DI KOTA TANJUNGPINANG
TAHUN 2012-2016
NASKAH PUBLIKASI
ANDI RIANSYAH
NIM. 130565201044
ANDI RIANSYAH
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
program Bank Sampah Di Kota Tanjungpinang Tahun 2012-2016. Guna
mencapai hasil penelitian diatas penulis menggunakan teknik pengumpulan data
berupa penelitian pustaka dan penelitian lapangan dengan melakukan wawancara
dan pengamatan pada Badan lingkungan Hidup dan 6 pengelola Bank Sampah
yang berada di Kota Tanjungpinang. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis
secara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian, diperolah kesimpulan yaitu:
Pelaksanaan program Bank Sampah Di Kota Tanjungpinang berjalan namun
dalam pelaksanaannya masih belum maksimal dikarenakan ada beberapa
hambatan yang menjadi pelaksanaan itu belum berjalan dengan baik diantaranya
menyangkut beberapa indikator aspek pelaksanaan program Bank Sampah berupa
strategi penerapan Bank Sampah yang belum maksimal, anggaran dana dalam
operasional, proses pemilahan sampah, persaingan harga sampah antara Bank
Sampah dengan pengempul dan pemasaran hasil produk sampah yang belum
berjalan. Adapun saran yang diberikan peneliti perlunya perhatian dan peran
antara Pemerintah Kota Tanjungpinang, BLH dan Dinas Kebersihan dan
Pertamanan mengenai pengambilan alih tata kelola sampah anorganik pada lapak
besar, melakukan kerjasama Government to Government dengan pemerintah
daerah lain mengenai penanganan sampah, peran dari Pemerintah Kota
Tanjungpinang mengenai pemasaran hasil produk Bank Sampah dan diperlukan
aturan perundangan daerah sebagai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
pada program Bank Sampah.
Kata Kunci :
Evaluasi, Pelaksanaan, Program Bank Sampah
EVALUATION OF WASTE BANK PROGRAM IMPLEMENTATION IN
TANJUNGPINANG CITY 2012-2016
ANDI RIANSYAH
ABSTRACT
This study aims to find out how the implementation of the program
Garbage Bank In Tanjungpinang City Year 2012-2016. In order to achieve the
results of the above research authors use data collection techniques in the form of
literature research and field research by conducting interviews and observations
on the Environment Agency and 6 managers of Garbage Bank located in
Tanjungpinang City. The collected data is processed and analyzed by qualitative
descriptive. From the results of research, the conclusion is concluded:
Implementation of Garbage Bank program In Tanjungpinang City runs but in its
implementation is still not maximal because there are some obstacles that become
the implementation that has not run well including some indicators of
implementation aspects of Garbage Bank program in the form of strategy of Bank
Garbage application that has not Maximal, operational budget, waste sorting
process, price of garbage competition between garbage bank with collectors and
marketing of waste products that have not been run. The advice given researchers
the need for attention and roles between the City of Tanjungpinang, BLH and the
Department of Hygiene and the expropriation governance inorganic waste in
shanties great, do Government to Government collaboration with other local
governments regarding the handling of waste, the role of the City of
Tanjungpinang on Marketing of garbage bank products and required local laws
and regulations as a guideline for implementation and technical guidance in the
Garbage Bank program.
Keywords:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tentang perlunya dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir
agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi
masyarakat dan aman bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat.
Maka dari itu hadirnya Permen LH nomor 13 Tahun 2012 mengenai pedoman
pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recyle melalui Bank Sampah adalah legal
kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian yang besar nilainya dan dapat
nya).
