Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) PADA

MATA KULIAH SISTEMATIKA HEWAN

Fajar Adinugraha

Prodi Pendidikan Biologi FKIP, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta


Corresponding author: fadinugraha@yahoo.co.id, fajar.adinugraha@uki.ac.id

Abstract

The research objective is to describe the Jelajah Alam Sekitar (JAS) approach in Sistematika Hewan. It also
to know the students ' respond of learning with the Jelajah Alam Sekitar (JAS) approach. Beside that, the
research objective is to know the students' interest to the Jelajah Alam Sekitar (JAS) approach. The research
is a descriptive quantitative study which uses survey and literature study method. The learning activities with
the Jelajah Alam Sekitar (JAS) approach in Sistematika hewan are 1) group discussion, 2) field study, 3)
practicum, 4) instructional games, 5) lecturing method, 6) project/ task giving, 7) final exam / test, and 8)
practical responses. The students' response to learning by the Jelajah Alam Sekitar (JAS) approach is 89%
in good category (good and very good). Students' interest with the Jelajah Alam Sekitar (JAS) approach is
96% in interest category (interest and very interest).

Keywords: Jelajah Alam Sekiar (JAS), learning approach, students’ response, students’ interest

PENDAHULUAN pembelajaran yang secara komprehensif


Mata kuliah Sistematika Hewan memadukan pendekatan eksplorasi dan
merupakan salah satu mata kuliah yang evaluasi di mana mengandung
wajib diambil oleh mahasiswa pembelajaran yang menyenangkan
Pendidikan Biologi di Universitas (Santika, 2017). Senada dengan hal ini,
Kristen Indonesia (UKI). Mata kuliah ini Winarni (2013) dalam Samitra (2016)
ditempuh 3 sks setiap pertemuannya. menyatakan bahwa Pendekatan Jelajah
Mata kuliah ini mempelajari sistem Alam Sekitar (JAS) merupakan
klasifikasi hewan dari phylum (tingkatan pendekatan pembelajaran yang didalam
tertinggi pada kingdom hewan) hingga kegiatannya memanfaatkan objek
spesies (tingkatan terendah pada khususnya lingkungan sekitar secara
kingdom hewan). Phylum yang langsung melalui kegiatan pengamatan,
dipelajari mulai dari invertebrata diskusi dan laporan hasil. Oleh karena
(porifera) hingga vertebrata (chordata). itu, pendekatan JAS ini sesuai diterapkan
Kegiatan pembelajaran pada mata pada mata kuliah Sistematika Hewan.
kuliah sistematika hewan ini Hal ini karena pendekatan Jelajah Alam
menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) memiliki prinsip-prinsip
Sekitar (JAS). Pendekatan Jelajah Alam antara lain: 1) eksplorasi, 2)
Sekitar merupakan pendekatan konstruktivsme, 3) proses sains, 4)

598
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 3, November 2018

learning community, 5) bioedutainment, kurikulum berbasis KKNI mengharuskan


dan 6) asesmen autentik (Alimah, 2016). setiap dosen tidak melaksanakan
Dalam mempelajari klasifikasi pengajaran, akan tetapi diganti dengan
hewan, mahasiswa perlu melakukan pembelajaran. Dengan kurikulum
pengamatan (eksplorasi) dalam sebuah berbasis KKNI, pembelajaran akan
kelompok yang didukung suasana yang menghasilkan pembentukan sikap,
menyenangkan. Eksplorasi yang pengetahuan, keterampilan umum dan
dimaksud bukan berarti dalam keterampilan khusus bagi mahasiswa.
pelaksanaanya selalu melakukan Selanjutnya, menurut Suteja (2017),
pengamatan di luar kelas tetapi bisa kurikulum berbasis KKNI, merupakan
melalui teknologi seperti internet atau sebuah desain kurikulum yang sangat
sumber lain. Mata kuliah Sistematika relevan diterapkan di perguruan tinggi
Hewan temasuk mata kuliah yang cukup khususnya dalam tataran tingkat prodi
sulit. Berdasarkan penelitian Subagja dalam rangka menyiapkan SDM yang
(2005), mahasiswa berpendapat bahwa unggul dan berdaya saing di dunia kerja.
1) mata kuliah taksonomi (sistematika) Selanjutnya, agar kurikulum di
kurang menyenangkan atau bahkan perguruan tinggi dapat terlaksana dengan
membosankan, 2) taksonomi optimal, dibutuhkan berbagai model dan
(sistematika) merupakan ilmu yang cara mengajar yang berbasis Student
mandeg (kurang berkembang), 3) Centered Learning bukan lagi Teacher
mahasiswa belum dapat memperoleh Centered Learning.
manfaat dari belajar taksonomi Berdasarkan paparan di atas, maka
(sistematika). Selain itu, mempelajari penulisan artikel ini bertujuan untuk 1)
spesies dalam klasifikasi hewan menjadi mendeskripsikan bentuk pendekatan
sesuatu hal yang baru bagi beberapa Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada mata
mahasiswa. Umumnya, mahasiswa kuliah Sistematika Hewan, 2)
hanya mengenal beberapa spesies saja mengetahui penilaian mahasiswa
yang ada di sekitar tempat tinggal terhadap pembelajaran dengan
mahasiswa. pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada mata kuliah Sistematika Hewan,
(JAS) ini sejalan dengan kurikulum dan 3) mengetahui minat mahasiswa
sarjana berbasis KKNI di Perguruan terhadap pendekatan Jelajah Alam
Tinggi. Menurut Maba (2016),

