BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PANDANGAN UMUM
Pada tahun 1999 dan 2003 Rumah Sakit Harum Sisma Medika telah
terakreditasi tingkat dasar untuk 5 bidang pelayanan yaitu, administrasi,
pelayanan medik, perawatan, UGD dan medical record. Pada tahun 2004
Rumah Sakit Harum Sisma Medika menambah kapasitas tempat tidur
menjadi 84 tempat tidur dan pada tahun 2006 kapasitas tempat tidur
bertambah lagi menjadi 97 tempat tidur yang terbagi menjadi 4 paviliun
antara lain, paviliun mawar, anggrek, anyelir dan arum ndalu.
Pada tahun 2008 Rumah Sakit Harum Sisma Medika menambah
fasilitas pelayanan berupa pemeriksaan CT Scan dan klinik tumbuh kembang
anak.
2.2 Organisasi dan Tata Laksana
2.2.1 Organisasi
Berdasarkan SK No. 3/SK/YH/VI/2002 struktur organisasi ini
ditetapkan oleh ketua Yayasan Harum yaitu Dr. H. Sismadi
Partodimulyo, MBA di Jakarta pada tanggal 1 juni 2002.
Sumber Daya Manusia RS. Harum Sisma Medika terdiri dari :
Direktur : 1 orang
Wakil Direktur : 2 orang
Personalia : 3 orang
Operator : 2 orang
Penunjang Rumah Sakit : 1 orang
Logistik : 2 orang
Marketing dan Humas : 5 orang
Akutansi : 8 orang
FO dan Administrasi : 21 orang
P2D & MR : 10 orang
Petugas Dapur : 23 orang
Petugas Teknisi : 7 orang
Driver : 5 orang
Kurir : 4 orang
Rumah Tangga : 3 orang
Satpam : 14 orang
Analis Kesehatan 5
Bidan : 13 orang
OK : 11 orang
HCU : 11 orang
Poliklinik : 12 orang
Ruang Perawatan Mawar : 21 orang
Ruang Perawatan Anyelir : 15 orang
Ruang Perawatan Anggrek : 14 orang
Ruang Perawatan Arum Ndalu : 12 orang
UGD : 11 orang
2.3 Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit
2.3.1 Visi
Pusat rujukan alternative bidang pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Jakarta Timur dan sekitarnya.
2.3.2 Misi
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang holistic berdasarkan standar
profesi.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau pada
masyarakat.
2.3.3 Motto
Melayani dengan baik merupakan kewajiban kami.
Pelayanan dengan nuansa “HARUM” dengan makna :
Analis Kesehatan 6
H ~ ormati sesama
A ~ kurat dalam pelayanan
R ~ amah selalu
U ~ tamakan kesehatan pasien
M ~ emegang teguh etika
2.4 Peraturan
2.4.1 Peraturan Laboratorium
1. Datang tepat waktu, dengan ketentuan jam kerja :
a) Shift Pagi :
Mulai dari : Jam 07.00 s/d 14.00 WIB
b) Shift Sore :
Mulai dari : Jam 14.00 s/d 21.00 WIB
c) Shift Malam :
Mulai dari : Jam 21.00 s/d 07.00 WIB
2. Memakai seragam yang telah ditentukan.
3. Memakai jas lab yang bersih dan rapih.
4. Menggunakan sarung tangan yang bersih.
5. Memakai masker.
6. Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
7. Membuang sarung tangan ke tempah sampah dengan label
infeksius.
8. Memakai sepatu tertutup.
9. Membuka dan menyimpan jas lab ke dalam tempat yang telah
disediakan.
2.5 Fasilitas Rumah Sakit
Ruangan yang terdapat di RS.Harum Sisma Medika
BASEMENT
Dapur
Gudang Logistik
Maintenance
Ruang Makan Karyawan
Cleaning Service
Analis Kesehatan 7
LANTAI DASAR
LANTAI 1
LANTAI 2
LANTAI 3
1. Laboratorium 24 Jam
2. Radiologi X Ray/ Rontgen
3. CT Scan
4. Tread Mill
5. Instalasi Farmasi 24 Jam
6. Klinik Tubuh Kembang
7. Ambulance
8. Mobil Medical Check Up & Rontgen
9. Senam Osteoporosis (Indoor)
10. Senam Jantung Sehat, Senam Diabetes, Senam Rematik, Senam Asma,
Senam Osteoporosis (outdoor)
11. USG 4D
12. Klinik Kecantikan
Kamar Perawatan :
1. VIP A
Fasilitas Ruangan
1 Electric Bed
Lemari Pakaian
Meja Makan Pasien/ Bedsite Table
Kulkas
TV
Pesawat Telepon Intern
Dispenser
Sofa & kursi tunggu pasien
Kamar Mandi dengan Water Heater
AC
Analis Kesehatan 11
2. VIP B
Fasilitas Ruangan
1 Electric Bed
Lemari Pakaian
Meja Makan Pasien/ Bedsite Table
Kulkas Mini
TV
Pesawat Telepon Intern
Dispenser
Sofa & kursi tunggu pasien
Kamar Mandi dengan Water Heater
AC
3. UTAMA
Fasilitas Ruangan
2 tempat tidur semi otomatis
Lemari Pakaian
Meja Makan Pasien/ Bedsite Table
Kulkas Mini
TV
Pesawat Telepon Intern
Dispenser
Sofa & kursi tunggu pasien
Kamar Mandi dengan Water Heater
AC
4. Kelas I A
2 tempat tidur semi otomatis
Lemari Kecil
Meja Makan Pasien/ Bedsite Table
TV
Pesawat Telepon Intern
Dispenser
Sofa & kursi tunggu pasien
Analis Kesehatan 12
8. Kelas III A
3 tempat tidur semi otomatis
Meja/Lemari Pakaian
TV
Kursi Tunggu Pasien
Kamar Mandi (dalam)
AC
9. Kelas III B
3 tempat tidur
Meja/Lemari Pakaian
Kursi Tunggu Pasien
Kamar Mandi (luar)
AC
Analis Kesehatan 14
BAB 3
LAPORAN KEGIATAN
3.1 Pelayanan Pasien di Laboratorium
1. Pasien membawa pengantar laboratorium ke kasir untuk di proses
pembayaran atau jaminan.
2. Pengantar yang sudah disertai bukti pembayaran diserahkan ke petugas
laboratorium.
3. Pasien tunggu dipanggil oleh petugas laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan atau pengambilan sampel.
4. Petugas menjanjikan hasil laboratorium kepada pasien.
5. Pasien menunggu dipanggil petugas untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan.
3.2 Pra Analisis
3.2.1 Persiapan Pasien
a. Pasien Rawat Jalan
1. Bagian administrasi rumah sakit menerima formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium dari dokter dalam atau dokter luar
atau permintaan sendiri.
2. Pasien menyerahkan formulir yang telah diregistrasi (dibayar)
kepada petugas laboratorium.
3. Bagian laboratorium membaca jenis-jenis pemeriksaan yang
diminta dan menanyakan identitas pasien untuk memastikan
identitas pasien.
4. Petugas laboratorium memperkirakan volume sampel yang
akan diambil.
5. Petugas laboratorium memberi nomor pada formulir permintaan
sesuai dengan urutan data dilaboratorium tersebut.
6. Petugas laboratorium mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan untuk pengambilan sampel seperti spuit dan wadah
penampung sampel.
7. Bagian pengambilan sampel menanyakan pasien apakah telah
melakukan persiapan yang harus dilakukan sebelum
pengambilan sampel, apabila belum petugas memberikan
Analis Kesehatan 15
b. Label
3.3 Analisis
3.3.1 Hematologi
Prosedur :
A. Persiapan Sebelum Menghidupkan Alat
1. Cek kecukupan reagen.
2. Cek reagent apakah kotor, keruh atau yang lainnya.
3. Cek tubing reagent ada gelembung atau tidak.
4. Kosongkan botol pembuangan.
B. Menghidupkan Alat
Tekan power on switch pada bagian belakang alat → alat akan
melakukan inisialisasi dan mengecek background secara otomatis
dan masuk ke layar tampilan “Count”.
C. Cek Background
Hasil beckground harus sesuai dengan nilai berikut :
o WBC ≤ 0,3 x 109/ L
o RBC ≤ 0,03 X 1012/L
o HBG ≤ 0,1 gr/dl
o PLT ≤ 10 X 109/L
Metode : Westergreen
Tujuan : untuk mengetahui kecepatan sel darah mengendap dalam
satuan mm/jam
Prinsip : Sejumlah darah dengan anticoagulan dicampur dengan Nacl
0,9 % dengan perbandingan 1:4 kemudian dipipet dengan pipet
westergreen dan dibiarkan selama 1 jam dalam keadaan tegak
lurus sampai terjadi mekanisme pembentukan rouleaux yang
berlangsung selama 10 menit, pengendapan sel-sel darah yang
berlangsung selama 40 menit dan pemadatan sel-sel darah
yang berlangsung selama 10 menit.
Alat dan Bahan :
Pipa westergreen
Rak Westergreen
Botol sample
NaCl 0,9%
Darah EDTA
Prosedur :
Nilai Normal :
Pembahasan :
Hasil Laju Endap Darah (LED) yang tinggi juga dapat terjadi karena
a. Anemia
b. Kanker seperti lymphoma atau multiple myeloma
c. Kehamilan
d. Penyakit Thyroid
e. Diabetes
f. Penyakit jantung
Reaksi :
Darah EDTA
Tabung reaksi
Mikropipet
Mikroskop
Larutan New Methylene Blue
Objek glass
Analis Kesehatan 33
Prosedur :
A. Sediaan Basah
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Larutan New Metheylene Blue atau Briliant Cresol Blue 1% dipipet
sebanyak 100 ul dan dimasukkan ke dalam tabung.
3. Darah dihomogenkan, kemudian darah dipipet sebanyak 100 ul dan
dimasukkan ke dalam tabung yang berisi pewarna supravital.
4. Larutan dan darah dihomogenkan kemudian tabung ditutup dan
diinkubasi selama 30 sampai 60 menit.
5. Campuran pewarna dan darah dibuat sediaan basah, dengan cara sebagai
berikut :
a) Campuran pewarna dan darah yang telah diinkubasi di pipet dengan
pipet pasteur dan diletakkan diatas obyek glass sebanyak 1 tetes.
b) Tutup campuran pewarna dan darah tersebut denngan cover glass.
6. Baca sediaan basah tersebut pada mikroskop dengan lensa obyektif 100x.
7. Retikulosit dihitung dalam 1000 sel eritrosit kemudian hasil dilaporkan.
B. Sediaan Kering
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Larutan New Methylene Blue atau Briliant Cresol Blue 1% dipipet
sebanyak 100 ul dan dimasukkan kedalam tabung.
3. Darah dihomogenkan, kemudian 100 ul darah dimasukkan ke dalam
tabung yang berisi pewarna supravital.
4. Larutan dan darah dihomogenkan kemudian tabung di tutup dan
didiamkan selama 30 sampai 60 menit.
5. Campuran pewarna dan darah dibuat sediaan kering, dengan cara sebagai
berikut :
a) Campuran pewarna dan darah yang telah diinkubasi di pipet
kemudian diletakkan diatas obyek glass sebanyak 1 tetes.
b) Tetesan tersebut di buat apusan dengan cara didorong dengan
obyek glass lain.
6. Sediaan diamati secara mikroskopis dengan menggunakan lensa obyek
100x.
7. Retikulosit dihitung dalam 1000 sel eritrosit kemudian hasil dilaporkan.
Analis Kesehatan 34
∑ Eritrosit
Pembahasan :
Spignomanometer
Lancet dan autoklik
Stopwatch
Kertas saring
Kapas alkohol 70%
Prosedur :
Metode : Lee-white
Objek glass
Pipet Pasteur
Rak pewarnaan
Mikroskop
Methanol
Pewarna Wright
Analis Kesehatan 38
Prosedur :
1. Sediaan diletakkan pada meja preparat dan dilihat dengan lensa obyektif 100x
dengan penambahan minyak imersi.
2. Sel-sel lekosit dhitung pada 10 lapang pandang (LP) hingga sel-sel berjumlah
100 sel.
Nilai Normal :
Basofil : 0-1%
Eosinofil : 1-3%
Netrofil Batang : 2-6%
Netrofil Segmen : 50-70%
Limfosit : 20- 40%
Monosit : 2-8%
Pembahasan :
Metode : Optic
Alat coatron ® M1
Mikropipet
Yellow tip
Singel cuvet
Plasma citrat
Reagen TE clot PT-5
Prosedur :
Pembahasan :
Metode : Optic
Coatron ® M1
Mikropipet
Yellow tip
Singel cuvet
Reagen APTT
Reagen CaCl2
Plasma citrat
Prosedur :
9. Singel cuvet yang telah berisi plasma citrat dan reagen APTT dipindahkan ke
tempat “optic” lalu tekan “optic”.
10. Tunggu sampai perintah “active” kemudian reagen CaCl2 dipipet sebanyak 50
ul dan dimasukkan kedalam singel cuvet yang berada ditempat “optic”.
11. Tunggu beberapa detik, hasil dicatat dan di laporkan sebagai nilai APTT.
Pembahasan :
1. Defisiensi bawaan
o Jika PPT normal kemungkinan kekurangan :
Faktor VIII
Faktor IX
Faktor XI
Faktor XII
o Jika faktor-faktor koagulasi tersebut normal, kemungkinan
kekurangan HMW kininogen (Fitzgerald factor).
o Defisiensi vitamin K, defisiensi protrombin, hipofibrinogenemia.
2. Defisiensi didapat dan kondisi abnormal seperti :
o Penyakit hati (sirosis hati)
o Leukemia (mielositik, monositik)
o Penyakit von Willebrand (hemophilia vaskular)
o Malaria
o Koagulopati konsumtif, seperti pada disseminated intravascular
coagulation (DIC).
o Circulating anticoagulant (antiprothrombinase atau circulating
anticoagulant terhadap suatu faktor koagulasi).
o Selama terapi antikoagulan oral atau heparin.
Analis Kesehatan 43
9. Pemeriksaan Fibrinogen
Metode : Optic
Coatron®M1
Mikropipet
Yellowtip
Plasma sitrat
Singel cuvet
Prosedur :
6. Tekan “OPTIC” dan tunggu hingga muncul tulisan “ACTIVE” pada layar.
Analis Kesehatan 44
Metode : Aglutinasi
Tujuan : Untuk menetapkan jenis golongan darah pasien
Prinsip : Sel darah merah dicampur dengan antisera A, antisera B,
antisera AB, antisera D kemudian dilihat adanya aglutinasi
yang terbentuk stelah dirotator selama satu menit.
Darah EDTA
Slide golongan darah
Rotator
Batang pengaduk
Antisera A, B, AB dan D
Mikropipet
Prosedur kerja :
4. Satu tetes darah diletakkan pada masing-masing bagian pada kertas golongan
darah.
5. Anti A diteteskan pada satu bagian darah yang ada pada kertas golongan
darah sebanyak satu tetes dibagian anti A.
6. Anti B diteteskan pada satu bagian darah yang ada pada kertas golongan
darah sebanyak satu tetes dibagian anti B.
7. Anti AB diteteskan pada satu bagian darah yang ada pada kertas golongan
darah sebanyak satu tetes dibagian anti AB.
8. Anti D diteteskan pada satu bagian darah yang ada pada kertas golongan
darah sebanyak satu tetes dibagian anti Rh (resus)
9. Sel darah dan antisera dicampur menggunakan lidi pengaduk
10. Kartu golongan darah diletakkan pada rotator selama 1 menit.
11. Aglutinasi yang terbentuk diamati.
Interpretasi hasil :
Golongan darah Anti A Anti B Anti AB
A + - +
B - + +
AB + + +
O - - -
Pembahasan :
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen
A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen
B dalam serum darahnya.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel
darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A
maupun B
Analis Kesehatan 46
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Delapan puluh lima persen penduduk dunia memiliki faktor rhesus (Rh+)
dalam darahnya, sementara 15% nya tidak memiliki faktor rhesus (Rh-) dalam
darahnya.
Prosedur :
Tutup semua botol reagent dan simpan pada refrigerator suhu 2-8oC.
Pindahkan semua sampel dari sampel disk. Bersihkan semua permukaan
alat dengan desinfectan menggunakan clean soft cloth. Periksa tangki
pembuangan (High dan Low concentrated wasted) kosongkan bila perlu.