masih terlihat sampah yang berserakan dan masih kotor. Perda nomor 14 tahun
kebutuhan. Perda diatas maka jelas bahwa untuk mewujudkan lingkungan yang
bersih tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah tetapi juga partisipasi dari
Salah satu agar program agar peduli dan berpartisipasi dalam menciptakan
lingkungan yang bersih adalah Bank Sampah. Bank sampah adalah tempat untuk
jenisnya untuk disetorkan ke tempat bengkel kerja lingkungan atau yang lebih
dikenal dengan Bank Sampah, hasil setoran sampah akan ditabung dan dapat
diambil atau dicairkan dalam jangka waktu tertentu dengan mengadopsi prinsip
perbankan, jadi penyetor sampah akan mendapat buku tabungan. Bank sampah
merupakan salah satu alternatif mengajak warga untuk peduli dengan sampah dan
berbasis rumah tangga, dengan memberikan imbalan berupa uang tunai ataupun
seperti sampah organik seperti sampah potongan sayuran, sisa masakan maupun
non organik seperti plastik, besi, dan lainnya. Dengan begitu sampah yang masih
dapat di daur ulang seperti bahan organik dapat dimanfaatkan untuk kompos
ataupun biogas. Sedangkan bahan non organik didaur ulang menjadi berbagai
Sampah Cermai di Jalan Arif Rahman Hakim (Seijang) yang juga menyediakan
tanaman hias, kompos, tanah hitam dan kompos cair. Bank Sampah Ahmad
Potong Lembu yang terletak di Jalan Potong Lembu, Bank Sampah Dahlia di
Jalan Sultan Mahmud Gudang Hijau yang juga menyediakan tanaman hias,
kompos, tanah hitam dan kompos cair. Kemudian Bank Sampah Gurindam Seraya
4
hitam dan kompos cair. Bank Sampah Kalpataru di Kantor Dinas Lingkungan
Hidup Kota Tanjungpinang yang buka setiap hari Sabtu, serta Bank Sampah
Kemudian acuan dalam hal peraturan daerah mengacu pada perwako nomor 27
tahun 2016 sebagai pendukung perda pengelolaan sampah. Dalam hal ini para
acuan pelaksana program Bank Sampah mengacu pada Permen LH No. 13 Tahun
Maka dalam hal ini menjadi legal standing atau landasan bagi pelaksana dalam
Saat ini dalam pelaksanaan program Bank Sampah dilapangan ada beberapa
Bank Sampah Amad di Jalan potong lembu dengan jumlah nasabah 420 nasabah
mencapai 60jt dan jenis sampah yang dikelola yaitu pemilahan dan pengumpulan
5
produk daur ulang sampah. Namun ada beberapa Bank Sampah di Tanjungpinang
Bank Sampah Gurindam Seraya dan Bank Sampah Dahlia. Dalam hal tersebut
perlu dilakukan evaluasi agar dapat mencari titik permasalahan yang menjadi
program sudah sesuai dengan tujuan utama, yang selanjutnya kegiatan evaluasi
tersebut dapat menjadi tolak ukur apakah suatu kebijakan atau program dapat
sampah sekitar 80 sampai 120 ton per hari, maka solusi Bank Sampah harusnya
baik pengelolaan terpadu sampah dari hulu ke hilir. Maka menurut pemahaman
penulis perlu dilakukan pengkajian dan analisa yang mendalam lagi mengenai
B. Rumusan Masalah
Tujuan :
Tanjungpinang.”
Manfaat :
diharapkan dapat menjadi acuan atau literatur bagi akademisi yang ingin
meneliti lebih jauh dari segi teoritis maupun segi praktis mengenai evaluasi
D. Kerangka Teori
kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian yang besar nilainya dan dapat
nya).
Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu
aktivitas, program, atau proyek dengan cara membandingkan dengan tujuan yang
menurut Rika Dwi K. (2009) evaluasi adalah sebuah proses dimana keberhasilan
aspek-aspek dari objek yang akan di evaluasi. Menurut Stake, 1967, Stufflebeam,
1959, Alkin 1969 (dalam Suharsimi, 2007) telah mengemukakan bahwa evaluasi
a. Konteks
b. Input (masukan)
c. Proses
8
d. Produk (hasil)
Bapenas, tujuan evaluasi program adalah agar dapat diketahui dengan pasti
apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan
program dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan program dimasa
kepada hasil, manfaat, dan dampak dari program. Pada prinsipnya yang perlu
dibuat perangkat evaluasi yang dapat diukur melalui empat dimensi yaitu:
b. Proses (process)
c. Keluaran (output)
3. Bank Sampah
Bank sampah pertama di Indonesia adalah bank sampah yang di dirikan oleh
menjadi pelopor bank sampah di Indonesia. Konsep bank sampah mulai banyak
bisa diolah menjadi bahan bermanfaat (Tjandra Yoga Aditama). Bank Sampah
merupakan salah satu alternatif mengajak warga peduli dengan sampah, yang
ganjaran berupa uang tunai atau kupon gratis kepada mereka yang berhasil
Apabila terjadi ketidak akuratan data, maka akan mempengaruhi terhadap proses
laporan terutama pada saat perhitungan profit dan pembukuan setiap tahunnya.
