Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan dunia perdagangan tidak dapat dilepaskan dan pembangunan di


bidang ekonomi yang pelaksanaannya dititikberatkan pada sektor industri. Salah
satu kendala dalam melakukan pembangunan di Indonesia khususnya di bidang
ekonomi adalah faktor perangkat hukum yang masih perlu dikembangkan dan
ditegakkan guna mengimbangi kebutuhan kemajuan masyarakat.Sejalan
dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi maka berkembang pula
kehidupan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terutama pada sektor
industri dan perdagangan. Dimana dari sektor industri itulah berbagai produk
yang beranekaragam dihasilkan dengan menggunakan teknologi-teknologi yang
cangggih dan modern. Karena Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah satu
faktor yang dominan dalam memenangkan persaingan dengan menggunakan
keunggulan berupa kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang sangat
berkaitan dengan bidang kekayaan intelektual.1 Jadi Hak Atas Kekayaaan
Intelektual menjadi sangat penting, dikarenakan Hak Atas Kekayaaan
Intelektual merupakan sesuatu Undang-undang yang dibuat untuk melindungi
mengenai bidang-bidang yang bersangkutan dengan kekayaan intelektual serta
untuk menghindari kemungkinan pemalsuan atau persaingan yang curang.
Dengan adanya persaingan tersebut maka Hak terhadap Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi maupun Ekonomi. Disebabkan Hak Atas Kekayaan Intelektual
merupakan hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu kemampuan daya
pikir manusia yang di ekspresikan dalam berbagai bentuk yang memiliki atau
mempunyai manfaat dan berguna dalam kehidupan manusia, yang artinya
bahwa Hak Atas Kekayaaan Intelektual adalah suatu bentuk kekayaan bagi
pemiliknya dan dari kepemilikannya itulah seorang mendapat keuntungan.
Sehingga dengan hasil karya yang diciptakan itu akan mempunyai peranan
penting bagi ekonomi serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Perlindungan
hukum terhadap desain industri sebagai salah satu karya intelektual sangat

1
Ranti Fauza Mayana, 2004, Perlindungan Desain Industri di Indonesia, Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta. Hal. 1

1
diperlukan, bukan saja karena untuk kepentingan pendesain semata akan tetapi
dimaksudkan juga untuk merangsang kreatifitas pendesain untuk terus menerus
menciptakan desain baru.
Tidak semua desain industri yang baru dapat diberikan hak atas desain
industri dan perlindungan hukum. Pasal 4 Undang-Undang Desain Industri
mengatur tentang desain industri yang tidak mendapat perlindungan, yakni
desain industri yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, ketertiban umum, agama, dan kesusilaan.2 Selain itu hak desain
industri baru akan diberikan kepada desain industri yang bersifat novelty (baru)
dan telah terdaftar. Hanya desain industri yang mempunyai kebaruan saja yang
diberikan perlindungan hukum dan dengan sendirinya dapat didaftarkan.
Pendaftaran merupakan syarat mutlak agar industri yang mempunyai kebaruan
dapat diberikan perlindungan hukum dalam jangka waktu tertentu. 3 Dampak
negatif dari persaingan adalah terciptanya persaingan usaha yang tidak sehat di
antara pelaku bisnis. Persaingan usaha tidak sehat diartikan sebagai persaingan
antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran
barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan
hukum atau menghambat persaingan usaha. Demikian pula dalam bidang HAKI.
Banyak terjadi kasus-kasus pelanggaran HAKI yang merupakan salah satu
bentuk persaingan tidak sehat berupa penjiplakan, pemalsuan, dan praktik-
praktik tidak sehat lainnya. Tentu saja hal ini amat merugikan pemilik hak dan
negara.3 Hal ini dikhawatirkan terhadap pengusaha kecil yang tidak melakukan
pendaftaran dan malah pendaftaran desain industri dilakukan oleh beberapa
pengusaha menengah maupun besar dilakukan hanya demi untuk kepentingan
bisnis tanpa memperhatikan etika persaingan bisnis yang sehat. Pendaftaran
desain industri ditakutkan muncul dan berkembang dengan itikad tidak baik
(bad faith) karena desain-desain industri yang didaftarkan jika ternyata tidak
baru. Sertifikat desain industri bisa digunakan sebagai alas hak untuk
melakukan penuntutan baik secara pidana maupun perdata terhadap pihak-
pihak yang dianggap melanggar hak desain industri. Di dalam bidang milik
intelektual (Intelektual Property), ada bidang yang di khususkan berkenaan
dengan Ilmu Pengetahuan dan diterapkan dalam industri, dimana pengetahuan
dibidang ini sering disebut sebagai Hak Atas Kekayaan Industri. Yang utama
adalah hasil penemuan atau karya-karya yang dapat digunakan untuk
dieksploitasi dalam industri. Penggunaan di bidang industri inilah yang

