Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha
tertentu dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha yang
dimaksud yaitu dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, kegiatan
pemasaran atau kegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi menyediakan
pelayanan kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain yang tidak dapat
melaksanakannya akibat adanya hambatan peraturan. Peran koperasi ini juga terjadi jika
pelanggan memang tidak memiliki aksesibilitas pada pelayanan dari bentuk lembaga lain.
Koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Faktor utama yang
menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan
mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi
menghadapi kesulitan tersebut. Dan dalam melaksanakan roda organisasinya koperasi
harus tunduk pada tata nilai tertentu yang merupakan karakteristik koperasi, tata nilai ini
dapat dilihat pada Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian
terutama pasal 2 s/d 5, yang lazim disebut : Landasan Asas, Tujuan, Fungsi, dan Peran
Prinsip-prinsip Koperasi.

2.3 Proses Bisnis usaha koperasi

Koperasi merupakan badah usaha yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota,


dengan demikian proses bisnis utamanya adalah memfasilitasi kebutuhan para
anggota.

Proses bisnis utama koperasi dapat digambarkan melalui konsep rantai nilai Porter.
Model ini merupakan suatu metode atau alat dasar yang sistematik untuk
memeriksa semua aktifitas kinerja koperasi dan bagaimana mereka berinteraksi
sebagai dasar menganalisis sumber daya yang diandalkan dalam mendapatkan
keunggulan bersaing. Berdasarkan pendekatan ini, rantai nilai koperasi pada
umumnya dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu kegiatan utama dan kegiatan
penunjang.
Kegiatan Penunjang Infrastruktur koperasi

Sumber Daya Manusia M


A

Pengunaan Teknologi R
GI N
Pengadaan

Simpan Toko Konsumsi I


N
Pendanaan

Umu
Pinjam m anggota Service RG
Agen
M
A

Kegiatan Utama

Gambar 2.1 Rantai Nilai Koperasi(Romadhon,2006)


Seberapa besar nilai tambah bagi koperasi bergantung dari seberapa
lengkap dan seberapa bagus pelayanan yang diberikan koperasi untuk para
anggotanya. Dilihat dari gambar 2.1 di atas, maka kegiatan usaha Koperasi
ABC yaitu memberikan pelayanan barang dan jasa bagi anggotanya. Bentuk
pelayanan ini antara lain adalah simpan pinjam, toko konsumsi, pendanaan
dan kegiatan lainnya seperti pelayanan kesehatan dan pemberian materi
seputar manajemen bisnis bagi para anggotanya. Pemberian materi ini dalam
rangka edukasi sehingga peranan koperasi dapat lebih optimal, kegiatan ini
seringkali dilakukan oleh manajer.

Proses bisnis utama di koperasi adalah semua proses yang ditujukan langsung
untuk melayani anggota mulai dari proses pendaftaran anggota, sampai
dengan pemenuhan kebutuhan anggota. Proses intinya yaitu aktivitas kegiatan
usaha koperasi secara umum dapat dilihat pada gambar berikut.

Program pelatihan

Seleksi mitra pendanaan


Poin
Daftar poin iuran kredit kreatifan
anggota konsumsi SHU

agen
poin
belanja konsumsi loyalitas

Gambar 2.2 Proses Bisnis Umum


Proses bisnis ini dimulai dari pendaftaran anggota, disinilah pertama kali hak
dan kewajiban anggota dijelaskan dan secara otomatis harus ditaati oleh setiap
anggota yang mendaftar. Selanjutnya adalah pencatatan point yaitu
pembayaran iuran terutama iuran sukarela, pembelanjaan, keaktifan dan
ketepatan waktu dalam pembayaran. Pembelanjaan dan agen toko koperasi
akan menambah poin loyalitas. Keikursertaaan anggota dalam menggunakan
dana dan kegiatan koperasi, akan dicatat menjadi poin keaktifan. Semakin baik
pointnya maka setiap pengajuan dari anggota akan dipermudah dan limit
pinjamanpun menjadi naik.

Anggota koperasi memiliki kebebasan untuk menyuarakan pendapatnya dalam


forum baik formal maupun informal. Setiap orang memiliki hak yang sama
atas produk koperasi , namun tetap melihat pemenuhan kewajiban yang
dilakukan. Berbagai layanan dan fasilitas dapat digunakan seperti simpan
pinjam, pendanaan, agen dan kuliah umum mengenai manajemen. Setiap
kegiatan memilki prosedur dan syaratnya masing‐masing. Jika seorang anggota
keluar dari keanggotaan maka semua iuran dan simpanan dikembalikan
seutuhnya kecuali simpanan pokok, simpanan pokok ini menjadi hak koperasi.

