Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aljabar merupakan salah satu bagian dalam matematika yang
mencakup berbagai materi yang dipelajari baik pada tingkat sekolah dasar
sampai pada tingkat perguruan tinggi. Pembelajaran aljabar sangat bermanfaat
bagi siswa, khususnya untuk mempelajari dan memahami materi matematika
yang lain maupun konsep aljabar di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Analisa lebih lanjut mengenai konsep aljabar diperlukan untuk
mengembangkan pemahaman yang jelas tentang apa faktor yang dapat
membantu siswa untuk menjadi sukses dalam belajar aljabar dan bagaimana
sekolah dan sistem lain dapat membantu dalam mencapai kesuksesan dalam
belajar aljabar. Banyaknya masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
dapat dipecahkan secara sederhana dalam bahasa simbol dalam aljabar
membuatnya penting untuk dipelajari.
Salah satu materi yang menjadi dasar matematika di sekolah adalah
bilangan. Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pembelajaran dan kurikulum
2013 tersirat secara ekplisit standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
akan dicapai salah satunya yakni memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan
dan penggunaannya dalam pemecahan masalah, yang didalamnya ada bahasan
materi mengenai KPK dan FPB. Pemahaman yang baik tentang konsep
bilangan akan sangat membantu dalam memahami konsep-konsep yang lain,
seperti pada materi lcm (Least Common Multiple) atau KPK, dan gcd (Greatest
Common Divisor) atau FPB yang merupakan materi yang diajarkan dari tingkat
sekolah dasar sampai menengah pertama. Konsep-konsep ini banyak
digunakan untuk memahami konsep matematika di jenjang menengah atas
yaitu pada konsep teorema sisa. Konsep faktor, kelipatan, kelipatan
persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar di sekolah dasar dan
menengah pertama seringkali disajikan sangat mendasar namun tidak secara
keseluruhan. Sebagai contoh untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil

1
2

dan faktor persekutuan terbesar yang cenderung menggunakan salah satu cara,
yaitu konsep pohon faktor (faktorisasi prima). Sementara itu, munculnya
konsep ini tidak dikaji secara keseluruhan (utuh) ataupun melupakan materi
prasyarat konsep bilangan prima sehingga metode untuk menentukan kelipatan
persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar kadangkala sulit untuk
dikembangkan dan selalu monoton yang hanya mengikuti cara-cara yang lazim
pada buku cetak. Padahal, masih ada konsep yang lain untuk menentukan
kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar yaitu dengan
menggunakan algoritma Euclidean.
Dalam matematika algoritma Euclidean juga disebut algoritma
pembagian yakni suatu algoritma untuk menentukan sisa pembagian suatu
bilangan oleh bilangan tak nol. Algoritma Euclid dilaksanakan secara bertahap,
di mana hasil yang didapat dari suatu tahap akan digunakan lagi pada tahapan
selanjutnya. Algoritma ini dinamai setelah matematikawan Yunani Euclides
menuliskan dalam buku VII dan buku X element euclides. Algoritma euclides
muncul dalam buku elemen euclides sekitar tahun 300 SM, menjadikannya
salah satu algoritma numerik yang tertua dan masih digunakan secara luas.
Algoritma euclid pada dasarnya merupakan suatu algoritma yang digunakan
untuk mencari Greatest Common Divisor (gcd) atau biasa dikenal dengan
faktor persekutuan terbesar (fpb) dari dua bilangan, khususnya untuk bilangan-
bilangan yang sangat besar sehingga tidak perlu mencari faktorisasi prima dari
kedua bilangan tersebut. Algoritma Euclidean adalah algoritma yang
dilaksanakan secara bertahap untuk mencari FPB dari dua bilangan bulat m dan
n.
Dalam pembelajaran matematika, guru tentunya memiliki peran yang
sangat penting. Guru harus memiliki wawasan yang luas dalam bidang
matematika sehingga mampu melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dan
lebih mudah dipahami oleh siswa. Guru harus jauh lebih luas pengetahuannya
dari apa yang diajarkan supaya luas wawasannya. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka perlu dilakukan suatu pembahasan lebih lanjut terkait dengan
algoritma euclid untuk meningkatkan wawasan guru matematika. Oleh karena
3

itu dipilih tema ”Dari daerah Euclid ke Ring Euclid (untuk pengayaan
pengetahuan guru dalam pembelajaran matematika)”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sifat-sifat apa saja dalam daerah Euclid yang bisa dibawa ke ring Euclid?
2. Bagaimanakah aplikasi menentukan algoritma Euclid dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk melihat sifat-sifat apa saja dalam daerah Euclid yang bisa dibawa ke
ring Euclid.
2. Untuk mengetahui aplikasi menentukan algoritma Euclid dalam
pembelajaran.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dijelaskan sebagaimana
berikut.
1. Memberikan kontribusi terhadap pembelajaran matematika terkait
dengan cara penyelesaian soal-soal terkait algoritma eucl id.
2. Memberikan alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran terkait
dengan algoritma euclid.
3. Menjadi referensi dan pengayaan pengetahuan guru dalam pembelajaran
matematika khususnya yang berkaitan dengan algoritma euclid.