599
ISSN e-journal 2579-7557
Adinugraha Fajar: PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) PADA MATA KULIAH
SISTEMATIKA HEWAN

Sekitar (JAS) pada mata kuliah semester genap 2017/2018. Terdapat 2


Sistematika Hewan. (dua) rombongan belajar (rombel) yaitu
rombel 1 (semester IV) dengan jumlah
METODE PENELITIAN 20 mahasiswa dan rombel 2 (semester II)
Metode dengan jumlah 11 mahasiswa.
Metode penelitian dalam penelitian Teknik pengumpulan dan analisis
data
ini adalah deskriptif kuantitatif. Jenis
1. Data deskripsi bentuk pendekatan
penelitian ini merupakan penelitian Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada
mata kuliah Sistematika Hewan.
deskriptif yang menggunakan metode
Pengambilan data ini melaui
studi pustaka dan survei. Menurut
observasi kegiatan pembelajaran yang
Siregar (2011), penelitian deskriptif
dilakukan dengan menggunakan
adalah penelitian yang dilakukan untuk
pendekatan Jelajah Alam Sekitar selama
mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu semester. Kemudian, data tersebut
satu variabel atau lebih (independent)
dilakukan analisis dengan
tanpa membuat perbandingan, atau
mendeskripsikan kegiatan pembelajaran
penghubungan dengan variabel yang lain.
yang dihubungkan dengan prinsip-
Penelitian dilakukan di bulan Februari –
prinsip pendekatan Jelajah Alam Sekitar
Juni 2018 pada semester genap tahun
(JAS).
ajaran 2017/2018.
2. Data tanggapan mahasiswa
Populasi dan sampel terhadap pendekatan Jelajah
Alam Sekitar (JAS) pada mata
Populasi dalam penelitian ini
kuliah Sistematika Hewan.
adalah 63 mahasiswa program studi Pengambilan data ini menggunakan
Pendidikan Biologi, Universitas Kristen kuesioner yang diberikan kepada
Indonesia. Teknik pengambilan sampel mahasiswa setelah kegiatan
dalam penelitian ini adalah non pembelajaran berakhir di semester
probability sampling dengan teknik genap. Pengisian kuesioner dilakukan
sampling purposive. Sampling puposive, dengan mengisi melalui formulir daring
adalah teknik menentukan sampel dengan alamat
dengan pertimbangan tertentu sesuai http://gg.gg/angketsistematikahewan.

dengan tujuan yang dikehendaki. Pengisian kuesioner dilakukan pada


Sampel yang digunakan adalah 31 tanggal 25 Mei hingga 20 Juni 2018.
mahasiswa rombongan belajar (rombel) Kuesioner ini memuat 6 (enam)
mata kuliah Sistematika Hewan pada indikator dengan 48 butir pertanyaan

