Air mempunyai peranan penting didalam suatu bahan pangan. Air merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap penampakan,tekstur,cita rasa,nilai gizi bahan pangan dan aktivitas mikroorganisme. Karakteristik hidratasi bahan pangan dengan molekul air yang terkandung didalamnya dan molekul air diudara sekitarnya ( Adnan,1982). Air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen disamping ikut sebagai bahan pereaksi. Dalam suatu bahan pangan. Air dikategorikan dalam 2 tipe yaitu air bebas dan air terikat. Air bebas menunjukkan sifat-sifat air dengan keaktifan penuh, sedangkan air terikat sulit dibebaskan dengan cara tersebut. Sebenarnya air dapat terikat secara fisik, yaitu ikatan menurut system kapiler dan air terikat secara kimia, antara lain air Kristal dan air yang terikat dalam system disperse( Hastuti,2012). Air terikat ( bound water ) merupakan interaksi air dengan solid atau bahan pangan. Ada beberapa definisi air terikat adalah sejumlah air yang berinteraksi adalah sejumlah air yang berinteraksi secara kuat dengan solute yang bersifat hidrofilik. Air terikat adalah air yang tidak dapat dibekukan lagi pada suhu lebih kecil atau sama dengan -40 °C, merupakan subtansi nonqueous dan mempunyai sifat yang berbeda dengan air kamba. Air dalam bahan pangan terikat secara kuat pada sisi-sisi kimia komponen bahan pangan misalnya grub hidroksil dari polisakarida, grub karbonil dan amino dari protein dan sisi polar lain yang dapat memegang air dengan ikatan hydrogen (Hastuti,2012). 2.2 Karakteristik Hidratasi Karakteristik hidratasi bahan adalah karakteristik fisik bahan yang khusus meliputi interaksi antara bahan dengan molekul air yang ada di dalamnya dan molekul air di dalam udara sekitar. Berdasarkan derajat keterikatan air dalam bahan, secara konvensional molekul air dalam bahan dapat dibedakan menjadi 4 tipe sebagai berikut. 1. Tipe I, yaitu molekul air yang terikat secara kimia dengan molekul bahan melalui ikatan hidrogen. Derajat pengikatan ini sangat besar sehingga air ini tidak membeku pada proses pembekuan dan sangat sulit dipisahkan dari molekul bahan. Molekul air membentuk hidrat dengan molekul-molekul lain yang mengandung atom oksigen dan nitrogen seperti karbohidrat, protein, dan garam. 2. Tipe II, yaitu molekul air yang terikat secara kimia membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air lainnya. Jenis ini terdapat dalam mikrokapiler bahan dan sulit dihilangkan dari bahan. Jika air ini dihilangkan dari bahan maka kadar air bahan akan tinggal 3–7%. 3. Tipe III, yaitu molekul air yang terikat secara fisik dalam jaringan matriks bahan membran, kapiler, dan serat. Air tipe ini mudah dikeluarkan dari bahan, bila seluruhnya diuapkan maka kadar air bahan akan tinggal sekitar 12–25%. Air ini dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya sehingga bila hasil pertanian agar dapat disimpan lama maka air ini harus dihilangkan. 4. Tipe IV, yaitu air bebas yang tidak terikat dalam jaringan bahan. Air tipe ini biasa disebut sebagai air murni dengan sifat-sifat air biasa dan keaktifan penuh (Sudarmadji 2010). 2.3 Kadar Air Kadar air merupakan salah satu sifat fisik dari bahan yang menunjukkan banyaknyya air yang mennunjukkan banyaknya air yang terkandung didalam bahan. Kadar air biasanya dinyatakan dengan persentase berat air terhadap bahan basah atau dalam gram air untuk setiap 100 gram bahan yang disebut dengan kadar air basis basah (bb) dan berat bahan kering atau padatan adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap(konstan) ( Winarno,1991). Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembapan udara disekitarnya. Kadar air ini disebut dengan kadar air seimbang tertentu pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang dengan kelembapan relative ( Winarno,1991). Menurut Sudarmadji (2010), memaparkan adanya hubungan antara kadar air dalam bahan pangan dengan daya awetnya. Pengurangan air baik dalam pengeringan atau penambahan bahan penguap air bertujuan untuk mengawetkan bahan pangan sehingga dapat tahan kerusakan mikrobiologis maupun kerusakan kimiawi. 2.4 Kadar Air Keseimbangan Kadar air keseimbangan suatu bahan pangan kadar air bahan pangan ketika uap air bahan tersebut dalam kondisi seimbang dengan lingkunganyan dimana produk sudah tidak mengalami penambahan atau pengurangan bobot produk. Kadar air kesetimbangan adalah kadar air dari suatu produk pangan pada kondisi lingkungan tertentu dalam periode waktu yang lama (Winarno,1991). Kadar air kritis kesetimbangan pada produk pangan digunakan untuk menentukan dan menggunakan kurva sorpsi isotermis produk tersebut. Kurva proses penyerapan air (adsorpsi) terjadi saat kelembapan relative lingkungan lebih tinggi dibandingkan dengan kelembapan relative bahan pangan. Kelembapan relative lingkungan yang lebih rendah daripada kelembapan bahan menyebabkan terjadinya distribusi uap air dari bahan ke lingkungan melalui proses penguapan (desorpsi) penambahan atau penurunn bobot sampel selama penyimpanan menunjukkan fenomena hidratasi( Syarief, 1993). 2.5 Bahan Analisa 2.5.1 Pare ( Momordica Chartia L.) Buah pare (momordica Chartia L.) memiliki keunikan yaitu bentuknya yang berbintil dan rasanya pahit, namun dibalik rasa pahitnya itu ternyata buah pare sangat kaya akan khasiat. Buah pare memiliki zat bermanfaat, diantaranya karantin, hydroksitriptamin, glikosida kukurbitasin, yang memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (Suprapti,2005). Buah pare segar berwarna hijau muda dan jika terkena panas atau dimasak warna akan berubah menjadi memudar, hal ini menyebabkan warna produk menjadi kurang menarik. Pare juga memiliki aroma yang sedikit tajam yang dapat menyebabkan produk akan kurang diminati. Beberapa konsumen juga terkadang tidak menyukai aroma dari gelatin.(Suprapti,2005). 2.5.2 Wortel Tanaman wortel memiliki dau majemuk bergaris-garis (lanset) dengan 4 sampai 7 tangkai daun yang berukuran panjang. Tangkai daun agak tebal dan kaku namun permukaan daunnya halus. Pada bagian batangnya. Berukuran sangat kecil sehingga terkadang hamper tidak terlihat. Wortel biasanya berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuninggan dengan tekstur serupa kayu (Suprapti,2005). 2.5.3 Mentimun Mentimun adalah salah satu sayuran buah yang banyak dikonsumsi segar oleh masyarakat Indonesia. Sebagai bahan pangan, buah mentimun mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap ,yakni mengandung koloni,protein, lemak ,karbohidrat,kalsium,fosfor,zat gizi,vitamin B, Vitamin c, dll. (Cahyono, 2003). 2.5.4 Gambas Gambas berasal dari india kemudian menyebar ke berbagai Negara yang beriklim tropis. Tumbuhan gambas berbatang lunak dengan bentuk segi lima ,tumbuh merambat atau menjalar, serta mempunyai sulur yang digunakan sebagai alat untuk merambat. Buah gambas berbentuk bulat panjang dengan bagian pangkal kecil . buah berukuran panjang 15- 60 cm, lebar 5-12 cm dengan diameter 5-8 cm. tiap buah berbiji banyak dan tiap biji berukuran 11-13 mm x 7-9 mm dengan struktur kulit agak keras (Rukmana,2010). DAFTAR PUSTAKA
Adnan,Mochamad. 1982. Aktivitas Air dan Kerusakan Bahan Makanan . Jakarta :
Penerbit Agritech. Cahyono, 2003. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit : Gramedia Pustaka Utama .Jakarta
Hastuti,2012. Pemanfaatan Limbah Cangkang rajungan sebagai Perisa Makanan .
Jurnal Agrointek Volume 6 nomor 2 ( 88-96).
Rukmana,2010. Sayur-sayuran,pare Pahit ( momordica chrantia.L.).Bogor : Lembaga
Biologi Nasional –Lipi. Sudarmadji . 2010. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Suprapti,2005. Tepung Pembuatan dan Pemanfaatannya .Konsius. Yogyakarta
Syarief, 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Jakarta : Penerbit Arcan.
Winarno,1991. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit : Gramedia Pustaka Utama . Jakarta