1.5 Tinjauan Pustaka


Pada penelitian ini merujuk pada beberapa buku sebagai acuan dan
jurnal ilmiah. Buku-buku yang menjadi rujukan bagi penulis dalam definisi,
asumsi-asumsi, sifat-sifat, teorema dari algoritma Euclid yang digunakan
4

antara lain karya Fraleigh (1993) membahas tentang daerah faktorisasi tunggal,
daerah ideal utama, daerah Euclid dan algoritma Euclid, dan bilangan bulat
Gaussian. Judson (2010) membahas tentang daerah integral, faktorisasi dalam
daerah integral, daerah ideal utama, daerah faktorisasi tunggal serta daerah
Euclid. Adkins, dkk (1992) membahas tentang daerah Euclid, algoritma Euclid,
daerah ideal utama serta daerah faktorisasi tunggal. Geddes, dkk(1992)
membahas tentang algoritma computer aljabar, greatest commom divisor,
daerah faktorisasi tunggal serta perhitungan greatest common divisor. Paulsen
(2010) membahas tentang bilangan kompleks, daerah faktorisasi tunggal,
daerah ideal utama dan daerah Euclid. Burton (2007) membahas tentang
algorima pembagian, greatest common divisor dan algoritma Euclid.
Buku-buku lain yang digunakan sebagai pendukung dan sebagai
pengayaan bagi penulis dalam memahami algoritma euclid adalah karya
Gilbert, dkk (1976) membahas tentang ring Euclid, algoritma Euclid dan
faktorisasi tunggal. Cohen (1993) membahas tentang algoritma, algoritma
Euclid, Euclid dan Lehmer’s algoritma dan extended Euclid algoritma.
Hungerford (2004) membahas tentang algoritma pembagian, keprimaan dan
faktorisasi tunggal. Spiegel (1981) membahas tentang bilangan komplek.
Stewart (2002) membahas tentang faktorisasi tak tereduksi, faktorisasi prima
dan daerah Euclid. Stillwell (2002) membahas tentang bilangan bulat Gaussian,
algoritma Euclid dan gcd dengan pembagian yang bersisa. Rossen (2005)
membahas tentang bilangan prima, greatest common divisor, algoritma euclid,
bilangan bulat gausian dan faktorisasi tunggal. Serge (1987) dan Mordeson
(2007) membahas tentang daerah euclid, algoritma euclid, greatest common
divisor, faktorisasi tunggal, prima dan elemen tak tereduksi. Wicklles (2004)
dan Irving (2004) membahas tentang faktorisasi prima, greatest common
divisor revisit, algoritma Euclid, daerah ideal utama, daerah faktorisasi tunggal,
ring Euclid dan ring dari bilangan bulat Gaussian.
Selain menggunakan buku, penulis juga mengkaji kembali beberapa
jurnal ilmiah. Diantaranya yaitu jurnal yang ditulis oleh Alhassan (2014)
dengan judul “ On Some Algebraic properties of the Euclidean Algorithms with
5

Application to Real Life”. Penelitian ini membahas tentang algoritma,


extended dari algoritma, perhitungan Greatest Common Divisor (gcd) serta
sifat aljabar dan aplikasinya dalam aljabar dan kriptografi, dan bagaimana
algoritma euclidean dapat diterapkan dalam perdagangan yaitu
memaksimalkan keuntungan. Kemudian jurnal yang ditulis oleh Pierre Samuel
(1971) dengan judul “About Euclidean Rings”. Penelitian ini membahas tetang
ring Euclid, sifat elementer dari ring Euclid, contoh ring Euclid (sifat
stabilitas), dan algoritma terkecil.

1.6 Metode Penelitian


Penelitian merupakan usaha penyelidikan yang sistematis dan
terorganisir dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan yang berlaku.
Untuk mencapai tujuannya, maka suatu penelitian harus menggunakan
metode-metode ilmiah yang diatur dengan baik tersebut. Metodologi
penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-
metode yang dapat digunakan dalam penelitian. Dengan demikian, setiap
penelitian harus didasarkan pada kerangka tertentu dalam pelaksanaannya,
sehingga penelitian dapat dilakukan secara terarah dan mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research).
Studi pustaka adalah suatu pembahasan yang berdasarkan pada buku-buku
referensi yang bertujuan untuk memperkuat materi pembahasan maupun
sebagai dasar untuk menggunakan rumus-rumus tertentu dalam menganalisa
dan mendesain suatu struktur. Studi pustaka digunakan untuk memecahkan
masalah yang ada, baik untuk menganalisa faktor-faktor dan data pendukung
maupun untuk mengembangkan aplikasi algoritma euclid. Berdasarkan konsep
yang telah dikumpulkan, dilakukan proses analisis dengan cara
menghubungkan satu atau beberapa konsep dengan kaidah matematika yang
benar. Kemudian merumuskan suatu konsep yang diperoleh dari hubungan
tersebut sesuai dengan bahan atau materi penelitian terkait dengan algoritma
6

Euclid dan ring Euclid. Analisis yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
adalah menggunakan pendekatan analisis deskriptif.

1.7 Sistematika Penulisan


Pada penulisan Tesis ini, penulis menggunakan sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Pada bab ini peneliti membahas tentang ring dan beberapa
ring khusus diantaranya yakni daerah integral, daerah ideal utama,
daerah faktorisasi tunggal, daerah eucid dan faktor persekutuan
terbesar.
BAB III : Ring Euclid dan Sifat-Sifatnya
Bab ini membahas tentang ring Euclid, sifat-sifat ring
Euclid, algoritma Euclid dalam menentukan gcd serta ring
polinomial.
BAB IV : Contoh kasus : Penerapan Algoritma Euclid dalam Penentuan
gcd dalam pembelajaran Matematika
Bab ini membahas tentang beberapa contoh kasus
penerapan algoritma Euclid dalam menetukan faktor persekeutan
terbesar atau gcd.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dan
saran tentang hal-hal yang dapat dikaji lebih jauh mengenai topik
dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai