Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL

“Pembentukan Karakter Kewirausahaan Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa


Pramuka Universitas Negeri Makassar : Kajian Internalisasi Nilai-Nilai
Kewirausahaan Melalui Kepramukaan”

ANDI ISWANTO SUBARDI


1594043057

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Latar Belakang
2

Kewirausahaan memiliki peran sentral dalam kehidupan dan

pembangunan suatu bangsa. Kewirausahaan harus hadir dalam semua

aspek kehidupan. Keberadaan kewirausahaan yang rendah atau lemah,

menjadikan gerak dinamika masyarakat dalam mengubah diri untuk

mencapai kemajuan sangat lambat. Kelemahan Negara-negara sedang

berkembang termasuk negara kita, Indonesia, adalah lemahnya

kewirausahaan. Terbukti secara kuantitatif persentase jumlah

wirausahawan di Indonesia hanya 0,18% dari total penduduk. Angka ini

masih jauh dari dari standart yang telah ditetapkan oleh PBB, bahwa suatu

negara dapat dikatakan maju jika memiliki minimal 2% wirausahawan dari

total penduduknya. Di Amerika Serikat, misalnya, terdapat sekitar 11%

wirausahawan. sedangkan Singapura memiliki 7% wirausahawan. Salah

satu dampak dari kelemahan di bidang kewirausahaan ini adalah jumlah

angka pengangguran yang besar (Purnama Sari 2015)

Masalah ketenaga kerjaan di Indonesia masih menjadi masalah

yang berat dinegara ini terkhususnya masalah pengangguran. Sebagaimana

yang dijelaskan data diketahui bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia

mengalami peningkatan rata-rata 2,1 persen periode 1998 - 2007 serta

mengalami pertumbuhan angkatan kerja yang negatif yaitu sebesar -0,45

persen pada tahun 2003 sebesar 100.316.007 jiwa (Statistik Indonesia,

1998 – 2007 dalam Alghofari 2010). Kurang meratanya lapangan

pekerjaan dan kesempatan kerja menjadi sebab banyak nya pengangguran,

sejalan dengan yang disampaikan oleh Franita, 2016 bahwa, beberapa


3

faktor peyebab pengangguran yakni sedikitnya lapangan pekerjaan yang

menampung para pencari kerja. Banyaknya para pencari kerja tidak

sebanding dengan lapangan pekerjaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia

dan kurang meratanya lapangan pekerjaan, banyaknya lapangan pekerjaan

di kota, dan sedikitnya perataan lapangan pekerjaan. Hal ini selaras yang

di sampaikan oleh Alghofari, 2010 bahwa Pengangguran dapat terjadi

sebagai akibat dari tingginya tingkat perubahan angkatan kerja yang tidak

di imbangi dengan adanya lapangan pekerjaan yang cukup luas serta

penyerapan tenaga kerja yang cenderung kecil persentasenya, Hal ini

disebabkan rendahnya tingkat pertumbuhan penciptaan lapangan kerja

untuk menampung tenaga kerja yang siap bekerja.

Berdasarkan data BPS menunjukkan jumlah penduduk indonesia

yang mengalami kenaikan dari tahun-ketahun. Dimulai pada tahun 1980

sebesar 146.777.000 sampai pada tahun 2007 sebesar 224.904.000 jiwa

(BPS, 1980 dan 2007). Kenaikan tersebut juga diikuti oleh kenaikan

jumlah pengangguran, hal ini menunjukkan kenaikan jumlah penduduk

tidak terserap ke lapangan pekerjaan sehingga jumlah pengangguran pun

naik Alghofari, 2010. Selain itu, factor hardskill atau kemampuan tenaga

kerja menjadi tolak ukur dalam dunia kerja. Salah satu factor banyaknya

pengangguran adalah sedikitnya angkatan kerja yang berkopeten. Budaya

malas juga menjadi salah satu factor makin meningkatnya jumlah

pengangguran di Indonesia (Franita, 2016). Oleh karenanya, melihat

permasalahan diatas, kompetensi/skill dan penanaman nilai kewirausahaan


4

mesti ditanamkan sedini mungkin terkhususnya mampu membuat peluang

kerja sendiri sebagaimana yang dijelaskan oleh Sadeli, 2011 bahwa perlu

tempat atau lapangan pekerjaan. Lapangan tersebut tentunya harus

diciptakan. Pertanyaannya adalah siapakah yang harus menciptakan

lapangan kerja tersebut. Tentunya pemerintah tidak akan sanggup

menciptakannya sendiri. Wadah tersebut harus diciptakan orang kreatif,

sehingga mampu berdikari; berdiri di atas kaki sendiri, yang mampu

membuka lapangan kerja.