Metode : Biuret
Serum
Tabung reaksi
Mikropipet
Bluetip dan yellowtip
Fotometer
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dipipet kedalam tabung.
Blanko Standar Test
Reagen protein total 1000µl 1000µl 1000µl
Standar 20µl
Serum 20µl
3. Masing-masing tabung dihomogenkan lalu diinkubasi selama 10 menit
pada suhu 37o C.
4. Hasil reaksi yang terjadi dibaca dengan menggunakan fotometer dengan
panjang gelombang 546nm.
5. Angka yang muncul pada fotometer dicatat sebagai hasil pemeriksaan
total protein.
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama
pasien → ubah tube type menjadi micro → pilih test (protein total)
→ tekan ok.
5. Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
6. Pilih play untuk menjalankan sampel.
Analis Kesehatan 51
Perhitungan :
Abs std
Pembahasan :
2. Pemeriksaan Albumin
Metode : BCG ( Brom Cresol Green )
Tujuan : Untuk mengetahui kadar albumin dalam serum pasien.
Prinsip : Albumin yang terdapat dalam serum akan bereaksi secara
spesifik dengan indicator BCG pada pH tertentu membentuk
kompleks warna yang intensitasnya sebanding dengan kadar
albumin dalam serum.
Reaksi :
Albumin + indikator BCG pH tertentu kompleks warna
Reagen albumin
Serum
Fotometer
Cuvet
Analis Kesehatan 52
Mikropipet
Yellowtip dan bluetip
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dipipet kedalam tabung.
Blanko Standar Test
Reagen albumin 1000µl 1000µl 1000µl
Standar 10µl
Sample 10µl
3. Seluruh isi tabung dihomogenkan, kemudian diinkubasi selama 10 menit
pada suhu ruang.
4. Reaksi yang terjadi dibaca pada fotometer dengan panjang gelombang
578nm.
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama
pasien → ubah tube type menjadi micro → pilih test (Albumin) →
tekan ok.
5. Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
6. Pilih play untuk menjalankan sampel.
7. Untuk melihat hasil sampel, pilih sampel → current atau history.
Perhitungan : Abs test x konsentrasi standar
Abs std
Nilai normal : 3,5-5,3 mg/dl
Analis Kesehatan 53
Pembahasan :
a. Albumin berfungsi sebagai penyusun sel dan mempertahankan tekanan
osmotik + H2O.
b. Pemeriksaan dilakukan untuk mendiagnosa adanya gangguan pada fungsi
liver dan ginjal.
c. Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya cairan vascular (cairan
pembuluh darah) menuju jaringan sehingga terjadi oedema (bengkak),
Berkurangnya sintesis (produksi) karena malnutrisi, radang menahun,
sindrom malabsorpsi, penyakit hati menahun, kelainan genetik, peningkatan
ekskresi (pengeluaran), karena luka bakar luas, penyakit usus, nefrotik
sindrom (penyakit ginjal). Pengaruh obat : penisilin, sulfonamid, aspirin,
asam askorbat.
d. Peningkatan kadar : dehidrasi, muntah yang parah, diare berat. Pengaruh
obat : heparin.
3. Pemeriksaan SGOT/AST
Metode : IFCC
Reaksi :
Serum
Tabung reaksi
Fotometer
Yellowtip dan bluetip
Analis Kesehatan 54
Reagen SGOT
Mikropipet
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dipipet kedalam tabung.
Blanko Test
Reagen AST 1000µl 1000µl
Serum 100µl
3. Masing-masing isi tabung dihomogenkan,lalu diinkubasi selama 1 menit
disuhu ruang.
4. Hasil reaksi yang terjadi dibaca dengan menggunakan fotometer pada
panjang gelombang 340nm.
5. Angka yang muncul pada fotometer dicatat sebagai hasil pemeriksaan
enzim enzim AST.
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama pasien
→ ubah tube type menjadi micro → pilih test (SGOT) → tekan ok
5. Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
6. Pilih play untuk menjalankan sampel.
7. Untuk melihat hasil sampel, pilih sampel → current atau history.
Perhitungan : Abs test x faktor
Nilai normal : <40 IU/L
Analis Kesehatan 55
Pembahasan :
SGOT Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan
terutama hati dan jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum
menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan jantung dan hati.
Peningkatan kadar SGOT terjadi karena radang otot jantung, sirosis hepatis,
infark paru, sumbatan saluran empedu, gagal jantung kongestif, tumor hati,
kerusakan sel-sel hati, infark miokard (serangan jantung), pankreatitis akut
(radang pankreas), dan Iain-lain.
4. Pemeriksaan SGPT/ALT
Metode : IFCC
Reaksi :
Serum
Yellowtip dan bluetip
Tabung reaksi
Fotometer
Reagen SGPT
Mikropipet
Analis Kesehatan 56
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dipipet kedalam tabung.
Blanko Test
Reagen ALT 1000µl 1000µl
Serum 10µl
3. Masing-masing isi tabung dihomogenkan, lalu diinkubasi selama 1 menit
pada suhu ruang.
4. Hasil reaksi yang terjadi dibaca dengan menggunakan fotometer pada
panjang gelombang 340nm.
5. Angka yang muncul pada fotometer dicatat sebagai hasil pemeriksaan
aktivitas enzim ALT
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama
pasien → ubah tube type menjadi micro → pilih test (SGPT) →
tekan ok
5. Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
6. Pilih play untuk menjalankan sampel.
7. Untuk melihat hasil sampel, pilih sampel → current atau history.
Perhitungan : Abs test x faktor
Nilai normal : < 38 IU/L
Pembahasan :
SGPT merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada
dalam jaringan tubuh terutama hati. Peningkatan dalam serum darah
menunjukkan adanya trauma atau kerusakan hati.
Analis Kesehatan 57
Peningkatan kadar SGPT terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis, infeksi
mond nuklear, hepatitis kronik aktif, infark miokard (serangan jantung),
pankreatitis, sirosis empedu.
Metode : DMSO
Reaksi :
Serum
Tabung reaksi
Fotometer
Yellowtip dan bluetip
Reagen bilirubin total
Mikropipet
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dipipet kedalam tabung.
Blanko Test
R1 bilirubin total 500µl 500µl
R2 bilirubin total 25µl
Serum 50µl 50µl
3. Semua tabung dihomogenkan kemudian di inkubasi selama 5 menit pada
suhu ruang.
Analis Kesehatan 58
Pembahasan :
▪ Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari
hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotelium.
Prosedur :
7. Pemeriksaan Gamma GT
Metode : SZASZ
Reaksi :
Mikropipet
Yellowtip
Bluetip
Fotometer
Serum
Reagen Gamma GT
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Reagen dan serum dipipet sebagai berikut :
Test
Reagen Gamma GT 500 ul
Serum 50 ul
3. Semua tabung dihomogenkan dan di inkubasi selama 1 menit pada suhu
ruang.
4. Kadar gamma GT dibaca pada fotometer dengan panjang gelombang 405
nm.
Cara otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
Analis Kesehatan 61
Nilai Normal :
Laki-laki : 9 – 54 IU/L
Perempuan : 8 – 35 IU/L
Pembahasan :
Peningkatan Kadar : sirosis hati, nekrosis hati akut dan subakut, alkoholisme,
hepatitis akut dan kronis, kanker (hati, pankreas, prostat, payudara, ginjal,
paru-paru, otak), kolestasis akut, mononukleosis infeksiosa, hemokromatosis
(deposit zat besi dalam hati), DM, steatosis hati / hiperlipoproteinemia tipe
IV, infark miokard akut (hari keempat), CHF, pankreatitis akut, epilepsi,
sindrom nefrotik. Pengaruh obat : Fenitoin (Dilantin), fenobarbital,
aminoglikosida, warfarin (Coumadin).
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
Metode : DGKC
Reaksi :
Alkali
P-NPP + H2O 4-nitrophenolphosphat + 2-amino 4-nirophenol
-2-metil-1-propanol (AMP)
Mikropipet
Yellowtip
Bluetip
Fotometer
Serum
Reagen Alkali Phosphatase (ALP)
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Reagen dan serum dipipet sebagai berikut :
Test
Reagen Alkali Phosphatase (ALP) 600 ul
Serum 10 ul
3. Semua tabung dihomogenkan dan di inkubasi selama 1 menit pada suhu
ruang.
