Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN MATERI AKL CHAPTER 12

Konsep dan Transaksi dalam Mata Uang Asing

DISUSUN OLEH :

Anisa Hardianiningrum (F1318007)

Nadya Salsabila (F1318048)

Samudro Bekti (F1318059)

S1 TRANSFER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2019
Konsep dan Transaksi dalam Mata Uang Asing

A. Konsep dan Defini Kurs


Mata uang dari negara yang berbeda akan melaksanakan dua fungsi yaitu mata uang
menyediakan unit pengukuran untuk aktivitas ekonomi dan sumber daya dari negaranya
masing-masing. Pada umumnya, mata uang yang digunakan untuk mencatat transaksi
dan yang diperlukan untuk menyelesaikan transaksi itu adalah sama. Dalam hal transaksi
antar entitas bisnis negara-negara yang berbeda, jumlah hutang maupun piutang biasanya
dilaporkan dalam mata uang lokal dari negara pembeli ataupun penjual. Untuk mrngukur
nilai transaksi dalam mata uangnya sendiri, perusahaan di seluruh dunia mengandalkan
kurs yang dinegosiasikan atas dasar berkelanjutan di pasar mata uang dunia.
Kurs adalah rasio antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang
sekarang dengan mata uang tersebut pada satu waktu. Kurs dapat dihitung langsung
maupun tidak langsung. Jika diasumsikan bahwa $1,60 dapat diukar dengan satu pond
Inggris (£1), maka :
Kuotasi langsung (setara Dollar AS) :
$1,60
= $1,60
1
Kuotasi tak langsung (mata uang asing per dollar AS) :
1
= £0,625
$1,60
B. Kurs Mengambang, Tetap, serta Berganda
Kurs dapat ditentukan besarnya oleh pemerintah, dan dapat juga dibiarkan
berfluktuasi sesuai dengan perubahan di pasar uang. Kurs tetap atau kurs resmi
ditetapkan oleh pemerintah dan tidak dipengaruhi oleh perubahan dipasar uang dunia.
Kurs mengambang atau kurs bebas mencerminkan harga pasar yang berfluktuasi
berdasarkan permintaan dan penawaran serta faktor-faktor lain dalam pasar uang dunia.
Secara teoritis, nilai suatu mata uang harus mencerminkan daya belinya di pasar dunia.
Transaksi perdagangan mata uang yang bersifat spekulatif juga mempengarui penentuan
nilai kurs.
Untuk mengurangi defisitnya, pemerintah Indonesia sering kali meminta negara-
negara lain (misalnya Jepang dan Amerika serikat) untuk membiarkan mata uang mereka
terapresiasi terhadap Rupiah. Penurunan nilai Rupiah terhadap mata uang-mata uang
utama akan meningkatkan harga barang-barang luar negeri di Indonesia dan menekan
jumlah impor ke Indonesia. Sementara, barang-barang Indonesia dapat dijual diluar
negeri dengan dengan harga yang lebih murah dalam mata uang asing. Namun, pengaruh
melemahnya nilai Rupiah terhadap minat impor masyarakat Indonesia hanya sedikit, dan
perubahan hanya berdampak kecil terhadap defisit perdagangan. Faktor-faktor lain yang
mungkin mempengarui neraca perdagangan suatu negara adalah tingkat bunga dan
tingkat pajak.
Oleh karena kurs mengambang tidak selamanya menguntungkan perekonomian dunia,
tujuh negara (AS, Jepang,Jerman, Inggris, Perancis, Italia, dan Kanada) bergabung untuk
menjaga nilai Dollar AS, Mark Jerman, serta Yen Jepang dalam suatu rentang kurs yang
dirahasiakan. Negara-negara ini, yang disebut Kelompok Tujuh (G-7) berharap dapat
mengatur nilai kurs lewat intervensi dipasar uang.
Jika kurs yang dipakai adalah kurs tetap, pemerintahan dapat menetapkan kurs yang
berbeda untuk trasaksi yang berbeda. Misalnya, pemerintahan menetapkan kurs
prefensial untuk impor, serta kurs penalty untuk ekspor, dalam rangka mencapai tujuan
perekonomian negara bersangkutan. Kurs seperti ini dikenal seperti kurs berganda.
Sejak 14 Agustus 1997, pemerintahan Indonesia telah menyesuaikan kebijaksanaan
moneter dengan memutuskan mengubah penggunaan kurs tetap menjadi kurs
mengambang. Perubahan ke kurs mengambang berdampak siknifikan terhadap
perusahaan-perusahaan di Indonesia memiliki operasi internasional, dan secara alamiah,
ini mengarahkan kepada perlunya penelaahan ulang terhadap prinsip akutansi dan
pelaporan untuk penjabaran mata uang asing.
Kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk kegiatan dan transaksi luar negeri (selain
kontrak kurs berjangka) adalah kurs spot, kurs sekarang, serta kurs historis. Definisi dari
masing-masing kurs tersebut adalah :
 Kurs spot (spot rate) : kurs untuk pertukaran yang terjadi langsung saat transaksi.
 Kurs sekarang (current rate) : kurs dimana satu unit mata uang dapat dipertukarkan
dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau tanggal transaksi.
 Kurs historis (historical rate) : kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya
transaksi.
 Kurs spot, kurs sekarang dan kurs historis dapat merupakan kurs tetap maupun kurs
mengambang, tergantung kepada mata uang tertentu yang dilibatkan.