Oleh sebab itu, melihat kesempatan kerja yang semakin sulit

sehingga dibutuhkannya wadah penanaman nilai-nilai kewirausahaan sejak

dini melalui lembaga atau instansi khusus, dimana peneliti bermaksud

memilih gerakan pramuka sebagai wadah dalam penanaman nilai-nilai

kewirausahan karna Kewirausahaan bukan - lah sekadar monodisiplin

(ekonomi, mate matika, manajemen, dan sebagainya) dan juga bukan

hanya antar disiplin ilmu (manajemen perusahaan, ekonomi pertanian,

psikologi industri, dan sebagainya), akan tetapi juga lintas disiplin ilmu

(lingkungan hidup, kependudukan, dan sebagainya) Sabatari dan

Hariyanto 2013.

Menurut Undang-undang (UU) No 20 tahun 2000 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pada Pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa jalur

pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal, yang

masing-masing dapat saling melengkapi dan memperkaya satu sama

lainnya. Oleh karena itu, pendidikan tidak selalu menjadi tanggung jawab
5

lembaga-lembaga pendidikan formal, sebab tanpa dukungan lembaga

nonformal maka system pendidikan sebaik apapun yang telah dibangun

oleh lembaga formal menjadi tidak efektif. Salah satu lembaga nonformal

yang mampu menyajikan pendidikan kewirausahaan secara efektif adalah

Gerakan Pramuka.

Gerakan Pramuka merupakan nama organisasi pendidikan yang

merupakan sebagai penggerak dalam membina kaum muda. Mengikuti

perkembangan zaman yang meliputi berbagai aspek dalam kehidupan

masyarakat. Dalam pembinaan kaum muda Gugus Depan yang menjadi

garda terdepan yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan untuk

menghasilkan kader-kader tunas bangsa yang beriman, bertaqwa, berahlak

mulia, berjiwa patriot, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai

luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup dengan dasar tersebut diatas

maka dibentuklah UKM Pramuka Universitas Negeri Makassar saat ini

(Pangkalan Pramuka UNM 2019). Anggota aktif UKM pramuka UNM

berjumlah 117 orang dan anggota yang memiliki kegiatan wirausaha yang

terdata sebanyak 30 orang.

NO NAMA USAHA PRODUKSI


1 DINAR ASTUTI DALLE LONDRY JASA CUCI PAKAIAN,
2 SURMAN JAHIDIN SELIMUT DAN LAIN-LAINYA
3 NASRIANI
4 RISWAN
5 ADRIANI
6 MUSLIMIN
7 ANDI ISWANTO SUBARDI
8 ALDIAS SIBOLA ART SABLON BAJU
6

9 LA SIATTA PLAKAT
10 WARDIMAN UNDANGAN
11 HUZEIN MUBARAQ BORDIR
12 REFLIN ENTENGO DESAIN GRAFIK
13 MUHAMMAD FAJAR KANTUNGAN KUNCI DAN
ANUGRAH PIN
14 WIRIADIANFAHDEL PAKAIAN DAN
15 MUDASIR PERLENKAPAN PRAMUKA
16 FARID WAJEDI
17 HIKMA PULSA,LISTRIK,TOKEN DAN
LAI-LAINYA
18 WELIN PULSA,LISTRIK,TOKEN DAN
LAI-LAINYA
19 MURNIATI AGEN PAYTREN PULSA,LISTRIK,TOKEN DAN
LAI-LAINYA
20 MUHAMMAD FAHDLI ONLINE PAKAIAN
SHOP(MAKELAR) OLAHRAGA/PRAMUKA
21 KABBRIANTO PABALLU PRAMUKA DAN
22 UMAR PERLENGKAPAN KEMAH
23 ASMIATI
24 GADRI PRIME CLOTHING TEKSTIL , PDH BAJU ,
ALMAMATER
25 DIAN AMALIA PT.SOHERBS LULUR. LOTION, FACIAL
INTERNANASIONAL WASH,POMADE, BIO SPRAY
, PARFUM
26 MAGFIRA ARIFA ONLINE SHOP ES KRIM ES KRIM UBI UNGU
UBI UNGU
27 GUNTUR GtrArt POTRET MUKA
28 ZAMSINAR
29 ANIS KURNIATI
30 REZKYANTO RAMADHAN JASA PRODUKSI VEKTOR ART
VEKTOR

Sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka No. 198 Tahun 2014 tentang petunjuk penyelenggaraan

