Anda di halaman 1dari 9

Apa itu dermatitis (eksim)?

Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menyebabkan kulit memerah dan gatal. Dalam
kondisi yang lebih serius, kulit yang terkena dermatitis bisa sampai melepuh, mengeluarkan
cairan, dan mengelupas.

Dermatitis dapat terjadi pada semua usia, termasuk saat bayi. Orang-orang yang memiliki
riwayat alergi, demam atau asma lebih rentan terkena dermatitis.

Ada tiga jenis dermatitis umum yang harus dikenali, yaitu dermatitis eksim, dermatitis
kontak, dan dermatitis seboroik. Ketiga jenis dermatitis memiliki gejala dan penyebab yang
berbeda-beda.

Penyebab dermatitis:

Ketiga dermatitis tersebut memiliki penyebab dari beberapa kondisi yang kerap kita kenal
seperti alergi, faktor genetik dan iritasi.

1. Dermatitis atopik disebabkan berbagai faktor, termasuk kulit kering, variasi gen, disfungsi
sistem kekebalan tubuh, bakteri pada kulit dan kondisi lingkungan.

2. Dermatitis kontak terjadi akibat kontak langsung dengan salah satu dari banyak iritasi atau
alergen - seperti poison ivy, perhiasan yang mengandung nikel, produk pembersih, parfum,
kosmetik, dan bahkan pengawet dalam banyak krim dan body lotion.

3. Dermatitis seboroik mungkin disebabkan oleh ragi (jamur) yang ada di sekresi minyak
pada kulit. Orang dengan dermatitis seboroik akan cenderung datang dan pergi tergantung
pada musim.

Macam-macam tipe dermatitis:

1. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak dibagi menjadi dua yaitu: dermatitis kontak alergika, dan dermatitis kontak
iritan. Dermatitis kontak iritan biasanya muncul setelah bersentuhan dengan iritan kuat.
Dermatitis kontak dapat pula muncul pada mereka yang bersentuhan dengan substansi
pemicu alergi seperti nikel atau kosmetik. Penanganan dermatitis kontak antara lain dengan
penggunaan lotion untuk pelembab kulit dan obat dengan kandungan steroid. Namun
demikian, yang terpenting adalah menghindari iritan penyebab dermatitis.
2. Dermatitis atopic
Merupakan dermatitis yang paling sering terjadi. Biasanya mereka yang memiliki dermatitis
ini terkadang mengalami asma, memiliki riwayat keluarga yang menderita asma, dermatitis,
dan rhinitis alergi, dan tidak jarang pula mereka yang menderita dermatitis ini memiliki kulit
kering. Dermatitis atopi biasanya terjadi pada masa anak anak dan terjadi paling sering pada
wajah, tangan, kaki, siku tangan. Dermatitis atopi semakin lama bisa semakin bertambah
gatal dan gejala bisa semakin memburuk jika terkena sabun yang tidak sesuai, bahan pakaian
tertentu, dan bahan kimia tertentu. Penatalaksanan dermatitis atopi biasanya dengan
menggunakan produk yang dapat melembabkan kulit, salep dengan kandungan steroid,
antibiotik dapat diberikanjika timbul infeksi

3. Dermatitis dishidrosis
Penyebab dermatitis ini masih belum diketahui dengan pasti. Biasanya muncul di tangan atau
kaki. Biasanya ditandai dengan rasa gatal, bisa muncul luka lecet atau lepuh. Dermatitis jenis
ini bisa sangat gatal dan menyakitkan. Penangannya yaitu dengan kompres dingin, pemberian
salep mengandung steroid, dan kadang dengan psoralen yang dikombinasi dengan terapi
UVA.

4. Neurodermatitis
Mereka yang mengalami dermatitis biasanya berkembang menjadi iritasi kulit pada daerah
yang paling sering digaruk. Biasanya muncul di punggung, belakang leher, perut, ankle.
Penatalaksanaan adalah dengan menghentikan kebiasaan menggaruk. Salep dengan
kandungan steroid dapat mengurangi gejala.

5. Dermatitis seboroik
Biasanya dikenal dengan ketombe. Pada anak, biasanya muncul pada kulit kepala, sedangkan
pada dewasa biasanya di alis mata, sekitar hidung, area telinga. Kondisi ini biasanya karena
pertumbuhan jamur jenis tertentu yang berlebihan pada area tersebut. Terapi biasanya
diberikan shamppp yang mengandung asam salisilat, selenium sulfida, zinc. Lotion antijamur
atau steroid dapat diberikan pada area yang terkena.
6. Eksim nummular
Jenis eksim nummular umumnya menimbulkan lepuhan bentuk bulat di tubuh. Dalam bahasa
latin, nummular juga punya arti sebagai koin. Eksim nummular dapat dipicu oleh reaksi
terhadap gigitan serangga atau oleh reaksi alergi terhadap logam dan bahan kimia. Kulit
kering juga bisa menyebabkan eksim ini terjadi.

7. Eksim statis
Eksim jenis statis merupakan eksim yang terjadi saat cairan bocor keluar dari pembuluh
darah vena dan masuk ke dalam kulit Anda. Hal ini biasanya disebabkan oleh pelebaran
pembuluh darah (varises). Cairan yang bocor ini bisa menyebabkan pembengkakan,
kemerahan, gatal, dan nyeri pada kulit. Inilah yang mungkin disebut dengan eksim basah oleh
kebanyakan orang Indonesia.

Apa itu alergi (hipersensitivitas)?

Sejatinya, fungsi sistem kekebalan tubuh adalah untuk melindungi tubuh dari penyakit dan
unsur-unsur yang berpotensi berbahaya untuk tubuh. Namun ada juga kondisi di mana sistem
kekebalan tubuh keliru atau bereaksi berlebihan sehingga menimbulkan efek yang tidak
diinginkan. Kondisi ini yang disebut hipersensitivitas. Reaksi yang tidak dikehendaki tersebut
bisa saja merusak tubuh, membuat tak nyaman, bahkan berakibat fatal. Hipersensitivitas
meliputi alergi ringan, anafilaksis, hingga penyakit autoimun.

Saat hipersensitivitas terjadi, tubuh pertama akan terpapar unsur penyebab reaksi tersebut,
atau yang dikenal dengan istilah antigen. Setelah terjadi kontak antara tubuh dan antigen,
sistem kekebalan tubuh kemudian bereaksi terhadap antigen tersebut, namun secara
berlebihan.

4 Tipe Hipersensitivitas: (macam tipe nya)

1. Reaksi Hipersensitivitas Tipe 1:


Tipe ini sama dengan alergi dan biasa disebut reaksi hipersensitivitas tipe cepat.
Reaksi hipersensitivitas tipe 1 melibatkan sejenis antibodi yang disebut imunoglobulin E
(IgE). Senyawa IgE tersebut akan melepaskan histamin yang kemudian bisa memicu reaksi
alergi ringan hingga berat, seperti anafilaksis. Disebut reaksi hipersensitivitas ‘cepat’ karena
respons yang terjadi dari hipersensitivitas tipe 1 ini terjadi dalam waktu kurang dari satu jam
setelah terpapar antigen.

Beberapa reaksi yang timbul akan tergantung sistem organ mana yang terpengaruh. Beberapa
gangguan yang termasuk hipersensitivitas tipe ini adalah:

1. Urtikaria atau biduran, yaitu ruam gatal pada kulit


2. Rhinitis atau reaksi alergi pada saluran pernapasan yang menyebabkan bersin, hidung
tersumbat atau berair, dan gatal.
3. Asma, di mana terjadi penyempitan saluran napas, produksi lendir, dan peradangan
saluran, sehingga mengakibatkan sesak napas.
4. Anafilaksis adalah reaksi alergi yang berdampak pada seluruh tubuh dan dapat
menyebabkan kematian. Reaksi anafilaksis bisa meliputi kesulitan bernapas, tekanan darah
menurun drastis (syok), dan tenggorokan serta wajah membengkak sehingga dapat berakibat
fatal. Jika terjadi, penderita perlu segera mendapat pertolongan medis.

(biduran)

2. Reaksi Hipersensitivitas Tipe 2:


Tipe kedua dari reaksi hipersensitivitas biasa disebut reaksi hipersensitivitas
sitotoksik, di mana sel tubuh yang normal secara keliru dimusnahkan oleh sistem kekebalan
tubuh sendiri. Reaksi ini melibatkan antibodi imunoglobulin G (IgG) atau imunoglobulin M
(IgM).

Contoh dari reaksi hipersensitivitas jenis ini adalah anemia hemolitik autoimun, penolakan
transplantasi organ

(anemia hemolitik)

3. Reaksi Hipersensitivitas Tipe 3:


Reaksi hipersensitivitas jenis ini disebut juga penyakit kompleks imun. Yaitu ketika
antibodi dan antigen, atau unsur penyebab produksi antibodi, akan bergabung menjadi suatu
komponen dan beredar dalam darah atau jaringan tubuh. Kombinasi antara antibodi dan
antigen inilah yang disebut kompleks imun.

Kompleks imun kemudian memicu respons peradangan tubuh dan bisa terdeposit pada
pembuluh darah di berbagai organ. Jika tertanam pada ginjal, dapat menyebabkan
glomerulonefritis atau peradangan ginjal. Reaksi hipersensitivitas tipe 3 umumnya muncul 4-
10 hari setelah tubuh terpajan antigen.

Contoh penyakit yang terjadi karena reaksi hipersensitivitas tipe 3 antara lain lupus dan
rheumatoid arthritis.

(lupus)

4. Reaksi Hipersensitivitas Tipe 4:

Reaksi hipersensitivitas tipe 4 disebut sebagai reaksi hipersensitivitas tipe lambat,


karena reaksinya relatif lebih lama dibanding dengan reaksi hipersensitivitas tipe lain.
Berbeda dengan tipe hipersensitivitas lainnya yang mana antibodi berperan utama, dalam tipe
ini, sejenis sel darah putih yang disebut sel T berperan dalam menyebabkan reaksi alergi dan
gejala-gejala yang ada.

Contoh hipersensitivitas tipe 4 adalah dermatitis kontak dan berbagai bentuk reaksi
hipersensitivitas akibat obat-obatan.

(dermatitis kontak)

9. Pengobatan Dermatitis Secara Medis dan Umum.

Obat dermatitis sebenarnya belum ditemukan. Namun, meski tidak bersifat


menyembuhkan, ada beberapa pengobatan dan perawatan yang dapat dilakukan untuk
meredakan gejala dermatitis. Agar tidak semakin parah dan memburuk, hal penting yang
harus dilakukan yaitu mengidentifikasi jenis dan faktor penyebab sedini mungkin. Di bawah
ini adalah daftar obat dermatitis yang umumnya digunakan dalam menangani kondisi yang
mendasarinya.

a) Secara Medis :

 Krim hidrokortison, untuk menangani peradangan ringan pada kulit dan meredakan
iritasi pada sebagian besar jenis dermatitis. Krim ini bisa bebas didapatkan di apotek.
Namun, obat ini perlu digunakan sesuai petunjuk karena jika berlebihan akan
mengakibatkan penipisan kulit, infeksi, iritasi, stretch marks, hingga perubahan warna
kulit.
 Antihistamin oral biasanya diresepkan sebagai obat minum untuk meredakan gatal-
gatal parah.
 Tablet ataupun suntikan kortikosteroid bisa jadi diperlukan untuk menangani kondisi
dermatitis yang berat. Tetapi obat-obatan ini tidak dapat digunakan dalam jangka
panjang karena berpotensi menyebabkan efek samping serius
seperti hipertensi, osteoporosis, diabetes, serta berkurangnya tingkat pertumbuhan
pada anak.
 Antibiotik mungkin diperlukan sebagai penanganan jika ada infeksi sekunder yang
menyertai.
 Sampo antiketombe dapat digunakan untuk menangani dermatitis seboroik. Produk
ini mengandung asam salisilat, tar, seng pirition, sulfat, ketokonazol, dan selenium.
 Pelembap dapat meredakan gejala dermatitis dengan dioleskan langsung pada
permukaan kulit untuk menjaga kelembapan kulit. Biasanya digunakan pada kulit
kering.
 Calcineurin inhibitors adalah krim yang membantu memperbaiki kulit serta
mengurangi gatal, seperti tacrolimus dan pimecrolimus. Namun obat ini hanya akan
digunakan jika pengobatan lain telah gagal karena efek samping yang mungkin
timbul.

b) Secara Salon/Umum :

Di samping obat dermatitis di atas, mengendalikan stres dan relaksasi dapat


diterapkan untuk membantu meredakan rasa frustrasi dan malu akibat dermatitis. Selain
itu, ada beberapa cara juga yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala.

 Hindari sabun dengan kandungan keras yang dapat menyebabkan iritasi.


 Oleskan salep atau krim untuk melembapkan kulit.
 Membungkus area yang terkena dermatitis cukup parah dengan perban basah dan
kortikosteroid oles, untuk membantu meredakan gejala selama beberapa jam hingga
hari.

Namun, jika perawatan dan obat dermatitis di atas tidak berhasil, maka tindakan
selanjutnya harus mendapatkan perawatan khusus oleh dokter ahli kulit, salah satunya dengan
terapi sinar. Terapi ini dilakukan dengan membiarkan kulit terkena sinar matahari atau sinar
ultraviolet A atau B buatan. Namun terapi ini tidak dapat diterapkan jangka panjang, karena
berisiko meningkatkan risiko kanker kulit. Selain terapi sinar, dapat juga dilakukan terapi
imunosupresan untuk meredakan peradangan dengan menekan sistem imun, atau kapsul
alitretinoin merupakan produk turunan vitamin A untuk meredakan eksim parah yang tidak
tertangani dengan kortikosteroid.
Suplemen makanan dan pengobatan herbal seringkali menjadi pilihan meski kurang
efektif dan belum memiliki bukti yang cukup dibanding obat dermatitis di atas dalam
menangani kondisi ini, sehingga tetap perlu mengonsultasikannya dengan dokter dan bisa
menjalani pengobatan yang sesuai.
10. Saran dan Pantangan dalam Penyakit Dermatitis

Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi penyakit
kulit dermatitis :
 Batasi waktu mandi

Batasi mandi hingga 5-10 menit. Sebaiknya, gunakan air hangat, jangan air panas. Bath
oil juga dapat membantu mengatasi kondisi ini.

 Gunakan pembersih tanpa sabun atau pakai sabun yang lembut

Pilihlah pembersih tanpa pewangi dan deterjen (sabun) yang menimbulkan banyak bisa.
Jika harus menggunakan sabun gunakanlah yang ringan. Beberapa sabun dapat mengeringkan
kulit.

 Keringkan tubuh dengan hati-hati

Setelah mandi, gosok kulit dengan cepat dengan telapak tangan, atau tepuk-tepuk kulit
dengan handuk yang halus.

 Lembapkan kulit

Saat kulit masih basah, kunci kelembapan kulit dengan minyak atau krim.

 Jangan menggunakan baju sweater atau yang berbahan wool/tebal

Jenis tekstur kasar, seperti wol atau serat sintetis tertentu, bisa mengiritasi kulitmu.
Pilihlah pakaian katun yang lembut dengan potongan yang lebih longgar, yang tidak akan
bergesekan dengan kulitmu.

 Jangan sering menggaruk kulit

Memang eksim akan membuat kulitmu terasa sangat gatal tapi sangat-sangat hindari
untuk menggaruknya. Menggaruk hanya akan membuat kulitmu semakin terluka.

 Hindari berada di tempat yang terlalu dingin atau terlalu panas

Untuk kamu yang menderita eksim, berkeringat bisa menyebabkan iritasi pada
kulitmu karena itu hindari berada di tempat yang terlalu panas. Namun, tempat yang
terlalu dingin juga tidak baik karena bisa menyebabkan kekeringan di kulitmu dan gatal.

 Jangan menggunakan detergen dan sabun yang mengandung wewangian

Sama seperti deterjen, kamu juga harus menghindari menggunakan sabun yang
memiliki wangi-wangian baik untuk mandi maupun hanya sekedar cuci tangan. Pakailah
sabun yang paling polos, paling biasa dan paling natural.

11. Pengobatan Alergi Secara Medis dan Umum.


Selain menghindari alergennya, penanganan medis alergi dengan obat juga bertujuan
untuk mengendalikan gejala-gejala alergi yang muncul. Jenis obat-obatan untuk alergi
adalah:
A. Secara Medis :

 Antihistamin
Obat ini bekerja dengan menghambat efek senyawa histamin dalam alergi. Antihistamin
dapat digunakan dalam bentuk tablet, krim, cair, tetes mata, atau semprot hidung, tergantung
dari area yang terkena alergi. Beberapa jenis antihistamin akan menimbulkan rasa kantuk
setelah dikonsumsi.
 Obat semprot kortikosteroid
Obat ini efektif untuk menangani peradangan pada kasus alergi. Obat steroid ini bisa
didapat dalam bentuk semprot hidung, tetes mata, krim, inhaler, dan tablet. Efek samping
yang ditimbulkan lebih sedikit dibandingkan kortikosteroid dalam bentuk tablet, karena
hanya bekerja di satu area tertentu dan sedikit yang terserap tubuh.
 Dekongestan
Selain tablet dan kapsul, obat ini juga tersedia dalam bentuk obat tetes atau semprot
hidung. Dekongestan berguna untuk membantu melegakan hidung tersumbat. Obat ini hanya
dianjurkan untuk pemakaian jangka pendek (kurang dari satu minggu).
 Penanganan Untuk Anafilaksis
Jika kemungkinan alergi menyebabkan serangan anafilaksis, dianjurkan untuk selalu
membawa suntikan epinefrin yang diresepkan dokter dan gunakan suntikan tersebut dalam
keadaan darurat. Penderita juga bisa mengenakan gelang atau kalung penanda alergi jika
memungkinkan supaya jika anafilaksis terjadi, orang-orang disekitar akan tahu penyebabnya
dan bertindak secepat mungkin.
B. Secara Salon/Umum :
Mengkonsumsi produk suplemen berbahan alami yang tidak mengandung zat
pengawet kimia secara teratur. Produk anti alergi yang bagus biasanya dengan cepat dan
efektif membantu meredakan reaksi alergi seperti asthma dan rhinitis, serta membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap faktor penyebab alergi. Sehingga alergi
tidak mudah kambuh atau datang di kemudian hari.

10. Saran dan Pantangan dalam Alergi


 Cara terbaik untuk mengurangi kambuhnya gejala alergi adalah menghindari
penyebab alergi, misalnya menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat
menyebabkan alergi.
 Menyusui dapat membantu mencegah atau mengurangi alergi ketika bayi diberikan
ASI di usia 4 sampai 6 bulan.
 Hindari makan makanan pedas, hal ini karena makanan-makanan yang pedas akan
memicu histamine yang semakin memperparah kondisi alergi yang sedang kambuh.
 Hindari mengonsumsi makanan-makanan mentah ketika sedang terkena
alergi. Misalnya sushi, steak, dan lainnya. Makanan yang kurang matang tentu saja
masih mengandung biota hidup yang kemudian akan masuk ke dalam tubuh.
 Hindari memakan telur, karena kandungan protein yang cukup tinggi di dalam telur
akan kurang baik untuk penderita alergi. Bahkan bagi yang memiliki alergi kulit,
mengkonsumsi telur akan makin memperparah kondisi alergi Anda.
Noya, Alert. 2017. Pilihan Obat Dermatitis Sesuai Kondisi Kulit. Dikutip 16 Maret 2019 dari
Alo Dokter :
https://www.alodokter.com/pilihan-obat-dermatitis-sesuai-kondisi-kulit

2018. Penyakit Dermatitis. Dikutip 16 Maret 2019 dari Hello Sehat :


https://hellosehat.com/penyakit/dermatitis/

Marianti. 2017. Pengobatan Alergi. Dikutip 16 Maret 2019 dari Alo Dokter :
https://www.alodokter.com/alergi/pengobatan

2017. Penyakit Alergi. Dikutip 16 Maret 2019 dari Hello Sehat :


https://hellosehat.com/penyakit/alergi-2/
Hadijah, Siti. 2018. Punya Alergi Parah? Kenali Makanan yang Dapat Menyembuhkan dan
Memperparah Alergi. Dikutip 16 Maret 2019 dari Cermati.com :
https://www.cermati.com/artikel/punya-alergi-parah-kenali-makanan-yang-dapat-
menyembuhkan-dan-memperparah-alergi

Anda mungkin juga menyukai