Bank-bank utama memfasilitasi perdagangan internasional dengan membentuk
departemen yang menyediakan jasa transfer bank antar perusahaan okal dengan
perusahaan asing serta jasa pertukaran jual beli valuta. Bank-bank tersebut mendapatkan
imbalan atas jasa yang diberikannya dari perbedaan antara jumlah yang diterima dari
perusahaan AS dan jumlah yang dibayarkan untuk membeli valuta asing atau
sebaliknya.
C. Transaksi Mata Uang Asing Selain Kontrak Berjangka
Transaksi yang dilakukan pada suatu negara yang diukur dan dicatat dalam mata uang
negaranegara tersebut merupakan transaksi lokal. Transaksi antarnegara atau antar
perusahaan dinegara yang berbeda. Transaksi mata uang asing (transaksi valuta asing)
adalah transaksi dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang
fungsional suatu entitas. Jadi sebuah transaksi luar negeri tidak otomatis merupakan
transaksi mata uang asing. GAAP hanya memberlakukan untuk transaksi dalam Valuta
Asing dan laporan keuangan dengan Valuta Asing. Untuk transaksi Valuta Asing selain
derivatif, GAAP menetapkan persyaratan berikut:
1. Pengakuan pada tanggal transaksi, setiap aset, pembayaran, pendapatan, biaya,
untung atau rugi yang timbul dari transaksi dan bertambah dan dicatat dalam mata
uang fungsional oleh entitas yang direkam,dengan menggunakan nilai tukar
yang berlaku pada tanggal tersebut.
2. Setiap tanggal penarikan, saldo yang disimpan, yang didenominasi dalam mata uang
yang berbeda dengan fungsional entitas yang direkam, akan disesuaikan untuk
menyesuaikan nilai tukar saat ini
Persyaratan pertama untuk mencatat transaksi dalam Valuta Asing yaitu itulah
transaksi yang harus diubah menjadi Dolar AS pada harga ( kurs spot ) berlaku pada
tanggal transaksi. Setiap akun aset, pendapatan, pendapatan, dan beban yang timbul dari
transaksi ditranslasi ke dolar sebelum terdaftar. Unit Pengukurannya berubah dari mata
uang asing menjadi dolar AS. Jumlah keuntungan dan kerugian atas transaksi dalam
valuta asing akan disesuaikan untuk merefleksikan kurs saat ini pada tanggal neraca dan
dimasukkan dalam laba tahun berjalan.
Pembelian kredit (purchase on account) ditetapkan (denominated) dalam mata uang
asing dan tergantung pada risiko Valuta Asing. Perubahan dalam kurs Valuta Asing
Kenaikan kursnya mengakibatkan kerugian akibat nilai tukar (meningkatkan hutang) dan
penurunan Kursnya mengakibatkan keuntungan akibat nilai tukar (meningkatnya
piutang). Utang dagang dalam mata uang asing disesuaikan pada nilai wajar (kurs
current) setiap periode sampai utang dibayar. Importir mencatat transaksi sebagai berikut:
Inventory xxx
Accounts payable xxx
(translasi: nilai mata uang asing x kurs spot)
Kecuali untuk notasi mata uang asing (fc), entri dicatatkan dalam cara yang biasa. Notasi
untuk menunjukkan bahwa utang didenominasi dalam mata uang asing. Persediaan
diukur dalam dolar AS, dan penyesuaian berikutnya tidak dibuat untuk akun persediaan
untuk fluktuasi mata uang asing. Jika utang dagang dibayar ketika nilai tengah (spot
rate), pembayaran dicatat sebagai berikut:
Accounts payable xxx
Exchange gain xxx
Cash (mata uang asing x kurs ketika dibayar) xxx
Akun Penjualan Kredit (Sales on account) ditentukan (denominated) dalam Valuta
Asing, tergantung pada risiko Valuta Asing. Perubahan dalam kurs Valuta Asing,
kenaikan kursnya mengakibatkan keuntungan pertukaran valuta yang meningkatkan
piutang. Penurunan Kursnya mengakibatkan kerugian pertukaran. Piutang dagang dalam
mata uang asing disesuaikan pada nilai wajar setiap periode sampai tertagih.
D. Derivatif
Derivatif adalah mekanisme yang banyak digunakan untuk mengelola berbagai risiko.
Karena fleksibilitas derivatif untuk memisahkan satu jenis risiko, dan mengelola risiko
dengan biaya rendah, derivatif telah menjadi alat yang sangat populer untuk strategi
lindung nilai (hedge).
E. Standar IASB
IASB mirip dengan US GAAP. IAS 21-kurs valuta asing mengatur jumlah moneter
denominasi mata uang asing yang disesuaikan pada kurs saat ini pada tanggal neraca dan
translasi atas laporan dengan mata uang asing. IAS 32 – instrumen finansial mengatur
instrumen utang dan ekuitas. IAS 39 – derivatif dan lindung nilai (hedges) yang
mengatur arus kas dan hedge nilai wajar. Hedges atas komitmen perusahaan dapat berupa
hedge arus kas atau nilai wajar
F. Pengungkapan
Pada hal ini berfokus pada tujuan manajemen risiko dan strategi. Hedge Nilai wajar
yaitu Keuntungan atau kerugian neto dalam laba, penempatan pada laporan, efektivitas
dan ketidakefektifan. Hedge Arus kas yaitu keuntungan atau kerugian ketidakefektifan
Hedge, penempatan pada laporan, jenis situasi dilpagari (hedged), panjang waktu yang
diharapkan, efek dari penghentian lindung nilai

Anda mungkin juga menyukai