Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha
tertentu dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha yang
dimaksud yaitu dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, kegiatan
pemasaran atau kegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi menyediakan
pelayanan kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain yang tidak
dapat melaksanakannya akibat adanya hambatan peraturan. Peran koperasi ini juga
terjadi jika pelanggan memang tidak memiliki aksesibilitas pada pelayanan dari bentuk
lembaga lain.
Koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Faktor utama yang
menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan
mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi
menghadapi kesulitan tersebut. Dan dalam melaksanakan roda organisasinya koperasi
harus tunduk pada tata nilai tertentu yang merupakan karakteristik koperasi, tata nilai
ini dapat dilihat pada Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian
terutama pasal 2 s/d 5, yang lazim disebut : Landasan Asas, Tujuan, Fungsi, dan Peran
Prinsip-prinsip Koperasi.

2.3 Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya usaha simpan pinjam.
Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan untuk menghimpun dana dan
menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota
koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain
dan atau anggotanya.
Berikut saya lampirkan proses bisnis yang terjadi pada koperasi simpan pinjam :
Peminjaman

Simpanan
Angsuran
2.5 ketentuan pot put dalam usaha koperasi
. PPh Pasal 4 ayat (2) Bunga Simpanan yang Dibayarkan Koperasi kepada Anggota
Koperasi Orang Pribadi
Objek PPh yang bersifat final adalah bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
yang didirikan di Indonesia kepada anggota koperasi orang pribadi.
Besarnya tarif pemotongan PPh yang bersifat final adalah:
Peraturan yang terkait pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan
berupa bunga simpanan yang dibayarkan koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi adalah:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2009;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.03/ 2010.

