Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA KONSEPTUAL

Mengacu pada definisi yang telah dijelaskan di atas bahwa penelitian ini ditujukan untuk
melihat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada suatu tempat di Surabaya.
Hal ini dituangkan dalam kerangka konseptual oleh peneliti.
Kerangka konseptual merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan keterkaitan antar
variabel, yaitu kebiasaan merokok seseorang dengan kejadian hipertensi. Kerangka konseptual atas
penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

KEJADIAN
JENIS
HIPERTENSI
ROKOK

JUMLAH
ROKOK

CARA
MENGHISAP MERK
ROKOK ROKOK

KETERANGAN :

VARIABEL INDEPENDENT

VARIABEL DEPENDENT
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
di Surabaya Barat

Hipertensi merupakan penyakit yang unik, karena mudah diseteksi tapi sering muncul
tanpa gejala yang jelas. Satu-satunya cara untuk megetahui apakah mengalami hipertensi yaitu
dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
Di zaman modern seperti sekarang ini hampir 1 miliar penduduk mengalami penyakit
tersebut, dan menjadi PR besar bagi kta semua untuk mewaspadai penyakit ini. Penelitian pun
menunjukkan, pada populsi normal saja diperkirakan satu dari empat orang mengalami
hipertensi dan belum lagi, yang mengalami ini akan bertambah seiring bertambahnya usia.
Hipertensi adalah penyakit kronis yang dapat merusak organ tubuh seperti jantung, otak, ginjal
bahkan jika mengalami stroke hal ini dapat melumpuhkan tubuh.Penderitanya mengalami
pusing, mual, mimisan.Namun pada sebagian besar, justru muncul tanpa keluhan, sehingga
penyakit ini dapat dikatakan sebagai the silent killer.
Maka untuk mencegah dan mengatasi hipertensi atau di Indonesia dikenal dengan
istilah darah tinggi, sebaiknya kita perlu memahami penyakit ini dan perlu juga tahu
bagaimana cara untuk mencegahnya dan mengatasi hipertensi baik dari segi makanan,
lingkungan, aktivitas, dengan kata lain gaya hidup (life style) yang sehat sehingga menunjang
bagi kehidupan kita menjadi lebih baik lagi.
Pemikiran modern tentang sistem kardiovaskuler dimulai dengan karya dokter William
Harvey (1578–1657). Harvey menjelaskan tentang sirkulasi darah di dalam bukunya yang
berjudul De otu ordis (Pergerakan Jantung dan Darah). Seorang pendeta Inggris Stephen Hales
membuat publikasi pertama mengenai pengukuran tekanan darah pada tahun 1733. Deskripsi
hipertensi sebagai suatu penyakit datang dari dikemukakan olehThomas Young pada tahun
1808 dan Richard Bright pada tahun 1836. Laporan pertama tentang tekanan darah yang
meningkat pada seseorang tanpa bukti adanya penyakit ginjal dibuat oleh Frederick Akbar
Mahomed (1849–1884). Namun, hipertensi sebagai sebuah entitas klinis baru muncul pada
1896 dengan ditemukannya sfigmomanometermenggunakan manset oleh Scipione Riva-Rocci
pada 1896. Dengan penemuan ini, pengukuran tekanan darah dapat dilakukan di klinik. Pada
1905, Nikolai Korotkoff mengembangkan teknik tersebut dengan mendeskripsikan bunyi
Korotkoff yang terdengar saat arteri diauskultasi dengan stetoskop pada saat manset
sfigmomanometer dikempiskan.
Menurut sejarah, pengobatan yang dsebut "penyakit nadi keras (hard pulse disease)"
terdiri dari penurunan jumlah darah melalui pengeluaran darah atau penggunaan lintah. Yellow
Emperor dari Cina, Cornelius Celsus, Galen, dan Hippocrates menyarankan pengeluaran darah.
Pada abad ke-19 dan ke-20, sebelum adanya terapi farmakologi yang efektif untuk hipertensi,
digunakan tiga modalitas pengobatan, semuanya dengan berbagai efek samping. Modalitas ini
mencakup pembatasan ketat konsumsi natrium (contohnya, diet nasi), simpatektomi (ablasi
bedah pada bagian sistem saraf simpatis), dan terapi pirogen (penyuntikan zat yang
menyebabkan demam, secara tidak langsung menurunkan tekanan darah).
Zat kimia pertama untuk hipertensi yaitunatrium tiosianat, digunakan pada 1900 namun
