Belum Fix
Belum Fix
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nurlina
Umur : 18 tahun
Agama : Islam
Suku : Maluku
Pendidikan : SMA
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama : Berteriak-teriak dan bicara sendiri.
B. Riwayat gangguan sekarang
A. Keluhan dan gejala
Keluhan dialami sejak 11 jam yang lalu (jam 6 pagi) SMRS dimana pasien
tiba-tiba berteriak sendiri, bicara sendiri dengan nada keras, menangis
tiba-tiba dan keluar masuk rumah. Hal yang diteriakkan pasien bahwa
pasien sangat menyayangi ayahnya dan sangat jengkel kepada kakak-
kakaknya. Semalam sebelumnya pasien tidak tidur dan hanya diam saja di
dalam kamar. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati dan sering bilang
akan muntah, tapi tidak ada yang dimuntahkan.
Sejak ± 2 minggu yang lalu. Pasien sering sekali terlihat sholat (lebih dari
sholat 5 waktu) dan belajar mengaji (sebelumnya pasien tidak tahu
mengaji). Alasan pasien kepada Ibu karena ingin lebih baik, bersih serta
suci seperti ayahnya tidak seperti kakak-kakaknya yang hanya
mementingkan urusan dunia saja. Pasien juga tidak menghiraukan
temannya yang datang ke rumah. Pasien hanya di dalam kamar sholat dan
mengaji. Pasien sangat dekat dengan dengan ayahnya dan baru berpisah ±
2 bulan yang lalu karna ayah pasien berada di Maluku.
Pasien dikenal sebagai pribadi yang sangat pendiam dan mempunyai
sedikit teman. Sebelumnya juga pasien meminta dibelikan Hp dan Laptop
pada ibunya seperti teman-temannya tapi belum di belikan karena belum
ada uang.
B. Hendaya/dissfungsi
Hendaya social ()
Hendaya pekerjaan ()
Hendaya waktu senggang ()
C. Faktor stressor psikososial
Tidak jelas karena menurut Ibu pasien semuanya terlihat normal seperti
biasanya.
I. Situasi sekarang
Pasien tinggal di kostan sejak ± 2 bulan yang lalu bersama ibunya. Dan
terdaftar sebagai mahasiswa baru di UMI fak. Kebidanan.
DM : Assalamuallaikum
P : Waallaikumsalam warahmatullahiwabarakatu (diteruskan dengan
kalimat-kalimat yang tidak sesuai dengan pertanyaan)
DM : Dengan siapa namanya kalau saya boleh tahu ?
P : Nurlina, baisa diPanggil Lina (tetap diteruskan dengan kalimat-kalimat
yang tidak sesuai dengan pertanyaan)
DM : Lina, kita kenalan dulu yah. Kenalkan saya dokter chindy.
P : Saya tidak mau dokter, saya tidak gila. Saya tidak perlu disembuhkan.
Mereka yang perlu disembuhkan (sambil menangis dan menunjuk
salah satu pengantar pasien)
DM : Tidak, saya bukan mau obati Lina. Saya Cuma mau cerita-cerita
dengan Lina saja.
P : Tidak ada yang perlu diceritakan. Saya sudah jujur dari dalam hati
saya. Saya tidak gila. Cuma mama yang bilang saya gila (sambil
menangis dan menunjuk ibunya)
DM : Iya Lina tidak gila. Kenapa Lina menangis terus sejak tadi ?
P : Saya menangis sebab saya sedih. Saya punya kakak Cuma pikirkan
dunia tidak seperti papa yang pikir akhirat, yang beriman dan suci
Saya sayang papa mi. (menangis lebih kencang)
DM : Lina, berapa sekarang umurnya ?
P : eee… 18 tahun mi. Sejak itu saya sudah beriman mengikuti jejak rasul
dan nabi karena itu panutan. Saya sudah janjian dengan saya punya
teman mau pergi mi.
DM : Tahun berapa Lina lahir ?