600
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 3, November 2018

yang disajikan pada tabel 1. Data Data kemudian ditabulasi dan


kemudian ditabulasi dan dianalisis dianalisis menggunakan kriteria sebagai
menggunakan kriteria sebagai berikut. berikut.
Kriteria: Kriteria
204 ≤ X ≤ 240 = sangat baik 55 ≤ X ≤ 65 = sangat minat
165 ≤ X ≤ 203 = baik 44 ≤ X ≤ 54 = minat
126 ≤ X ≤ 164 = cukup 33 ≤ X ≤ 43 = cukup
87 ≤ X ≤ 125 = kurang 22 ≤ X ≤ 32 = kurang minat
48 ≤ X ≤ 86 = buruk 13 ≤ X ≤ 21 = tidak minat
Tabel 1. Indikator pertanyaan kuesioner
pendekatan JAS pada mata kuliah
sistematika hewan HASIL DAN PEMBAHASAN
No Indikator Jumlah A. Deskripsi bentuk pendekatan
pertanyaan
Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada
1. Eksplorasi 6
mata kuliah Sistematika Hewan
2. Konstruktivisme 6
3. Proses sains 10
Tujuan pembelajaran pada mata
4. Learning 6 kuliah Sistematika Hewan antara lain: 1)
community
5. Bioedutainment 11 mahasiswa memiliki keterampilan dalam
6. Asesmen 9 pengelompokan hewan, 2) mahasiswa
autentik
dapat mengembangkan ketelitian,
3. Data minat mahasiswa terhadap kecermatan dan komunikasi ilmiah serta
pendekatan Jelajah Alam Sekitar kemampuan bekerja dalam bidang
(JAS) pada mata kuliah
Sistematika Hewan. taksonomi hewan, 3) mahasiswa dapat
Pengambilan data ini juga diberikan menerapkan konsep taksonomi hewan
setelah kegiatan pembelajaran dalam penelitian taksonomi, dan 4)
sistematika hewan selesai dilakukan di mahasiswa mampu mendeskripsikan
akhir semester genap. Data ini bertujuan karakteristik taksonomi hewan vertebrata
untuk melihat minat mahasiswa dalam dan invertebrata
mengikuti mata kuliah sistematika Kegiatan pembelajaran
hewan selama satu semester. Kuesioner berlangsung sebanyak 16 kali pertemuan
ini berisi 13 pernyataan yang dengan 3 sks setiap pertemuan. Kegiatan
pengisiannya dilakukan secara daring pembelajaran ini menggunakan
melalui formulir di alamat pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS).
http://gg.gg/angketsistematikahewan.
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)
memiliki 6 (enam) prinsip yaitu 1)

601
ISSN e-journal 2579-7557
Adinugraha Fajar: PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) PADA MATA KULIAH
SISTEMATIKA HEWAN

eksplorasi, 2) konstruktivisme, 3) lembar kerja dan materi ajar. Mahasiswa


proses sains, 4) learning community, 5) dalam kelompok kecil (3-4 anggota)
bioedutainment, dan 6) asesmen melakukan diskusi sesuai materi yang
autentik. Pelaksanaan kegiatan ditetapkan. Waktu diskusi bervariasi
pembelajaran Sistematika Hewan antara 30-45 menit. Diskusi kelompok
disajikan pada tabel 2. ini dipandu dengan materi ajar yang
Diskusi kelompok dalam sudah diberikan oleh dosen di awal
pembelajaran dilakukan dengan panduan perkuliahan.

Tabel 2. Kegiatan pembelajaran Sistematika Hewan dengan pendekatan JAS


No Kegiatan pembelajaran Prinsip Jelajah Alam Sekitar (JAS)
1. Diskusi kelompok eksplorasi, konstruktivisme, proses sains,
learning community, bioedutainment, asesmen
autentik
2. Kuliah lapangan eksplorasi, konstruktivisme, proses sains,
learning community, bioedutainment, asesmen
autentik
3. Praktikum eksplorasi, konstruktivisme, proses sains,
learning community, asesmen autentik
4. Game pembelajaran learning community, bioedutainment,
5. Metode ceramah konstruktivisme, proses sains.
6. Pemberian proyek/tugas eksplorasi, konstruktivisme, proses sains,
learning community, asesmen autentik
7. Ujian Akhir Semester/ tes tertulis asesmen autentik
8. Responsi praktikum asesmen autentik

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)


Gambar 1. Dokumentasi beberapa kegiatan pembelajaran Sistematika Hewan: (a) diskusi
kelompok, (b) kuliah lapangan, (c) praktikum, (d) game, (e) pemberian proyek, (f)
responsi praktikum. Sumber foto: dokumen pribadi

602
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 3, November 2018

Proses diskusi meliputi tahapan antara melakukan pengamatan langsung di


lain: pengamatan, pengumpulan data, habitatnya.
elaborasi, dan komunikasi (gambar 1.a). Kegiatan kuliah lapangan ini
Kegiatan diskusi kelompok ini selaras selaras dengan prinsip pendekatan JAS
dengan prinsip pendekatan JAS yaitu yaitu eksplorasi, konstruktivisme, proses
eksplorasi, konstruktivisme, proses sains, learning community,
sains, learning community, bioedutainment, dan asesmen autentik.
bioedutainment, dan asesmen autentik. Kuliah lapangan akan membuat
Pembelajaran menggunakan pembelajaran menjadi lebih bermakna
metode diskusi kelompok akan memicu dan menyenangkan. Hal ini karena
mahasiswa untuk mengemukakan mahasiswa terlibat langsung dalam
pendapatnya sebagai tanggapan atas mengaplikasikan teori yang dipelajari di
masalah-masalah yang ada serta kampus dan akan terekam dalam memori
merangsang kreativitas berfikir dan mahasiswa. Selain itu, kegiatan di luar
aktivitas (Damayanti, 2013). Selain itu, kelas akan membuat mahasiswa tidak
menurut penelitian Susanti (2016), jenuh. Menurut penelitian Ibrahim
metode diskusi kelompok dapat (2017), mahasiswa memberikan respon
meningkatkan kemampuan berbicara positif terhadap program kuliah lapangan
secara individual dan klasikal. karena dapat meningkatkan
Kuliah lapangan dilakukan secara kebermaknaan proses pembelajaran dan
integrasi dengan mata kuliah lain seperti efektifitas pelaksanaan kuliah lapangan.
ekologi dan taksonomi tumbuhan. Praktikum pada Sistematika
Kuliah lapangan dilakukan di Pulau Hewan adalah praktikum terintegrasi
Harapan, Kepulauan Seribu pada bulan dengan teori (gambar 1.c). Maksudnya
Maret 2018 (gambar 1.b). Kegiatan ini adalah mahasiswa melakukan praktikum
dilakukan dengan mengamati hewan di setelah mempelajari teori yang sudah
pantai dan di laut seperti porifera, diberikan. Kegiatan praktikum ini
coelenterata (koral), crustacea, penyu, memiliki kendala antara lain: kondisi
dan sebagainya. Dengan mengikuti ruangan laboratorium yang kurang
kuliah lapangan ini, pengetahuan memadai dan jumlah awetan hewan yang
mahasiswa mengenai hewan menjadi kurang lengkap. Namun, hal ini bisa
bertambah. Hal ini karena mahasiswa diatasi dengan melakukan kuliah
lapangan dan mencari sumber dari
603
ISSN e-journal 2579-7557
Adinugraha Fajar: PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) PADA MATA KULIAH
SISTEMATIKA HEWAN

internet untuk pengamatan. Tentunya, proses keilmuan, keterampilan berkarya,


mahasiswa melakukan pelaporan kerjasama, permainan yang mendidik,
praktikum di akhir semester sebagai kompetisi, tantangan, dan sportifitas
bentuk portofolio (asesmen). yang semuanya dikemas dalam bentuk
Praktikum merupakan salah satu yang menghibur sekaligus
cara dalam merubah pembelajaran menyenangkan. Bentuk strategi
biologi yang minds on ke dalam bioedutainment didasarkan pada teori
pembelajaran yang hands on pembelajaran meaningful learning dan
(Erwinsyah, 2016). Kegiatan praktikum quantum learning.
selain mengandalkan otak (minds on) Kegiatan metode ceramah tetap
tetapi juga akan lebih mengaktifkan dilakukan dalam mata kuliah ini
keterampilan/ psikomotorik (hands on). meskipun durasinya sekitar 30-60 menit.
Kegiatan praktikum ini selaras dengan Menurut penulis hal ini tetap dilakukan
prinsip pendekatan JAS yaitu eksplorasi, dengan alasan bahwa sebagai bentuk
konstruktivisme, proses sains, learning penguatan terhadap teori atau konsep
community, dan asesmen autentik. yang harus benar-benar dipahami
Kegiatan game pembelajaran mahasiswa sehingga tidak terjadi
dilakukan untuk membuat suasana ruang miskonsepsi. Metode ceramah bukanlah
kelas menjadi menyenangkan dan tidak hal yang buruk tergantung bagaimana
jenuh. Game pembelajaran ini berupa penceramah (dosen) melakukan dengan
crossword dan kartu animalia (gambar menarik dan tidak membosankan. Selain
1.d). Game pembelajaran ini termasuk itu menurut penulis, mahasiswa perlu
dalam bioedutainment. Kegiatan game dilatih untuk belajar mendengarkan
pembelajaran ini selaras dengan prinsip orang berbicara. Metode ceramah juga
pendekatan JAS yaitu learning termasuk proses sains, meskipun tidak
community dan bioedutainment. semua komponen proses sains terdapat
Menurut Alimah (2014), dalam metode ceramah.
pengertian strategi pembelajaran Menurut Pasaribu (2012), metode
bioedutainment adalah sebagai strategi ceramah memiliki kelebihan antar lain:
pembelajaran pengetahuan lingkungan 1) suasana kelas berjalan dengan tenang,
yang menghibur dan menyenangkan. 2) tidak membutuhkan banyak tenaga
Pada strategi bioedutainment ini dan waktu, 3) melatih pelajar
terkandung unsur pembelajaran ilmu, (mahasiswa) untuk menggunakan
604
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 3, November 2018

pendengaran dengan baik, 4) lebih memiliki kemampuan kognitif yang


fleksibel dalam penggunaan waktu dan baik.
materi ajar. Kegiatan ceramah ini selaras Selain itu, ujian atau tes tertulis ini
dengan prinsip pendekatan JAS yaitu mengajarkan kepada mahasiswa untuk
learning community dan bioedutainment. berperilaku jujur dan percaya diri pada
Selanjutnya, proyek yang kemampuan diri sendiri. Menurut Afifah
diberikan kepada mahasiswa adalah (2017), mengatakan bahwa Ujian Akhir
membuat awetan basah dari hewan yang Semester dapat digunakan sebagai uji
sudah ditentukan (gambar 1.e). Selain kemampuan, pengetahuan, dan
sebagai tugas, hal ini dilakukan sebagai kejujuran. Meskipun demikian, penilaian
bentuk solusi terhadap ketersediaan hasil belajar pada mata kuliah ini bukan
awetan yang kurang lengkap di hanya dari nilai tes tertulis saja. Kegiatan
laboratorium sehinggak kegiatan ujian tertulis ini selaras dengan prinsip
praktikum dapat berjalan dengan baik. pendekatan JAS yaitu asesmen autentik.
Kegiatan pemberian proyek/tugas ini Kegiatan responsi praktikum pada
selaras dengan prinsip pendekatan JAS mata kuliah ini merupakan kegiatan
yaitu eksplorasi, konstruktivisme, proses tanya jawab setelah semua praktikum
sains, learning community, asesmen dilaksanakan (gambar 1.f). Mahasiswa
autentik. Menurut penelitian Adinugraha bergiliran menjawab pertanyaan seputar
(2012) mengatakan bahwa model sistematika hewan yang terdapat di meja,
pembelajaran berbasis proyek di mana di meja tersebut terdapat awetan
memberikan pengaruh terhadap sikap hewan basah dan taksidermi (awetan
ilmiah. Selain itu, di dalam pemberian hewan yang dikeringkan). Hal ini
proyek akan muncul keterampilan proses bertujuan sebagai alat evaluasi terhadap
sains dalam diri mahasiswa. kemampuan praktikum mahasiswa.
Kegiatan ujian atau tes tertulis. Kegiatan responsi praktikum ini selaras
Kegiatan ini masih dilakukan sebagai dengan prinsip pendekatan JAS yaitu
bentuk untuk mengukur kemampuan asesmen autentik.
kognitif mahasiswa. Hal ini penting B. Tanggapan mahasiswa terhadap
pendekatan Jelajah Alam Sekitar
dilakukan mengingat mahasiswa yang
(JAS) pada mata kuliah
mengambil mata kuliah ini dipersiapkan Sistematika Hewan
Setelah perkuliahan berjalan
untuk menjadi seorang guru. Sungguh
selama 16 pertemuan, mahasiswa
disayangkan apabila calon guru tidak
605
ISSN e-journal 2579-7557
Adinugraha Fajar: PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) PADA MATA KULIAH
SISTEMATIKA HEWAN