SKU (Syarat Kecakapan Umum) bahwa SKU adalah Tanda kecakapan

diberikan sebagai pengakuan terhadap kompetensi peserta didik melalui

penilaian terhadap perilaku dalam pengamalan nilai serta uji kecakapan

umum dan uji kecakapan khusus sesuai dengan jenjang pendidikan


7

kepramukaan oleh Pembina (AD/ART Pramuka. 2013). maksudnya Syarat

Kecapakan Umum (SKU) adalah syarat yang wajib dipenuhi oleh seorang

calon anggota Gerakan Pramuka atau seorang Pramuka untuk memperoleh

Tanda Kecakapan Umum (TKU). SKU ditetapkan dalam AD/ART

Gerakan Pramuka yang disusun pembagian golongannya yaitu Golongan

Siaga (S), Golongan Penggalang (G), Golongan Penegak (T), dan

Golongan Pandega (D) (Persada, 2016).

Pada SKU penegak Pramuka, pada poin kewirausahaan harus

dilakukan agar anggota dapat mencapai tingkatan Bantara, dan kemudian

Laksana. Artinya dalam aktivitas kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan

sudah tugas pembina melakukan pembinaan atau latihan mengenai

kewirausahaan. Kegiatan kepramukaan terdiri dari latihan latihan yang

menanamkan nilai-nilai karakter dan juga mempraktekkannya langsung

menuju penguasaan kompetensi berwirausaha (Persada, 2016). Begitupun

dengan SKU Racana Pandega terdapat poin kewirausahaan yang harus

dicapai untuk mendapatkan TKU (Tanda Kecakapan Khusus) Pandega.

Oleh karena itu, peneliti bermaksud menelii tentang “Pembentukan

Karakter Kewirausahaan Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa

Pramuka Universitas Negeri Makassar : Kajian Internalisasi Nilai-

Nilai Kewirausahaan Melalui Kepramukaan”

2. Rumusan Masalah
8

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Internalisasi

Nilai-Nilai Kewirausahaan dalam menbentuk karakter wirausahaan

Melalui Kepramukaan di Unit Kegiatan Mahasiswa Pramuka Universitas

Negeri Makassar?”

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ditulis berangkat dari rumusan masalah (Sugiyono,

2016:331) adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan dalam menbentuk

karakter wirausahaan Melalui Kepramukaan di Unit Kegiatan Mahasiswa

Pramuka Universitas Negeri Makassar

4. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti dapat digunakan sebagai bahan kajian dan penyempurnaan

untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi mahasiswa dapat mengetahui internalisasi Nilai-Nilai kewirausahaan

yang ada pada kegiatan kepramukaan

3. Bagi Unit Kegiatan Mahasiswa Pramuka Universitas Negeri Makassar

gambaran untuk mengetahui pemahaman Nilai-Nilai kewirausahaan dalam

anggota UKM.

4. Bagi guru / dosen sebagai bahan atau referensi dalam kegiatan belajar

mengajar tentang kewirausahaan ..


9

5. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan proposal penelitian ini, maka
penulisannya dibagi secara sistematis. Hal tersebut dilakukan untuk
memperluas gambaran secara umum tentang hal-hal yang akan diuraikan
dalam pembahasan lebih lanjut .

Adapun sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah sebagai


berilkut:
A. JUDUL SKRIPSI
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Sistematika Penelitian
C. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
1. Tinjauan Pustaka
2. Penelitian terdahulu
3. Kerangka Pikir
D. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
2. Data Dan Sampel
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Uji Hipotesis
E. DAFTAR PUSTAKA
10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. TINJAUAN PUSTAKA
11

A. Pengertian Wirausaha
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Secara etimologi
wirausaha artinya pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
Terdapat keragaman pendapat dan definisi tentang kewirausahaan.
Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan yang berkaitan dengan
kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi
sumber-sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi
suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai untuk jangka
waktu yang lama (Basrowi, 2011). Definisi tersebut menitik beratkan
kepada aspek kreativitas dan inovasi karena melalui kedua sifat
tersebut seseorang dianggap akan mampu melihat peluang.
Kewirausahaan secara sederhana juga diartikan sebagai prinsip atau
kemampuan wirausaha. Oleh karena itu, kewirausahaan juga dapat
dipandang sebagai suatu nilai-nilai, prinsip hidup, watak atau karakter.
(Purnama Sari 2015)
Kewirausahaan (Entrepreneurship) Secara bebas kewirausahaan
(entrepreneurship) dapat dimaknai sebagai jiwa, semangat, sikap,
perilaku, dan potensi kemampuan seseorang dalam menangani usaha
dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang
lebih baik untuk ,memperoleh keuntungan yang lebih besar”
(Subijanto, 2012).di dalam wiratno 2012
”Entreprenuer Pengertian Wirausaha lebih lengkap dinyatakan
oleh Joseph Schumpeter (Bygrave, 1994: 1) as the person who
destroys the existing economic order by introducing new products and
services, by creating new forms of organization, or by exploiting new
raw materials. ”Menurut Joseph Schumpeter Enterprenuer atau
wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada
dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
12

Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang


baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah
ada. ( Konadi & Irawan 2012)
Hal ini senada juga disampaikan oleh Machfoedz & Machfoedz,
(2004:1) yang secara garis besar mengatakan wairausaha sebagai
inovator harus mampu memanfaatkan dan mengubah kesempatan
menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tam
bah dengan memanfaatkan upaya, biaya, atau kecakapan dengan tujuan
mendapatkan ke untungan. Sabatari dan Hariyanto 2013. Kasmir
(2007:16) menyatakan “Secara sederhana arti wirausahawan
(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko
untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan”. Sehingga dapat
disimpulkan minat berwirausaha adalah rasa tertarik untuk
menciptakan suatu usaha dengan kemampuan yang dimiliki dan berani
mengambil resiko. Minat berwirausaha timbul karena adanya
keinginan, perasaan senang, perhatian, lingkungan, dan pengalaman
(Shaleh & Wahab, 2005:263-264) Evaliana 2015.

B. Karakteristik Wirausaha
Menurut Baharuddin (2009: 193) karakter adalah suatu keadaan
jiwa yang tampak dalam tingkah laku dan perbuatan sebagai akibat
pengaruh pembawaan dan lingkungan. Dengan kata lain, karakter
tergantung pada kekuatan dari luar (eksogen). Jadi, karakter individu
dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Karakter dapat diubah
dan dididik (ARIF MUSTOFA 2014)
Sedangkan menurut Anas (2013:44) karakter adalah cara berpikir
dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa,
dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa
membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat
dari keputusan yang ia buat. Maka, karakter bermakna suatu
13

kepribadian, watak, sikap, dan tingkah laku yang dimiliki oleh


seseorang, sehingga setiap orang memiliki perbedaan dari orang lain
(SuarmandanD.Ayub2017)
Menurut Zimmerer & Scarborough (2005), sebagaimana yang
dijelaskan secara rinci oleh Nor Aishah Buang (2006), bahwa terdapat
16 ciri-ciri seorang wirausaha yang dalam penelitian menjadi konsep
karakter kewirausahaan guru yaitu: : (1). komitmen dan kesungguhan;
(2). keinginan untuk memikul tanggung jawab; (3). senantiasa merebut
peluang; (4). berani mengambil resiko terukur. (5). keyakinan diri; (6).
daya kreativitas dan fleksibal; (7. keinginan umpan balik segera; (8).
tahap tenaga yang tinggi (energik); (9). bermotivasi untuk mencapai
sukses; (10). berorientasi ke masa depan; (11). kesanggupan belajar
dari kesalahan.; (12). berkeupayaan memimpin; (13). rajin; (14).
berorientasikan tujuan; (15). inovasi; dan (16). berpengetahuan

Karakter menjadi identitas, menjadi ciri, menjadi sifat yang tetap,


yang mengatasi pengalaman kontigen yang selalu berubah. Jadi
karakter adalah suatu kepribadian, watak, sikap, dan tingkah laku yang
dimiliki oleh seseorang, sehingga setiap orang memiliki perbedaan dari
orang lain. Sementara itu, kewirausahaan adalah seseorang yang
menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil resiko dan
ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan
cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber-sumber
daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa
dikapitalisasikan.

Pemahaman nilai karakter kewirausahaan bertujuan untuk


membentuk manusia secara utuh sebagai insan yang memiliki karakter,
pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha. Karena, dengan
pengembangan karakter kewirausahaan suatu disiplin ilmu yang
ditransformasikan kepada peserta didik tentang nilai dan kemampuan
14

dari prilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk


memperoleh peluang dan berbagai resiko yang akan dihadapinya.
(SuarmandanD.Ayub2017)

C. Kepramukaan
Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan
Pramuka, disebutkan bahwa Gerakan Pramuka adalah organisasi
yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan. Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif
dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka
dan Darma Pramuka. Kepramukaan adalah segala aspek yang
berkaitan dengan pramuka. Pendidikan Kepramukaan adalah proses
pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia
pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
kepramukaan. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka
untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan.
2. Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam
pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan
Darma Pramuka.
3. Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka.
4. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,
kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan
dan pengamalan nilainilai kepramukaan.
5. Gugus Depan adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi
terdepan penyelenggara pendidikan kepramukaan.
15

6. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan adalah satuan


pendidikan untuk mendidik, melatih, dan memberikan sertifikasi
kompetensi bagi tenaga pendidik kepramukaan.
7. Satuan Komunitas Pramuka adalah satuan organisasi
penyelenggara pendidikan kepramukaan yang berbasis, antara lain
profesi, aspirasi, dan agama.
8. Satuan Karya Pramuka adalah satuan organisasi penyelenggara
pendidikan kepramukaan bagi peserta didik sebagai anggota muda
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pembinaan di
bidang tertentu.
9. Gugus Darma Pramuka adalah satuan organisasi bagi anggota
pramuka dewasa untuk memajukan gerakan pramuka.
10. Kwartir adalah satuan organisasi pengelola gerakan pramuka
yang dipimpin secara kolektif pada setiap tingkatan wilayah.
11. Majelis Pembimbing adalah dewan yang memberikan bimbingan
kepada satuan organisasi gerakan pramuka.
12. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
13. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
14. Menteri adalah menteri yang membidangi urusan pemuda.
Gerakan pramuka berfungsi sebagai wadah untuk mencapai
tujuan pramuka melalui:
a. pendidikan dan pelatihan pramuka;
b. pengembangan pramuka;
c. pengabdian masyarakat dan orang tua;
d. permainan yang berorientasi pada pendidikan
16

Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka


agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa
dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan
hidup.
Kode kehormatan pramuka terdiri atas Satya Pramuka dan
Darma Pramuka. “Demi kehormatanku, aku berjanji akan
bersungguhsungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan
Pancasila, menolong sesama hidup, ikut serta membangun
masyarakat, serta menepati Darma Pramuka.”
Darma Pramuka sebagaimana dimaksud berbunyi: Pramuka itu
a. takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. cinta alam dan kasih-sayang sesama manusia;
c. patriot yang sopan dan kesatria;
d. patuh dan suka bermusyawarah;
e. rela menolong dan tabah;
f. rajin, terampil, dan gembira;
g. hemat, cermat, dan bersahaja;
h. disiplin, berani, dan setia;
i. bertanggung jawab dan dapat dipercaya; dan
j. suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Kegiatan pendidikan kepramukaan dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan spiritual dan intelektual, keterampilan,
dan ketahanan diri yang dilaksanakan melalui metode belajar
interaktif dan progresif.
Metode belajar interaktif dan progresif sebagaimana dimaksud
diwujudkan melalui interaksi:
a. pengamalan kode kehormatan pramuka;
17

b. kegiatan belajar sambil melakukan;


c. kegiatan yang berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi;
d. kegiatan yang menantang;
e. kegiatan di alam terbuka;
f. kehadiran orang dewasa yang memberikan dorongan dan
dukungan;
g. penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
h. satuan terpisah antara putra dan putri.
Penerapan metode belajar sebagaimana dimaksud pada
disesuaikan dengan kemampuan fisik dan mental pramuka.

D. Internalisasi Nilai Kewirausahaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 439) bahwa yang


dimaksud dengan internalisasi adalah suatu penghayatan terhadap
suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan
kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam
sikap dan perilaku. Noveris Mianto,dkk 2016

internalisasi nilai kewirausahaan merupakan suatu proses belajar


seseorang dalam menerima, mengembangkan, dan menjadi bagian
milik dirinya nilai-nilai kreativitas, keberanian, mengambil resiko,
kedisiplinan, keuletan dan kerja keras, prestasi, efisiensi, kemandirian,
dan iman-taqwa, sebagaimana dimiliki individu lain dalam
kelompoknya atau dari proses pendidikannya. Karena begitu
pentingnya peranan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dan
pengembangan masa depan manusia, maka terinternalisasinya nilai-
nilai tersebut menjadi tuntutan dasar. Menjadi tuntutan dasar karena
nilainilai tersebut dapat diberdayakan dalam pemenuhan kebutuhan
manusia, baik tuntutan fisik maupun psikis (Akbar, 2007: 4-19)

Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Kewirausahaan (Mulyani 2011)


18

NILAI DESKRIPSI
1. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
2. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai
Habatan
4. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil berbeda dari produk/jasa yang telah ada
5. Inovatif Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk

meningkatkan dan memperkaya kehidupan

Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada


orang
6. Mandiri lain dalam menyelesaikan tugas-tugas

7. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan mampu

melaksanakan tugas dan kewajibannya .