P : eee…. 1994. 18 desember mi 1994. Saya jengkel dengan saya punya
kakak, dasar tidak tau malu mi. saya suka dengan kakak dokter ini
bukan cuma bajunya yang putih tapi hatinya juga putih. (sambil
nangis)
DM : Lina tau sekarang kita dimana ?
P : Sekarang saya di Makassar. Saya senang dengan orang Makassar mi
karna menutup auratnya.
DM : Iya sekarang kita di Makassar. Tapi ini tempat apa ?
P : Saya tidak tau, ini tempat terputar-putar. Tapi saya tidak gila.
Permisi kak saya mau muntah dulu yah. (keluar ruangan, pasien hanya
membuang ludah)
DM : Lina sekarang hari apa ?
P : eee… saya lupa mi. saya tidak tahu mi. saya sayang papa.
DM : Sejak tadi Lina bilang sayang papa. Lina tidak sayang mama ?
P : Saya sayang sekali dengan papa, sangat sayang. Saya juga sayang
mama tapi mama tidak sayang sama saya. (Sambil menangis dengan
kencang)
DM : Lina kangen papa ?
P : Iya saya sayang papa. Papa kemari mi.
DM : Papa lina di manakah sekarang ?
P : Papa ada obati orang punya kesehatan di sana. Itu untuk kebaikan
semua orang.
DM : Lina punya berapa saudara ?
P : Saya bungsu dari 5 bersaudara. Kakak perempuan, laki-laki,
perempuan, perempuan baru saya mi. Tapi mereka tidak tau malu
ambil saya punya laptop. Dasar tidak tau malu. Cuma piker dunia saja
mi,tidak pikir akhirat tidak seperti papa. Di ambil lagi laptop ku di
bawa lagi pergi dirumahnya. (sambil menangis)
DM : Lina sayang kakak ?
P : Iya sayang. Tapi saya usaha sendiri, dengan keringat sendiri.
Walaupun saya orang tidak punya tapi saya punya hati bersih.
DM : Katanya Lina punya laptop di ambil. Siapa yang belikan Lina ? kata
mama Lina belum di belikan laptop.
P : Malaikat yang belikan saya mi. dengan segala kesucian dan keimanan
hati.
DM : Malaikat yang beli ? di beli pakai apa ?
P : Dibeli dengan amal baik dan amal sholeh (menangis)
DM : Kalau saya beli laptop di belikan sama papa pakai uang bukan pakai
amal Lina.
P : Saya sayang papa. Ya Allah saya ini tidak gila. (menangis dengan
kencang)
DM : Lina, ada tidak Lina biasa dengar suara-suara yang bisiki Lina ?
P : Tidak ada mi. Tidak ada yang bisiki saya. Itu semua dari hati saya, hati
saya bilang saya harus berbuat baik saya harus suci. Saya sudah sholat,
saya juga sudah belajar mengaji mi. itu semua dari hati saya, biar saya
bias seperti papa mi. (sambil menangis dan sedikit marah)
DM : Kalau melihat yang cuma Lina bisa lihat sendiri ?
P : Tidak ada mi. Saya tidak gila. Saya sayang papa mi.
DM : Lina sekarang kuliah ?
P : Saya baru di UMI, fakultas kebidanan. Saya mau jadi orang kesehatan
seperti papa. Saya suka dengan orang Makassar, orang Makassar
menutup auratnya. Saya suka dengan orang-orang berbaju putih, tapi
hatinya juga putih tidak kotor.
DM : Bagaimana caranya Lina mendaftar di UMI ?
P : Saya pergi mendaftar mi, terus di tes habis di tes saya kumpul mi
ijazah SMA ku. Sekarang saya sudah terdaftar mi di Kebidanan. Tapi
saya tidak masuk mi karna saya di tuduh gila mi. (sambil menangis)
DM : Lina kan kuliah toh, berapa 100 – 5 ?
P : eee…. 95 mi
DM : 95 – 10 ?
P : eee… 85. Saya ini sudah usaha sendiri mi, dengan kerja keras dan
hasil keringat sendiri saya mau seperti papa mi.
DM : Lina, ulang kembali apa yang saya sebut yah. Mobil, motor, rumah.
P : Mobil, motor, rumah. Saya mau itu semua dengan hasil kerja keras
saya sendiri seperti papa.
DM : Lina, kalau lina ketemu dompet dijalan. apa yang lina lakukan ?
P : Saya kasih kembali mi. Karna semua itu milik Allah, saya sekarang
sudah jujur mi, mau seperti papa mi.
DM : Lina punya pacar kah ?
P : Tidak ada mi. Semua saya punya punya barang-barang saya mau beli
dengan hasil keringat saya sendiri, saya mau seperti papa. Saya ini
pengikut rasul.
DM : Sekarang apa yang Lina rasa ?
P : Saya sedih. Saya punya saudara tidak tau malu. Saya suka kepada
kakak ini (sambil menunjuk kearah dokter muda) karena kakak pakai
baju putih bukan cuma bajunya yang putih tapi hatinya juga putih.
Saya senang kepada kakak. Tidak seperti kaka saya. Tidak tahu malu.
DM : Ya sudah sekarang Lina minum obat yah.
P : Saya tidak mau, saya tidak sakit, saya tidak gila. (menangis kencang)
DM : Itu bukan obat Lina Vitamin biar Lina sehat.
P : Ooo… Iya. Tapi saya tidak butuh apa-apa, saya Cuma butuh minum
sekarang.
B. Keadaan Afektif :
1. Mood : Sulit di nilai
2. Afek : Apropriate, kecewa dan sedih, meluap-luap.
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan.
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan, dan kecerdasan : Sesuai.
2. Daya konsentrasi : Baik
3. Orientasi :
Waktu : Kurang
Tempat : Kurang
Orang : Baik
4. Daya ingat :
Jangka Panjang : Baik
Jangka Sedang : Baik
Jangka Pendek : Baik
Jangka Segera : Baik
5. Pikiran Abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Disangkal
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derelisasi : Tidak ada
E. Proses Berfikir
1. Arus berfikir
Produktivitas : Membanjir
Kontinuitas : Asosiasi longgar, inrelevan
2. Isi pikiran
Gangguan isi pikir : Terdapat waham yang mendengar suara yang
menyuruhnya untuk berbuat baik serta sholat dan mengaji untuk terus
menerus.
F. Pengendalian Impuls
Terganggu
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian realitas : Terganggu
H. Tilikan
Derajat 1: Pasien menyangkal sepenuhnya bahwa dirinya sakit.
B. Aksis II
Pasien kooperatif, bersahabat, mau berbicara banyak, tapi tiba-tiba menangis
sendiri sehingga dimasukkan ke dalam ciri kepribadian tidak khas.
C. Aksis III
Tidak ditemukan kelainan organobiologik.
D. Aksis IV
Stressor tidak jelas
E. Aksis V
GAF scale 50-41 (gejala berat/serius, dissabilitas berat)
VIII. PROGNOSIS
Dubia et bonam
Faktor pendukung : Gejala positif menonjol, tidak mempunyai pacar,
dukungan keluarga untuk sembuh sangat baik, mendapatkan kasih sayang
yang cukup dari keluarga. Onset perjalanan penyakit akut ( < 1 bulan ).
Faktor penghambat : Pasien menyangkal dirinya sakit. Faktor stessor tidak
jelas, pasien memiliki pribadi yang pendiam dan tertutup sebelumnya.
IX. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA
Gangguan Psikotik Akut-Sementara adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan
ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat
halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.
Pedoman Diagnosis :
1. Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang
diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini.
Urutan diagnose yang digunakan :
a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang sama
dengan jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan
mengganggusedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan
sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya
sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh
kelompok.
b. Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik atau beraneka-
ragam dan berubah cepat, atau schiziphrenia-like´ atau gejala
skizofrenik yangkhas
c. Adanya stres akut yang berkaitan, kesulitan atau problem yang
berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai sumber stres
dalam konteks ini
d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
2. Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode
manik (F30.-) atau Episode depresif (F32.-), walaupun perubahan
emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu
kewaktu.
XI. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas
terapi dan efek samping obat yang diberikan.