Anda di halaman 1dari 3

A.

Teori Terbentuknya Negara


a. Teori Teokrasi
Menurut teori ini, negara berdasarkan kehendak Tuhan. Paham ini muncul bahwa
keyakinan keagamaan bahwa Tuanlah maha pencipta di langit dan bumi, pemegang
kekuasaan tertinggi, tiada kekuasaan di dunia ini yang tidak berasal dari tuhan,
termasuk negara. Penganut teori ini Thomas Aquinas, Agustinus, FJ. Sthal, maupun
Hegel.
b. Teori Organik
Teori ini pertama kali diperkenalakan oleh tinggal di wilayah geografis saja, tapi negara
harus ada ikatan yang muncul yaitu keadilan. Negara muncul karena ada kebutuhan
yang sangat banyak dan beragam.
c. Teori Perjanjian
Teori perjanjian masyarakat memandang terjadinya suatu Negara karena adanya
perjanjian masyarakat. Semua warga mengadakan perjanjian untuk mendirikan suatu
organisasi yang melindungi dan menjamin kelangsungan hidup bersama. Negara terjadi
sebagai hasil perjanjian antarmanusia/individu, di mana manusia berada dalam dua
keadaan, yaitu keadaan sebelum bernegara dan keadaan setelah bernegara. Penganut
teori ini adalah Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, dan Montesquieu.
d. Teori Kekuasaan
Teori ini menyatakan bahwa negara terjadi atas dasar kekuasaan, siapa yang
berkemampuan untuk memiliki kekuasaan atau berhasil mencapai kekuasaan,
selayaknya memegang puncak pemerintahan. Teori terjadinya negara menurut teori ini
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kekuasaan fisik dan kekuasaan ekonomi.
e. Teori Kedaulatan
Teori kedaulatan rakyat memandang keberadaan negara karena adanya kekuasaan
tertinggi yang mampu mengatur kehidupan bersama masyarakat (negara).
Berdasarkan teori ini, terjadinya negara adalah sebagai berikut.
1. Teori kedaulatan negara, yaitu negara memegang kekuasaan tertinggi untuk
menciptakan hukum demi mengatur kepentingan rakyat. Penganut teori ini
adalah Paul Laband dan Jellinek.
2. Teori kedaulatan hukum, yaitu hukum memegang peranan tertinggi dan
kedudukannya lebih tinggi dari negara. Penganut teori ini adalah Krabbe.

B. Bentuk Negara
a. Negara Kesatuan (Unitaris)
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur
seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang
kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat
dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan
hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu
parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang
memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara
kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat.
b. Negara Serikat (Federasi)
Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang
masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi
sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam
negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan
konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan
oleh pemerintah federal.
Ciri-ciri negara serikat/ federal:
- Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi
kepentingan negara bagian;
- Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi negara serikat;
- Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara
bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara
langsung kepada pemerintah federal.
Selain kedua bentuk negara tersebut (kesatuan dan federasi), di lihat dari sisi jumlah orang
yang memerintah dalam sebuah negara, maka bentuk negara terbagi ke dalam 3 kelompok,
yaitu
1. Monarkhi
Monarkhi merupakan kata yang berasal dari bahasa yunani “monas” yang berarti
tunggal” dan arkien” yang berarti memerintah. Jadi dapat dikatakan bahwa negara
monarkhi adalah bentuk negara yang dalam pemerintahannya hanya dikuasai dan di
perintah oleh satu orang
2. Oligarki
Dengan asas oligarki pemimpin organisasi yang bernama negara itu di tangan satu
kelompok manusia dengan jumlah anggota yang biasanya sangat sedikit dan eksklusif.
3. Demokrasi
Jika dalam negara itu dipergunakan asas demokrasi maka pemimpin dipegang sendiri
oleh rakyat (demos).

C. Unsur Negara
Menurut Oppenheim-Lauterpacht, unsur-unsur negara adalah:
1. Unsur pembentuk negara (konstitutif)
a. Rakyat.
Pengertian rakyat adalah semua orang yang ada di wilayah suatu negara dan taat pada
peraturan pada negara tersebut. Rakyatlah yang mendirikan negara dan kemudian
tinggal di dalamnya. Tanpa ada rakyat maka tidak ada negara.
Secara umum, ada dua jenis rakyat dalam suatu negara yakni
- Penduduk, yakni semua orang yang tinggal dan menetap di suatu negara, bisa
dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara.
- Bukan penduduk, yakni orang asing yang tinggal sementara di suatu negara,
misalnya turis yang sedang berlibur.
b. Wilayah
Sebuah negara tentu juga harus memiliki wilayah atau daerah kekuasaan. Wilayah
negara merupakan tempat tinggal rakyat dan penyelenggara pemerintahan. Sebuah
negara tidak mungkin berdiri jika tidak memiliki wilayah. Wilayah suatu negara
meliputi daratan, lautan dan udara.
Terdapat batas negara antar satu negara dengan negara lain, di antaranya bisa
meliputi :
- Batas alamiah, misalnya seperti gunung atau sungai.
- Batas buatan, misalnya seperti pos penjagaan atau gerbang.
- Batas secara geografis, yakni batas berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
- Batas perjanjian, yakni batas yang dibuat dari konvensi atau kesepakatan.
c. Pemerintah yang berdaulat
Unsur-unsur berdirinya negara berikutnya adalah adanya pemerintahan yang sah dan
berdaulat. Yang dimaksud yaitu sebuah pemerintah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi untuk mengamankan, mempertahankan, mengatur dan melancarkan tata cara
penyelenggaraan pemerintahan negara secara penuh.
Kedaulatan yang dimiliki oleh pemerintah meliputi kedaulatan ke dalam (intern) dan
ke luar (ekstern).
- Kedaulatan ke dalam (intern), yakni kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya
sendiri tanpa campur tangan negara lain.
- Kedaulatan ke luar (ekstern), yakni kekuasaan untuk bekerja sama ataupun
berhubungan dengan negara lain.
2. Unsur deklaratif
a. Pengakuan dari Negara Lain
Unsur-unsur negara terakhir adalah adanya pengakuan dari negara lain. Hal ini
diperlukan dalam tata hubungan internasional. Namun hal ini termasuk unsur
deklaratif, artinya tanpa pengakuan, asalkan sudah terpenuhi 3 unsur lain (rakyat,
wilayah, pemerintah), maka sudah sah menjadi suatu negara.

Secara umum pengakuan dari negara lain meliputi pengakuan de facto dan
pengakuan de jure.

Pengakuan de facto, yakni pengakuan berdasarkan kenyataan bagi negara baru


yang telah memiliki unsur konstitusif.
Pengakuan de jure, yakni pengakuan terhadap suatu negara baru yang sesuai
dengan hukum internasional

Anda mungkin juga menyukai