2
Ranti Fauza Mayana, 2004, Perlindungan Desain Industri di Indonesia, Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta. Hal. 1

2
merupakan aspek terpenting dari Hak Atas Kekayaan Industri. Hak Atas
Kekayaan Industri dibagi menjadi lima bagian yaitu Paten, Merk, Desain
Industri, Rahasia Dagang, dan Desain. Dalam perkembangan perindustrian
untuk menciptakan produk industri memerlukan rancangan model sebuah
produk yang sering disebut desain industri dalam mengeluarkan produk tersebut
dipasaran. Dan untuk melindungi desain industri ini maka diperlukan pengaturan
tersendiri dalam Undang-Undang yang bersangkutan dengan desain industri
tersebut yaitu dalam Undang-Undang Nomer. 31 tahun 2000. Desain Industri
termasuk juga bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Pengaturan
mengkhusus kepada desain industri terdapat pada Undang-Undang No. 31
Tahun 2000 tentang Desain Industri (UUDI 2000).4 Desain Industri termasuk
juga bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Pengaturan mengkhusus
kepada desain industri terdapat pada Undang-Undang No. 31 Tahun 2000
tentang Desain Industri (UUDI 2000).3 Mengenai pelanggaran memakai desain
orang lain yang sudah terdaftar untuk barang dan jasa yang sejenis, diancam
dengan hukuman pidana dan denda pembayaran sejumlah uang yang telah
ditentukan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap desain industri di
Sukoharjo?
2. Bagaimana prosedur untuk mendapatkan hak desain industri yang
dilakukan oleh pelaku Industri?
3. Bagaimana model perlindungan hukum bagi desain industri untuk
masa yang akan datang?

3
Ibid, Hal. 29

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN DESIGN INDUSTRI/RANCANGAN INDUSTRI

Perkembangan perdagangan bahwa kekayaan intelektual telah mnjadi salah


sau komonponen yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa. Dimasukanya persetujuan mengenai aspek-aspek kekayaan
intelektual yang terkait dengan perdagangan (TRIPS) sebagai salah satu bagian
dari paket persetujuan pembentukan organisasi perdagangan sadunia (WTO).4

Design industry/rancangan industry adalah suatu kreasi tentang bentuk,


konfigurasi, atau komposisi, garis atau warna, atau garis dan warna, atau
gabungan dari padanya yang berbentuk tiga dimensi yang mengandung nilai
estetika dan dapat di wujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta
dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk barang atau komonditi industry
dan kerajinan tangan. Dan Pendesain adalah seorang atau beberapa orang yang
menghasilkan Desain Industri.

Menurut Undang-Undang Desain Industri No. 31 Tahun 2000 BAB I


Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (1) yang menyatakan:“Desain industri adalah
suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau
garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau
dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola
tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis serta dapat
dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, kerajinan
tangan.“

4
John Hesket, Desain Industri, Rajawali, Jakarta, 1986, hlm. 33.

4
Dari pengertian ini tampak bahwa salah satu yang disebut dengan desain
industri itu adalah suatu kreasi bentuk, konfigurasi dan komposisi garis atau
warna yang memberikan kesan estetis dan dapat dipakai untuk menghasilkan
kerajinan tangan. Jelaslah, bahwa desain industri yang dihasilkan oleh pengrajin
sebenarnya masuk dalam cakupan desain industri sebagaimana yang
dirumuskan dalam UU Desain Industri. Ketika desain industri yang dihasilkan
oleh pengrajin, maka patutlah untuk diberikan perlindungan hukum.
Perlindungan hukum diberikan agar desain industri yang dihasilkan pengrajin
tidak ditiru atau dimanfaatkan oleh pihak lain yang tidak berhak. Untuk desain
industri yang dapat dilindungi hendaknya desain industri tersebut memenuhi
beberapa kriteria. Kriteria yang dimaksudkan meliputi pada:
a. Pertama, desain industri tersebut baru. Artinya, tidak sama dengan
pengungkapan yang telah ada sebelumnya;
b. Kedua, Tidak bertentangan dengan moralitas/kesusilaan;
c. Ketiga, merupakan satu desain industri/beberapa desain industri yang
merupakan satu kesatuan desain industri yang memiliki kelas yang sama
dan;
d. Keempat, desain industri yang didaftarkan tidak ditarik kembali
permohonannya.5

2.2. HAK DESAIN INDUSTRI

Apabila Pendesain/pengrajin mengajukan permohonan pendaftaran ia akan


mendapatkan hak desain industri sekaligus sebagai pemegang hak desain
industri. Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara
Republik Indonesia kepada pendesain (pengrajin) atas hasil kreasinya untuk

5
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Op. Cit, hlm. 199

5
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.

Adapun Subjek dari hak desain industri yaitu :

1. Yang berhak memperoleh Hak Desain Industri adalah Pendesain atau


yang menerima hak tersebut dari Pendesain.
2. Dalam hal Pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama, Hak
Desain Industri diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali
jika diperjanjikan lain.
3. Jika suatu Desain Industri dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak
lain dalam lingkungan pekerjaannya atau yang dibuat orang lain
berdasarkan pesanan, pemegang Hak Desain Industri adalah pihak
yang untuk dan/atau dalam dinasnya Desain Industri itu dikerjakan,
kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak dengan tidak
mengurangi hak Pendesain apabila penggunaan Desain Industri itu
diperluas sampai ke luar hubungan dinas.
4. Jika suatu Desain Industri dibuat dalam hubungan kerja atau
berdasarkan pesanan, orang yang membuat Desain Industri itu
dianggap sebagai Pendesain dan Pemegang Hak Desain Industri,
kecuali jika diperjanjikan lain antara kedua pihak.6

6
Muhammad Djumhana, Aspek-aspek Hukum Desain Industri di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1999, hlm. 62

6
2.3. Sistem Konstitutif dalam Perlindungan Desain Industri

 Perlindungan Desain Industri menganut sistem First to File Principle


 Suatu Desain Industri dari suatu produk yang dimiliki tidak akan
mendapatkan perlindungan hukum apabila tidak terdaftar.7

2.4. Lingkup Hak Desain Industri

Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak eklusif untuk melaksanakan


Hak Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor,
dan/atau mengedarkan barang yang diberi hak desain industri.8

2.5. RUANG LINGKUP DESIGN INDUSTRI

Menurut UU desain industri pasal 1 ayat (2) menyatakan : ” Pendesain


adalah seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain Industri”. Hak
Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru. Desain Industri
dianggap baru apabila pada Tanggal Penerimaan, Desain Industri tersebut tidak
sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya. Suatu Desain Industri
tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka waktu paling lama 6
(enam) bulan sebelum Tanggal Penerimaannya, Desain Industri tersebut telah
dipertunjukkan dalam suatu pameran nasional ataupun international di
Indonesia atau di luar negeri yang resmi atau diakui sebagai resmi; atau telah
digunakan di Indonesia oleh Pendesain dalam rangka percobaan dengan tujuan
pendidikan, penelitian, atau pengembangan.9

7
Ibid, hlm. 200
8
Guy Tritton, Intellectual Property in Europe, Sweet and Maxwell, London, 1999, hlm. 89.
9
Ranti Fauza Mayana, Op.cit, hlm 96.