volume sampah berbanding lurus dengan tingkat konsumsi barang yang kita
gunakan sehari-hari, dan jenis sampah juga sangat tergantung dari material yang
kita konsumsi.
membuang sampah yang tidak termasuk di Bank Sampah. Dengan begitu volume
sampah yang ada di masyarakat dan di TPA (tempat pembuangan akhir) dapat
berkurang atau yang biasa disebut dengan reduce (pengurangan volume atau
jumlahnya). Bank Sampah dalam suatu kota juga mempunyai peranan penting
dalam meraih gelar adipura, karena penilaian tersebut melihat sejauh mana
manfaat bank sampah ini mampu menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar
langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan
jelas tentang tujuan program yang akan dicapai. Evaluasi konteks mencakup
analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi objektif
Tanjungpinang terdapat keberagaman visi dan misi antara satu Bank Sampah
dengan yang lainnya dalam hal ini peneliti menganalisis bahwa visi dan misi
disetiap Bank Sampah ini realistis berdasarkan dengan kondisi dan keadaan
dan misi dari setiap Bank Sampah ini bisa dijangkau oleh para pelaksana Bank
Sampah.
sampah, dan secara langsung dapat mengurangi sampah yang dibuang ke TPA dan
11
pada akhirnya akan memperpanjang usia TPA tersebut. Dalam hal ini dalam
pendirian Bank Sampah diperlukan strategi penerapan yang baik agar dalam
Sampah sehingga pihak BLH mengambil alih pembentukan Bank Sampah di Kota
sendiri yang turun tangan untuk mengatasi persoalan tersebut. Kemudian dalam
pelaksanaannya hingga saat ini BLH sendiri yang mengambil alih mengenai
2. Input (Masukan)
mencapai tujuan program. Evaluasi program input meliputi analisis personal yang
program.
dalam mendirikan Bank Sampah. Dalam hal ini Bank Sampah Amad
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan. Dengan kata lain sarana lebih ditujukan untuk
lain prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak contohnya
sarana dan prasrana. Bantuan sarana berupa alat penunjang operasional Bank
Dalam hal ini bantuan dalam pelaksanaan program Bank sampah melalui
BLH mendapatkan bantuan yang sifatnya seperti alat saja untuk menunjang proses
pelaksanaan program tersebut agar berjalan. Namun bantuan tersebut tidak setiap
tahun diberikan tetapi harus dianggarkan terlebih dahulu. Dan kemudian proses
penerimaan bantuan dinilai dengan aktifitas yang dilaksanakan oleh Bank Sampah
3. Proses
program sudah sesuai dengan strategi yang telah dilaksanakan tersebut, maka
dan mendapatkan hasil secara ekonomi masyarakat juga dituntut untuk mandiri
dengan cara wajib melakukan pemilahan sampah melalui sumbernya yaitu sampah
rumah tangga dan memilah sampah berdasarkan dengan jenis sampah. Namun
belum peduli dan memahami cara mekanisme manabung Bank Sampah yang
dimulai dari cara pemilahan sampah berdasarkan sumbernya yang telah diatur
reuse dan recycle melalui Bank Sampah yang mana masyarakat dituntut memiliki
14
kemandirian dalam mengelola sampah secara komprehensif dari hulu yaitu rumah
4. Produk
macam jumlah sampah yang ditabung per bulan serta hasil uang yang ditabung
sampah perbulan mencapai 200 ton-300 ton perbulan dengan jumlah uang yang
Amad. Hasil terendah dengan jumlah sampah perbulan 7-8Kg sampah anorganik
dan kemudian sampah organik sebulan mencapai 50Kg dengan jumlah uang yang
oleh Bank Sampah Gurindam Seraya yang notabene merupakan Bank Sampah
suatu perbedaan antara jumlah sampah yang ditabung perbulan dengan jumlah
uang yang ditabung oleh Nasabah Bank Sampah Amad dan Bank Sampah
menabung sampah hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah penabung yang terdata
oleh peneliti.
Sampah serta berdasarkan alur distribusi sampah baik dari pengepul ataupun dari
program Bank Sampah ini dikarenakan oleh persaingan harga antara pengepul dan
15
Bank Sampah yang mana perbandingan harga pengepul jauh lebih besar dalam
Bank Sampah. Dari hasil observasi menunjukan bahwa harga sampah pada Bank
Sampah kalah saing dengan harga sampah yang ditawarkan oleh pengepul keliling
harga sampah pengepul juga lebih tinggi dibandingkan dengan Bank Sampah.
pada Bank Sampah lebih panjang alurnya dibandingkan dengan alur pengepul
perpanjangan penjualan sampah maka makin sedikit pula harga jual serta daya
saing jual sampahnya sehingga berpengaruh langsung kepada tawaran harga yang
diberikan langsung oleh Bank Sampah. Dalam hal ini terlihat pada data tabel
perbandingan harga sampah yang mana harga jual sampah oleh pengepul lebih
pengelola Bank Sampah dalam hasil produk yaitu kendala dalam bidang
pemasaran produk. Dalam hal ini BLH sebagai pembina dan sebagai yang
mandiri dalam memasarkan produk Bank Sampahnya. Hal ini berdampak pada
rendahnya hasil penjualan produk sampah dimana dalam hal ini belum terdapat
F. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dalam hal ini pendirian Bank Sampah yang dididirikan melalui SK Lurah
Sampah ini hanya bergantung pada pemerintah saja. Dan apabila pemerintah tidak
Bank Sampah ini dituntut untuk mandiri dalam mengelola Bank Sampah tetapi
oleh inisiatif individu dianggap lebih efektif karena mereka lebih bekerja keras
sendiri mengenai pendirian, biaya-biaya operasional lainnya. Dalam hal ini sangat
17
berbeda dengan Bank Sampah yang polanya hanya mendapatkan bantuan dan
2. Anggaran Dana
Dalam input ini yang menjadi kendala adalah Bank Sampah yang dibentuk
oleh Kelurahan dan difasilitasi secara operasional dari sarana dan prasarananya
program dengan baik. Kemudian dari SDM pelaksananya apabila tidak adanya
suatu pengawasan yang dilakukan oleh Kelurahan maupun dari pihak BLH tidak
berjalan. Jadi apabila ada dana bantuan yang diberikan oleh pemerintah baru jalan
Bank Sampah. Padahal Bank Sampah dalam melaksanakan suatu program Bank
dituntut untuk mandiri dalam mengelolanya jadi seharusnya tanpa bantuan tetap
3. Pemilahan Sampah
mengerti cara memilah sampah dengan baik terlihat dari banyaknya masyarakat
terjadi lantaran adanya suatu persaingan harga jual sampah antara Bank Sampah
dianggap harga jualnya pantas. Dalam hal ini harga sampah di Tanjungpinang
masih dimonopoli oleh lapak-lapak besar sehingga harga sampah di Bank Sampah
menjadi rendah.
keseluruhan bahwa dalam hasil olahan Bank Sampah seperti olahan sampah
anorganik berupa kerajinan tangan belum ada pangsa pasar untuk memasarkan
hasil produk tersebut. Terbukti beberapa hasil kerajinan tangan yang dibuat oleh
beberapa Bank Sampah belum laku dan masih tersimpan digudang. Kemudian
dalam olahan pupuk organik yang dihasilkan oleh Bank Sampah, pemerintah
belum ada memasarkan hasil produk atau membeli produk mereka padahal Kota
dalam pelaksanaannya Bank Sampah hanya dapat berjalan ditempat saja dan
2. SARAN
maka dituangkan beberapa saran kepada pihak pelaksana Bank Sampah terkait
sampah anorganik yang mana pada saat ini sampah anorganik dalam
dari pihak pertama sehingga harga jual sampah menjadi lebih tinggi.
sudah sukses dalam mengolah sampah plastik daur ulang sehingga harga
masyarakat.
daur ulang sampah plastik yang mana belum ada di Tanjungpinang ini.
20
produk kerajinan tangan dan pupuk yang dihasilkan oleh beberapa Bank
7. Perlu adanya sebuah inovasi baru untuk menarik nasabah yang ingin
Bank Sampah.