Makah Bu Dwi
Makah Bu Dwi
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan untuk para
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Harga transfer merupakan mekanisme untuk mendistribusikan pendapatan jika dua pusat laba
atau lebih bertanggungjawab bersama atas pengembangan, pembuatan, dan pemasaran suatu
produk sehingga masing-masing harus berbagi pendapatan yang dihasilkan ketika produk
tersebut terjual.
Harga transfer harus dirancang sedemikian rupa supaya dapat mencapai beberapa sasaran
sebagai berikut :
o Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk
menentukan penyesuaian yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
o Menghasilkan keputusan yang bertujuan sama-maksudnya, sistem harus dirancang agar
keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba
perusahaan.
o Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari tiap unit usaha.
o Sistem harus mudah dimengerti dan dikelola.
2.3 Metode Penentuan Harga Transfer
Istilah “harga transfer” yang digunakan disini adalah nilai yang diberikan kepada suatu
transfer barang dan jasa dalam suatu transaksi dimana setidaknya ada satu pusat laba yang
terlibat didalamnya.Harga semacam ini biasanya melibatkan suatu elemen laba karena sebuah
perusahaan yang independent tidak akan mentransfer barang dan jasa ke perusahaan
independent yang lain sebesar biaya produksi atau lebih rendah dari itu.
Kita semua tahu bahwa hal yang terpenting dalam jasa adalah penentuan harga (pricing)
karena hal ini terkait dengan penghasilan yang akan kita terima nantinya. Karena penentuan harga
ini sangat penting, sehingga harus dibuat menjadi suatu strategi. Juga dikatakan penting karena itu
penentuan harga ini karena menyangkut kelangsungan usaha.
Penetapan harga tidak boleh tidak mempunyai dasar, karena punya dampak terhadap banyak hal,
seperti pemasok, distributor, pelanggan, pesaing dan sebagainya. Sehingga kebanyakan usaha jasa
mempunyai trategi yang beragam seperti menerapkan strategi penetapan harga dengan biaya
murah, mengurangi biaya operasional, dan sebagainya. Namun hal yang penting dalam penentuan
harga ini, harus punya dasar dan konsisten karena penentuan harga ini termasuk dalam bauran
pemasaran (marketing mix).
Rambat Lupiyoadi juga mengatakan ada faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga, sebagai
berikut:
1. Elastisitas Permintaan
2. Struktur Biaya
3. Persaingan
4. Penentuan Posisi dari jasa yang ditawarkan
5. Sasaran yang ingin dicapai perusahaan
6. Daur hidup jasa
7. Sumber daya yang dipergunakan
8. Kondisi ekonomi
* Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari sourcing dan peraturan penentuan harga transfer tergantung pada
banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar dan harga pasar. Makin
besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, makin formal dan spesifik peratutran
yang ada.
Beberapa perusahaan membagi produknya kedalam dua kelas :
Sourcing untuk produk kelas I dapat diubah hanya dengan izin dari manajemen pusat.
Sourcing untuk produk kelas II ditentukan oleh unit-unit usaha yang terlibat.
Dengan perjanjian semacam ini, pihak manajemen dapat berkonsentrasi pada sourcing dan
pricing atas sejumlah kecil produk-produk bervolume besar.
Ada beberapa pertimbangan akan model harga transfer teoritis. Model model ini dibagi
menjadi 3 jenis :
Model Ekonomi
Model ekonomi klasik pertama kali ditemukan oleh Jack Hirschleifer dalam sebuah artikel tahun
1956. Profesor Hirschleifer mengembangkan serangkaian pendapatan marginal, biaya marginal dan
kurva permintaan untuk transfer produk menengah atau madya dari satu unit usaha ke yang lainnya. Ia
menggunakan kurva-kurva ini untuk mendapatkan harga transfer, dengan berbagai asumsi ekonomi,
yang akan mengoptimalkan total laba dari dua unit usaha.
Kesulitan dari model ini adalah bahwa model tersebut hanya dapat digunakan ketika beberapa kondisi
khusus terpenuhi, kita harus dapat mengestimasi kurva permintaan untuk produk madya, kondisi-
kondisi yang diasumsikan harus tetaap stabil, dan mungkin tidak ada alternatif untuk penggunaan
fasilitas untuk pembuatan produk madya tersebut. Model ini juga mengansumsikan bahwa harga
transfer akan dipengaruhi oleh staff pusat, dan menyangkal pentingnya negosiasi pada unit-unit usaha.
Model program linier adalah model yang berdasarkan pendekatan opportunity cost. Model ini juga
mengombinasikan hambatan-hambatan kapasitas. Jika harga transfer yang andal dapat dihitung, maka
model ini akan berguna dalam menentukan harga transfer. Meskipun demikian, model ini dapat
dikelola, bahkan dalam komputerpun, harus banyak asumsi yang mempermudah untuk
menjalankannya. Diasumsikan kurva permintaan telah diketahui, bahwa ia tetap serta fungsi dari
biayanya adalah linier dan menggunakan alternatif atas fasilitas dan profitabilitas dapat diestimasi
terlebih dahulu.
Nilai Shapley
Sedikit pandangan teoritis yang menyarankan penggunaan nilai shapley sebagai harga transfer. Nilai
shapley dikembangkan pada tahun 1953 oleh L.S. shapley sebagai metode pembagian laba dari koalisi
perusahaan atau individu diantara anggota-anggota individu didalamnya dengan proporsi kontribusi
yang dibuat. Nilai shapley biasanya digunakan untuk memberikan solusi yang sama bagi masalah
yang muncul dalam teori permainan (Theory Of Games). Meskipun metode ini telah dijelaskan dalam
literatur selama bertahun tahun, sedikit aplikasi praktis yang dilaporkan. Sebagian alasan untuk hal ini
adalah bahwa proses perhutungannya sangat panjang kecuali hanya sedikit produk yang terlibat dalam
transfer yang ada. Alasannya lainnya adalah bahwa banyak orang yang telah mempelajari metode
shapley yang tidak percaya bahwa banyak asumsi yang mendasari dapat digunakan untuk masalah
penentuan harga transfer.
http://www.kampusbekasi.com/2017/05/strategi-penentuan-harga-jasa-riduan.html
http://nariyaandi.blogspot.com/2011/05/penentuan-harga-transfer-transfer.html
http://www.academia.edu/28859529/82945815-Harga-transfer-dan-sistem-pengendalian-
manajemen-pada-perusahaan-MNC.docx