7
Berdasarkan pada ketentuan Pasal 9 UU Desain industri ditegaskan
bahwa hak eksklusif yang dimiliki oleh pemegang hak desain industri mencakup
pada: Pertama, hak untuk melaksanakan hak desain industri yang dimilikinya;
dan Kedua, hak untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan
barang yang diberi hak desain industri.10 Hal yang harus diketahui meskipun
pemegang hak desain industri mempunyai hak eksklusif bukanlah berarti tidak
ada pembatasan. Sesungguhnya ada pembatasan yang diberikan oleh UU
Desain Industri. Pembatasan itu terletak tatkala desain industri yang telah
terdaftar tersebut dipakai untuk kepentingan penelitian dan pendidikan
sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang hak desain
industri. Perlindungan terhadap Hak desain Industri diberikan untuk jangka
waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan.

2.6. CARA PENDAFTARAN

Direktorat Jendral tidak akan memberikan hak desain industri apabila


tidak ada permohonan atau pendaftaran dari pengrajian atau pendesain, karena
sesuai denga pasal 10 UU Desain Industri yang mengatakan : ” Hak Desain
Industri diberikan atas dasar Permohonan”. Permohonan harus diajukan secara
tertulis dalam bahasa Indonesia ke Direktorat Jenderal. Adapun cara untuk
mendapatkan Hak Desain Industri pemohon dapat mengajukan permohonan ke
DJHKI secara tertulis dengan mnggunakan bahasa indonesia dengan cara :

1. mengisi formulir permohonan yang memuat;

a. tanggal,dan tahun surat permohonan;

10
Muhamad Djumhana, Perkembangan Doktrin dan Teori Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm. 113

8
b. nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pendesaian;
c. nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pendesain ;
d. nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemohon;
e. nama negara dan tanggal penerimaan permohonan pertama kali dalam
hal permohonan permohonan diajukan dengan hak prioritas.

2. Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya


3. Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu
pemohon, permohonan tersebut ditandatangani oleh satu pemohon dengan
dilampiri surat persetujuan secara tertulis dari pemohon lainnya
4. Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain, permohonan harus
dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon berhk atas desain
industri yang bersangkutan yaitu membawa contoh fisik atau gambar atau
foto dan uraian dari Desain Industri yang dimohonkan pendaftarannya.
5. Membayar biaya permohonan

Berdasarkan undang-undang Desain Industri pasal 45 yang mengatur


tentang biaya untuk setiap pengajuan Permohonan, pengajuan keberatan atas
Permohonan, permintaan petikan Daftar Umum Desain Industri , permintaan
dokumen prioritas Desain Industri, permintaan salinan Sertifikat Desain Industri,
pencatatan pengalihan hak, pencatatan surat perjanjian Lisensi, serta
permintaan lain yang ditentukan dalam Undang-undang ini dikenai biaya yang
jumlahnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.11
Dalam PP Nomor 50 Tahun 2001, ada biaya khusus yang diberikan untuk
UKM, pelajar atau mahasiswa dalam mendaftarkan desainnya. Kelompok ini
mendapat keringanan 50 persen dari Rp 600.000 setiap kali pendaftaran.
 Adapun Keuntungan Mendaftarkan Design Industri

11
Muhammad Djumhana, Op.cit, hlm.7.

9
Didalam Pasal 9 (1) UU Desain Industri, UU No 31 Tahun 2000, dijelaskan
bahwa Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak eksklusif untuk
melaksanakan Hak Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang
lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor,
mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri.
Dikecualikan dalam hal ini adalah, pemakaian Desain Industri untuk kepentingan
penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar
dari pemegang Hak Desain Industri.12

2.7. PENGALIHAN HAK DESAIN INDUSTRI

Menurut UU Desain Industri Pasal 31, hak desain industri dapat dialihkan
dengan cara:
a. pewarisan;
b. hibah;
c. wasiat;
d. perjanjian tertulis; atau
e. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-
undangan.13
Segala bentuk pengalihan Hak Desain Industri akan dicatat dalam Daftar
Umum Desain Industri pada Direktorat Jenderal dengan membayar biaya
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Pengalihan Hak Desain Industri
harus disertai dengan dokumen tentang pengalihan hak.14
Pengalihan Hak Desain Industri yang tidak dicatatkan dalam Daftar
Umum Desain Industri tidak berakibat hukum pada pihak ketiga. Pengalihan Hak
Desain Industri akan diumumkan dalam Berita Resmi Desain Industri. Meskipun

12
Ranti Fauza Mayana,Op. Cit, hlm. 52
13
Paul Torremans dan Jon Holyoak, Intellectual Property Law, Butterworths, London, 1998 ,hlm. 324
14
T. Black, Intellectual Property in Industry, Butterworths, London, 1989, hlm. 163

10
sudah dialihkan hak desainnya, tapi menurut UU Desain Industri pasal 32
dijelaskan bahwa Pengalihan Hak Desain Industri tidak menghilangkan hak
Pendesain untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya, baik dalam
Sertifikat Desain Industri, Berita Resmi Desain Industri, maupun dalam Daftar
Umum Desain Industri.

SANKSI ATAS PELANGGARAN

Sanksi atas pelanggaran Hak desain industri di atur dala UU Desain Industri
pasal 54 yang menerangkan bahwa : ” Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa
hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).”15

2.8. Syarat-Syarat Perlindungan Desain

Hak Desain Industri diberikan untuk desain industri yang baru, Desain
Industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan, desain industri
tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya,
meskipun terdapat kemiripan16. Pengungkapan sebelumnya, sebagaimana
dimaksud adalah pengungkapan desain industri yang sebelum :

a. Tanggal penerimaan; atau


b. Tanggal prioritas apabila permohonan diajukan dengan hak prioritas.
c. Telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau luar Indonesia.
Suatu Desain Industri tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam

15
Muhammad Djumhana, Op. cit, hlm. 213
16
6 Bambang Kesowo, Perlindungan Hukum Serta Langkah-Langkah pembinaan oleh pemerintah dalam
Bidang Hak Milik Intellektual, Jakarta, 1990, hlm 7

11
jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sebelum tanggal
penerimaannya, desain industri tersebut :

1. Telah dipertunjukkan dalam suatu pameran nasional


ataupun internasional di Indonesia atau di luar negeri
yang resmi atau diakui sebagai resmi; atau
2. Telah digunakan di Indonesia oleh pendesain dalam
rangka percobaan dengan tujuan pendidikan, penelitian,
atau pengembangan. Selain itu, Desain Industri tersebut
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau
kesusilaan.17

2.9 Pengalihan Hak dan Lisensi Desain Industri

Hak Desain Industri dapat beralih atau dialihkan dengan cara pewarisan,
hibah, wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh
peraturan perundang-undangan. Pengalihan hak desain industri tersebut harus
disertai dengan dokumen tentang pengalihan hak dan wajib dicatat dalam
daftar umum desain industri pada Ditjen HKI dengan membayar biaya
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.18 Pengalihan hak
desain industri yang tidak dicatatkan dalam daftar umum desain industri tidak
berakibat hukum pada pihak ketiga. Pengalihan hak desain industri tersebut
akan diumumkan dalam berita resmi desain industri.19

17
Soeparman, Andriensjah., 2013, Hak Desain Industri Berdasarkan Penilaian Kebaruan Desain Industri.,
PT. Alumni, Bandung,hlm 153
18
Sudaryat dan Sudjana, 2010, Hak Kekayaan Intelektual, Oase Media, Jakarta,hlm 87
19
Gautama, Sudargo dan Winata, Rizawanto., 2004, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Peraturan Baru
Desain Industri, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,hlm 174