4. Kadar ALP dibaca pada fotometer dengan panjang gelombang 405 nm.
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
Analis Kesehatan 63
Pembahasan :
Sampel hemolisis,
Pengaruh obat-obatan tertentu
Usia pasien
Metode : GOD-PAP
( H2O2 )
H2O2 enz. Peroksidasi Quinoneimine
+ P-aminopenazone (PAP)
Serum
Fotometer
Tabung reaksi
Mikropipet
Yellowtip dan bluetip
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dipipet kedalam tabung :
Blanko Standar Test
Reagensia 1000µl 1000µl 1000µl
Standar 10µl
Serum 10µl
3. Seluruh isi tabung dihomogenkan, lalu diinkubasi selama 15-20menit
pada waktu ruang.
4. Kemudian dibaca pada fotometer dengan panjang gelombang 546nm.
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama
pasien → ubah tube type menjadi micro → pilih test (Glukosa D) →
tekan ok.
Analis Kesehatan 65
Abs std
Nilai normal :
Pembahasan :
Reaksi :
(merah)
Serum
Mikropipet
Reagen trigliserid
Yellowtip dan bluetip
Fotometer
Tabung reaksi
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dipipet kedalam tabung :
Balnko Standart Test
Reagen
1000µl 1000µl 1000µl
Triglyserida
Standart 10µl
Serum 10µl
3. Seluruh isi tabung dicampur hingga homogen lalu di inkubasi selama 15-
20 menit pada suhu ruang.
4. Dibaca pada fotometer dengan panjang gelombang 546nm.
5. Angka yang muncul pada fotometer dicatat dan dilaporkan.
Analis Kesehatan 67
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama
pasien → ubah tube type menjadi micro → pilih test (Triglyserida)
→ tekan ok.
5. Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
6. Pilih play untuk menjalankan sampel.
7. Untuk melihat hasil sampel, pilih sampel → current atau history.
Nilai normal : ≤ 150 mg/dl
Pembahasan :
a. Pemeriksaan triglyserida diperlukan untuk mendiagnosa gangguan pembuluh
darah seperti sakit jantung dan stroke.
b. Triglyserida ini merupakan penyebab utama penyakit penyumbatan arteri
dibanding kolesterol.
c. Penurunan kadar triglyserid serum dapat terjadi karena malnutrisi protein,
kongenital (kelainan sejak lahir).
d. Peningkatan kadar trigliserida terjadi pada hipertensi (penyakit darah tinggi),
sumbatan pembuluh darah otak,diabetes mellitus tak terkontrol, diet tinggi
karbohidrat, kehamilan.
11. Pemeriksaan Cholesterol
Metode : CHOD-PAP
Tujuan : Untuk mengetahui kadar cholesterol dalam spesimen serum.
Prinsip : cholesterol yang terdapat didalam serum berupa cholesterol
ester yang dihidrolisis oleh enzim cholesterol esterase menjadi
cholesterol dan asam lemak. Cholesterol yang bebas akan
dioksidasin oleh enzim cholesterol oxydase menghasilkan
H2O2. H2O2 bereaksi dengan kromogen menghasilkan
Analis Kesehatan 68
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama
pasien → ubah tube type menjadi micro → pilih test (CHOL S) →
tekan ok.
5. Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
6. Pilih play untuk menjalankan sampel.
7. Untuk melihat hasil sampel, pilih sampel → current atau history.
Perhitungan : Abs test x kadar standar
Abs std
Nilai normal : 50-200mg/dl
Pembahasan :
Cholesterol (sterol) berfungsi sebagai bahan baku produksi hormon steroid
yang berfungsi untuk melindungi kulit serta bahan baku untuk
menghasilkan garam empedu.
Peningkatan cholesterol disebut hyperkolesterolemia yang dapat
menyebabkan pumbuluh darah terganggu.
Metode : Direct
Tujuan : untuk mengetahui kadar HDL dalam darah manusia.
Prinsip : kolesterol HDL akan bereaksi secara spesifik dengan
reagensia membentuk kompleks warna yang intensitasnya
sebanding dengan konsentrasi HDL. Hasil reaksi diukur secara
fotometri.
Analis Kesehatan 70
Pembahasan :
HDL adalah lemak baik yang membantu/mencegah terjadinya
artrioseklorasi sehinggga terhindar dari penyakit jantung atau stroke.
HDL membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh darah.
13. Pemeriksaan LDL
Metode : Friedwald
𝑇𝑟𝑖𝑔𝑙𝑦𝑠𝑒𝑟𝑖𝑑𝑎
Perhitungan : Cholesterol Total – HDL cholesterol – ( )
5
Pembahasan :
Metode : GLDH
Reaksi :
Mikropipet
Yellowtip
Bluetip
Analis Kesehatan 72
Fotometer
Serum
Reagen ureum
Standart ureum
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Reagen dan serum dipipet sebagai berikut :
Blanko standart Test
Reagen 1000 ul 1000 ul 1000 ul
Standart - 10 ul -
Serum - - 10 ul
3. Semua tabung dihomogenkan dan di inkubasi selama 30 menit pada suhu
ruang.
4. Kadar ureum dibaca pada fotometer dengan program Abs.
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama
pasien → ubah tube type menjadi micro → pilih test (UREA 50x
10) → tekan ok.
5. Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
6. Pilih play untuk menjalankan sampel.
7. Untuk melihat hasil sampel, pilih sampel → current atau history.
Pembahasan :
Ureum merupakan hasil metabolisme protein yang berasal dari asam amino
arginin dan metionin.
Pemeriksaan ureum untuk mendiagnosa adanya penyakit yang mengganggu
fungsi ginjal.
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil :
Input protein
Aktivitas otot atau tubuh
Fungsi ginjal
Metode : Jaffe
Reaksi :
(kuning – jingga)
Mikropipet
Yellowtip
Bluetip
Fotometer
Serum
Reagen I creatinin (NaOH)
Reagen II creatinin (Picrit Acid)
Standart creatinin
Analis Kesehatan 74
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Reagen dan serum dipipet sebagai berikut :
Blanko Standart Test
Reagen I (NaOH) 1000 ul 1000 ul 1000 ul
Reagen II
200 ul 200 ul 200 ul
(Picrit Acid)
Standart - 50 ul -
Serum - - 50 ul
3. Semua tabung dihomogenkan dan di inkubasi selama 60 detik.
4. Kadar creatinin dibaca pada fotometer dengan panjang gelombang 492
nm.
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama
pasien → ubah tube type menjadi micro → pilih test (Creatinin) →
tekan ok.
5. Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
6. Pilih play untuk menjalankan sampel.
7. Untuk melihat hasil sampel, pilih sampel → current atau history.
Pembahasan :
Metode : Uricase
Reaksi :
Mikropipet
Yellowtip
Bluetip
Fotometer
Serum
Reagen Uric Acid
Analis Kesehatan 76
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Reagen dan serum dipipet sebagai berikut :
Blanko Standart Test
Reagen 1000 ul 1000 ul 1000 ul
Standar - 25 ul -
Serum - - 25 ul
3. Semua tabung dihomogenkan dan di inkubasi selama 10 menit pada suhu
ruang.
4. Kadar asam urat dibaca pada fotometer dengan panjang gelombang 546
nm.
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama
pasien → ubah tube type menjadi micro → pilih test (URIC ACID
S) → tekan ok.
5. Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
6. Pilih play untuk menjalankan sampel.
7. Untuk melihat hasil sampel, pilih sampel → current atau history.
Pembahasan :
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting dari
asam nukleat pada DNA dan RNA).
Analis Kesehatan 77
Asam Amino Purin terdapat dalam makanan antara lain: daging, jeroan,
kacang-kacangan, ragi, melinjo dan hasil olahannya.
Pemeriksaan asam urat (uric acid) untuk mendiagnosa adanya kelainan
metabolisme.
Peningkatan asam urat dalam serum dan urin bergantung pada fungsi ginjal,
metabolisme purin, serta asupan dari makanan.
Peningkatan kadar asam urat terjadi pada alkoholik, leukemia, penyebaran
kanker, diabetes mellitus berat, gagal ginjal, gagal jantung kongestif,
keracunan timah hitam, malnutrisi, latihan yang berat.