mengisi kuesioner secara daring. dengan praktikum. Hal ini karena


Pengisian kuesioner ini bertujuan untuk laboratorium yang dimiliki hanya satu
mengetahui gambaran pelaksanaan ruangan. Selain itu, ukuran laboratorium
kegiatan pembelajaran Sistematika kurang memadai dan jadwal penggunaan
Hewan dengan menggunakan bertabrakan dengan mata kuliah lain.
pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Namun, masalah ini sudah diatasi
Hal ini dirasa perlu karena dapat dengan adanya laboratorium baru dan
digunakan sebagai penilaian terhadap akan terus diupayakan untuk menambah
kegiatan pembelajaran apakah sesuai jumlah laboratorium dan awetan. Hal ini
dengan prinsip Jelajah Alam Sekitar atau dimaksudkan agar mahasiswa dapat
tidak. Selain itu, juga sebagai evaluasi melakukan kegiatan eksplorasi dengan
untuk perbaikan pembelajaran di maksimal sehingga proses sains bisa
semester berikutnya. berjalan dengan baik. Kekurangan ini
Berdasarkan data, dari 31 juga diatasi dengan melakukan kegiatan
responden hanya 27 responden yang kuliah lapangan sehinga mahasiswa
menjawab lewat formulir daring. dapat melakukan praktikum di habitat
Menurut penulis, formulir daring hewan dan langsung melihat
memang memiliki kelemahan yaitu tidak interaksinya.
semua responden akan mengisi dengan Tabel 2. Tanggapan mahasiswa terhadap
pembelajaran Sistematika Hewan
tepat waktu. Namun, data yang dengan pendekatan JAS per
terkumpul sekitar 87% sehingga indikator
No Indikator Rata-rata
mencukupi untuk digunakan sebagai skor
1. Eksplorasi 3,33
gambaran. Pertanyaan kuesioner ini
2. Konstruktivisme 4,11
memiliki skala 1 – 5 dengan kriteria 3. Proses sains 3,67
4. Learning community 4,08
sangat baik, baik, cukup, kurang, dan 5. Bioedutainment 4,12
buruk. Data mengenai tanggapan 6. Asesmen autentik 4,13

mahasiswa terhadap pembelajaran


Penilaian mahasiswa terhadap
Sistematika Hewan per indikator dapat
indikator konstruktivisme, learning
dilihat pada tabel 2 dan gambar 2.
community, bioedutainment, dan
Kegiatan eksplorasi dan proses
asesmen autentik berada pada kriteria
sains mendapatkan penilaian kategori
baik yaitu dengan rata-rata 4. Data
cukup oleh mahasiswa. Kegiatan
disajikan pada tabel 2 dan gambar 2.
eksplorasi dan proses sains berkaitan
606
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 3, November 2018

Gambar 2. Grafik tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran Sistematika


Hewan dengan pendekatan JAS per indikator.

Berdasarkan data secara tidak langsung yaitu dengan


keseluruhan, responden (mahasiswa) menggunakan media; 2) selalu ada
memberikan tanggapan yang baik kegiatan berupa peramalan (prediksi),
terhadap pelaksanaan pembelajaran pengamatan, dan penjelasan; 3) terdapat
dengan presentase sebesar 89% (baik laporan untuk dikomunikasikan baik
63% dan sangat baik 26%). Sekitar 11% secara lisan, tulisan, gambar, foto atau
responden mengatakan bahwa audiovisual; dan 4) dirancang
pelaksanaan pembelajaran dengan menyenangkan sehingga akan
pendekatan JAS adalah cukup baik. Data menimbulkan minat untuk belajar lebih
tanggapan mahasiswa terhadap lanjut (Alvitasari, 2016).
pembelajaran Sistematika Hewan dapat Hasil penelitian ini juga dijadikan
dilihat pada tabel 3. sebagai evaluasi kegiatan pembelajaran.
Tabel 3. Tanggapan mahasiswa terhadap Hal ini karena pelaksanaan pada mata
pembelajaran Sistematika Hewan
dengan pendekatan JAS kuliah sistematika hewan masih terdapat
No Indikator Jumlah kekurangan yang akan terus diperbaiki
responden
1. Sangat baik 7 untuk tahun berikutnya. Diagram
2. Baik 17
tanggapan mahasiswa terhadap
3. Cukup 3
Selain enam indikator di atas, hal pembelajaran Sistematika Hewan dengan
yang menjadi ciri khas pendekatan JAS pendekatan JAS disajikan pada gambar
antara lain: 1) selalu dikaitkan dengan 3.
alam sekitar secara langsung maupun
607
ISSN e-journal 2579-7557
Adinugraha Fajar: PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) PADA MATA KULIAH
SISTEMATIKA HEWAN

(a) (b)
Gambar 3. Diagram tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran Sistematika Hewan dengan
pendekatan JAS secara umum (a), dan diagram minat mahasiswa mahasiswa terhadap
pembelajaran Sistematika Hewan dengan pendekatan JAS (b).

C. Minat mahasiswa terhadap mata kuliah Sistematika Hewan adalah


kuliah Sistematika Hewan dengan
sebesar 96% (yaitu terdiri dari 22%
pendekatan Jelajah Alam Sekitar
(JAS). sangat minat dan 74% minat). Terdapat
Minat belajar mahasiswa
sekitar 4% mahasiswa mengatakan
merupakan salah satu faktor yang
cukup minat terhadap mata kuliah
mempengaruhi proses pembelajaran.
Sistematika Hewan. Rekapitulasi data
Apabila mahasiswa sudah tidak memiliki
minat mahasiswa disajikan pada tabel 4.
minat untuk mengikuti pembelajaran, Tabel 3. Tanggapan mahasiswa terhadap
maka akan berakibat pada aktivitas pembelajaran Sistematika Hewan
dengan pendekatan JAS
belajar dan hasil belajar. Oleh karena itu, No Indikator Jumlah
diharapkan dengan menggunakan responden
1. Sangat minat 6
pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS), 2. Minat 20
3. Cukup 1
mahasiswa memiliki minat yang tinggi
dalam mengikuti pembelajaran
Menurut Djaali (2007) dalam
Sistematika Hewan.
Jirana (2015), minat seseorang terhadap
Responden mengisi kuesioner
suatu obyek akan membawa suatu
yang berisi 13 pertanyaan dengan skala 1
kecenderungan untuk bergaul lebih dekat
sampai 5. Kemudian, data dikategorikan
dengan obyek yang diminatinya.
dari kategori tidak minat hingga sangat
Kenyataan ini berlaku dalam belajar
minat. Berdasarkan data, mahasiswa
ketika mahasiswa memiliki minat
yang memiliki minat terhadap mata
yang besar terhadap mata kuliah
608
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 3, November 2018

biologi, maka secara otomatis kelompok, 2) kuliah lapangan, 3)


mahasiswa dapat berperan aktif dalam praktikum, 4) game pembelajaran, 5)
pembelajaran biologi, baik secara metode ceramah, 6) pemberian
tindakan maupun secara mental. proyek/tugas, 7) ujian akhir
Minat belajar juga dipengaruhi semester/ tes tertulis, dan 8) responsi
oleh beberapa faktor. Menurut penelitian praktikum.
Fitriya (2013), sekitar 37,5% minat 2. Tanggapan mahasiswa terhadap
belajar mahasiswa dipengaruhi oleh pembelajaran dengan pendekatan
intensitas perhatian orang tua dan Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada
ketersediaan sumber belajar, sisanya mata kuliah Sistematika Hewan,
sebesar 62,5% dipengaruhi oleh faktor berada pada kategori baik yaitu 89%
lain. (baik dan sangat baik).
3. Minat mahasiswa terhadap
KESIMPULAN pembelajaran dengan pendekatan
Berdasarkan pembahasan di atas, Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada
maka simpulan dalam artikel ini adalah mata kuliah Sistematika Hewan,
sebagai berikut. berada pada kategori minat yaitu
1. Kegiatan pembelajaran dengan 96% (sangat minat dan minat).
pendekatan Jelajah Alam Sekitar
(JAS) pada mata kuliah Sistematika
Hewan meliputi: 1) diskusi

DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha F. 2017. Pengaruh model untuk konservasi. Semarang:
pembelajaran dan efikasi diri UNNES.
terhadap sikap ilmiah siswa sma Alvitasari D. 2016. Pendekatan jelajah
peminatan mipa. Jurnal Pro-Life, 4 alam sekitar denan memanfaatkan
(3) : 441-455. laboratorium biologi dan kebun
Afifah N. 2017. UAS: Uji kemampuan, wisata pendidikan unnes sebagai
pengetahuan, dan kejujuran. Artikel sumbr belajar materi
online. On line at keanekaragaman hayati. Skripsi. On
http://news.unair.ac.id [diakses 28 line at http://lib.unnes.ac.id
Juni 2018]. [diakses 28 Juni 2018].
Alimah S & Aditya Marianti. 2016. Damayanti FL. 2013. Penerapan model
Jelajah alam sekitar: pendekatan, diskusi kelompok dengan
strategi, model, dan metode menggunakan media handout untuk
pembelajaran biologi berkarakter meningkatkan aktivitas dan
kreativitas. Jurnal Studi Sosial. On
609
ISSN e-journal 2579-7557
Adinugraha Fajar: PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) PADA MATA KULIAH
SISTEMATIKA HEWAN

line at https://media.neliti.com pelajarn ipa kelas v semester ii sdn


[diakses 28 Juni 2018]. kutowinangun 07 tahun pelajaran
Erwinsyah R, Riandi Riandi, dan Mimin 2011/2012. Skripsi. Online at
Nurjhani. 2016. Relevansi http://repository.uksw.edu [diakses
praktikum dan perkuliahan teori 28 Juni 2018].
pada mata kuliah genetika. Samitra D, Mareta Widiya, Nurwita Dwi
Proceeding Biology Education Rahmasari. 2016. Pengaruh
Conference, 13 (1): 546-553. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
Fitriya SM. 2013. Minat belajar (JAS) terhadap keterampilan proses
mahasiswa ditinjau dari intensitas dan hasil belajar biologi siswa kelas
perhatian orang tua dan X sma negeri 5 lubuklinggau.
ketersediaan sumber belajar pada Jurnal Bioedukatika, 4 (2): 8-13.
mahasiswa fkip universitas Santika AM, Desak Nyoman
muhammadiyah surakarta. Naskah Budiningsih, Cornelius Sri Murdo
publikasi FKIP-Universitas Yuwono. 2017. Pendekatan jelajah
Muhammadiyah Surakarta. 1-10. alam sekita (jas) berbasis
Ibrahim Y, Riandi Riandi, dan Hertien pelestarian jalak bali terhadap
Koebandiah Surtikanti. 2017. kepedulian lingkungan dan hasil
Persepsi mahasiswa terhadap peta kognitif siswa. Jurnal Santiaji
pengembangan program kuliah Pendidikan, 7 (1): 55-66.
lapangan terpadu (integrated field Siregar S. 2011. Statistika deskriptif
trip). Jurnal Biosfer Jurnal Bio dan untuk penelitian. Jakarta: Rajawali
Pendidikan Bio, 1 (1): 43-47. Press.
Jirana J, Syamsiara Nur, dan Nurmiati Subagja J. 2005. Pembelajaran taksonomi
Nurmiati. 2015. Faktor-faktor yang fauna di perguruan tinggi. Jurnal
mempengaruhi kesulitan dan minat Zoo Indonesia, 15 (2): 101-105.
belajar mahasiswa jurusan Susanti S. 2016. Penerapan metode
pendidikan biologi universitas diskusi dalam meningkatkan
sulawesi barat. Jurnal Saintifik, 1 kemampuan berbicara siswa kelas
(2): 87-94. iv sdn ogogili. Jurnal Kreatif
Maba W. 2016. Kuriklum sarjana Tadulako, 4(8): 159-172.
berbasis kkni mengubah mintset Suteja J. 2017. Model-model
pengajaran menjadi pembelajaran. pembelajaran dalam kurikulum
Jurnal Bakti Saraswati, 5 (1): 85- berbasis kompetensi kkni di
87. perguruan tinggi (perubahan dari
Pasaribu LM. 2012. Pengaruh metode teacher centered learning ke arah
ceramah dengan menggunakan student centered learning). Jurnal
media realita terhadap peningkatan Edueksos, 6 (1): 81-100.
hasil belajar siswa pada mata

610
ISSN e-journal 2579-7557

Anda mungkin juga menyukai