8. Kerja sama Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

mampu menjalin hubungan dengan orang lain dalam

melaksanakan tindakan, dan pekerjaan.

Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka


9. Kepemimpinan terhadap

saran dan kritik, mudah bergaul, bekerjasama, dan

mengarahkan orang lain.

Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah


10. Pantang menyerah

untuk mencapai suatu tujuan dengan berbagai


menyerah (ulet) alternative

11. Berani Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan yang

Menanggung menantang, berani dan mampu mengambil risiko kerja

Resiko
19

12. Komitmen Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh

seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang

lain.

Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai


13. Realistis landasan

berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan


keputusan

maupun tindakan/ perbuatannya.

14. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui secara mendalam dan luas dari apa yang


yang

dipelajari, dilihat, dan didengar

15. Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,

bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain

16. Motivasi kuat Sikap dan tindakan selalu mencari solusi terbaik

untuk sukses

Mengambil inisiatif untuk bertindak bukan


17. Berorientasi pada menunggu,

Tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki terjadi.

Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra


Kurikuler Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di
luar mata kuliah untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan
yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan.
Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi,
bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga
dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan
20

sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan
kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan
diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok. .( Abu
Bakar2014)
Misalnya, di Universitas, pembinaan mahasiswa kegiatan
kepramukaan, hal ini memuat karakter pendidikan kewirausahaan.
Anggota mahasiswa aktivis pramuka mendapatkan standar pembinaan
perihal pengetahuan umum alam bebas dan lingkungan,
pengembangan kepribadian, dan penguatan mental ideologi. Mereka
juga memperoleh materi pengalaman lapangan perihal manajemen
perjalanan, kerjasama lapangan, kemandirian dan kesetiakawanan,
navigasi, pendakian, jalan malam dan survival serta permaianan.
Pembinaan tersebut mampu melahirkan kreativitas dan inovasi
sebagai energi utama kewirausahaan. Kegiatan Kepramukaan mampu
memanfaatkan potensi organisasi dan anggota-anggotanya untuk
berkembang. Mereka bekerjasama dengan dunia usaha, pemerintah
daerah, atau komponen masyarakat lain untuk mensupport kegiatan
organisasi. Kepramukaan mampu menunjukkan kerja keras dan
kemandirian dengan mengembangkan kreativitas dan inovasi ke dalam
kegiatan yang berorientasi entrpreuner.( Abu Bakar2014)

2. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang sudah ada mengenai Penbentukan


Karakter Kewirausahaan Melalui kepramukaan diantaranya hasil
penelitian dari ERNI dengan judul PEMBENTUKAN KARAKTER
KEWIRAUSAHAAN PESERTA DIDIK MELALUI KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER PRAMUKA PADA SMP NEGERI 7
KECAMATAN TUALANG KABUPATEN SIAK dari hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa Program dan aktifitas kepramukaan
21

guna pembentukan karakter kewirausahaan peserta didik di


gugusdepan 09-04-051/09-04-052 berpangkalan di SMP Negeri 7
Tualang sudah sangat baik. Program tersebut disusun dan
direncanakan dengan baik serta aktifitas kegiatan dilaksanakan rutin
dengan rentang waktu yang telah disepakati bersama, sehingga mampu
membentuk 17 nilai karakter kewirausahaan.

Program kepramukaan yang mempunyai muatan karakter


kewirausahaan sudah dilaksanakan sangat baik dan dilaksanakan serta
dibimbing oleh Pembina yang profesional sehingga mencapai tujuan
yang akan dicapai nantinya, sehingga mampu membentuk 16 nilai
karakter kewirausahaan, sedangkan 1 nilai kewirausahaan yaitu berani
mengambil resiko tidak terbentuk. Program tersebut seperti upacara
pembukaan latihan, TKK berkemah, memasak dan kemampuan dalam
mengolah bahan bekas menjadi lebih bermanfaat.

