Usaha Reksadana Edit
Usaha Reksadana Edit
Dosen Pembimbing:
Drs. Ahmad Dahlan.,MSA.,Ak.,BKP
Yeni Tata Rini., SE.,M.Acc.,Ak
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perpajakan.
Penyusunan makalah ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan, bimbingan, petunjuk,
dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikan oleh
penulis kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan saran dalam
penyelesaian makalah ini.
Semoga dukungan dan semangat yang telah diberikan dibalas Allah SWT dengan
kenikmatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyelesaikan makalah ini dengan hasil yang baik.Namun, tidak mustahil jika para
pembaca masih menemui kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, baik berupa
kesalahan penulisan maupun pengembangan topik dan masalah yang dibahas. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan
penyusunan makalah ini di masa yang akan datang. Atas kritik dan saran yang telah
diberikan, penulis menyampaikan ucapan terimakasih.Semoga makalah ini bermanfaat bagi
seluruh kalangan, baik bagi kalangan akademik maupun kalangan non-akademik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):
“Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.”
Dari kedua definisi di atas, terdapat empat unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:
Portofolio efek adalah kumpulan efek yang dimiliki oleh orang perseorangan, perusahaan,
usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang terorganisasi berupa surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit
Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari
Efek. Sedangkan, manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola
Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan
sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain
itu, reksa dana biasanya juga akan melibatkan kustodian, yaitu pihak yang memberikan jasa
penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima
dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1),
bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan
Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
Kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat
pemegang Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi
wewenang untuk mengelola portofolio efek dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk
melaksanakan penitipan dan administrasi investasi.
Permohonan untuk memperoleh izin usaha Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 diajukan kepada Bapepam disertai dengan dokumen dan keterangan.
Deskrisi Bisnis
PT Danareksa (Persero) mempunyai dua deskripsi bisnis utama yang merupakan bisnis
inti dari perusahaan. Yang pertama adalah melakukan kegiatan usaha di bidang pasar
modal dan pasar uang, yang meliputi kegiatan sebagai perusahaan pembiayaan dan
kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pasar modal, seperti perantara pedagang
efek, penjamin emisi efek, pengelolaan investasi, reksa dana dan sebagainya. Yang
kedua adalah melakukan kegiatan lain yang biasa dilakukan oleh perseroan amanat
Mekanisme Perdagangan
investor, yang dalam hal ini merupakan konsumen dan melayani dalam hal jual/beli
Jenis penghasilan yang kedua adalah penghasilan yang dikenakan PPh Final yang pada
umumnya diatur dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan dan Peraturan
Pemerintah. Wajib Pajak yang mendapatkan penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan
yang bersifat final melunasi pajak melalui pemotongan atau pembayaran sendiri pada saat
menerima atau memperoleh penghasilan tersebut. Penghasilan tersebut tidak digabungkan
dengan penghasilan lain di SPT Tahunan dan Pajak Penghasilan yang telah dipotong atau
dibayar tidak dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak di SPT Tahunan.
Jenis penghasilan yang ketiga adalah penghasilan yang dikecualikan sebagai objek
pajak. Dengan kata lain, penghasilan jenis ini tidak dikenakan Pajak Penghasilan. Jenis-jenis
penghasilan yang bukan objek pajak diatur dalam Pasal 4 ayat (3) Undang-undang Pajak
Penghasilan.
Penghasilan Reksa Dana yang berasal dari investasi pada obligasi berupa bunga atau diskonto
obligasi dikenakan Pajak Penghasilan final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2009 dengan tarif 0% untuk tahun 2009 dan 2010, 5% untuk tahun 2011, 2012 dan
2012 serta 15% untuk tahun 2014 dan seterusnya.Penghasilan Reksa Dana yang berasal dari
investasi pada deposito berupa bunga deposito dikenakan Pajak Penghasilan final
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 dengan tarif 20%.
Penghasilan Reksa Dana berupa keuntungan penjualan saham (capital gain) yang
ditransaksikan di Bursa Efek dikenakan Pajak Penghasilan final berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 1997 dengan tarif 0,1% dari nilai transaksi.
Salah satu kelebihan reksa dana yang sering ditonjolkan adalah fasilitas bebas pajak.
Selama ini ada sebagian investor yang salah mengartikan definisi tersebut. Selama ini
investasi di deposito dikenakan pajak sebesar 20% atas bunga yang diterima. Investasi di
sahampun dikenakan pajak final yang dihitung dari nilai transaksi jual yang sudah
diperhitungkan dalam biaya penjualan yang dibayar investor.
Sebaliknya jika berinvestasi di reksa dana, investor tidak dikenakan pajak ketika melakukan
penjualan. Biaya pembelian dan penjualan (jika ada) juga murni merupakan biaya dan tidak
ada komponen pajak seperti halnya investasi saham. Investor reksa dana tidak dikenakan
pajak karena pada dasarnya pendapatan dari reksa dana Bukan Objek Pajak.
Yang dimaksud dengan Objek Pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan. Dan penghasilan dari reksa dana tidak termasuk
dalam kategori Objek Pajak. Jadi meskipun dimintain NPWP, investor reksa dana tidak perlu
khawatir akan dikenakan pajak atas reksa dana yang dimilikinya.
Sementara yang dimaksud dengan Bebas Pajak artinya atas suatu Objek yang seharusnya
dikenakan pajak, dibebaskan pajaknya. Dalam kasus reksa dana, pada awalnya bebas pajak
berlaku atas diskonto dan pendapatan kupon obligasi untuk 5 tahun pertama sejak
pendiriannya. Yang dimaksud dengan diskonto adalah keuntungan dari selisih nilai jual dan
beli atau nilai obligasi yang ditransaksikan di bawah nilai nominal (atdiscount).
Sebagai contoh, investor membeli obligasi senilai Rp 100 juta yang memberikan kupon 10%
per tahun. Jika investor membeli langsung obligasi tersebut, maka pendapatan bunga yang
diterima adalah 10% x Rp 100 juta x ( 100% – 15%) = Rp 8,5 juta (pajak atas kupon dan
diskonto adalah 15%). Sementara jika obligasi tersebut dibeli oleh reksa dana, maka
pendapatan kupon diterima utuh sebesar Rp 10 juta karena “dibebaskan” pajaknya untuk 5
tahun pertama pendirian reksa dana.
Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2009, lebih ditujukan atas Fasilitas Bebas Pajak yang
diperoleh 5 tahun pertama pendiriannya. Secara perlahan, fasilitas ini akan dihapus dengan
proses sebagai berikut: Tahun 2011 – 2013 dikenakan pajak sebesar 5% dan pada tahun 2014
dikenakan pajak sebesar 15%. Dengan melanjutkan contoh di atas, berarti ada tahun 2011 –
2013, pendapatan kupon yang diterima reksa dana akan menjadi Rp 9.5 juta dan menjadi Rp
8.5 juta pada tahun 2014.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa reksadana merupakan
suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Manajer investasi
sebagai pengelola dana, tidak diperbolehkan menyimpan sendiri dana dan aset investasi.
Dana dan aset investasi wajib disimpan di Bank Kustodian.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pajak.go.id/sites/default/files/Leaflet%20Jasa%20Konstruksi.pdf
https://news.ddtc.co.id/pph-pasal-4-ayat-2-7-pajak-atas-usaha-Reksadana-10293
www.wikipedia.com
www.ortax.com
https://bppk.kemenkeu.go.id/id/berita-pajak/12372-aspek-pajak-penghasilan-wajib-pajak-
reksa-dana