Penurunan asam urat terjadi pada anemia kekurangan asam folat, luka bakar,
kehamilan, dan Iain-Iain.
Metode : DGKC
Mikropipet
Yellowtip
Bluetip
Fotometer
Serum
Analis Kesehatan 78
Reagen CK
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dipipet kedalam tabung :
Test
Reagen CK 1000µl
Serum 25µl
3. Seluruh isi tabung dihomogenkan, lalu diinkubasi selama 5 menit pada
suhu ruang.
4. Hasil reaksi yang terjadi dibaca menggunakan fotometer pada panjang
gelombang 340nm pada suhu 37o C.
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama
pasien → ubah tube type menjadi micro → pilih test (CK-NAC) →
tekan ok.
5. Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
6. Pilih play untuk menjalankan sampel.
7. Untuk melihat hasil sampel, pilih sampel → current atau history.
Perhitungan : CK ( IU/L) = ( Abs test/menit ) x faktor
Nilai normal :
Perempuan : < 160 IU/L
Laki laki : < 130 IU/L
Analis Kesehatan 79
Pembahasan :
Metode : DGKC
Prinsip : CK-MB teridiri dari 2 sub unit CK-M dan CK-B, dimana
sub unit CK-M dihambat oleh antibodi spesifik dan hanya
aktivitas sub unit CK-B yang setara dengan setengah
aktivitas iso enzim MB yang diperiksa dengan cara kinetik
enzimatik. Creatin phosphat dan ADP dengan adanya enzim
creatin kinase akan berubah menjadi creatin dan ATP,
dimana ATP ini bersama glukosa oleh enzim heksokinase
diubah menjadi glukosa-6-phosphat dan ADP. Glukosa-6-
phosphat bersama NADP oleh enzim G-6-P-DH akan
diubah menjadi gluconat-6-phosphat dan NADPH.
Aktivitas CK-B sebanding dengan perubahan NADP. Hasil
yang terukur kemudian dikonversikan dengan CKMB.
Serum
Reagen CK
Fotometer
Tabung reaksi
Mikropipet
Yellow tip dan blue tip
Analis Kesehatan 80
Prosedur :
Cara Manual
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dipipet kedalam tabung :
Test
Reagen CKMB 1000µl
Serum 25µl
3. Isi tabung dihomogenkan, lalu diinkubasi selama 1 menit pada suhu
ruang.
4. Hasil reaksi yang terjadi dibaca dengan menggunakan fotometer dengan
panjang gelombang 340nm pada suhu 37o C.
Cara Otomatis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Cup serum diberi identitas seperti dan diletakkan pada cuvet/ sampel
cup.
3. Serum dipipet sebanyak 500 ul kemudian dimasukkan pada cup serum
yang berada dalam cuvet/ sampel cup.
4. Masukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan ke dalam komputer dengan
cara sebagai berikut :
o Pilih sampel → klik sampel request → masukkan ID dan nama
pasien → ubah tube type menjadi micro → pilih test (CKMB) →
tekan ok.
5. Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
6. Pilih play untuk menjalankan sampel.
7. Untuk melihat hasil sampel, pilih sampel → current atau history.
Pembahasan :
Tujuan : Untuk mengetahui kadar ion Na+, K+ dan Cl- dalam serum pasien.
Prosedur :
Setelah selesai digunakan, alat diposisikan pada keadaan “Standby” lalu menu
Operator Fuction dipilih dan tekan “No” dua kali. Tombol “yes” ditekan kemudian
menu standby dipilih dengan cara yang sama. Dengan cara ini alat tidak perlu
dimatikan dan dinyalakan berulang.
Nilai Normal :
Pembahasan :
Natrium
Peningkatan natrium (hipernatremia) dalam darah terjadi bila ada kelebihan natrium
dalam kaitannya dengan air. Ada banyak penyebab hipernatremia, ini mungkin
termasuk penyakit ginjal, asupan air terlalu sedikit, dan kehilangan air akibat diare
dan / atau muntah.
Kalium
Klorida
3.3.3 Imunoserologi
1. Pemeriksaan Widal
Reaksi :
Mikropipet
Yellowtip
Slide widal
Batang pengaduk
Rotator
Serum
Reagen Salmonella O dan Salmonella H
Prosedur :
Pembahasan :
Tujuan : Untuk mengetahui berbagai jenis infeksi dan kerusakan pada otot
jantung.
Prinsip : zat anti yang terdapat didalam serum direaksikan dengan antigen
CRP lalu diamati terbentuknya aglutinasi. Semakin jelas aglutinasi
yang terbentuk semakin tinggi jumlah zat anti yang terdapat dalam
serum.
Analis Kesehatan 86
adanya aglutinasi
Pipet pasteur
Batang pengaduk
Slide CRP
Serum
Reagen CRP
Prosedur :
Kualitatif
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Reagen CRP diteteskan pada slide CRP sebanyak 1 tetes.
3. Serum dipipet dan diletakkan pada slide yang telah ada reagen CRP
sebanyak 1 tetes.
4. Slide di goyangkan pada rotator selama 8 menit pada kecepatan 1000 rpm
dan dilihat ada tidaknya aglutinasi.
5. Jika terdapat aglutinasi, serum diencerkan dengan Nacl 0,85% dengan
perbandingan 1:1.
Semi Kuantitatif
1. Untuk setiap spesimen yang akan dites teteskan 0,05 ml larutan salin 0,9%
kedalam lingkaran 2-5 pada kartu reaksi. JANGAN MENYEBARKAN
LARUTAN SALIN DALAM LINGKARAN TEST.
2. Teteskan 0,05 ml spesimen yang akan diuji pada lingkaran 1 dikarty
reaksi.
3. Teteskan juga 0,05 ml spesimen pada lingkaran 2 yang sudah ada 0,05 ml
larutan salin. Kemudian lakukan seri pengenceran sampai lingkara 5.
Caranya dengan mencampur rata larutan salin dan spesimen pada
lingkaran 2 itu dengan pipet, kemudian pindahkan 0,05 ml cairan kedalam
lingkaran 3, campur rata lagi, dan pindahkan 0,05 ml kedalam lingkaran 4,
dan seterusnya sampai lingkaran 5. Buang 0,05 ml cairan dari lingkaran 5
Analis Kesehatan 87
Contoh :
1 2 3 4 5
Reaktif 1:2 R R N N N
Reaktif 1:8 R R R R N
Reaktif 1:16 R R R R
Catatan: tidak boleh menggunakan plasma pada pengenceran ini, bila hasil masih
menunjukkan adanya flokulasi lanjutkan pengenceran seperti berikut :
1. Siapkan pengenceran 1:16 pada serum yang akan diuji dengan mencampur
rata 0,1 ml serum yang akan diuji dengan mencampur rata 0,1 ml serum itu
dan 1,5 ml larutan salin 0,9%.
2. Pindahkan 0,05 ml serum yang sudah diencerkan 1:16 itu ke lingkaran 1 pada
kartu tes baru.
3. Lingkaran seri pengenceran pada lingkaran 2 sampai sesuai prosedur yang
sudah dijelaskan di atas ( langkah 3 – 6 ).
Analis Kesehatan 88
Pembahasan :
3. Pemeriksaan ASTO/ASO
Prinsip : Reagen latex Aso yang berisi pastikel-partikel lates yang dilapisis
streptolisin akan bereaksi dengan anti steptolisin pada serum yang
akan menimbulkan aglutinasi.
Pipet pasteur
Slide Asto
Batang pengaduk
Serum
Reagen Asto
Prosedur :
Kualitatif
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Serum diteteskan pada slide Asto sebanyak 1 tetes kemudian reagen asto
di teteskan pada slide yang telah terdapat serum sebanyak 1 tetes lalu
homogenkan.
3. Slide diputar pada rotator selama 8 menit denga kecepatan 1000 rpm.
4. Dilihat ada tidaknya aglutinasi.
Analis Kesehatan 89
Semi Kuantitatif
1. Untuk setiap spesimen yang akan dites teteskan 0,05 ml larutan salin 0,9%
kedalam lingkaran 2-5 pada kartu reaksi. JANGAN MENYEBARKAN
LARUTAN SALIN DALAM LINGKARAN TEST.
2. Teteskan 0,05 ml spesimen yang akan diuji pada lingkaran 1 dikarty
reaksi.
3. Teteskan juga 0,05 ml spesimen pada lingkaran 2 yang sudah ada 0,05 ml
larutan salin. Kemudian lakukan seri pengenceran sampai lingkara 5.
Caranya dengan mencampur rata larutan salin dan spesimen pada
lingkaran 2 itu dengan pipet, kemudian pindahkan 0,05 ml cairan kedalam
lingkaran 3, campur rata lagi, dan pindahkan 0,05 ml kedalam lingkaran 4,
dan seterusnya sampai lingkaran 5. Buang 0,05 ml cairan dari lingkaran 5
setelah pengenceran berakhir. Hindari terjadinya gelembung – gelembung
udara pada saat pengenceran berlangsung.
4. Sebarkan cairan dalam masing – masing lingkaran itu dengan
menggunakan ujung pipet pengaduk yang datar. Mulailah dengan
pengenceran terbesar ( lingkaran 5) ke pengenceran terkecil (lingkaran 1).
5. Kocok cairan dalam botol penetes yang sudah diisi suspensi antigen
ASTO, kemudian teteskan 1 tetes suspensi antigen ( ± 16 ul ) ke masing –
masing lingkaran yang berisi spesimen itu.
6. Letakkan kartu reaksi pada rotator atau shaker selama 8 menit pada
kecepatan 100 rpm. Baca hasil tes ini selama makroskopik dibawah cahaya
terang.
7. Interpretasi Hasil Uji Semi Kuantitatif.
8. Pengenceran terakhir yang masih menunjukkan adanya flokulasi
menunjukkan titer daripada spesimen yang diuji.
Contoh :
1 2 3 4 5
Catatan: tidak boleh menggunakan plasma pada pengenceran ini, bila hasil masih
menunjukkan adanya flokulasi lanjutkan pengenceran seperti berikut :
1. Siapkan pengenceran 1:16 pada serum yang akan diuji dengan mencampur
rata 0,1 ml serum yang akan diuji dengan mencampur rata 0,1 ml serum itu
dan 1,5 ml larutan salin 0,9%.
2. Pindahkan 0,05 ml serum yang sudah diencerkan 1:16 itu ke lingkaran 1 pada
kartu tes baru.
3. Lingkaran seri pengenceran pada lingkaran 2 sampai sesuai prosedur yang
sudah dijelaskan di atas ( langkah 3 – 6 ).
Pembahasan :
Pipet pasteur
Batang pengaduk
Kartu reaksi
Rotator
Serum
Serum kontrol positif dan negatif
Antigen RPR
Prosedur :
Kualitatif
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Serum pasien diteteskan pada lingkaran kartu reaksi.
3. Serum kontrol positif dan negatif diteteskan pada masing-masing lingkarang
sebanyak 1 tetes.
4. Cairan suspensi Ag RPR dikocok dahulu sebelum diteteskan.
5. Ag RPR diteteskan pada serum-serum yang ada pada lingkaran kartu reaksi
sebanyak 1 tetes.
6. Kartu reaksi diputar pada rotator selama 8 menit dengan kecepatan 1500 rpm.
7. Lihat ada tidaknya aglutinasi.
Semi Kuantitatif
1. Untuk setiap spesimen yang akan dites teteskan 0,05 ml larutan salin 0,9%
kedalam lingkaran 2-5 pada kartu reaksi. JANGAN MENYEBARKAN
LARUTAN SALIN DALAM LINGKARAN TEST.
2. Teteskan 0,05 ml spesimen yang akan diuji pada lingkaran 1 dikarty reaksi.
3. Teteskan juga 0,05 ml spesimen pada lingkaran 2 yang sudah ada 0,05 ml
larutan salin. Kemudian lakukan seri pengenceran sampai lingkara 5. Caranya
dengan mencampur rata larutan salin dan spesimen pada lingkaran 2 itu
dengan pipet, kemudian pindahkan 0,05 ml cairan kedalam lingkaran 3,
campur rata lagi, dan pindahkan 0,05 ml kedalam lingkaran 4, dan seterusnya
sampai lingkaran 5. Buang 0,05 ml cairan dari lingkaran 5 setelah
pengenceran berakhir. Hindari terjadinya gelembung – gelembung udara pada
saat pengenceran berlangsung.
Analis Kesehatan 92
Contoh :
1 2 3 4 5
Reaktif 1:2 R R N N N
Reaktif 1:8 R R R R N
Reaktif 1:16 R R R R
Catatan: tidak boleh menggunakan plasma pada pengenceran ini, bila hasil masih
menunjukkan adanya flokulasi lanjutkan pengenceran seperti berikut :
1. Siapkan pengenceran 1:16 pada serum yang akan diuji dengan mencampur
rata 0,1 ml serum yang akan diuji dengan mencampur rata 0,1 ml serum itu
dan 1,5 ml larutan salin 0,9%.
2. Pindahkan 0,05 ml serum yang sudah diencerkan 1:16 itu ke lingkaran 1 pada
kartu tes baru.
3. Lingkaran seri pengenceran pada lingkaran 2 sampai sesuai prosedur yang
sudah dijelaskan di atas ( langkah 3 – 6 ).
Pembahasan :
Tujuan : untuk mengetahui dan menentukan antibodi IgM atau IgG secara
kualitatif terhadap virus dengue di dalam serum atau plasma pasien.
Prinsip : IgG dan IgM yang spesifik akan mengikat protein kemudian
dilekatkan pada membran nitrocellulose sebagai dua garis pengetesan
pada rapid card, yaitu garis IgG dan IgM. Rekombinan dengue viral
protein yang telah dimurnikan berkonjugasi dengan partikel koloid
pada daerah sampel kemudian diluent diteteskan pada lubang diluent
agar dapat membawa sampel pada membrane arbsorben. Jika terdapat
antibodi terhadap virus dengue dari partikel yang berkonjugasi dengan
kompleks antigen-antibodi pada daerah pengetesan menghasilkan
garis IgG (T1) atau IgM (T2) atau IgG dan IgM yang berwarna.
Berubahnya warna pada daerah kontrol (merah menjadi biru)
menunjukan test card berfungsi dengan baik.
Analis Kesehatan 94
Reaksi :
Prosedur :
Interpretasi Hasil :
C C C C
M M M M
G G G G
S1 S1 S1 S1
S S S S
Pembahasan :
Dengue merupakan flavirus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan
Aedes Albopictus.
Gejala dengue secara umum ditandai dengan demam yang mendadak, sakit
kepala, mual, nyeri pada persendian dan ruam.
Pada infeksi primer dengue, antibodi IgM akan muncul terlebih dahlu dan
meningkat pada hari ke 3-5 dan biasanya bertahan di dalam tubuh hingga 30-
90 hari.
Analis Kesehatan 95
Prosedur :
4. Buffer dengue diteteskan sebanyak 1 tetes pada lubang sampel “S” yang
sudah terdapat serum.
5. Rapid test di diamkan selama 15-20 menit kemudian rapid test dilihat ada
tidaknya garis pada tanda “C” dan “T”.
Interpretasi Hasil :
C C C C
T T T T
S S S S
Pembahasan :
7. Pemeriksaan TUBEX-TF
Mikropipet
Yellowtip
Reaction well strip
Serum
Reagen TUBEX- TF
Prosedur :
Interpretasi hasil :
8. Pemeriksaan HBsAg
Prinsip : Reagensia berupa strip yang dilapisi dengan anti HBsAg maka akan
terlihat dua garis yang sejajar.
Strip HBsAg
Pipet pasteur
Serum
Prosedur :
Interpretasi Hasil :
C C C
T T T
Pembahasan :
HBsAg adalah penanda awal infeksi Hepatitis B. Bila HBsAg menetap dalam
darah > 6 bulan, berarti telah terjadi infeksi kronis.
Prinsip : Reaksi antara fase padat yang direkatkan oleh anti HBS
kemudian ditambahkan serum yang mengandung antigen HBS
membentuk kompleks antigen-antibodi spesifik yang berlabel
enzym lalu di inkubasi dan kelebihannya akan dicuci oleh
wash solution kemudian direaksikan dengan substrat
Analis Kesehatan 100
Mikropipet
Yellowtip
Mikroplate
Serum
Reagen anti-HBS Bio-tech
Prosedur :
Pembahasan :
Serum
Rapid troponin-I
Mikropipet
Yellow tip
Timer
Prosedur :
Interpretasi Hasil :
C C C C
T T T T
Pembahasan :
Beberapa orang yang memiliki serangan jantung bisa saja memiliki kadar
troponin normal, dan beberapa orang dengan konsentrasi troponin meningkat
tidak memiliki cedera jantung yang jelas.
Prinsip : Reaksi antara fase padat yang direkatkan oleh anti HBsAg
kemudian ditambahkan serum yang mengandung antigen
HBsAg membentuk kompleks antigen-antibodi spesifik yang
berlabel enzym lalu di inkubasi dan kelebihannya akan dicuci
oleh wash solution kemudian direaksikan dengan substrat
kromogenik yang kemudian akan terbentuk warna biru lalu di
hidrolisis oleh enzym. Reaksi ini akan dihentikan oleh asam
kuat dan basa kuat akan terbentuk warna kuning.
Analis Kesehatan 103
Mikropipet
Yellowtip
Mikroplate
Serum
Reagen anti-HBsAg Bio-tech
Prosedur :
Pembahasan :
ACON HIV
Pipet tetes
Serum
Buffer
Prosedur kerja :
Interpretasi hasil :
C C C C
T2 T2 T2 T2
T1 T1 T1 T1
Metode : Boronate
Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa dari pasien selama 3 bulan dalam
mendiagnosa suatu penyakit dan mengukur keteraturan dalam
pemakaian makanandari pasien.
Prinsip : Sejumlah sampel dihisap oleh ujung pipa kapiler pada reagent pack
dengan memasukkan reagen pack ke cartridge, darah akan melepaskan
Hb dan boronate bead mengikat glycated – Hb. Campuran sampel
darah diputar ke zona pengukuran cartridge, dimana jumlah total Hb
dalam sampel darah diukur dengan reflektansi dari fotosensor.
Check Cartridge
Clover A1C
Darah EDTA
Prosedur Kerja :
darah. Analyzer pH, pCO2, pO2, SO3, HCT, HGB dalam darah
yang diberi antikoagulan.
pHOx Analyzer
Darah Arteri (dengan antikoagulan heparin)
Prosedur :
A. Cara penggunaan pHOx Analyzer
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Pada menu ready, “SYRINGE” ditekan.
3. Probe akan keluar otomatis, lalu sampel dimasukkan dibawah probe (
jarum semprit dilepaskan ).
4. “ASPIRATE” ditekan, setelah terdengar bunyi “BEEP” sampel segera
dikeluarkan dari probe.
5. Informasi dari sampel diisi, seperti suhu dan FIO2%, dan sampel ID.
6. “VIEW SAMPLE” ditekan untuk elihat hasil pemeriksaan.
7. Hasil akan tampak pada layar dan diprint secara otomatis.
8. Kemudian “HOME” ditekan untuk kembali ke “MENU READY”, dan
siap untuk pemeriksaan berikutnya.
B. Cara penggantian reagen pack :
1. Tekan “Menu” pada tampilan “Ready (home)”.
2. Arahkan panah untuk memilih “Change Cart Ridge”.
3. Tekan “Enter”.
4. Arahkan panah untuk memilih “Change Calibration Cart Ridge”.
5. Tekan “Enter”.
6. Tarik reagen pack yang lama, masukkan reagen pack yang baru setelah
mengocoknya selama ± 10 detik.
7. Tekan “Prime”.
8. Setelah priming, akan muncul pertanyaan : “Do you want to calibrate?
Tekan “Yes” untuk kalibrasi.
9. Setelah kalibrasi selesai, pastikan pH, pCO2, pO2, Hct tidak ada tanda
silang.
Analis Kesehatan 108
1. Setelah listrik hidup kembali di monitor akan muncul tanda silang dan
tulisan “Not Ready”.
2. Tekan “Menu”, turunkan kunsor ke Change Cart Ridge tekan “Enter”.
Pilih Change Calibration Cart Ridge tekan “Enter”.
3. Tekan “Prime” setelah prime ± ½ menit tekan “Cancel” 2x sampai proses
prime berhenti.
Analis Kesehatan 110
4. Kalau prime tidak mau, cabut reagen pack setelah itu masukkan kembali
baru kemudian prime di tekan kembali setelah ± ½ menit menit tekan
“Cancel” 2x sampai proses prime berhenti.
5. Setelah selesai tekan “Calibrate” kemudian “Enter”.
6. Setelah selesai calibrate pertama tekan calibrate lalu pilih nomor 2
(External standard Hb, SO2% calibrate).
Tekan “Enter” akan muncul di monitor “Assay Value : Std # 1 : .....
masukkan nilai standard 1 (contoh 52,2) tekan “Enter”. Buka ampules
standard 1 masukkan dibawah jarum tekan “Continius” setelah terdengar
bunyi “Beep” tekan “Analyze”. Tunggu beberapa saat sampai alat selesai
melakukan pengukuran standard 1 kemudian akan muncul “Assay Value :
Std # 2 : .... masukkan nilai standard 2 (contoh 98,2) tekan “Enter”. Buka
ampules standard 2 masukkan dibawah jarum tekan “Continius” setelah
terdengar bunyi “Beep” tekan “Analyze”.
7. Setelah selesai melakukan pengukuran standard 2 di monitor akan muncul
“Ready” dan semua tanda silang hilang.
Jika terjadi Bekuan/ Cloth pada jarum
1. Tekan “Menu” tekan “Service” akan muncul “System Test” tekan
“Enter”.
2. Pindah kunsor ke “Sampler” tekan “Enter”, pindahkan kunsor ke
“Syringe” tekan “Enter”.
3. Jarum otomatis akan keluar dari tempatnya.
4. Lepas selang W dan selang R yang berada di reference electrode.
5. Semprotkan syringe yang telah di isi dengan air melalui selang W dan
selang R ditutup dengan jari sehingga air mengalir dengan lancar melalui
flowcell dan keluar di jarum.
6. Setelah air keluar dengan lancar pasang kembali selang W dan selang R
yang dilepas kemudian tekan “Exit” kemudian “Home”.
7. Lakukan kalibrasi.
Analis Kesehatan 111
Nilai normal :
Pembahasan :
3.3.4.1. Makroskopis
Oranye
Penyebab patologik : pigmen empedu.
Penyebab nonpatologik : obat untuk infeksi saliran kemih
(piridium), obat lain termasuk fenotiazin.
Kuning
Penyebab patologik : urine yang sangat pekat, bilirubin,
urobilin.
Penyebab nonpatologik : wotel, fenasetin, cascara,
nitrofurantoin.
Hijau
Penyebab patologik : biliverdin, bakteri (terutama
Pseudomonas).
Penyebab nonpatologik : preparat vitamin, obat psikoaktif,
diuretik.
Biru
tidak ada penyebab patologik. Pengaruh obat : diuretik,
nitrofuran.
Coklat
Penyebab patologik : hematin asam, mioglobin, pigmen
empedu.
Pengaruh obat : levodopa, nitrofuran, beberapa obat sulfa.
Hitam atau hitam kecoklatan
Penyebab patologik : melanin, asam homogentisat,
indikans, urobilinogen, methemoglobin.
Pengaruh obat : levodopa, cascara, kompleks besi, fenol.
2. Pemeriksaan kejernihan urine
Tujuan : Untuk mengetahui kejernihan urine dan
menentukan apakah urin itu telah keruh pada
waktu dikeluarkan atau menjadi keruh setelah
dibiarkan.
Prinsip : Urine dimasukan dalam tabung yang bersih
dan transparan lalu dilihat kejernihannya
dengan mata biasa.
Analis Kesehatan 114
Cara kerja :
3.3.4.2. Kimiawi
Prinsip :
Prosedur :
Nilai normal :
Pembahasan :
a. Glukosa
Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh
glomerulus muncul dalam urin (kurang dari 130 mg/24 jam).
Glukosuria (kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai
ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus yang
menurun. Glukosuria umumnya berarti diabetes mellitus.
Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan dengan
peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu
glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis
diabetes mellitus. Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip
diberi enzim glukosa oksidase (GOD), peroksidase (POD) dan
zat warna.
b. Protein
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di
glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal. Normal ekskresi
protein urine biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10
mg/dl dalam setiap satu spesimen. Lebih dari 10 mg/ml
didefinisikan sebagai proteinuria.
Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehat
karena perubahan fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet
Analis Kesehatan 119
j. Lekosit
Lekosit netrofil mensekresi esterase yang dapat dideteksi
secara kimiawi. Hasil tes lekosit esterase positif mengindikasikan
kehadiran sel-sel lekosit (granulosit), baik secara utuh atau
sebagai sel yang lisis. Limfosit tidak memiliki memiliki aktivitas
esterase sehingga tidak akan memberikan hasil positif. Hal ini
memungkinkan hasil mikroskopik tidak sesuai dengan hasil
pemeriksaan carik celup.
Temuan laboratorium negatif palsu dapat terjadi bila kadar
glukosa urine tinggi (>500mg/dl), protein urine tinggi
(>300mg/dl), berat jenis urine tinggi, kadar asam oksalat tinggi,
dan urine mengandung cephaloxin, cephalothin, tetrasiklin.
Temuan positif palsu pada penggunaan pengawet formaldehid.
Urine basi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
3.3.4.3. Pemeriksaan Sedimen Urine
Metode : mikroskopis
Urine
Centrifuge
Mikroskop
Objekglass
Analis Kesehatan 125
Tabung centrifuge
Deckglass
Prosedur :
2. Leukosit
3. Sel Epitel
4. Silinder
Silinder (cast) adalah massa protein berbentuk silindris yang
terbentuk di tubulus ginjal dan dibilas masuk ke dalam urine.
Silinder terbentuk hanya dalam tubulus distal yang rumit atau
saluran pengumpul (nefron distal). Tubulus proksimal dan
lengkung. Silinder dibagi-bagi berdasarkan gambaran
morfologik dan komposisinya. Faktor-faktor yang mendukung
pembentukan silinder adalah laju aliran yang rendah,
konsentrasi garam tinggi, volume urine yang rendah, dan pH
rendah (asam) yang menyebabkan denaturasi dan precipitasi
protein, terutama mukoprotein Tamm-Horsfall. Mukoprotein
Tamm-Horsfall adalah matriks protein yang lengket yang terdiri
dari glikoprotein yang dihasilkan oleh sel epitel ginjal. Semua
benda berupa partikel atau sel yang terdapat dalam tubulus yang
abnormal mudah melekat pada matriks protein yang lengket.
Analis Kesehatan 128
a. Silinder hiali
5. Bakteri
Bakteri yang umum dalam spesimen urin karena banyaknya
mikroba flora normal vagina atau meatus uretra eksternal dan
karena kemampuan mereka untuk cepat berkembang biak di
urine pada suhu kamar. Bakteri juga dapat disebabkan oleh
kontaminan dalam wadah pengumpul, kontaminasi tinja, dalam
urine yang dibiarkan lama (basi), atau memang dari infeksi di
saluran kemih. Oleh karena itu pengumpulan urine harus
dilakukan dengan benar (lihat pengumpulan specimen urine)
Diagnosis bakteriuria dalam kasus yang dicurigai infeksi
saluran kemih memerlukan tes biakan kuman (kultur). Hitung
koloni juga dapat dilakukan untuk melihat apakah jumlah
bakteri yang hadir signifikan. Umumnya, lebih dari 100.000 / ml
dari satu organisme mencerminkan bakteriuria signifikan.
Beberapa organisme mencerminkan kontaminasi. Namun
demikian, keberadaan setiap organisme dalam spesimen
kateterisasi atau suprapubik harus dianggap signifikan.
6. Ragi
7. Trichomonas vaginalis
3. Asam Urat
1. Pemeriksaan Kehamilan
Ab Monoklonal Mouse + anti HCG konjugasi dengan zat warna Colloidal Gold
Analis Kesehatan 138
Urin
Pregna Strip
Prosedur :
Interpretasi Hasil :
C C C C
T T T T
Pembahasan :
Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba
fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada
dindingnya. Sejak saat itula plasenta mulai berkembang dan memproduksi HCG
yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni. Keberadaan hormone protein ini
sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama keterlambatan haid, yang
kira-kira merupakan hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding rahim.
Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung
sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan
kadar hormone HCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari.
Analis Kesehatan 139
Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing
yang sering dirasakan pada ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara
perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan.
Tetapi adakalanya kadar hormone ini masih di atas normal sampai 4 minggu
setelah persalinan atau keguguran.
2. Pemeriksaan Amphetamin
Prosedur Kerja :
Interpretasi hasil :
C C C C
T T T T
S S S S
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya morphine, opiates dan heroin dalam urin
pasien.
Prosedur Kerja :
Interpretasi hasil :
T T T T
S S S S
T T T T
S S S S
Pembahasan :
Nama lain : Ganja, cannabis, gele, marijuana, hash, cimeng, kangkung, oyen,
ikat, bang, labang, rumput, grass, dope, weed, hemp, Colombian, sinsemilia,
barang.
Terdeteksi dalam urin tergantung pemakaian :
o 1 – 2 kali pakai, terdeteksi dalam urin 1 – 2 hari
o Perokok : 1 – 5 hari
o Perokok moderate (94 kali/minggu) s/d 5 hari.
o Perokok berat : s/d 10 hari
o Pengguna kronis : 14 – 18 hari
Prinsip :
Objek glass
Deck glass
Lidi
Feses
Pewarna eosin
Mikroskop
Prosedur Kerja :
A. Makroskopis
1. Feses di dalam wadah penampung diamati seperti warna, lendir, darah
dan parasit.
2. Feses yang berada di dalam wadah penampung di sentuh dengan
menggunakan lidi untuk mengetahui konsistensinya.
3. Hasil yang telah diamati dicatat.
B. Mikroskopis
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Pewarna eosin diletakkan diatas objek glass sebanyak 1 tetes.
3. Feses diambil dengan menggunakan lidi sesuai kebutuhan kemudian
dicampur hingga merata.
4. Campuran feses dan pewarna eosin ditutup dengan cover glass.
5. Lihat unsur-unsur yang berada didalam feses dengan menggunakan
mikroskop dengan lensa objektif 10x (LPK) dan 40x (LPB).
6. Pemeriksaan unsur dilakukan secara zig-zag dan hasil dicatat.
Nilai Normal :
A. Makroskopis
Warna : Coklat tua
Konsistensi : Agak lunak dan mempunyai bentuk
Lendir : Negatif
Analis Kesehatan 144
Darah : Negatif
Parasit : Negatif
B. Mikroskopis
Lekosit : 0-3 / LPB
Eritrosit : 0-1 / LPB
Epitel : Negatif
Bakteri : Negatif, apabila positif (+) hanya E.coli
Jamur : Negatif
Serat tumbuhan : Positif
Telur cacing : Negatif
Amoeba : Negatif
Metode : Guajak
Tujuan : Untuk mengetahui adanya darah yang tidak dapat terlihat atau
terdeteksi secara makroskopis
Prosedur :
Interpretasi hasil :
3.3.5 Mikrobiologi
1. Pewarnaan Gram
Gram Negatif :
Gentian Violet
Lugol
Alkohol 96%
Safranin/fuchsin
Rak pewarnaan
Mikroskop
Objekglass
Pipet pasteur
Secret vagina
Prosedur :
Pembahasan :
Metode : Zhiel-neelsen
Objekglass
Pensil kaca
Rak pewarna
Mikroskop
Pinset
Bunsen
Lidi
Minyak imersi
Carbol fuchsin
Spesimen Sputum
Analis Kesehatan 148
Asam alkohol 3%
Methylene blue
Prosedur :
Interpretasi hasil
3+ >10/LP
2+ 1-10/LP
1+ 10-99/100LP
± (ulangi) 1-9/100LP
Negatif 0/100LP
Pembahasan :
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Analis Kesehatan 153
Lampiran 1
Gambar-gambar alat
1. Centrifuge
Analis Kesehatan 154
3. Oven
4. Rotator
Analis Kesehatan 155
5. Waterbath
Lampiran 2
Analis Kesehatan 156
Gambar-gambar ruangan
BIODATA SISWA
Analis Kesehatan 158
NIS : 111210025
Kelas : XII CD
No. Hp : 089647292499
NIS : 111210030
Kelas : XII CD
No. Hp : 083872663782
NIS : 111210040
Kelas : XII AB
No. Hp : 089635595554
NIS : 111210046
Kelas : XII AB
No. Hp : 089630899716