12
Lisensi Hak Desain Industri

Pemegang Hak Desain Industri dapat memberikan lisensi kepada pihak


lain berdasarkan perjanjian lisensi dalam jangka waktu tertentu dan syarat
tertentu untuk melaksanakan hak desain industri dan untuk melarang orang lain
yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor,
mengekspor dan/atau mengedarkan barang yang di dalamnya terdapat seluruh
atau sebagaian desain yang telah diberi hak desain industri, kecuali jika
diperjanjikan lain.20 Perjanjian lisensi ini dapat bersifat ekslusif atau non ekslusif.
Perjanjian lisensi wajib dicatatkan dalam daftar umum desain industri pada
Ditjen HKI dengan dikenai biaya sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Perjanjian lisensi ini kemudian diumumkan dalam berita
resmi desain industri. Perjanjian lisensi yang tidak dicatatkan tidak berlaku
terhadap pihak ketiga.21

Bentuk dan Isi Perjanjian Lisensi

Pada dasarnya bentuk dan isi perjanjian lisensi ditentukan sendiri oleh
para pihak berdasarkan kesepakatan bersama, namun tidak boleh memuat
ketentuan yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti
ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang merugikan bagi perekonomian
Indonesia.22

20
Lindsey, Tim dkk., 2006, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, PT. Alumni, Bandung,hlm 83
21
Maulana, Insan Budi., 2010, A-B-C Desain Industri Teori Dan Praktek Di Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung,hlm 67
22
Purba, Achmad Zen Umar., 2005, Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, PT. Alumni, Jakarta,hlm 138

13
BAB III

KESIMPULAN

a. Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik
Indonesia kepada pendesain (pengrajin) atas hasil kreasinya
b. Dasar hukum desain industri yaitu Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000
tentang Desain Industri.
c. Desain Industri terdaftar dapat dibatalkan oleh Direktorat Jenderal atas
permintaan tertulis yang diajukan oleh pemegang Hak Desain Industri.
d. Sanksi atas pelanggaran Hak desain industri di atur dalam UU Desain Industri
pasal 54 yang menyebutkan bahwa dikenakan sanksi dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).

14
DAFTAR PUSTAKA

. Ranti Fauza Mayana, 2004, Perlindungan Desain Industri di Indonesia,


Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Ranti Fauza Mayana, 2004, Perlindungan Desain Industri di Indonesia,
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
I.bid.
John Hesket, Desain Industri, Rajawali, Jakarta, 1986.
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Op. Cit,
Muhammad Djumhana, Aspek-aspek Hukum Desain Industri di
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999,
Ibid,
Guy Tritton, Intellectual Property in Europe, Sweet and Maxwell, London,
1999, hlm. 89.
Ranti Fauza Mayana, Op.cit,
Muhamad Djumhana, Perkembangan Doktrin dan Teori Perlindungan Hak
Kekayaan Intelektual, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006
Muhammad Djumhana, Op.cit
Ranti Fauza Mayana,Op. Cit.
Paul Torremans dan Jon Holyoak, Intellectual Property Law,
Butterworths, London, 1998
T. Black, Intellectual Property in Industry, Butterworths, London, 1989.
Muhammad Djumhana, Op. cit,
Bambang Kesowo, Perlindungan Hukum Serta Langkah-Langkah
pembinaan oleh pemerintah dalam Bidang Hak Milik Intellektual, Jakarta, 1990,
Soeparman, Andriensjah., 2013, Hak Desain Industri Berdasarkan
Penilaian Kebaruan Desain Industri., PT. Alumni, Bandung,
Sudaryat dan Sudjana, 2010, Hak Kekayaan Intelektual, Oase Media,
Jakarta
Gautama, Sudargo dan Winata, Rizawanto., 2004, Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI) Peraturan Baru Desain Industri, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung
Lindsey, Tim dkk., 2006, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, PT.
Alumni, Bandung,
Maulana, Insan Budi., 2010, A-B-C Desain Industri Teori Dan Praktek Di
Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Purba, Achmad Zen Umar., 2005, Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs,
PT. Alumni, Jakarta

15
16

Anda mungkin juga menyukai