SOAL: Koperasi Argo Makmur membagikan bunga simpanan koperasi kepada anggotanya
setiap bulan yang dibayarkan setiap tanggal 25, anggota koperasi yang memperoleh bunga
simpanan, antara lain Yayuk Nuraeni dan Koperasi Sumber Rezeki (bukan merupakan koperasi
simpan pinjam).
Dari data yang ada, Yayuk Nuraeni mendapatkan bunga simpanan sebagai berikut:
Januari 2013 : Rp 350.000,00
Februari 2013 : Rp 200.000,00
Maret 2013 : Rp 500.000,00
April 2013 : Rp 240.000,00
Mei 2013 : Rp 250.000,00
Juni 2013 : Rp 300.000,00
Sedangkan Koperasi Sumber Rezeki mendapatkan bunga simpanan sebagai berikut:
Januari 2013 : Rp1.000.000,00
Februari 2013 : Rp 600.000,00
Maret 2013 : Rp1.300.000,00
April 2013 : Rp 650.000,00
Mei 2013 : Rp 700.000,00
Juni 2013 : Rp 850.000,00
Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas bunga simpanan tersebut?
JAWAB:
Atas penghasilan yang diterima Yayuk Nuraeni dari pembagian bunga simpanan koperasi
tersebut wajib dipotong PPh yang bersifat final oleh Koperasi Argo Makmur.
Tarif PPh bunga simpanan koperasi yang dibayarkan kepada orang pribadi adalah sebagai
berikut:
0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp240.000,00 (dua
ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan; atau
10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih
dari Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan.
Sehingga penghitungan PPh atas bunga simpanan koperasi yang diperoleh Yayuk Nuraeni
adalah sebagai berikut:
Januari 2013 : 10% x Rp350.000,00 = Rp35.000,00
Februari 2013 : 0% x Rp200.000,00 = Rp 0,00
Maret 2013 : 10% x Rp500.000,00 = Rp50.000,00
April 2013 : 0% x Rp240.000,00 = Rp 0,00
Mei 2013 : 10% x Rp250.000,00 = Rp25.000,00
Juni 2013 : 10% x Rp300.000,00 = Rp30.000,00
Sedangkan atas penghasilan yang diterima oleh Koperasi Sumber Rezeki dari pembagian
bunga simpanan koperasi tersebut tidak termasuk yang dikenai PPh yang bersifat final.
Namun sesuai dengan Pasal 23 ayat (4) UU PPh jo. PMK Nomor 251/PMK.03/2008 Koperasi
Sumber Rezeki bukan merupakan koperasi simpan pinjam, sehingga atas penghasilan bunga
simpanan termasuk dalam pengertian bunga yang wajib dipotong PPh Pasal 23 oleh Koperasi
Argo Makmur sebesar 15%.
Pemotongan PPh Pasal 23 setiap bulannya oleh Koperasi Argo Makmur sebagai berikut:
Januari 2013 : 15% x Rp1.000.000,00 = Rp150.000,00
Februari 2013 : 15% x Rp 600.000,00 = Rp 90.000,00
Maret 2013 : 15% x Rp1.300.000,00 = Rp195.000,00
April 2013 : 15% x Rp 650.000,00 = Rp 97.500,00
Mei 2013 : 15% x Rp 700.000,00 = Rp105.000,00
Juni 2013 : 15% x Rp 850.000,00 = Rp127.500,00
Kewajiban Koperasi Argo Makmur sebagai pemotong PPh atas pembagian bunga simpanan
adalah
melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas bunga simpanan Yayuk Nuraeni setiap bulan
sebagai berikut:
Januari 2013 sebesar Rp 35.000,00;
Februari 2013 sebesar Rp 0,00;
Maret 2013 sebesar Rp 50.000,00;
April 2013 sebesar Rp 0,00;
Mei 2013 sebesar Rp 25.000,00; -
Juni 2013 sebesar Rp 30.000,00.
Kewajiban Koperasi Argo Makmur sebagai pemotong PPh Pasal 23 atas atas bunga simpanan
Koperasi Sumber Rezeki setiap bulan:
Januari 2013 sebesar Rp 150.000,00;
Februari 2013 sebesar Rp 90.000,00;
Maret 2013 sebesar Rp195.000,00;
April 2013 sebesar Rp 97.500,00;
Mei 2013 sebesar Rp105.000,00;
Juni 2013 sebesar Rp127.500,00.
Koperasi Argo Makmur wajib memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada
Yayuk Nuraeni dan bukti pemotongan PPh Pasal 23 kepada Koperasi Sumber Rezeki;
Koperasi Argo Makmur juga wajib melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) paling lambat
tanggal:
11 Februari 2013 untuk masa Januari 2013;
11 Maret 2013 untuk masa Februari 2013;
10 April 2013 untuk masa Maret 2013;
10 Mei 2013 untuk masa April 2013;
10 Juni 2013 untuk masa Mei 2013;
10 Juli 2013 untuk masa Juni 2013.
Koperasi Argo Makmur wajib melakukan penyetoran PPh Pasal 23 yang telah dipotong
tersebut paling lambat tanggal:
11 Februari 2013 untuk masa Januari 2013;
11 Maret 2013 untuk masa Februari 2013;
10 April 2013 untuk masa Maret 2013;
10 Mei 2013 untuk masa April 2013;
10 Juni 2013 untuk masa Mei 2013;
10 Juli 2013 untuk masa Juni 2013.
Koperasi Argo Makmur wajib melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) dalam SPT Masa
PPh Pasal 4 ayat (2) paling lambat tanggal:
20 Februari 2013 untuk Masa Januari 2013;
20 Maret 2013 untuk Masa Februari 2013;
22 April 2013 untuk Masa Maret 2013;
20 Mei 2013 untuk Masa April 2013;
20 Juni 2013untuk Masa Mei 2013;
22 Juli 2013 untuk Masa Juni 2013.
Koperasi Argo Makmur wajib melaporkan pemotongan PPh Pasal 23 dalam SPT Masa PPh
Pasal 23 paling lambat tanggal:
20 Februari 2013 untuk Masa Januari 2013;
20 Maret 2013 untuk Masa Februari 2013;
22 April 2013 untuk Masa Maret 2013;
20 Mei 2013 untuk Masa April 2013;
20 Juni 2013 untuk Masa Mei 2013;
22 Juli 2013 untuk Masa Juni 2013.

Anda mungkin juga menyukai