Bismilah Konsul
Bismilah Konsul
Nama : Tn. Ir
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Sampit
Pekerjaan : Serabutan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Suku/Warga Negara : Dayak/Indonesia
Pendidikan : SMP
Tanggal Pemeriksaan : 22 April 2019
Tempat Pemeriksaan : Bangsal Teratai RSUD dr.Murjani Sampit
Tanggal Masuk RS : 21 April 2019 (Pertama kali)
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
Autoanamnesis dan Heteroanamnesis (Ny. S [Kakak Kandung])
A. Keluhan utama
Pasien tidak dapat tidur
1
Awalnya pasien merasa mendapatkan kekuatan kekebalan tubuh
dari luka goresan benda tajam. Pasien menceritakan ke kakak
kandungnya, selain itu pasien juga sering mendengar ada bisikan yang
mengomentari setiap apa yang dilakkuan mengakibatkan pasien
gelisah dan susah untuk tidur. Ny. S (kakak kandung) mengaku bahwa
kejadian ini berlangsung +- 1 minggu, namun sebelumnya pasien
melarikan diri dari rumah nya karena ada masalah keluarga ± 20 hari
karena istri pasien meminta untuk diceraikan seetelah kelahiran anak
ke-3 dan akhirnya pasien mendatangi rumah kakak kandungnya.
Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Faktor Stressor Psikososial
1. Masalah keluarga, yaitu perceraian.
2. Masalah pekerjaan (-).
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat
penyakit/gangguan sebelumnya.
Pasien dan kakak kandung mengaku bahwa pasienbelum pernah
dirawat di Rumah Sakit sebelumnya. Keluhan seperti ini baru
pertama kali dirasakan oleh pasien.
2
4. Gangguan neurologi:
Trauma/Cedera Kepala (-)
Kejang atau Tumor (-)
3
penggunaan obat-obatan terlarang. Pasien sudah merasakan
jatuh hati (naksir) pada lawan jenis.
Riwayat Masa Dewasa (>18 tahun)
Pasien bekerja sebagai pekerja di perusahaan sawit. Dan
pasien menikah pada usia 21 Tahun.
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal di rumah sakit dan meninggalkan istri dan ketiga
anaknya, serta tidak dapat melanjutkan pekerjaannya.
4
Pembicaraan: lancar dan intonasi biasa, sesuai dengan
pertanyaan.
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
B. Keadaan Afektif
Mood : Eutimia
Afek : Afek luas
Keserasian : Serasi (appropriate)
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi : auditorik bersifat commenting dan visual
kadang pasien dapat melihat sesosok ular.
5
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses berpikir
Arus pikiran :
1. Produktivitas: pasien hanya menjawab apabila ditanya
2. Kontinuitas pikiran: relevan
3. Hendaya berbahasa: tidak ada
Isi Pikiran
1. Preokupasi: tidak ada
2. Gangguan isi pikiran : waham kebesaran (pasien mengaku
memiliki kekuatan kekebalan dari goresan benda tajam)
F. Pengendalian impuls
Baik
G. Daya nilai
Norma sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian Realitas : Baik
H. Tilikan (insight)
Derajat II
6
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Pemeriksaan fisik
Status internus& status nerologis: keadaan umum = baik, GCS:
E4M6V5,fungsi kortikal luhur dalam batas normal, pupil bundar isokor,
reflex cahaya (+)/(+), konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus,fungsi
motorikke empat ekstremitas dalam batas normal.
TD: 130/80 RR: 18 x/m
N : 80x/m S : 36C
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I :
1. Kategori gangguan jiwa, ditandai dengan:
o Adanya gejala klinis yang bermakna berupa tidak dapat
tidur, gelisah, dan berjalan kesana-kemari. Pasien juga
merasa memiliki ilmu kekebalan tubuh terhadap benda
tajam.
7
o Keadaaan tersebut menimbulkan disstress bagi pasien
o Keadaaan tersebut menimbulkan disabilitas dalam sosial
dan pekerjaan
2. Gangguan JiwaPsikotik, ditandai dengan adanya hendaya berat
dalam menilai realita: adanya halusinasi auditorik dan waham
paranoid.
3. Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik: pada riwayat penyakit
sebelumnya dan pemeriksaan status interna dan neurologis tidak
ditemukan adanya kelainan yang mengindikasi gangguan medis
umum yang menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat
mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien ini.
4. F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
5. F23.2 Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia (Schizophrenia-
Like)
Aksis II
Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III
Tidak ditemukan diagnosis karena tidak ada ditemukan
gangguan organik.
Aksis IV
Masalah dengan “primary support group” (keluarga).
Aksis V
GAF scale 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll).
8
Ditemukan adanya masalah/stressor keluarga sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.
VII. PROGNOSIS
Pendukung ke arah baik Pendukung ke arah buruk
Genetik tidak ada Tidak ada
Onset akut Onset kronik
Usia tua Usia muda
Faktor pencetus jelas Faktor pencetus tidak jelas
Riwayat premorbid sosial& pekerjaan baikRiwayat premorbidburuk
Belum pernah sakit seperti ini Pernah sakit seperti ini
Menikah Tidak menikah
Suportif lingkungan ada Suportif lingkungan tidak ada
Tilikan baik Tilikan buruk
Status ekonomi cukup Status ekonomi kurang
9
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya
efek samping obat yang diberikan.
X. PEMBAHASAN
Psikosis adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi,
waham atau perilaku kacau atau aneh. Psikotis akut adalah sekelompok
gangguan jiwa yang berlangsung kurang dari satu bulan dan tidak disertai
gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu suatu
gangguan psikotik karena kondisi medis umum.[1]
Pedoman diagnostik gangguan psikotik akut dan sementara:[2]
1. Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas
yang diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan
prioritas yang digunakan adalah:
a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang sama
dengan jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan
mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodormal yang
gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan
seluruh kelompok.
b. Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik = beraneka
ragam dan berubah cepat, atau schizophrenia-like = gejala
skizofrenik yang khas)
c. Adanya stress akut yang berkaitan
d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
10
2. Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi criteria
episode manic atau episode depresif, walaupun perubahan emosional
dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke
waktu
3. Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium atau
demensia. Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan
alcohol atau obat-obatan
Gejala psikotik berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari
satu bulan. Diagnosis dapat dibuat sebelum periode waktu satu bulan, tetapi
harus diterima sebagai diagnosis sementara. Jika gejala menetap lebih dari
satu bulan, diagnosis berubah menjadi gangguan psikotik lainnya, seperti
gangguan skizofreniform.[2]
Bentuk-bantuk psikosis akut:[2]
1. F 23.0 Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia
a. Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai
keadaan psikotik yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau
kurang);
b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah
dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari
yang sama.
c. Harus ada keadaan emosional yang sama beranekaragamnya;
d. Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari
gejala itu ada secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria
skizofrenia atau episode manik atau episode depresif.
11
b. Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofrenia yang harus sudah ada untuk sebagian besar waktu
sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas;
c. Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1
bulan maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan & Sadock.Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. Jakarta: EGC; 2010.
2. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta:Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atmajaya;2013.
14