Pembentukan karakter kewirausahaan telah terlaksana dengan


sangat baik, Pembina sebagai orang dewasa yang mengarahkan
kegiatan kepramukaan tersebut berusaha memilih kegiatan dan cara
untuk meningkatkan kreatifitas serta kemampuan peserta didik dalam
peningkatan karakter kewirausahaan. Pelaksanaan kegiatan tersebut
diantaranya kegiatan berkebun, hasta karya, pemanfaatm bahan bekas
menjadi lebih bermanfaat dan pengolahan makanan dan minuman dari
kacang-kacangan, sehingga mampu membentuk 16 nilai karakter
kewirausahaan, sedangkan 1 nilai kewirausahaan yaitu berani
mengambil resiko tidak terbentuk

Hasil dari kegiatan kepramukaan tersebut sudah berjalan sangat


baik, ini terlihat dari hasil kerja dan kreatiftas penggalang yang
terlihat dari kemajuan dan hasilhasil karya siswa yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, sehingga mampu membentuk
22

7 nilai karakter kewirausahaan dan 11 nilai lainnya tidak terdapat


dalam pembentukan nilai karakter pada subfokus ini.
3. Kerangka Pikir
A. Nilai Nilai Kewirausahaan dalam kepramukaan
Internalisasi nilai kewirausahaan yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah pembinaan mahasiswa dalam kegiatan kepramukaan, hal ini
memuat karakter pendidikan kewirausahaan. Anggota pramuka
mendapatkan standar pembinaan perihal kecakapan umum dan khusus,
pengetahuan umum, alam bebas dan lingkungan, pengembangan
kepribadian dan penguatan mental ideologi. Mereka juga memperoleh
materi pengalaman lapangan perihal manajemen perjalanan, kerjasama
lapangan, kemandirian dan kesetiakawanan, navigasi, pendakian, jalan
malam dan survival serta permaianan yang melatih kekompakan dan
konsentrasi.
Pembinaan tersebut mampu melahirkan kreativitas dan inovasi
sebagai energi utama kewirausahaan. Kegiatan Kepramukaan mampu
memanfaatkan potensi organisasi dan anggota-anggotanya untuk
berkembang. Mereka bekerjasama dengan dunia usaha, pemerintah
daerah, atau komponen masyarakat lain untuk mensupport kegiatan
organisasi. Kepramukaan mampu menunjukkan kerja keras dan
kemandirian dengan mengembangkan kreativitas dan inovasi ke dalam
kegiatan yang berorientasi entrpreuner sepaert yang dijelaskan di bab 2
.( Abu Bakar2014)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Penbentukan karakter kewirausahaan mahasiswa melalui internalisasi
nilai-nilai kewirausahaan melalui kepramukaan , sehingga dapat
dikembangkan keranka pikir sebagai berikut :
Kegiatan Proses internalisasi Karakter
kepramukaan kewirausahaan

kecakapan umum Proses


dan khusus,
pengetahuan
umum, alam bebas
internalisasi nilai’
kewirausahaan
berupa, displin
17
pengembangan kejujuran,
karkter
kepribadian, dan tanggung jawab
kewirausahaan
lain-lain dan dlll
23

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif
kualitatif dengan maksud menganalisis kegiatan kepramukaan dan
penerapan pengamalan Trisatya dan Dasadharma Pramuka dalam
mendeskripsikan Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan Dalam
Penbentukan Karakter Pada Anggota Ukm Pramuka UNM
2. Data dan Sampel
Sumber data diambil dari sampel sebanyak 60 orang mahasiswa
yang ditentukan dengan menggunakan teknik proportional random
sampling. Data pembelajaran kewirausahaan dan internalisasi nilai-nilai
mata pelajaran umkm. instrumen atau alat berupa kuesioner yang merujuk
pada skala Likert lima skala
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang akan dilakukan adalah dengan melalui tahapan
sebagai berikut :
a. Pengamatan
Pengamatan dapat diklarifikasikan atas pengamatan melalui cara
berperan serta dan tidak berperan serta. Pada pengamatan tidak peran
serta, pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan
pengamatan. Pengamat berperan serta melakukan dua peran sekaligus,
yaitu sebagai pengamat dan sekaligus anggota resmi dari kelompok yang
diamati. Dalam pengamatan ini, penulis berperan serta melakukan dua
peran sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus anggota resmi dari
kelompok yang diamati (ERNI 2017). penulis mengadakan penelitian
24

