beras giling).
dengan derajat putih beras giling. Dapat Beberapa peneliti yang dirangkum
diduga bahwa hubungan ini terutama oleh Singh et al. (2000) menemukan perbe-
disebabkan oleh struktur protein beras yang daan yang nyata dalam bau nasi dan kuan-
sebagian besar berbentuk butiran protein. Di titas komponen volatil pada beras dengan

47
Jurnal Teknologi Pertanian 1(2) : 43-49, Maret 2006 ISSN 1858-2419

derajat giling yang beragam. Kemudian ketercernaan pati dipengaruhi oleh kandu-
dengan 10 % lapisan luar dihilangkan, maka ngan amilosanya. Perebusan dan pemasakan
hanya tersisa 13 % tiamin dalam beras sosoh. dengan tekanan hanya menyebabkan peru-
Selain itu diteliti juga kehilang-an mineral bahan kecil terhadap pati tahan cerna
selama penggilingan meliputi P 53-71 %, Ca (RS = resistant starch) dan polisakarida non-
57-96 % dan Mg 62-98 %. pati (NSP = non-starch polysaccharide) (Sa-
Kennedy dalam Damarjati (1988) telah gum dan Arcot, 2000).
melakukan penelitian terhadap sifat gizi dari
DAFTAR PUSTAKA
fraksi giling asal beras giling yang lewat
sosoh. Kandungan besi dan kalsium dalam Aibara S, Yamashita H, Ismail IA, Sekiyama
beras giling sangat rendah; rata-rata masing- F, Morita Y (1984) Post-harvest
masing 0,8 dan 24 mg 100 g-1. Sedangkan changes in the respiratory activity of
konsumsi yang dianjurkan adalah 10 dan 100 and ethanol accumulation in fresh rice
mg hari-1. Dengan demikian, penambahan grains. Agric Biol Chem 48:1293-1301
kalsium dalam menu dari sayuran dan susu Bhattacharya KR (1994) Parboiling of rice.
sangat dianjurkan. Dalam: Rice Chemistry and Techno-
Ketersediaan Gizi dari Beras logy. Edisi ke-2. Juliano BO (ed).
American Association of Cereal Che-
Apabila dibandingkan dengan reko-
mist St. Paul, Minnesota. USA
mendasi kebutuhan menu per hari untuk
wanita dewasa dan beras merupakan menu Chrastil J (1990) Protein-starch interactions
utama (2000 kal) maka beras pecah kulit in rice grains. Influence of storage on
dapat memberikan cukup untuk niasin, oryzenin and starch. J Agric Food
tiamin dan fosfor (masing-masing 200, 990, Chem 38: 1804-1809
dan 154 %). Protein hampir cukup yaitu Chrastil J (1992) Correlations between the
91 %, seng 61 %, tetapi kalsium dan physicochemical and functional pro-
riboflavin relatif rendah yaitu sekitar 23 %. perties of rice. J Agric Food Chem 40:
Sebaliknya, beras giling hanya dapat menye- 1683-1686.
diakan 50 % dari total kebutuhan protein,
niasin, dan fosfor (Kennedy, 1980). Dhaliwal YS, Sekhon KS, Nagi HPS (1991)
Sedangkan untuk laki-laki dewasa, Enzymatic activities and rheological
menu beras giling 3000 kal akan dapat properties of stored rice. Cereal Chem
mernenuhi kebutuhan protein 100 %, seng, 68(1): 18-21
niasin, besi, magnesium, dan piridoksin Damardjati DS (1988) Struktur kandungan
sekitar 50-75 %; tetapi untuk tiamin, kalsium gizi beras. Dalam: Padi, Buku 1.
dan riboflavin hanya terpenuhi kurang dari Ismunadji M, Partohardjono S, Syam
40 %. Demikian juga untuk diet laki-laki M, Widjono A (ed) Balitbang Perta-
muda, beras giling relatif cukup memenuhi nian. Puslitbang Tanaman Pangan.
kebutuhan protein, tetapi kurang dalam hal Bogor
vitamin dan mineral (Kennedy, 1980).
Damardjati DS, Endang YP (1991) Mutu
Mutu Nasi beras. Dalam: Padi, Buku 3. Soenardjo
Perdon et al. (1999) mempelajari pe- E, Damardjati DS, Syam M (ed).
ngaruh penyimpanan nasi pada beberapa Balitbang Pertanian. Puslitbang
suhu (-13, 3, 20 dan 36 oC) terhadap tekstur Tanaman Pangan. Bogor
dan derajat retrogradasi pati. Selama penyim- Daniels MJ, Marks BP, Siebenmorgen TJ,
panan pada suhu –13 dan 3 oC kekerasan nasi Mc New RW, Meullenet JF (1998)
meningkat, sementara kelekatannya menu- Effects of long-grain rough rice stora-
run. ge history on end-use quality. J Food
Proses pemasakan dengan panas me- Sci 63(5): 832-835.
ningkatkan ketercernaan protein dan pati.
Pemasakan dengan tekanan membuat pati Dillahunty AL, Siebenmorgen TJ, Mauro-
dan protein lebih mudah dicerna. Tingkat moustakos A (2001) Effect of tempe-

48
Sulistyo Prabowo Processing and its effect on physical, chemical properties and quality of rice

rature, exposure duration, and moisture Piggott JR, Morrison WR, Clyne J (1991)
content on color and viscosity of rice. Changes in lipids and in sensory
Cereal Chem 78(5): 559-563 attributes on storage of rice milled to
different degrees. J Food Sci and Tech
Juliano BO (1980) Properties of rice caryop-
26: 615-628.
sis. Dalam: Rice Production and Utili-
zation, BS Luh (Ed), AVI Publishing Ruiten HTL (1994) Rice milling: an over-
Company, Inc Westport Connecticut view. Dalam: Rice Chemistry and
USA. p 403-438. Technology edisi ke-3. Juliano BO
(ed). American Association of Cereal
Juliano BO (1994a) Production and utiliza-
Chemist St Paul Minnesota. USA
tion of rice. Dalam: Rice Chemistry
and Technology edisi ke-2, Juliano BO Sabularse VC, Liuzzo JA, Rao RM, Grodner
(ed), American Association of Cereal RM (1991) Cooking quality of brown
Chemist, St Paul Minnesota. USA. p 1 rice as Influenced by gamma irra-
– 16. diation, variety and storage. J Food Sci
56(1): 96-98.
Juliano BO (1994b) The rice and its gross
composition. Dalam: Rice Chemistry Sagum R, Arcot J (2000) Effect of domestic
and Technology. Edisi ke-2. Juliano processing methods on the starch, non-
BO (ed). American Association of starch plysaccharides and in vitro
Cereal Chemist St Paul Minnesota. starch and protein digestibility of three
USA. p 17 – 57. varieties of rice with varying levels of
amylose. Food Chem 70: 107-111.
Juliano BO (1994c) Rough rice storage.
Dalam: Rice Chemistry and Techno- Sahay MN, Gangopadhyay S (1985) Effect
logy. Edisi ke-2. Juliano BO (ed). of wet harvesting on biodeterioration
American Association of Cereal Che- of rice. Cereal Chem. 62: 80-83.
mist St Paul Minnesota. USA. p 265 –
Singh N, Singh H, Kaur K, Bakshi MS
287.
(2000) Relationship between the de-
Kennedy BM (1980) Nutritional quality of gree of milling, ash distribution pattern
rice endosperm. Dalam: Rice Produc- and conductivity in brown rice. Food
tion and Utilization. Luh BS (ed). AVI Chem 69: 147-151.
Publishing Company Inc Westport
Soemardi, Thahir R (1991) Penanganan pas-
Connecticut USA. p 439-468
ca panen padi.. Dalam: Padi, Buku 3.
Kunze OR, Calderwood DL (1994) Rough Soenardjo E, Damardjati DS, Syam M
rice drying. Dalam: Rice Chemistry (ed). Balitbang Pertanian. Puslitbang
and Technology. Edisi ke-2, Juliano Tanaman Pangan. Bogor.
BO (ed). American Association of Ce-
Watson CA, Dimeman E (1977) Structure of
real Chemist St Paul Minnesota. USA.
the rice grain shown by scanning
p 233 – 263
electron microscopy. Cereal Chem 54:
Perez CM, Juliano BO (1982) Texture cha- 120-130.
nges and storage of rice. J Texture
Wimberly JE (1983). Technical Handbook
Stud 12: 321-333
for the Paddy Rice Postharvest Indus-
try in Developing Countries. Int Rice
Res Inst Los Banos, Laguna, Philip-
pines.

49
PEDOMAN PENULISAN
Jurnal Teknologi Pertanian
Universitas Mulawarman
Pengiriman Ucapan Terima Kasih. Digunakan untuk
Jurnal Teknologi Pertanian Universitas menyebut-kan sumber dana penelitian dan untuk
Mulawarman menerima naskah berupa artikel hasil memberikan penghargaan kepada beberapa
penelitian dan ulas balik (review) yang belum institusi atau orang yang membantu dalam
pernah dipublikasikan pada majalah/jurnal lain. pelaksanaan penelitian dan atau penulisan
Penulis diminta mengirimkan tiga eksemplar laporan.
naskah asli beserta softcopy dalam disket yang Daftar Pustaka. Daftar Pustaka ditulis
ditulis dengan program Microsoft Word. Naskah memakai sistem nama tahun dan disusun secara
dan disket dikirimkan kepada: abjad. Beberapa contoh penulisan sumber acuan:
Jurnal
Editor Jurnal Teknologi Pertanian
Wang SS, Chiang WC, Zhao BL, Zheng X, Kim
d. a. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
IH (1991) Experimental analysis and
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultasd Pertanian
computer simulation of starch-water
Universitas Mulawarman
interaction. J Food Sci 56: 121-129.
Jalan Pasir Belengkong
Buku
Samarinda 75123
Charley H, Weaver C (1998) Food a Scientific
Approach. Prentice-Hall Inc USA
Format
Bab dalam Buku
Umum. Naskah diketik dua spasi pada kertas Gordon J, Davis E (1998) Water migration and food
A4 dengan tepi atas dan kiri 3 centimeter, kanan storage stability. Dalam: Food Storage
dan bawah 2 centimeter menggunakan huruf Stability. Taub I, Singh R. (eds.), CRC
Times New Roman 12 point, maksimum 12 Press LLC.
halaman. Setiap halaman diberi nomor secara
berururtan. Ulas balik ditulis sebagai naskah Abstrak
Rusmana I, Hadioetomo RS (1991) Bacillus
sinambung tanpa subjudul Bahan dan Metode,
Hasil dan Pembahasan. Selanjutnya susunan thuringiensis Berl. dari peternakan ulat
naskah dibuat sebagai berikut : sutra dan toksisitasnya. Abstrak
Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan
Judul. Pada halaman judul tuliskan judul,
Mikrobiologi Indonesia. Bogor 2-3 Des 1991
nama setiap penulis, nama dan alamat institusi
h A-26.
masing-masing penulis, dan catatan kaki yang
berisi nama, alamat, nomor telepon dan faks Prosiding
serta alamat E-mail jika ada dari corresponding Prabowo S, Zuheid N, Haryadi (2002) Aroma nasi:
author. Jika naskah ditulis dalam bahasa Perubahan setelah disimpan dalam wadah
Indonesia tuliskan judul dalam bahasa Indonesia dengan suhu terkendali. Dalam: Prosiding
diikuti judul dalam bahasa Inggris. Seminar Nasional PATPI. Malang 30-31
Abstrak. Abstrak ditulis dalam bahasa Juli 2002 h A48.
Inggris dengan judul "ABSTRACT" maksimum
250 kata. Kata kunci dengan judul "Key word" Skripsi/Tesis/Disertasi
ditulis dalam bahasa Inggris di bawah abstrak. Meliana B (1985) Pengaruh rasio udang dan tapioka
Pendahuluan. Berisi latar belakang dan terhadap sifat-sifat kerupuk udang. Skripsi
tujuan. Fakultas Teknologi Pertanian UGM
Bahan dan Metode. Berisi informasi teknis Yogyakarta.
sehingga percobaan dapat diulangi dengan teknik Informasi dari Internet
yang dikemukakan. Metode diuraikan secara Hansen L (1999) Non-target effects of Bt corn
lengkap jika metode yang digunakan adalah pollen on the Monarch butterfly
metode baru. (Lepidoptera: Danaidae).
Hasil. Berisi hanya hasil-hasil penelitian baik http://www.ent.iastate.edu/entsoc/ncb99/pr
yang disajikan dalam bentuk tubuh tulisan, tabel, og/abs/D81.html [21 Agu 1999].
maupun gambar. Foto dicetak hitam-putih pada
kertas licin berukuran setengah kartu pos. Bagi yang naskahnya dimuat, penulis dikenakan
Pembahasan. Berisi interpretasi dari hasil biaya Rp 75.000,00 (tujuh puluh lima ribu
penelitian yang diperoleh dan dikaitkan dengan rupiah).
hasil-hasil penelitian yang pernah dilaporkan Hal lain yang belum termasuk dalam petunjuk
(publikasi). penulisan ini dapat ditanyakan langsung kepada
REDAKSI JTP

Anda mungkin juga menyukai