memiliki banyak efek samping dan kurang disukai.Beberapa jenis obat lainnya dikembangkan
setelah Perang Dunia Kedua. Yang paling disukai dan cukup efektif adalah tetrametilamonium
klorida dan turunannya heksametonium, hidralazin, dan reserpin (turunan dari tumbuhan obat
Rauwolfia serpentina).
Terobosan besar dicapai dengan penemuan obat oral pertama yang dapat ditoleransi
dengan baik. Yang pertama klorotiazid, diuretiktiazid pertama, yang dikembangkan dari
antibiotik sulfanilamid dan mulai tersedia pada 1958. Obat ini meningkatkan ekskresi garam
dan mencegah akumulasi cairan. Uji klinik acak terkontrol yang disponsori oleh Veterans
Administration membandingkan hidroklorotiazid plus reserpin plus hidralazin versus plasebo.
Penelitian ini dihentikan lebih awal karena pada kelompok tekanan darah tinggi yang tidak
mendapatkan pengobatan terjadi lebih banyak komplikasi dibandingkan pasien yang diobati,
dan dirasakan tidak etis untuk tidak memberikan pengobatan kepada mereka. Penelitian
tersebut dilanjutkan pada kelompok pasien dengan tekanan darah yang lebih rendah dan
menunjukkan bahwa bahkan pada pasien dengan hipertensi ringan, pengobatan dapat
mengurangi hampir lebih dari setengah risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.Pada
1975, LaskerSpecial Public Health Award diberikan kepada tim yang telah mengembangkan
klorotiazid. Hasil penelitian ini mendorong kampanye kesehatan masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran terhadap hipertensi dan mempromosikan pengukuran dan pengobatan
tekanan darah tinggi. Pengukuran ini tampaknya telah memegang sebagian peranan dalam
penurunan angka stroke dan penyakit jantung iskemik sebesar 50% antara 1972 dan 1994
Definisi dan Klasifikasi Hipertensi
Tekanan darah atau hipertensi adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap
pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah.
Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh
darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah (Ronny et al,
2010).
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi
arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini
menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah
melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik,
tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut
(diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas)
100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila
terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Rokok
Lebih dari 70.000 publikasi hasil penelitian medis yang membuktikan pengaruh buruk akibat
rokok. Dari data di Indonesia, sebagian besar perokok berasal dari kalangan penduduk miskin.
Secara tidak disadari, keluarga miskin meningkatkan alokasi anggaran untuk rokok yang
mengakibatkan anggaran untuk makanan pokok harus dikurangi. Bila dalam keluarga semacam
ini terdapat anak kelompok balita, akan mengakibatkan kebutuhan gizi yang kurang sehingga
dapat menyebabkan penyakit busung lapar.
Sudah merupakan kesepakatan masyarakat dunia untuk membuat Perjanjian Internasional
dalam pengendalian rokok, yang dimulai oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara
sistematik sejak tahun 1999 dan perumusannya selesai tahun 2003. Indonesia termasuk negara
yang aktif memberikan sumbangan pikiran yang melahirkan Framework Convention on
Tobacco Control (FCTC). Namun Indonesia tidak bersedia menandatanganinya pada tahun
2003 oleh karena pemerintah menganggap Indonesia belum siap.
Menurut Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)-WHO, produk tembakau adalah
produk yang dibuat dengan menggunakan seluruh atau sebagian dari daun tembakau sebagai
bahan dasar yang diproduksi untuk digunakan sebagai rokok yang dikonsumsi dengan cara
dihisap, dikunyah, atau disedot. Produk tembakau ksususnya rokok dapat berbentuk sigaret,
kretek, cerutu, lintingan, menggunakan pipa, tembakau yang disedot, dan tembakau tanpa asap.

Anda mungkin juga menyukai