Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hariyono (2015), Patricia dan Sri

Handayani (2014), serta Primadini dan Buduani (2014) membuktikan bahwa gaya

hidup berpengaruh terhadap perilaku konsumtif. Hal tersebut sejalan dengan teori

Hawkins (2007) menjelaskan gaya hidup seorang mempengaruhi kebutuhan dan

keinginan serta perilakunya termasuk perilaku membeli. Selain itu, Hawkins (2007)

juga mengatakan bahwa gaya hidup sering sekali dijadikan pedoman dalam membeli

sesuatu. Kesimpulannya adalah gaya hidup sangat menentukan individu dalam

memiliki sikap berbelanja tertentu sesuai pola hidup yang dianut. Adanya gengsi dan

timbul kepercayaan diri dari generasi Y yang sedang mengalami perkembangan baik

kognisi, afeksi dan konasi sehingga cenderung ingin tahu tentang hal-hal baru yang

diamatinya sehingga menjadikan mereka berperilaku konsumtif.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Mawo, Thomas dan Sunarto (2017)

menunjukan bahwa literasi keuangan berpengaruh negatif terhadap perilaku

konsumtif. Peneliti juga menyarankan untuk memberi pemahaman pendidikan

keuangan kepada setiap anak agar mengelola uang dengan baik dan efektif serta

terhindar dari perilaku berbelanja atau menghabiskan waktu secara tidak rasional

terlebih untuk generasi Y yang baru pertama kali memiliki penghasilan.


Penelitian terdahulu yang dilakukan Yustini (2015) mengatakan bahwa religiusitas

berpengaruh negatif terhadap perilaku konsumtif. penelitiannya menunjukan bahwa

mahasiswa memiliki konsumerisme yang sedang karena dibekali oleh keimanan

sehingga memberikan saringan moral pada mahasiswa dalam membelanjakan

hartanya sekaligus pemanfaatan pada pendapatan untuk hal-hal efektif.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Hidayat, T.B.W., Punia, I.N. & Kebayantini,

L.N.L. (2018) menunjukan bahwa Era globalisasi menjadikan diri kita lengah dan

hanyut terhadap berbagai perkembangan- perkembangan yang begitu pesat setiap

harinya. Perilaku konsumtif era globalisasi sudah tidak memandang aspek sosial

ekonomi saja, contohnya adalah Generasi Y terkhusus mahasiswa cenderung

memiliki perilaku konsumtif yang mucul dari sekitar mereka, lewat media sosial.

Media telah menjadikan mereka menjadi sasaran empuk yang memberikan pengaruh

besar terhadap perubahan peradaban masyarakat, yaitu konsumerisme.

2.2 Landasan Teori

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, perilaku berasal dari kata “laku” yang

berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan dan berbuat. Definisi lain menurut

wawan (2011), perilaku merupakan suatu tindakan yang dapat diamati dan

mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku

adalah kumpulan faktor yang saling berinteraksi.

Menurut Lubis dalam Sumartono (2002), perilaku konsumtif adalah perilaku


membeli yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan

karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang tidak rasional lagi.

Sedangkan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengatakan perilaku konsumtif

merupakan kecenderungan individu untuk mengonsumsi sesuatu tanpa batasan dan

hanya mementingkan faktor keinginan. Definisi lain, Anggasari mengatakan perilaku

konsumtif adalah tindakan membeli barang dengan kurang adanya pertimbangan

sehingga menjadi kurang bermanfaat.

Lebih lanjut, Sumartono (2002) menjelaskan bahwa munculnya perilaku

konsumtif disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal. Adapun faktor

eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah kebudayaan,

kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan demografi. Sedangkan faktor internal

yang berpengaruh pada perilaku. Oleh sebab itu, perilaku konsumtif merupakan

sebuah sikap dalam mengonsumsi yang mengandung berlebihan karena tidak

memiliki prioritas utama dalam hidup melainkan hanya ingin memenuhi nafsu

membeli, sehingga pembeliannya menjadi kurang bermanfaat. Perilaku konsumtif

dilihat dari dua sisi yaitu internal dan eksternal. Sisi internal dalam mengonsumsi

dilihat melalui konsep diri, gaya hidup, literasi keuangan, kepribadian, motivasi dan

religiusitas. Sedangkan sisi eksternal dilihat dari lingkungan, media sosial dan

kebudayaan.

2.3 Kerangka Pemikiran


Dalam kerangka pemikiran, peneliti berusaha untuk menggambarkan

permasalahan yang peneliti ambil dalam penelitian. Adapun masalah penelitian ini

mengenai “PENYEBAB BUDAYA KONSUMTIF MASYARAKAT PADA

SAAT BULAN RAMADHAN”.

Anda mungkin juga menyukai