dimana berlangsungnya kegiatan kepramukaan tersebut. Pengamatan ini


dilaksanakan dengan sumber pengamatannya adalah ketua gugus depan,
penbinah, dan anggota ukm pramuka unm.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Wawancara informan sebagai nara sumber dilakukan dengan maksud
untuk menggali informasi yang berkenaan dengan fokus penelitian. Dalam
wawancara peneliti dapat menggunakan pedoman wawancara yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Dan dengan cara mengajukan sejumlah
pertanyaan terbuka. Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara
formal yaitu pertanyaan pertanyaan terstruktur(ERNI 2017). . Nara
sumber yang akan diwawancara adalah ketua gugus depan, pembina, dan
anggotan ukm pramuka unm.
c. Membuat catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam
penelitian deskriptif. Catatan ini berguna sebagai alat perantara yaitu
antara apa yang didengar, dilihat, dan dipikirkan dalam pengumpulan data
dan refleksi terhadap data dalam penelitian deskriptif. Hal-hal yang
ditemukan sebagai contoh pelaksanaan program kepramukaan mulai dari
kegiatan awal sampai akhir proses pembelajaran yang nantinya ditemukan
oleh penulis akan dituangkan dalam sebuah catatan yang menjadi bahan
tambahan sebagai kelengkapan penelitian ini.
d. Kajian dokumentasi
Kajian dokumentasi adalah untuk memperoleh aspek yang
berhubungan dengan organisasi dan peraturan perundangan yang mengatur
suatu lembaga. Sedangkan kajian pustaka yang digunakan untuk
memperoleh informasi dalam penelitian. Dokumentasi yang nantinya akan
dikumpulkan peneliti ialah dokumentasi dari awal pengorganisasian
25

program, pelaksanaan sampai ke tahap pencapaian prestasi ukm pramuka


unm dalam melaksanaan program penbinaan kepramukaan dll.
26

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar M. Yunus (2014). Menciptakan Ecoentrepreneurial Campus Melalui

Pembelajaran Berbasis Kewirausaahaan. Universitas Islam Negeri (UIN)

Sunan Ampel Surabaya. Volume 4 Nomor 1 Juli 2014.

Alghofari Farid (2010). Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun 1980

– 2007. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang

Ayyub D, Suarman (2017). Karakteristik Kewirausahaan Guru SMA Negeri

Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Jurnal Pendidikan Ekonomi

Bisnis, Vol. 9 Nomor 1, Maret 2017 : 11-17.

Erni. (2017). Pembentukan Karakter Kewirausahaan Peserta Didik Melalui

Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Pada SMP Negeri 7 Kecamatan

Tualang Kabupaten Siak. Jurnal Pendidikan Ekonomi Bisnis , Vol. 9,

Nomor 1, Maret 2017 : 59-67.

Evaliana Yulia. (2015). Pengaruh efikasi diri dan lingkungan keluarga terhadap

minat berwirausaha siswa. Universitas Negeri Malang. Jurnal Pendidikan

Bisnis dan Manajemen , Vol. 1 nomor 1, Juli 2015, Halaman 1-70.

Franita Riska. (2016). Analisa Pengangguran di Indonesia. Jurnal Ilmu

Pengetahuan Sosial, Vol. 1, Desember 2016

Gerakan Pramuka (2014). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Jawa

Tengah : Kwartir Nasional Gerakan pramuka.


27

Haryanto V. Lilik , Sabatari Widyabakti. (2013). Upaya Pembelajaran

Kewirausahaan di SMK Potret Komitmen Terhadap Standar Nasional

Proses Pendidikan dan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan. Vol. 21, Nomor 3, Mei 2013.

Haryanto Yuli. (2013). Pelatihan Penerapan Teknologi Informasi Sebagai Sarana

Kewirausahaan Bagi Pramuka. Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.

Irawan Dandan, Win Konadi (2012). Tinjauan Konseptual Kewirausahaan dalam

Bisnis Pembentukan Wirausaha Baru Untuk Mengatasi Pengangguran.

Jurnal Ekonomika, Vol. III Nomor 5, Maret 2012.

Mulyari Endang (2011). Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar

dan Menengah. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol. 8, Nomor 1, April

2011.

Mustofa Arief Muhammad. (2014). “Pengaruh pengetahuan kewirausahaan, self

efficacy, dan karakter wirausaha terhadap minat berwirausaha pada siswa

kelas XI SMK NEGERI 1 DEPOK Kabupaten Sleman”. Fakultas

Ekonomi : Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Persada Adiefta (2016). Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan dan

Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan Terhadap Karakter Kewirausahaan

(Studi Kasus. Peserta Didik Kelas XI SMP YPI Bandung). Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Pasundan.Bandung.


28

Sadeli (2011). Model Penciptaan Wirausaha Mandiri. Jurnal Administrasi Bisnis.

Vol. 8, Nomor 2, Januari 2011.

Sari Purnama Indah (2015). Urgensi dan Praktisi Nyata Pendidikan

Kewirausahaan dalam Keluarga . Research and Development Journal Of

Education. Vol. 1 Nomor 2, April 2015.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 200 Tentang Gerakan

Pramuka.

Wiranto Siswo. (2012). Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan

Tinggi (The Implementation Of Enterpreneurship Education In The

Higher Education). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor

4, Desember 2012.

Anda mungkin juga menyukai