Kegiatan simpan pinjam adalah kegiatan yang paling dominan dalam koperasi
ABC ini, banyak para anggota yang masuk dengan tujuan dengan
memanfaatkan fasilitas ini. Anggota yang dapat meminjam hanyalah anggota
yang memiliki catatan yang baik, yaitu lancar dalam pembayaran iuran wajib
dan sukarelanya dan lebih diutamakan untuk anggota yang berasal dari
lingkungan sekitar hal ini dimaksudkan agar lebih mudah memantaunya. Tidak
ada proses yang panjang dan berbelit‐belit untuk pencairan dana jika kriteria
diatas dipenuhi dengan baik.

Proses Bisnis Pendukung

Disamping kegiatan bisnis utama, Koperasi ABC juga mempunyai kegiatan


pendukung yaitu kegiatan survey pasar dan funding .
1. Survei Pasar
Survey pasar merupakan kegiatan penunjang yang cukup penting.
Disinilah rencana ekpansi bisnis koperasi dibuat, kegiatan ini menekan
kan untuk mencari peluang‐peluang baru yang memungkinkan.

Peluang‐peluang baru itu dapat berupa pengembangan bisnis dan masih

berhubungan dengan bisnis sebelumnya atau yang sama tidak


berhubungan.

2. Funding
Proses ini adalah ujung tombak dari koperasi. Hal ini disebabkan karena
pendanaan koperasi ABC sejauh ini masih mengandalkan dari investor.
Sementara dari anggota sendiri jumlah dananya tidak begitu signifikan
terhadap dana koperasi.

2.5 ketentuan pot put dalam usaha koperasi


. PPh Pasal 4 ayat (2) Bunga Simpanan yang Dibayarkan Koperasi kepada Anggota
Koperasi Orang Pribadi
Objek PPh yang bersifat final adalah bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
yang didirikan di Indonesia kepada anggota koperasi orang pribadi.
Besarnya tarif pemotongan PPh yang bersifat final adalah:

Peraturan yang terkait pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan
berupa bunga simpanan yang dibayarkan koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi adalah:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2009;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.03/ 2010.
CONTOH SOAL: Koperasi Argo Makmur membagikan bunga simpanan koperasi kepada
anggotanya setiap bulan yang dibayarkan setiap tanggal 25, anggota koperasi yang
memperoleh bunga simpanan, antara lain Yayuk Nuraeni dan Koperasi Sumber Rezeki
(bukan merupakan koperasi simpan pinjam).
Dari data yang ada, Yayuk Nuraeni mendapatkan bunga simpanan sebagai berikut:
Januari 2013 : Rp 350.000,00
Februari 2013 : Rp 200.000,00
Maret 2013 : Rp 500.000,00
April 2013 : Rp 240.000,00
Mei 2013 : Rp 250.000,00
Juni 2013 : Rp 300.000,00
Sedangkan Koperasi Sumber Rezeki mendapatkan bunga simpanan sebagai berikut:
Januari 2013 : Rp1.000.000,00
Februari 2013 : Rp 600.000,00
Maret 2013 : Rp1.300.000,00
April 2013 : Rp 650.000,00
Mei 2013 : Rp 700.000,00
Juni 2013 : Rp 850.000,00
Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh atas bunga simpanan tersebut?
JAWAB:
Atas penghasilan yang diterima Yayuk Nuraeni dari pembagian bunga simpanan koperasi
tersebut wajib dipotong PPh yang bersifat final oleh Koperasi Argo Makmur.
Tarif PPh bunga simpanan koperasi yang dibayarkan kepada orang pribadi adalah sebagai
berikut:
0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp240.000,00
(dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan; atau
10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan
lebih dari Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan.
Sehingga penghitungan PPh atas bunga simpanan koperasi yang diperoleh Yayuk Nuraeni
adalah sebagai berikut:
Januari 2013 : 10% x Rp350.000,00 = Rp35.000,00
Februari 2013 : 0% x Rp200.000,00 = Rp 0,00
Maret 2013 : 10% x Rp500.000,00 = Rp50.000,00
April 2013 : 0% x Rp240.000,00 = Rp 0,00
Mei 2013 : 10% x Rp250.000,00 = Rp25.000,00
Juni 2013 : 10% x Rp300.000,00 = Rp30.000,00
Sedangkan atas penghasilan yang diterima oleh Koperasi Sumber Rezeki dari pembagian
bunga simpanan koperasi tersebut tidak termasuk yang dikenai PPh yang bersifat final.
Namun sesuai dengan Pasal 23 ayat (4) UU PPh jo. PMK Nomor 251/PMK.03/2008
Koperasi Sumber Rezeki bukan merupakan koperasi simpan pinjam, sehingga atas
penghasilan bunga simpanan termasuk dalam pengertian bunga yang wajib dipotong PPh
Pasal 23 oleh Koperasi Argo Makmur sebesar 15%.
Pemotongan PPh Pasal 23 setiap bulannya oleh Koperasi Argo Makmur sebagai berikut:
Januari 2013 : 15% x Rp1.000.000,00 = Rp150.000,00
Februari 2013 : 15% x Rp 600.000,00 = Rp 90.000,00
Maret 2013 : 15% x Rp1.300.000,00 = Rp195.000,00
April 2013 : 15% x Rp 650.000,00 = Rp 97.500,00
Mei 2013 : 15% x Rp 700.000,00 = Rp105.000,00
Juni 2013 : 15% x Rp 850.000,00 = Rp127.500,00
Kewajiban Koperasi Argo Makmur sebagai pemotong PPh atas pembagian bunga simpanan
adalah
melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas bunga simpanan Yayuk Nuraeni setiap
bulan sebagai berikut:
Januari 2013 sebesar Rp 35.000,00;
Februari 2013 sebesar Rp 0,00;
Maret 2013 sebesar Rp 50.000,00;
April 2013 sebesar Rp 0,00;
Mei 2013 sebesar Rp 25.000,00; -
Juni 2013 sebesar Rp 30.000,00.
Kewajiban Koperasi Argo Makmur sebagai pemotong PPh Pasal 23 atas atas bunga simpanan
Koperasi Sumber Rezeki setiap bulan:
Januari 2013 sebesar Rp 150.000,00;
Februari 2013 sebesar Rp 90.000,00;
Maret 2013 sebesar Rp195.000,00;
April 2013 sebesar Rp 97.500,00;
Mei 2013 sebesar Rp105.000,00;
Juni 2013 sebesar Rp127.500,00.
Koperasi Argo Makmur wajib memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) kepada
Yayuk Nuraeni dan bukti pemotongan PPh Pasal 23 kepada Koperasi Sumber Rezeki;
Koperasi Argo Makmur juga wajib melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) paling lambat
tanggal:
11 Februari 2013 untuk masa Januari 2013;
11 Maret 2013 untuk masa Februari 2013;
10 April 2013 untuk masa Maret 2013;
10 Mei 2013 untuk masa April 2013;
10 Juni 2013 untuk masa Mei 2013;
10 Juli 2013 untuk masa Juni 2013.
Koperasi Argo Makmur wajib melakukan penyetoran PPh Pasal 23 yang telah dipotong
tersebut paling lambat tanggal:
11 Februari 2013 untuk masa Januari 2013;
11 Maret 2013 untuk masa Februari 2013;
10 April 2013 untuk masa Maret 2013;
10 Mei 2013 untuk masa April 2013;
10 Juni 2013 untuk masa Mei 2013;
10 Juli 2013 untuk masa Juni 2013.
Koperasi Argo Makmur wajib melaporkan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) dalam SPT
Masa PPh Pasal 4 ayat (2) paling lambat tanggal:
20 Februari 2013 untuk Masa Januari 2013;
20 Maret 2013 untuk Masa Februari 2013;
22 April 2013 untuk Masa Maret 2013;
20 Mei 2013 untuk Masa April 2013;
20 Juni 2013untuk Masa Mei 2013;
22 Juli 2013 untuk Masa Juni 2013.
Koperasi Argo Makmur wajib melaporkan pemotongan PPh Pasal 23 dalam SPT Masa PPh
Pasal 23 paling lambat tanggal:
20 Februari 2013 untuk Masa Januari 2013;
20 Maret 2013 untuk Masa Februari 2013;
22 April 2013 untuk Masa Maret 2013;
20 Mei 2013 untuk Masa April 2013;
20 Juni 2013 untuk Masa Mei 2013;
22 Juli 2013 untuk Masa Juni 2013.

Anda mungkin juga menyukai