1. Teori Gujarat
Suryanegara (1996:75) mengemukakan bahwa dasar dari teori ini
kemungkinan berdasar kepada Snouck Hurgronje yaitu di dalam bukunya
“L’ Arabie et les Indes Neerlandaises, atau Revue de I’Historie des
Religious.” Ada tiga alasan Snouk Hurgronje lebih menitikberatkan
keyakinannya ke Gurajat yaitu :
Teori ini juga didukung oleh pendapat W.F.Stutterheim dalam bukunya “De
Islam en Zijn Komst In de Archipel”. Ia menyatakan bahwa Islam masuk ke
Nusantara pada abad ke 13. Hal itu didasarkan pada batu nisan Sultan
Malik As-Saleh, Sultan Pertama dari Kerajaan Samudera Pasai yang wafat
pada 1297. Snouch Hurgronje juga mengatakan bahwa Islam masuk pada
abad ke 13 M dari Gujarat.
Selain itu, alasan mengapa Islam masuk ke Indonesia dari Gujarat adalah
Islam disebarkan melalui jalur perdagangan antara Indonesia – Cambay
(Gujarat) – Timur Tengah – Eropa.
2. Teori Mekkah
Teori ini didukung oleh para sejarawan muslim seperti Prof.Hamka yang
mengatakan bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama
Hijriyah yakni kurang lebih sekitar abad ke 7 M sampai 8 M yang langsung
dari Arab.
Hal itu didukung dengan sudah adanya jalur pelayaran yang ramai dan
bersifat Internasional jauh sebelum abad ke-13 M melalui Selat Malaka
yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina ( Asia Timur), Bani Umayyah
(Asia Barat) dan Sriwijaya (Asia Tenggara).
Selain itu, Hamka mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada
abad ke-7 M berdasarkan berita Cina Dinasti Tang yang mengatakan
bahwa ada daerah pemukiman pedagang Arab Islam di pantai Barat
Sumatera.
Bukan hanya itu saja, J.C. Van Leur mengatakan dalam bukunya
“Indonesia : Trade and Society” bahwa pada 674 M di pantai Barat
Sumatera terdapat pemukiman Arab Islam dengan perkiraan bahwa
bangsa Arab telah membangun pemukiman perdagangannya di Kanton
pada abad ke-4 M.
Sedangkan, teori yang menyatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-13
M yang ditandai dengan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai, dikatakan
bukan sebagai awal masuknya Islam tapi merupakan perkembangan Islam
di Nusantara.
3. Teori Persia
Suryanegara ( 1996 : 90 ) mengatakan bahwa pelopor teori Persia di
Indonesia adalah P.A.Hoesein Djajaningrat. Hal itu didukung dengan
adanya kebudayaan yang ada di kalangan masyarakat Islam di Indonesia
dirasakan serupa dengan kebudayaan Persia sebagai contoh dalam hal
arsitektur dan sebagainya.
Upaya Islamisasi
Islam datang ke Nusantara dan menyebarkan agama Islam ke berbagai
kalangan masyarakat secara damai. Berikut ini beberapa cara yang
dilakukan guna menyebarkan Islam ke Indonesia.
Perdagangan
Perkawinan
Banyak para pengusaha lokal yang menikahkan putri mereka dengan para
pedangan Islam karena pada saat itu para pedagang Islam dianggap
sebagai kalangan yang terpandang. Perkawinan akan berlangsung jika
gadis tersebut memeluk agama Islam. Dengan begitu, semakin banyaklah
keluarga muslim dan keturunan muslim yang berada di Indonesia.
Pendidikan
Kesenian
Tasawuf
Perkembangan Islam
Agama Islam yang masuk ke Indonesia tentunya mengubah kebudayaan
yang ada di Indonesia. Kebudayaan lokal yang sudah ada di Indonesia
sejak lama mulai bertransformasi dengan kebudayaan Islam.
Agama Islam yang datang melalui jalur perdagangan tentunya membawa
pengaruh besar kepada penduduk pribumi khususnya masyarakat melayu
karena pada saat itu masyarakat melayu sering melakukan aktivitas
perdagangan. Pada saat itu ajaran agama Islam mudah diterima di
Indonesia karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah :